belajar dan berbagi

How to create readmore

How to create readmore

Read more useful to shorten the post pages. Maybe many of our friends not know how to make read more / how to make read more / how to create read more. It is my hope this post can help our friends in need. Below I give some examples and how to make it.


Ayo... kita teruskan dengan bahasa Indonesia saja ya:-)

Contoh :
Cara bikin read more cara buat read more cara buat readmore cara membuat read more cara membuat readmore cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more Read More.. »

Contoh Jika kita klik kata read more nya (misalnya di bawah kata readmore adalah by. Ikhsan). Maka posting tersebut akan terlihat seperti ini:
"Cara bikin readmore" cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read more cara bikin read morecara bikin read more by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan by. Ikhsan

Lalu bagaimana "cara membuat"/ cara bikin Read More tersebut?
1. Login ke blogger.
2. Klik Edit HTML
3. Contreng Expand Widget Template
4. Download Download Full Template Anda, hal ini berguna agar apabila terjadi kesalahan pada saat meng Edit HTML Anda dapat mengembalikan seperti semula (saat belum Anda Edit)
5. Cari Kode :

<div
class='post-header-line-1'/> <div class='post-body'>


Agar mudah mencarinya silahkan Anda tekan Ctrl + F kemudian ketik / copy div class='post-header-line-1 lalu klik Find

6. Jika sudah ketemu Copy + Paste code berikut diatas kode yang kita cari tadi. Berikut ini kodenya :

<b:if cond='data:blog.pageType
== "item"'>

<style>.fullpost{display:inline;}</style>

<p><data:post.body/></p>

<b:else/>

<style>.fullpost{display:none;}</style>


7. Coba kita lihat dibawahnya ada kode :
<p><data:post.body/></p>

8. Copy + Paste kode ini tepat diatas kode yang kita lihat tadi :

<a expr:href='data:post.url'>Read More

...
</a>

</b:if>



 



9. Simpan Template dengan cara klik SAVE TEMPLATE

10. Setelah kita SAVE TEMPLATE lalu kita klik Settings/Pengaturan pilih Formatting, masukkan (Copy+Paste) kode dibawah ini pada Post Template. Berikut ini kodenya:

<div class="fullpost">

</div>


11. Save Settings
12. Selamat Mencoba
13. Semoga Berhasil
14. Itulah sedikit tentang bagaimana Cara bikin read more
15. Jika kurang lengkap silahkan cari di google dengan kata kunci: cara bikin read more
16. Terima kasih


How to create readmore
Quick way to change blog template

Quick way to change blog template

Here is how much easier to change the templates downloaded:
1. Download the template you want
2. Log into blogger.com
3. Click Dashboard
4. Click Layout
5. Click Edit HTML
6. Tick the Expand Widget Templates
7. Click Browse and locate the file where your downloaded files
8. Then upload
9. Then save

Note:
Do not forget to backup your template first
Hope can help

How to Change Template Blog downloaded

How to Change Template Blog downloaded

How to Change Template Blog downloaded

Because there is a visitor who asked how to replace the downloaded blog template. So on this occasion I made a post: How do I change the template downloaded.
1. Download the template you want.
If I like to use www.ourblogtemplates.com due to excess use this template, when we post the article was automatically center, and many other reasons.

2. Log into blogger.com
3. Click Dashboard
4. Click Layout
5. Click Edit HTML
6. Tick the Expand Widget Templates
7. Remove all html code, and replace with the code you downloaded.
8. Then save
Note:
Do not forget to backup your template first
Hope can help
How to Change Template Blog downloaded

Cara Menentukan Harga Photo Copy



Every person who opened the business, certainly would make a profit. So do people who opened businesses Photo Copy.
Sebelum Anda membuka usaha Photo Copy, Anda harus lihat terlebih dahulu tempat yang akan Anda gunakan, apakah tempat itu strategis atau tidak. Intinya, Anda harus melihat aktivitas sehari-hari pada lingkungan tempat Anda akan membuka usaha Photo Copy. Misalnya: Anda membuka usaha Photo Copy harus di dekat sekolah, kampus atau perkantoran, atau paling tidak dekat dengan orang-orang yang aktivitasnya berhubungan dengan dokumen.


Lalu bagaimana cara menghitung/menentukan harga Photo Copy perlembarnya?

- Anda harus lihat seberapa jauh lokasi Anda dengan tempat Anda belanja, berapa transport yang Anda keluarkan.
- Hitung berapa harga kertas perlembarnya. Dengan perhitungan harga per rim, anggap saja terima ditempat harganya Rp.30.000,- dibagi 500 (500 adalah jumlah lembar dalam 1 rim). Misalnya: Rp. 30.000 : 500 berarti hitugan Anda Rp. 30.000 : 500 = Rp. 60. Jadi, harga perlembarnya adalah Rp. 60,-).
- Hitung harga Toner/Tinta yang Anda gunakan dalam perlembarnya. Misalnya Anda menggunakan toner seharga Rp. 135.000,-/Kg, dan toner dalam 1 Kg bisa digunakan untuk 10.000 lembar, berarti harga toner dalam 1 lembar adalah Rp. 13,-
- Hitung biaya listrik. Misalnya listrik yang Anda harus bayar Rp. 250.000,- dan jumlah lembar Photo Copy selama 1 bulan sebanyak 75.000 copy, berarti Rp. 250.000,- : 750.000 = Rp. 2,6
- Hitung biaya tenaga kerja Anda dan ada berapa orang tenaga kerja Anda. Misalnya : Anda membayar gaji karyawan anggap saja sebesar Rp. 500.000 x 2 = Rp.1.000.000,-. Berarti perhitungannya : Rp. 1.000.000 : 75.000 = Rp. 13,-
- Lalu hitung biaya penyusutan mesin Anda. Jika Anda membeli mesin bekas, optimalnya mesin bekas bisa digunakan selama 3 tahun. Jadi selama 3 tahun kedepan modal yang Anda gunakan untuk membeli mesin “harus” sudah kembali, atau katakan saja Anda harus sudah bisa mengganti mesin yang ada. Misalnya harga mesin bekas Rp. 30.000.000,- berarti Rp. 30.000.000,- : 36 : 75.000 = Rp. 11,11
Sepertinya sudah kita hitung semua, sekarang tinggal jumlahkan semua biaya-biaya yang keluarkan dalam 1 lembar. Dan langsung saja kita hitung : Rp. 60 + Rp. 13 + Rp. 2,6 + Rp. 13 + Rp. 11,1 = Rp. 99,7
Rp. 99,7 itulah modal dalam 1 lembar kertas. Biaya tersebut belum dihitung biaya servis, dan s’part.
Perlu diingat, mesin tidak selalu berjalan mulus, terkadang ada hasil copy terlihat buram, kusut, atau timbul bintik, sering sangkut atau bahkan trouble yang mengakibatkan mesin tidak bisa digunakan sama sekali. Sehingga mengakibatkan mesin harus di servis, bagaimana jika kita tidak bisa servisnya? Tentunya kita harus memanggil tekhnisi dan bagaimana pula s’partnya?
Perhitungan sudah selesai, tinggal Anda sendiri yang menghitung berapa seharusnya harga yang ditetapkan untuk 1 lembar Copy.
Mudah-mudahan bermanfaat.

TCara Menentukan Harga Photo Copy


Lirik lagu Potret Bunda

Lirik lagu Potret Bunda

Kubuka album biru

Penuh debu dan usang

Kupandangi seragam berdiri

Kecil bersih belum ternoda


Pikirku pun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang

Tentang riwayatku


Kata mereka diriku s’lalu dimanja

Kata mereka diriku s’lalu ditimang


Nada-nada yang indah

S’lalu terurai darimu

Tangisan nakal bibirku

Tak ‘kan jadi deritamu


Tangan halus dan suci

T’lah menangkap tubuh ini


Jiwa raga dan seluruh hidup

Rela dia berikan


Kata mereka diriku s’lalu dimanja

Kata mereka diriku s’lalu ditimang


Oh Bunda ada dan tiada

Dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku


Pikirku pun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang

Tentang riwayatku


Kata mereka diriku s’lalu dimanja

Kata mereka diriku s’lalu ditimang


Oh Bunda ada dan tiada

Dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku…



Koleksi Potret yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Potret – Bunda
Gambar Artis Indonesia

Download Lagu ini :
Potret Bunda
Indigenous Culture Jambi

Indigenous Culture Jambi

A pluralistic society such as urban community consisting of various tribes, beliefs and interests agam is absolutely the existence of customary, to avoid social unrest that would lead to destruction.

PENGERTIAN JAMBI, ADAT, BUDAYA
SERTA HUBUNGANNYA



A. Pengertian Adat
Pengertian adat menurut loghat adalah kebiasaan. Kebiasaan yang telah terjadi berulang kali, tetapi tidak mengalami perubahan pada sifat dan zatnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, berkampung dan bersuku bangsa, perkataan adat ini adalah suatu ketentuan yang berisi tata krama dan tata susila untuk mengatur hubungan seseorang dengan orang lain, yaitu dari masyarakat rumah tangga sampai masyarakat yang lebih besar dan begitu juga sebaliknya.

Masyarakat yang majemuk seperti masyarakat perkotaan yang terdiri dari bermacam-macam suku, kepercayaan agam dan berbagai kepentingan sangat mutlak adanya adat tersebut, supaya terhindar dari gejolak sosial yang nantinya akan membawa kepada kehancuran.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa: adat berisikan ketentuan-ketentuan yang mesti ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Juga merupakan pedoman dalam pergaulan sehari-hari disamping pedoman yang lainnya seperti ajaran agama dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
Pengertian adat menurut istilah ialah suatu aturan manusia yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang dipandang baik untuk mengatur cara hidup, berfikir, berbuat dan bertindak dalam hidup bermasyarakat sebagai suatu tata nilai yang tumbuh dan masyarakat. Adat istiadat akan bersifat dinamis dan akan berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.

a). Asal Kata Adat
Dalam kehidupan sehari-hari orang Jambi banyak mempergunakan kata adat terutama yang berkaitan dengan pandangan hidup maupun norma-norma yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan masyarakatnya. Kesemuanya itu diungkapkan dalam bentuk pepatah, petitih, mamangan, ungkapan-ungkapan dan lain-lain. Sebagai contohnya dapat dikemukakan “.....adat badandi syarak, syarak basandi kitabullah”; adat dipakai baru, kain dipakai usang, adat sepanjang jalan, cupak sepanjang batuang, adat salingka nagari; harato salingka kaum....” dan lain-lain.
Walaupun banyak penggunaan kata-kata adat oleh orang Jambi, namun barangkali tidak banyak orang mempertanyakan asal usul dari kata adat tersebut. Tidak banyak literatur yang memperkatakan kata adat ini. Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya pengantar kebudayaan sebagai ilmu mengatakan: “Adat adalah kebiasaan yang normatif”. Kalau adat dikatakan sebagai kebiasaan maka kata adat dalam pengertian ini berasal dari bahasa Arab yaitu “adat”.

b). Pengertian Adat Secara Umum
Seperti dikatakan kata adat dalam masyarakat Jambi bukanlah kara-kata asing lagi, karena sudah merupakan ucapan sehari-hari. Namun demikian apakah dapat “adat” ini diidentikan dengan kebudayaan, untuk ini perlu dikaji terlebih dahulu bagaimana pandangan ahli antropologi mengenai hubungan adat kebudayaan ini.
Dalam ilmu kebudayaan dan kemasyarakatan konsep kebudayaan sangat banyak sekali. Investarisasi yang dilakukan oleh C. Kluckhohn dan A. L Kroeber ahli antropologi pada tahun 1952 telah ditemukan lebih kurang 179 defenisi. Tetapi yang sifatnya dan banyak dipakai para ahli adalah pendapat C. Kluckhohn yang memberikan batasan kebudayaan sebagai berikut: “Kebudayaan adalah keseluruhan dari gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang berupa satu sistem dalam rangka kehidupan masyarakat yang dibiasakan oleh manusia dengan belajar” .
Kata kebudayaan dalam istilah Inggris adalah “culture” yang berasal dari bahasa latin “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau pertanian. Dari pengertian ini kemudian berkembang menjadi “culture”. Istilah “culture” sebagai istilah teknis dalam penulisan oleh ahli antropologi Inggris yang bernama Edwar B. Tylor mengatakan bahwa “culture” berarti “complex whole of ideas and thinks produced by men in their historical experlence”. Sesudah itu pengertian kultur berkembang terus dikalangan antropologi dunia. Sebagai istilah umum “culture” mempunyai arti, kesopanan, kebudayaan, pemeliharaan atau perkembangan dan pembiakan.
Bahasa Indonesia sendiri mempunyai istilah budaya yang hampir sama dengan culture, dengan arti kata, kata kebudayaan yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia bukanlah merupakan terjemahan dari kata “culture”. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata Budhi. Budhi berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kata buddhayah (budaya) yang mendapatkan awalan ke- dan akhiran –an, mempunyai arti “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Berdasarkan dari asal usul kata ini maka kebudayaan berarti hal-hal yang merupakan hasil dari akal manusia dan budinya. Hasil dari akal dan budi manusia itu berupa tiga wujud, yaitu wujud ideal, wujud kelakuan, dan wujud kebendaan.
Selanjutnya adat pada tingkat aturan-aturan yang mengatur kegiatan khusus yang jelas terbatas ruang lingkupnya pada sopan santun. Akhirnya adat pada tingkat hukum terdiri dari hukum tertulis dan hukum adat yang tidak tertulis.

c). Tujuan Adat
Tujuan adat adalah menciptakan masyarakat yang aman damai, tentram dan patuh, seloko adat mengatakan:
- Elok kampung dek nan tuo
- Rame negeri dek nan mudo
Demikianlah masyarakat yang diingini oleh ”adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabulllah”.


B. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pertanyaan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edwar Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Seomardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Dari berbagai defenisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

a). Budaya Jambi
Berdasarkan cerita rakyat setempat, nama Jambi berasal dari perkataan “jambe” yang berarti “pinang” . Nama ini ada hubungannya dengan sebuah legenda yang hidup dalam masyarakat, yaitu legenda mengenai Raja Putri Selaras Pinang Masak, yang ada kaitannya dengan asal-usul Provinsi Jambi.
Penduduk asli Provinsi Jambi terdiri dari beberapa suku bangsa, antara lain Melayu Jambi, Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak Dalam (Kubu), dan Bajau. Suku bangsa yang disebutkan pertama merupakan penduduk mayoritas dari keseluruhan penduduk Jambi, yang bermukim di sepanjang dan sekitar pinggiran sungai Batanghari.
Suku Kubu atau Anak Dalam dianggap sebagai suku tertua di Jambi, karena telah menetap terlebih dahulu sebelum kedatangan suku-suku yang lain. Ada sementara informasi yang menyatakan bahwa suku ini merupakan keturunan dari percampuran suku Wedda dengan suku Negrito, yang kemudian disebut sebagai suku Weddoid.
Orang Anak Dalam dibedakan atas suku yang jinak dan liar. Sebutan “jinak” diberikan kepada golongan yang telah dimasyarakatkan, memiliki tempat tinggal yang tetap, dan telah menganal tata cara pertanian. Suku-suku bangsa Jambi umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok.
Strata sosial masyarakat di Jambi tidak mempunyai suatu konsepsi yang jelas sistem pelapisan sosial dalam masyarakat. Pakaian pada awalnya masyarakat pedesaan mengenal pakaian sehari-hari berupa kain dan baju tanpa lengan. Akan tetapi setelah mengalami proses akulturasi dengan berbagai kebudayaan, pakaian sehari-hari yang dikenakan kaum wanita berupa baju kurung dan selendang yang dililitkan di kepala sebagai penutup kepala. Sedangkan kaum pria mengenakan celana setengah ruas yang menggelembung pada bagian betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga dapat leluasa bergerak dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pakaian untuk kaum pria dilengkapi dengan kopiah.
Kesenian di Provinsi Jambi yang terkenal antara lain Batanghari, Kipas perentak, Rangguk, Sekapur sirih, Selampit delapan, Serentak satang.
Upacara adat yang masih dilestarikan antara lain Upacara Lingkaran Hidup Manusia, Kelahiran, Masa Dewasa, Perkawinan, Berusik sirih bergurau pinang, Duduk bertuik, Tegak betanyo, Ikat buatan janji semayo, Ulur antar serah terimo pusako dan kematian.
Filsafat hidup masyarakat setempat: ”Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Batangnyo Alam Rajo”.

b) Kedudukan Lembaga Adat
Menurut Perda Tingkat I Jambi Nomor 11 Tahun 1991 tentang Pembinaan dan Pengembangan Adat Istiadat kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat Desa/Kelurahan dalam Provinsi Daerah Tingkat I Jambi.
1. Lembaga Adat Kotamadya Jambi berkedudukan di Kota Madya Jambi
2. Lembaga Adat Kecamatan berkedudukan di tiap-tiap Kecamatan dalam Kotamadya Jambi.
3. Lembaga Adat Kelurahan/Desa berkedudukan pada tiap-tiap Kelurahan/Desa dalam Kotamadya Jambi.
Sedangkan pada tiap-tiap RW dan RT dibentuk pula Lembaga Adatnya masing-masing.

c)Fungsi Lembaga Adat
1. Membantu Pemerintah dalam mengusahakan kelancaran pembangunan disegala bidang, terutama dibidang kemasyarakatan dan dibidang sosial budaya.
2. Memberikan kedudukan hukum menurut hukum adat terhadap hal-hal yang menyangkut harta kekayaan masyarakat hukum adat ditiap-tiap tingkat lembaga adat guna kepentingan hubungan keperdataan adat, juga dalam hal adanya persengketaan atau perkara perdata adat.
3. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan nilai-nilai adat istiadat di Kotamadya Jambi dalam rangka memperkaya, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayaan Kotamadya Jambi pada khususnya.
4. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan ketentuan-ketentuan adat istiadat.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Makalah Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Makalah Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja | Makalah K3

A. Pemasangan UU Nomor 1 tahun 1970 dan gambar/poster K3. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan menjamin :
  1. Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya
  2. Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman
  3. Proses produksi berjalan lancar

Kondisi tersebut diatas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu setiap usaha K3 tidak lain adalah usaha pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
Salah satu usaha pencegahan terjadinya di tempat kerja adalah dengan memberikan informasi dan penjelasan kepada tenaga kerja melalui pemasangan UU Nomor 1 tahun 1970, memasang gambar/poster K3 dan tanda bahaya di tempat kerja.
Pemasangan tersebut merupakan kewajiban pengurus untuk melaksanakannya. Hal ini mengacu pada Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 14 bahwa pengurus diwajibkan secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang Undang ini (Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970) dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan. Pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut diwajibkan memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja.

B. Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Boiller pada prinsipnya berfungsi untuk mengubah air menjadi uap melalui pemanasan, sedangkan uap yang dihasilkan oleh ketel uap selain digunakan untuk tenaga penggerak digunakan pula untuk pemanasan. Pemakaian ketel uap selain menguntungkan di satu sisi disisi lain mempunyai resiko bahaya yang cukup tinggi baik berupa bahaya peledakan, kebakaran, keracunan, pernafasan.
Berkaitan dengan hal diatas diperlukan upaya-upaya pencegahan dalam pengoperasian pesawat uap baik upaya administratif maupun pemeriksaaan secara berkala oleh petugas yang berwenang dan berkompeten.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 huruf b & c bahwa ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja mencegah, mengurangi, memadamkan, kebakaran; guna mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
Berkaitan dengan syarat-syarat keselamatan kerja tersebut diatas berdasarkan Undang Undang Uap tahun 1930 pasal 13 bahwa pesawat uap dengan alat-alat perlengkapannya yang dipakai dilakukan pengawasan terus menerus oleh pemerintah dalam hal ini oleh pegawai dari jawatan pengawasan perburuhan dan pengawasan keselamatan kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Uap th 1930 pasal 40 dinyatakan bahwa pemeriksaan dalam dari ketel-ketel uap kapal, diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dan ketel uap darat sekurang-kurangnya sekali dalam dua tahun.
Sesuai dengan peraturan Uap th 1930 bahwa setiap pemakai pesawat uap harus mengusahakan agar pesawat pesawat uapnya dan segala sesuatu yang dianggap termasuk di dalamnya berada dalam keadaan yang baik (pasal 39 ayat 1) sedangkan berdasar pasal 39 ayat 3 dikatakan bahwa pemakai harus menyuruh melayani dan mempekerjakan pesawat-pesawat uap itu oleh orang yang berpengetahuan dan mempunyai pengertian yang cukup tentang pengerjaannya.
Untuk melaksanakan hal tersebut diatas berarti ketel uap harus dioperasikan oleh operator-operator yang berkemampuan yang telah menempuh pendidikan dan pelatihan operator uap, sebagaimana dipersyaratkan dalam Permenaker No. Per 01/Men/1988.

C. Pesawat Angkat Angkut
Upaya pencegahan kecelakaan dalam pengoperasian pesawat angkat angkut adalah lingkungan tempat kerja, manusia yang bekerja dan peralatan yang dipergunakan untuk bekerja. Untuk memenuhi persyaratan bekerja dengan baik, aman maka dalam pengoperasian pesawat angkat angkut diperlukan operator yang mampu dan trampil.
Berdasarkan UU No. 1/1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja antara lain mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
Sebagaimana ketentuan pasal 134 Permenaker Nomor Per 05/Men/1985 dinyatakan setiap perencanaan pesawat angkat angkut harus mendapatkan pengesahan dari direktur atau pejabat yang ditunjuknya, kecuali ditentukan lain sedangkan dalam pasal 4 menyatakan setiap pesawat angkat angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memilki ketrampilan khusus tentang pesawat angkat angkut.

D. Pesawat tenaga dan Produksi
Penggunaan pesawat-pesawat tenaga dan produksi yang meliputi alat-alat dan mesin-mesin di tempat kerja dapat mengakibatkan berbagai macam kecelakaan baik kecil maupun besar.
Kondisi kerja yang aman dan pengamanan terhadap mesin sangat sehingga pemenuhan terhadap standar keselamatan kerja dan persyaratan perlindungan/pengamanan sangat dibutuhkan.
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 huruf g & q ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja antara lain adalah mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran, sedangkan di huruf g dikatakan mencegah terkena aliran listrik.
Berdasarkan ketentuan Permennaker Nomor Per 04/Men/1985 pasal 139 dinyatakan bahwa setiap pembuatan, peredaran, pamasangan, pemakaian, perubahan dan atau perbaikan teknis pesawat tenaga dan produksi harus mendapat pengesahan dari direktur atau pejabat yang ditunjuk.


E. Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan baik bagi perusahaan, pekerja maupun produktifitas kerja. Oleh karena itu kebakaran di tempat kerja perlu dicegah secara dini antara lain dengan pralatan proteksi kebakaran yang memadai, petugas penanggulangan yang ditunjuk secara khusus serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan kebakaran.
Berdasarkan Kepmenaker Nomor Kep.186/Men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja pasal 2 ayat 1 bahwa pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi, memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Unit penanggulangan kebakaran terdiri dari :
1) Petugas Pemadam Kebakaran
2) Regu penanggulangan Kebakaran
3) Koordinator unit penanggulangan kebakaran
4) Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.

Petugas peran kebakaran harus mengikuti pelatihan memadamkan kebakaran dan telah memiliki sertifikat pelatihan tersebut.

F. Instalasi listrik dan Penyalur Petir
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja atau orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dan mengancam keamanan bangunan beserta isinya.
Di dalam Undang undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 menempatkan persyaratan keselamatan kerja listrik untuk mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
Sesuai dengan Kepmenakertrans No. 75/Men/2002 pasal 2 dinyatakan bahwa perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam standar Nasional Indonesia.
(SNI) no SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL2000) di tempat kerja.
Sedangkan terhadap penggunaan instalasi penyalur petir berdasarkan Permenaker Nomor Per 02/Men/1989 pasal 2 menyatakan bahwa instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan menteri ini dan atau standar yang diakui. Selanjutnya pada pasal 57 dinyatakan bahwa setiap instalasi penyalur petir harus mendapatkan sertifikan dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.

G. Penyelenggaraan Makanan di tempat kerja
Maksud pemberian makanan di tempat kerja adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja para tenaga kerja. Berdasarkan penelitian disimpulkan pemberian makanan di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan keuntungan perusahaan serta penurunan angka absensi. Energi sangat mempengaruhi produktifitas kerja sedangkan protein, mineral dan vitamin sangat mempengaruhi efisiensi kerja.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 menjelaskan mengenai syarat-syarat keselamatan kerja dan syarat keselamatan kerja tersebut berisi 50 % syarat kesehatan kerja antara lain mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phisik maupun psikhis, keracunan, infeksi dan penularan serta memelihara kebersihan, dan kesehatan dan ketertiban.
Berkaitan dengan penyelenggaraan makanan dalam PMP Nomor 7 th 1964 tentang kesehatan, kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja pasal 8 mengatur tentang :
• Syarat-syarat dapur bersih, rapi, tidak berhubungan langsung dengan tempat kerja, pemerangan dan peredaran udara yang baik serta tersedianya menu yang memenuhi syarat.
• Syarat-syarat air untuk makan dan minum, harus segar tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengandung binatang atau bakteri serta harus diperiksa secara berkala di laboratorium.

Sedangkan mengenai pengadaan kantin dan ruang makan dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE 01/Men/1979 berisi anjuran untuk menyediakan kantin untuk perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang.
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE 86/BW/89 tentang Perusahaan Catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja mengatur persyaratan catering pengelola makanan bagi tenaga kerja harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a) Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker
b) Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan hiegiene dan sanitasi.

Hal ini disebabkan karena pihak pengelola tidak mengetahui bahwa catering harus mendapat rekomendasi.

H. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan kesatuan dari berbagai lingkungan di tempat kerja yang didalamnya mencakup faktor fisikia, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi yang melingkupi tempat kerja dan dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Di dalam Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja lingkungan kerja antara lain untuk:
a) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarnya angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
b) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
c) Menyelenggarakan penyegaran udara yan cukup
d) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja, cara dan proses kerja.

Berkaitan dengan hal tersebut maksud dan tujuan dari diterapkannya syarat-syarat keselamatan kerja lingkungan adalah untuk memberi perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga produktifitas dan efisiensi dapat tercapai.
Salah satu tahap untuk melakukan pemeriksaaan lingkungan kerja adalah menerapkan metode teknik untuk menurunkan tingklat bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditoleransi oleh manusia dan lingkungannya yaitu melalui standar Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika sebagaimana ketentuan Kepmenaker No. Kep 51/Men/1999 dan Nilai Ambang Kuantitas. Untuk faktor kimia di udara lingkungan kerja sebagaimana ketentuan Surat Edaran Menaker No. SE 01/Men/1997.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas berdasarkan pasal 7 Kepmenaker Nomor Kep 51/Men/1999 bahwa pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

I. Kelembagaan K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3. P2K3 selanjutnya bertugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 pasal 10 menyatakan bahwa menteri tenaga kerja berwenang membentuk panitia keselamatan dan kesehatan kerja guna mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Selanjutnya susunan P2K3 dan tugas-tugas lainnya ditetapkan oleh menteri.
Berdasarkan Permenaker No. Per 041/Men/1987 pasal 2 dinyatakan bahwa pengusaha atau pengurus diwajibkan membentuk P2K3 pada setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu. Kriteria tempat kerja yang dimaksud meliputi :
a) tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih.
b) Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100 orang akan tetapi mempergunakan bahan proses dan instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan, dan penyinaran radioaktif.


Selanjutnya pada pasal 5 dinyatakan bahwa setiap pengusaha atau pengurus yang akan mengangkat ahli K3 harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada menteri. Salah satu syarat permohonan tersebut adalah ahli K3 telah memiliki sertifikat pendidikan khusus yang diselenggarakan Depnaker atau Lembaga pendidikan yang diakui Depnaker.
Dalam pasal 11 dikatakan bahwa keputusan penunjukan ahli K3 berlaku untuk paling lama 3 tahun. Dan pada pasal 12 dijelaskan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang kegiatan P2K3 kepada Menteri melalui Kandepnaker setempat.
Makalah Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Materialisme

Materialisme

A. Sejarah Materialisme
Menurut Giddens, Materialisme Marx tidak berangkat dari sesuatu ”posisi antologi apapun juga yang di pikirkan secara logis” materialisme marx hanya berangkat dari suatu bentuk pemahaman bahwa kesadaran manusia merurupakan produk intraksi antar manusia dan dunia secara dialetik,di man di dalam intraksi tersebut, manusia secara aktif memberikan bentuk kepada dunianya,dan demikian pula sebaliknya dunia juga memberikan bentuk kepada manusia. Di dalam hal ini nampak bersebrangan dengan Feuerbach para ahli filsafat materialisme lainnya yan terlebih dahulu yang memahami hubungan kesadaran dengan dunia,sebagai suatu hubungan yang bersifat ”searah”.

Menurut Giddens, Marx menafsirkan sejarah sebagai ”suatu proses penciptaan dan peuasaan serta penciptaan ulang dari kebutuhan manusia yang terus-menerus.” di sini konsep ”kerja”, yang berarti intraksi-kreatif antara manusia dengan alam lebih penting karena menjadi landasan dari masyarakat manusia.

B. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat di katakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua penomena adalah hasil intraksi material. Materi adalah satu-satunya substansi sebagai teori materialisme termasuk paham antologi monistik.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas non material: roh, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Allah atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segalah sesuatu menupakan manispetasi dari aktipitas materi. Materi dan aktipitasnya bersifat abadi tidak ada penggerak utama atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan,tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejalah berubah, akhirnya melampaui eksestensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi .


C. Depenisi Materialisme
Kata materialisme terdiri dari materi dan isme. Dalam kamus besar bahasa Indonesia materi adalah bahan benda; segalah sesuatu yang tanpak. masih dari kamus yang sama disebutkan bahwa meterialis adalah pengikut paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan (harta,uang dsb).
Materialisme adalah pandagan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuatu dengan kaedah dalam bahasa Indonesia. Jika ada kata yang berhubungan dengan kata ”ismi” maka artinya adalah paham atau aliran.

D. Ciri-ciri Paham Materialisme
Ada lima dasar ideology yang di jadikan paham ini:
a. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (Ma’dah).
b. Tidak meyakini adanya alam gaib.
c. Menjadikan panca-indra sebagai satu-satu nya alat pencapai ilmu.
d. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
e. Menjadikan kecondongan dan tabiat manisia sebagai akhlak.


E. Materialisme
Menurut Friedrich Engels materialisme pra-marx gagal memahami dan menjelaskan perkembangan dan gagal menginterprestasikan persoalan-persolan sosial (Dutt,1964) materialisme marx bukan paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah materi sepeti yang di ajarkan mazhab yang di pimpin oleh Molenschott dan Buechnr, melainkan bahwa kebudaan di dasarkan atas pertimbangan ekonomis.

F. Aliran-aliran dalam materialisme
1. Materialisme Mekanik
Materilisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialisme sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerk dan berubah, gerak itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materi mekanik tersistematis ketika ilmu tentang mekanik mulai berkembang dengan pesat,tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah demokritus (± 460-370 SM), Heraklitus (±500 sm) kedua pemikir Yunani ini berpendapat bahwa aktivitas psikis hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak.
Mulai abad ke 4 Sebelum Masehi pandangan materilisme primitif ini mulai menurun pengaruhnya di gantikan dengan pandangan idealisme yang di usung oleh plato dan Aristoteles.sejek itu, ±1700 tahunlamanya dunia filsafat di kuasai oleh filsafat idialisme.
2. Materialisme Metafisik
Materialisme metafisikdi wakili oleh Ludwig feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya ”ide absolute” pra-dunia dari Hegel, danya terlebih dahuluh “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercaan tentang adanya pencipta di luar dunia; bahwa dunia materil yang dapat di rasakan oleh Panca Indra kita adalah satu-satunya realitet. Tetapi materialisme metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhannya,tidak dari saling hubungannya, atau segala sesuatu itu berdiri sendiri, dan segala sesuatu yang real itu tidak bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang resi suci yang penuh cinta kasih. Feur Bach berusaha memindahkan agama lama yang menekankan hubungan manusia dengan tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. seperti kata feurbach: ”Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi, dalam filsafatnya atau “agama baru” -nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan dengan manusia, pendeknya manusia itu tuhan. Feurbach tidak melihat peran aktif dari ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi Feurbach adalah misalnya, manisia (baca: materi, pen) sedangkan dunia di mana manusia itu tinggal tidak ada baginya.
3. Materialisme Dialektis Menurut Karl Marx
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan dengan lainnya, saling memepengaruhi, dan saling bergantung satu dengan yang lainnya .gerak materi itu adalah gerakan dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 m), Friendrich Engels (1820-1895 m).
Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu bergerak atau berubah karena dorongan dari factor dalamnya (motive force-nya ).yang disebut ”diam“ itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi ”diam“ itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang di pakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui bahwa orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi Hegel-lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh marx di jungkir balikan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya Engels mengambil materialisme feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasr dari filsafatnya. Dan memakai dielektika sebagai metode dan membuang pandangan idealis hegel. Dialektika hegel menentang dan menggulingkan metode metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan ”yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukan kelemahan-kelemahan metafisika.
Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya,tidak dari hubungannya, tetapi di pandangnya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sedangkan hegel memandang dunia sebagai badan kesatuan,segala sesuatu di dalamnya terdapat saling hubungan organic.kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari geraknya ,melainkan sebagi yang diam, mati dan tidak berubah-ubah, sedang hegel melihat segalah sesuatu dari perkembangannya, dan perkembangan itu disebabkan kontradiksi internal,kaum metafisik berpendapat bahwa : ”segalah yang bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa akal (reason) itu sendiri adalah pertentangan.
Makalah Media Pembelajaran MIPA

Makalah Media Pembelajaran MIPA

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonaomi, sosial budaya, maupun pendidikan. Oleh karena itu pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu adanya penyesuaian-penyasuaian, terutama yang sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah.

Salah satu faktor-faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu di pelajari dan dikuasai guru / calon guru, sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.

B. Jujur
Media pembelajaran ini mempunyai tujuan dan memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah tingkah laku dan stap mereka kearah perubahan yang kreatif dan dinamis.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Secara harfia kata media memiliki arti ”perantara” atau “pengantar” Association For Edukation and Cation Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segak bentuk yang di pergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Edukation Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat di menipulasikan, di lihat, di dengar, di baca, atau di bicarakan beserta instrumen yang di pergunakan denga baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi Efektifitas program instruksional.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang besifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siawa sehingga dapat mendoroang terjadinya proses belajar pada dirinya. Untuk belajr lebih baik dan dapat meningkatkan pemahaman mereka sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

b. Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu saran untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteris yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
 Tujuan pembelajaran yang ingin di capai
 Ketepat gunaan
 Kondisi siswa / mahasiswa
 Mutu teknis dan biaya
 Kesediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)


Oleh sebab itu ada beberapa pertimbangan yang perlu di perhahatikan, antara lain:
1. Media yang di pilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang di anggap penting dalam memilih media
3. Kondisi audion (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak (siswa)
4. Media yang di pilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan di sampaikan kepada audion (siswa) secara tepat,dengan kata lain tujuan yang di tetapkan dapat dicapai secara optimal
5. Biaya yang aka di keluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan di capai

c. Guru Dan Media Pembelajaran
Sistem pendidikan yang baru menurut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, di perlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pegajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Sedikitnya ada lima pantangan yang dihadapi oleh guru dewasa ini, antara lain:
1. Apakah guru tersebut telah memiliki pengetahuan / pemahaman dan pengertian yang cukup tentang media pendidikan?
2. Apakah guna telah memiliki keterampilan tentang cara penggunaan media dalam proses belajar menajar?
3. Apakah guru mampu membuat sendiri alat-alat media pendidikan.
4. Apakah guru mampu melakukan penilaia terhadap media yang akan dan telah di gunakan?
5. Apakah ia telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang administrasi media pendidikan?
Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuandan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan / pengajaran.

d. Fungsi Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam rangka mendoraong motivasi belajar, memperjelas dan memudahkan konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit da mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap anak terhadap materi pembelajaran.
Ada beberapa macam klasifikasi media pengajaran yang di gunakan, yaitu:
1. Pengalaman langsung
2. Pengalaman tiruan
3. Pengalaman melalui dramatisasi
4. Demontrasi
5. Pengalaman melalui karyawisata
6. Pengalaman melalui pameran
7. Pengalaman melalui televisi
8. Pengalaman melalui gambar hidup atau film
9. Pengalaman melalui rasio
10. Pengalaman melalui gambar
B. Media Grafis
1. Grafik (graph)
Grafik merupakan gambar sederhana yang di susun menurut prinsip Matematika dengan menggunakan data dan berupa angka-angka.
Beberapa keuntungan dalam menggunakan grafik adalah:
a. Manfaat untuk menerangkan data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
b. Kemungkinan pembaca untuk memehami data yang di sajikan dengan cepat dan menyeluruh.
c. Penyajian angka lebih cepat jelas menarik, ringkas dan logis.

Ada beberapa jenis grafik yang telah lazim dan umum di ketahui, yakni:
 Grafik garis atau kurva
Yaitu grafik yang menggunakan garis-garis yang terdiri dari garis-garis obsis ordianat, atau garis horizontal dsan vertikal.
Grafik ini dapat menunjukkan suatu keadaan atau perkembangan dalam jangka waktu tertentu dengan jelas sekali.
 Grafik batang
Grafik batang juga menggunakan garis-garis yang mengkomunikasikan garis horizontal dan garis vertikal dan dibuat garis bantu berupa petak-petak.
Pada grafik ini dapat dilihat dengan jelas perbandingan keadaan dari waktu ke waktu.
 Grafik lingkaran
Grafik lingkaran ini dapat menunjukkan hubungan yang bersifat persentasi atau hubungan frekuensi grafik ini berupa gambar sebuah lingkaran yang dibagi –bagi menjadi beberapa sektor.
 Grafik Simbol
Grafik simbol/Gambar grafik yang menggunakan gambar sebagai simbol untuk menghitung jumlah yang digrafiskan.
Grafis ini sangat menarik untuk kita lihat lebih menarik jika simbol yang digunakan cukup bagus dan memiliki karakteristik tertentu.

2. Poster
Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok, poster hendaknya di buat dengan gambar dekoratif dan dengan huruf yang jelas.
Ciri-ciri poster yang baik adalah:
a. sederhana
b. Menyajikan satu ide
c. Dengan slogan yang ringkas
d. Gambar dan tulisan yang jelas dan mempunyai komposisi dan variasi yang bagus.

3. Media Gambar/Foto
Foto/Fhoto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Informasi yang di sampaikan dapat di mengerti dengan mudah karena hasil yang diragukan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan kepada anak-anak dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama.
Beberapa alasan penggunaan foto sebagai media pengajaran sebagai berikut:
a. bersifat konkrit
b. dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indra manusia
c. dapat di gunakan untuk menjelaskan suatu masalah
d. mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok.


Beberapa jenis media gambar/foto antara lain:
fiti dokumentasi
foto aktual
foto pemandangan
foto iklan/reklame
foto simbolis

4. Media komik
Komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana jelas, dan mudah dipahami. Oleh sebab itu mediak komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif.
Berdasarkan hasil survey di Pilipina yang dikemukakan oleh Andre Rinanto (1982:44) menunjukkan 16%membaca komik, 17-19 tahun sekitar 29.9%. 24,6%, dan di atas 45 tahun sekitar 14,6% digambar tersebut maka yang berpendidikan tingkat sekolah dasar sekitar 19,1%. Sekolah lanjutan sekitar 45,7% dan perguruan tinggi sekitar 37,2%

KESIMPULAN

- Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhiinya. Salah satu faktornya diantaranya adalah guru.
- Guru merupakan komponen paling penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
- Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
- Media Grafis termasuk media yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerimaan pesan, dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual.
- Beberapa jenis grafik yang lazim dan umum di ketahui yakni:
1. Grafik garis atau kurva
2. Grafik batang
3. Grafik lingkaran
4. Grafik simbol
- Poster merupakan gabungan antar gambar dan tulisan dalam satu bidang yang diberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok.


DAFTAR PUSTAKA

1. Media pembelajaran Drs. M. Basyiruddin Usman,M.Pd. Penerbit Ciputat Pers. Jakarta. 2002.

Manfaat Layanan Pembelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

Manfaat Layanan Pembelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Mutu pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar akan memodi fokus perhatian bagi masyarakat karena Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterapilan dasar pada siswa yang diberikan sebagai bekal dan kehidupan masyarakat dan mempersiapkan siswa agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk terwujudnya peningkatan mutu pendidikan salah satu upaya yang dilakukan melalui proses belajar mengajar didalam kelas. Didalam proses belajar mengajar yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi dan proses yang mengarahkan siswa dapat menerapkkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama ini. Proses belajar mengajar berlangsung mengakibatkan siswa ada yang cepat dan ada pula yang lambat dalam memperoleh hasil belajar.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar sangat memerlukan bantuan berupa layanan pembelajaran agar siswa dapat memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan mempunyai keterampilan dalam mengatasi kesulitan belajarnya, sehingga dapat memenuhi tuntutan kehidupan perkembangan diri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dalam kesulitan dalam belajar?
2. Apakah yang dimaksud dengan bimbingan saat belaar?
3. Apakah yang dimaksud dengan pengaruh televisi terhadap pelajaranmu?
4. Apakah yang dimaksud dengan belajar dirumah?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Layanan Pembelajaran
Menurut Prayitno menyatakan bahwa layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan persyaratan peserta didik mengembanngkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang cocok dengan kecepatan kesulitan sesuai dengan ilmu dan teknologi (1996:30)
Lebih lanjut Prayitno dan Amti juga menyimpulkan bahwa layanan pembelajaran merupakan salah satu bentuk pengalaman menunjuk bahwa kegagalan yang dialami oleh siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan maupun rendahnya intelegensi (1994:286)

B. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Ahmadi dan Suprayitno kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang terasa amat sulit.
Dalam hal ini terkadang semangat tinggi, tetapi terkadang jga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupann sehari-hari dalam kaitanya dengan aktivitas belajar (1990:74).

C. Pengertian Manfaat Layanan Pembelajaran
Pengertian Manfaat Layanan Pembejaran adalah untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Ditinjau dari tujuan bimbingan adalah bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, maksudnya agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerima secara positif dinamis sebagai modal (1993:72)

D. Pengertian Siswa
Siswa adalah menurut kamus besar bahasa Indonesia, murid dalam kegiatan belajar mengajar (2005)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat layanan pembelajaran, kesulitan siswa adalah sangatlah tergantung pada bimbingan guru kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widdo Supriyono. 2004 1990. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharisni. 1992. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian.
Jakarta : Bumi dan Abu Achmadi, 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Depdikbud. 1991/1992. Pedoman Bimbingan dan Penyluhan Murid Sekolah Dasar. Jakarta Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan SD.
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdikbud.
Prayitno, dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar Buku I. Padang. Depdikbud.
Tabrani dan Daryani, 1993. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta : PT. Bina Karya.
Udin 1993. Proses Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta : PT. Bina Karya
Winkel, WS. 1996 Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Wedia Sarana

Contoh Makalah Kurikulum Pendidikan

Contoh Makalah Kurikulum Pendidikan

PENDAHULUAN
Berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tiga pola kurikulum, yaitu:
1. Subject centred design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
2. Learner centred design, suatu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa.
3. Problem centred design, desain kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat.


PEMBAHASAN
Subject Centred Design
Subject centred design curiculum merupakan bentuk desain yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam Subject centred design, kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah. Karena terpisah-terpisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separated subject curikulum.
Subject centred design berkembang dari konsep pendidikan klasik yang menekankan pengetahuan, nilai-nilai budaya masa lalu, dan berupaya untuk mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Model desain kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari model desain kurikulum ini adalah:
1. Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluai, dan disempurnakan.
2. Para pengajarnya tidak perlu dipersiapkan secara khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.

Beberapa kritik yang merupakan kekurangan model desain ini, adalah:
1. Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal ini bertentangan dengan kenyataan sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan.
2. Karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif.
3. Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalistik.
Atas dasar tersebut, para pengkritik menyarankan perbaikan kearah yang lebih terintegrasi, praktis dan bermakna serta memberikan peran yang lebih aktif kepada siswa.
a. The Subject Design
The Subject Design curricullum merupakan bentuk desain yang paling murni dari Subject centred design materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama orang-orang Yunani dan kemudian Romawi mengembangkan Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi gramatika, logika dan retorika sedangkan Quadrivium, matematika, geometri, astronomi, dan musik. Pada saat itu pendidikan tidak diarahkan untuk mencari nafkah, tetapi pada pembentukan anak-anak golongan bangsawan yang tidak usah bekerja mencari nafkah.
Pada abad 19 pendidikan tidak lagi diarahkan pada pendidikan umum (liberal art) tetapi pada pendidikan yang lebih bersifat praktis, berkenaan dengan mata pencaharian (pendidikan vokasional). Pada saat itu mulai berkembang mata-mata pelajaran praktis seperti pertanian, ekonomi, tata buku kesejahteraan keluarga dan lain-lain. Isi pelajaran diambil dari pengetahuan, dan nilai-nilai yang telah menguasai semua pengetahuan yang diberikan, apakah mereka menyenangi atau tidak, membutuhkannya atau tidak. Karena pelajaran-pelajaran diberikan secara terpisah-pisah.

b. The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design, keduanya masih menekankan pada isi atau materi kurikulum walaupun bertolak dari hal yang sama tetapi keduanya terdapat perbedaan. Pada subject design belum ada kriteria yang tegas tentang apa yang disebut subject (ilmu) belum ada perbedaan antara matematika, psikologi dengan tehnik atau cara mengemudi, pada disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan, adalah batang tubuh keilmuannya. Batang tubuh keilmuan menentukan apakah suatu bahan pelajaran disiplin ilmu atau bukan.

c. The Broad Fields Design
Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah, geografi, dan ekonomi digabung menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Aljabar, ilmu hitung, ilmu ukur dan berhitung menjadi matematika.
Tujuan The Broad Fields Design adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spedialist, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, di Sekolah Menengah Atas penggunaannya agak terbatas apalagi diperguruan tinggi terbatas sekali.

Learner Centred Design
Learner centred design, memberikan tempat utama kepada peserta didik. Didalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan mencipta situasi belajar-mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik bukan lah tiada daya, dia adalah suatu organisme yang punya potensi untuk berbuat, berperilaku, belajar dan berkembang sendiri. Learner centred design berkembang dari konsep Rousseau tenang pendidikan alam, menekankan perkembangan peserta didik. Pengorganisasian kurikulum berdasarkan atas minat, kebutuhan dan tujuan peserta didik, dua ciri utama yang membedakan desain model Learner centred design dengan subject centred design.
1. Learner centred design mengembangkan kurikulum yang bertolak dari peserta didik dan bukan dari isi.
2. Learner centred design bersifat not-prepllaned (kurikulum tidak diorganisasikan sebelumnya) tetapi dikembangkan bersama antara guru dengan siswa dalam penyelesaian tugas-tugas pendidikan. Organisasi kurikulum didasarkan atas masalah-masalah atau topik-topik yang menarik perhatian dan dibutuhkan peserta didik dan sekuensinya disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka.
Adapun variasi dari model ini: The Activity atau Experience Design.
Beberapa ciri utama The Activity atau Experience Design pertama, struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam mengimplementasi ciri guru hendaknya.
1) Menentukan minat dan kebutuhan peserta didik
2) Membantu para siswa memilih mana yang paling urgen dan penting.
Hal ini cukup sulit, karena harus dibedakan mana minat dan kebutuhan menguasai benar perkembangan dan karakteristik peserta didik.
Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum dapat disusun jadi sebelumnya, tepat disusun bersama oleh guru dengan para siswa.
Ketiga, desain kurikulum tersebut menekankan prosedur pemecahan masalah di dalam proses menemukan minatnya peserta didik menghadapi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan tertentu yang harus diatasi. Kesulitan-kesulitan tersebut menunjukkan problema nyata yang dihadapi peserta didik.

Problem Centred Design
Problem centred design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia (man centred). Berbeda dengan learner centred yang mengutamakan manusia atau peserta didik secara individual, Problem centred design menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat.
Konsep pengembangan model kurikulum ini berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama-sama. Dalam kehidupan bersama ini manusia menghadapi masalah-masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Mereka berinteraksi, berkooperasi dalam memecahkan masalah sosial yang mereka hadapi untuk meningkatkan kehidupan mereka
Konsep-konsep ini menjadi landasan pula dalam pendidikan dan pengembangan kurikulum. Berbeda dengan Learner centred, kurikulum mereka disusun sebelumnya (preplenned). Isi kurikulum berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan datang. Sekuensi bahan disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan peserta didik. Problem centred design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik.
Adapun variasi dari model ini desain kurikulum ini, yaitu:
a) The Areas of Living Design
Pada model desain ini lebih menekankan pada pemecahan masalah. Dalam prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses dan yang bersifat isi di integrasikan. Ciri lain dari model ini adalah menggunakan pengalaman situasi nyata dari peserta didik peserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
b) The Core Design
Dalam kurikulum ini pengintegrasi bahan ajar memilih mata pelajaran/bahan ajar tertentu sebagai inti (core) pelajaran lainnya dikembangkan disekitar core tersebut, karena pengaruh pendidikan progresif. Berkembang teori tentang core design yang didasarkan atas pandangan progresif. Menurut konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada kebutuhan individu dan sosial.

Refferensi:
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung: 1997


Manfaat Senam Kebugaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

Manfaat Senam Kebugaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

I. PENDAHULUAN


a. Latar Belakang
Peningkatan kualitas Pembelajaran di sekolah merupakan salah satu untuk mendapatkan suatu hasil belajar yang baik bagi siswa. Upaya meningkatkan pembelajaran yang berarti upaya memberikan perhatian yang seoptimal mungkin kepada siswa peserta didik.
Olah raga merupakan salah satu cara menciptakan kondisi tubuh yang fit dan bugar, salah satunya adalah dengan mengikuti senam-senam kebugaran. Senam ini sangat baik manfaatnya bagi tubuh untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Apabila senam kebugarab dapat dilakukan secara teratur akan berpengaruh terhadap tubuh. Senam kebugaran sangat baik apabila diterapkan kepada siswa, karena akan tercipta suatu kondisi yang sehat dan dinamis.


b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Adakah Manfaat Senam Kebugaran Bagi Siswa Terhadap Aktifitas Belajar Siwa” .

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan menulis Metode Ilmiah ini adalah untuk mengetahui adakah manfaat senam kebugaran bagi siswa terhadap aktivitasnya.

Manfaat Penulisan
I.4.1Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua orang yang berkompeten dalam proses pendidikan khususnya dan sekolah umunya guna meningkatkan gairah dan prestasi siswa.



II. TINJAUAN PUSTAKA ( KAJIAN TEORI)

2.1 Faktor-faktor Yang Menpengaruhi Hasil Belajar
Individu yang melakukan aktivitas belajar akan dipengaruhi beberapa faktor, halini sanat berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa :
a. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar), ialah faktor yang timbul dari luar diri siwa itu sendiri.
b. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam), ialah faktor yang timbul dari dalam siswa itu sendiri.

Banyak hambatan dan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar, hambatan ini digolongkan menjadi 2 golongan :
a. Hambatan endogen : ialah hambatan yang timbul dan datang dari anak itu sendiri yang bersifat :
1. Biologis yaitu : hambatan yang bersifat jasmaniah antara lain kesehatan, badan, cacat, kurang makan dan sebagainya
2. Psikologis yaitu : hambatan yang bersifat psikis antara lain perhatian, minat, bakat, intelegensi dan lain-lain
b. Hambatan eksogen: yaitu hambatan yang datang dari luar siswa itu sendiri, seperti: orang tua, keadaan ekonomi dan latar belakang.
Jika diperhatikan secara seksama maka banyak faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajarnya yaitu faktor yang berkaitan dengan faktor psikis dan faktor internal siswa.
Sadono Sumosardiono (1996) membagi macam-macam senam aerobic antaralain sebagai berikut :
a. Aerobicbenturan keras
Merupakan senam aerobic dengan gerakan-gerakan yang cepat
b. Aerobicbenturan ringan
Merupakan salah satu cra mempercepat denyut jantung dan peredaran darah, mengencangkan otot dan membentuk daya tahan tubuh.

c. Multi Impact Aerobic
Senam ini baik apabila dilakukan secra teratur karena pada senam ini tidak medah membosankan sehingga dengan senang kita untuk melakukan.
d. Pembakaran lemak
Senam ini berguna untuk membakar lemak-lemak yang ada dalam tubuh manusia.
Keuntungan senam aerobic adalah terutama pada jantung dan paru-paru, karena dengan senam ini kita dapat mempompakan jumlah darah yang lebih banyak dan denyut jantung menjadi lebih stabil danparu-paru bertambah kapasitasnya. Seperti pada mitokondria yaitu komponen0komponen dari sel otot yang menyimpan oksigen (O2) dan mengeluarkan energi yang lebih besar dan juga lebih banyak.

2.3 Perbaikan Kebugaran
Untuk memperbaiki kebugaran ada bermacam-macam cara. Salah satunya adalah melakukan intrval dalam aerobic yaitu dengan gerakan-gerakan yang ringan.
Pada Teori lain menyatakan bahwa apabila kita mengetahui periode istirahat maka kita akan melakukan latihan lebih keras dalam waktu yangb singkat dan kita akan bergerak dengan intensitas keras setelah istirahat sejenak. Kedua hal ini sangat menguntungkan bagi jantung dan peredaran darah.
Ketrampilan dan perkembangan anak dibagi menjadi 4 fase batasan-batasan umur :
a. Fase Remaja
Putri ( 11-13 tahun ), Putra ( 13-15 tahun )
b. Fase Awal Remaja
Putri ( 13-15 tahun ), Putra (15-17 tahun )
c. Fase Madya Remaja
Putri ( 15-18 tahun ), Putra ( 17-19 tahun )
d. Fase Purna Remaja
Putri ( 18-21 tahun ), Putra ( 19-20 tahun )
2.3 Definisi-Definisi Kebugaran
2.3.1 Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta 2002)
Kesegaran jasmani adalah kebugaran tubuh seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan yang berarti, untuk mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima, seorang perlu melakukan latiahn fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang berarti.
2.3.2 Menurut Drs. Djoko Pekik Irianto M.Kes (2004)
Kebugaran adalah kebugaran fisik kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisiensi tanpa timbul kelelahan sehingga masih dapat menikmati waktu luang.

3.1 Petunjuk Pemberian Latihan Kebugaran Menurut Resep Fitt
Bagi mereka yang cukup sehat dan memiliki kebugaran yang baik, petunjuk resep Fitt dapat membrikan manfaat yang maksimal dan resiko minimal, adalah sebagai berikut :
1. F = Frekwensi = 3-5 kali seminggu
2. I = Intensitas = lebih kurang 60-85 dari denyut jantung maksimal.
Ini umumnya berarti dilakukan sampai keringat dengan nafas dalam tanpa timbul keluhan seperti nyeri, pusing dan lain-lain. Denyut Jantung maksimal = 220-umur (dalam tahun) dengan variasi 10 denyut permenit.
3. T = Tipe (macam) = suatu kombinasi dari latihan aerobic dan aktivitas kalistenik
4. T = Time (waktu) waktu yang dibutuhkan 15-60 menit latihan senam dilakukan dengan terus menerus, sebelumnya didahului dengan 3-5 menit dan disusul dengan 3-5 menit pendinginan.


III . PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Proses Belajar-Mengajar di Kelas
Berdasarkan TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN bahwa tujuan Pendidikan adalah untuk meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, kerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta jasmani dan rohani.
Untuk mendapatkan kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat yang meliputi 3 upaya bugar antara lain:
a. Makan
Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memerlukan makan yang cukup, baik kwantitas maupun kwalitas, yang memenuhi syarat makanan seimbang, cukup energi dan nutrisi yang meliputi: karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari-hari diperoleh dari makanan sumber energi dengan proporsi : karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein 15 %. Selain memperhatikan makanan yang seimbang untuk mendapatkan kebugaran yang prima dituntut untuk meninggalkan kebiasaan yang tidak sehat seperti : merokok, minuman beralkohol dan makanan yang tidak teratur.
b. Istirahat
Tubuh manusia tersusun oleh organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan bekarja terbatas, seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salh satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat dibutuhkan agar tubuh mempunyai kesempatan utnuk melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.


Tabel 1 lama tidur yang dibuthkan untuk berbagai kelompok usia
KELOMPOK USIA
(Tahun) LAMA TIDUR
(Jam)
Anak – anak (6 – 10) 10
Remaja (11 – 14) 9 – 10
Muda (15 – 19) 8 – 9
Dewasa (19+) 7 - 8

c. Birolahraga
Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan kebugaran, misal dengan melakukan massase mandi uap dan lain-alin. Berolahraga salah satu alternatif yang paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab olahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress lebih mampu berkonsentrasi) dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berintekraksi).

3.2 Pembahasan Masalah
a. Manfaat senam kebugaran pada siswa
Manfaat senam kebugaran sangatlah berpengaruh terhadap tubuh. Tubuh yang bugar akan terciptanya kondisi tubuh yang sehat, dengan kondisi tubuh yang sehat itulah maka akan timbul gairah untuk melakukan aktifitas belajar. Bagi siswa senam kebugaran sangat baik apabila dilakukan secara teratur. Karena dapat menciptakan kondisi tubuh yang bugar dan sehat, sehingga dengan sendirinya akan bersemangat dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Manfaat lain dari melakukan senam kebugaran dengan teratur adalah dengan kondisi tubuh yang bugar maka akan jarang terjangkit penyakit-penyakit, seperti flu, batuk, kepala pusing dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas telah jelas bahwa, kondisi tubuh yang bugar dan sehat akan selalu bersemangat dalam melakukan setiap aktivitas. Siswa yang sering mengikuti senam kebugaran dengan siswa yang tidak mengikuti senam kebugaran akan berbeda dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, siswa yang sering mengikuti senam kebugaran secara teratur cenderung lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari kondisi fisik siswa tersebut. Siswa akan sering bertanya apabila siswa tidak mengerti dengan pelajaran yang disampaikan guru didepan kelas.
Adapun siswa yang tidak mengikuti senam kebugaran secara teratur atau tidak sama sekali melakukannya, siswa cenderung mengantuk dan kurang aktif dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas atau di lapangan. Hal ini disebabkan karena kondisi fisik yang kurang stabil dan kondisi fisik atau stamina yang mulai menurun, sehingga mudah lelah dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Banyak sekali cara menerapkan senam kebugaran kepada siswa. Salah satunya adalah dengan melakukan senam kebugaran di sekolah setiap satu kali dalam satu minggu dan wajib diikut oleh seluruh siswa. Atau dilakukan pada ekstrakulikuler diluar jam sekolah. Cara lain adalah dengan memberikan motivasi-motivasi dan memberikan pengarahan pentingnya utnuk melakukan senam kebugaran khususnya dan melakukan olahraga umumnya. Misalnya disanggar-sanggar senam yang telah ada. Sekolah juga dapat mengundang instruktur senam utnuk memberikan bimbingan kepada siswa dan memberikan informasi pentingnya melakukan olahraga.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Senam kebugaran baik manfaatnya apbila diterapkan kepada siswa karena dengan melakukan senam kebugaran secara teratur akan bermanfaat dan terciptanya tubuh yang bugar dan sehat.
2. Siswa yang sering melakukan senam kebugaran secara teratur pada umumnya mempunyai kondisi tubuh yang bugar dan kondisi fisik yang stabil dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
3. Cara menerapkan senam kebugaran dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa atau dengan memanggil instruktur senam untuk memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan bimbingan tentang pentingnya melakukan senam kebugaran serta manfaat melakukan senam kebugaran.

4.2 Saran
1. Perlunya diterapkan senam kebugaran kepada siswa untuk memotivasi siswa dalam belajar.
2. Perlu memberikan motivasi melakukan olahraga senam kepada siswa.

Pemahaman Guru Kelas Terhadap Bimbingan dan Konseling

Pemahaman Guru Kelas Terhadap Bimbingan dan Konseling

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan limpah-Nya, rahmat-Nya pula maka saya dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul : ”PEMAHAMAN GURU KELAS TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR ................ KECAMATAN ................ KABUPATEN ................".


Penyusunan proposal ini merupakan syarat untuk mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi saya nanti. Saya mengharapkan kepada dosen pembimbing untuk dapat memberikan petunjuk kepada saya demi untuk kesempurnaan karena penyusunan proposal ini sangat belum sempurna atau masih banyak kesalahan-kesalahan yang bagi saya sulit atau tidak bisa memperbaikinya.

Demikianlah atas saran serta perbaikan pada proposal ini maka saya ucapkan terima kasih.

Penulis,


.............................



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pokok Masalah
C. Pembatasan Masalah
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Teori
F. Hipotesis

BAB II PROSEDUR PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian
B. Jenis dan Sumber Data
C. Populasi dan Sampel
D. Metode Pengumpulan Data


DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap tetapi sudah menjadi satu kesatuan dan mata rantai yang tidak terpisah dengan sistim pembelajaran. Hal ini didasari bahwa di dalam mengikuti pendidikan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya siswa akan dihadapkan dengan berbagai masalah yang kerap menjadi kendala bagi dirinya. Selain itu siswa juga harus dibantu agar ia mau dan tahu apa yang harus dipelajarinya, serta mengetahui manfaat belajar itu bagi dirinya. Saat ini maupun saat yang akan datang.
Sejalan dengan hal tersebut di atas tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan berdasarkan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-undang nomor 2 Tahun 1989). Untuk mewujudkan tujuan tersebut pendidikan mempunyai 3 (tiga) bidang pokok yang saling melengkapi untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Sepenuhnya mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling, kedua untuk kerja guru kelas itu sendiri yang belum pro aktif tetapi masih bersikap menunggu dalam arti baru bereaksi setelah masalah muncul, ketiga belum di pahami konsep bimbingan pengajaran serta peranan dalam fungsi keduanya, dan keempat tujuh layanan bimbingan dan konseling dan lima kegiatan pendukungnya belum dilaksanakan sepenuhnya oleh guru kelas, artinya hanya beberapa layanan saja yang dilaksanakan seperti layanan informasi, dan konseling individu, sehingga layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, pembelajaran, konfrensi kasus dan alih tangan kasus belum pernah dilaksanakan.
Kepala Sekolah memegang peranan kunci sebagai pelaksanaan semua kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Semua kegiatan ini harus terorganisasi dengan baik dan dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang berkepentingan di sekolah itu. Kegiatan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik, jika kepala sekolah belum atau tidak mengetahui sama sekali tugas yang di embannya. Keadaan yang terjadi di sekolah khususnya masalah bimbingan konseling, untuk Sekolah Dasar (SD) masih jauh dari apa yang diharapkan dari kurikulum. Pendidikan SD tahun 1994 terutama Pasal 25 PP No. 28 tahan 1990 tentang bimbingan. Di mana pelaksanaan kurikulum tersebut di dukung dengan satuan layanan bimbingan yang lebih banyak menekan pada bimbingan belajar, bimbingan pribadi dan bimbingan sosial dan bimbingan karier.
Kondisi yang terjadi di sekolah dasar saat ini, khususnya masalah kegiatan bimbingan konseling dirasakan masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini mungkin disebabkan tingkat pemahaman atau penguasaan guru kelas terhadap program bimbingan dan konseling masih kurang, bahkan mungkin sama sekali tidak tahu.
Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan bimbingan di sekolah bertugas mengkoodinasikan kegiatan bimbingan bagi berhasilnya proses belajar mengajar bagi setiap siswa. Oleh karena itu pelayanan bimbingan di sekolah berarti juga memberikan layanan pembelajaran bagi setiap siswa (Bimbingan Penyuluhan Sekolah Dewa Ketut Sukardi).
Bagaimana para kepala sekolah dapat mengkoordinasikan kepada gurunya tentang pelaksanaan bimbingan konseling, jika pemahaman tentang bimbingan masih kurang bahkan tidak tahu sama sekali, karena penelitian tentang hal itu perlu dikembangkan keberbagai aspek yang menyangkut tentang pelaksanaan bimbingan konseling di Sekolah dasar.
Selama ini memang ada kepala sekolah atau guru yang menyadari keberadaan bimbingan konseling di sekolah dasar. Hal ini dapat dibuktikan ketika akan menghitung angka kredit jabatan guru untuk kenaikan pangkat kepala sekolah atau guru kelas membuat bukti fisik tentang pelaksanaan bimbingan konseling walaupun itu hanya secara administrasi saja, dan juga mungkin melaksanakan bimbingan konseling, tetapi hanya menyangkut anak nakal atau anak yang membolos sekolah saja.
Sesuai dengan landasan formal pendidikan yaitu Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 pasal 1 ayat 1 "Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya untuk masa yang akan datang. Selain itu ditegaskan juga dengan SK bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, dan pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar yang dilaksanakan oleh guru kelas.
Maka keberadaan bimbingan konseling di Sekolah Dasar mutlak dipahami oleh semua pihak terutama guru kelas yang paling utama pelaksana program bimbingan. Perkembangan ilmu pengetahuan mengharuskan guru kelas untuk meningkatkan kemampuannya. Kemampuan guru kelas sangat diharapkan yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Tugas guru kelas dalam melaksanakan bimbingan konseling di SD adalah (buku pelaksanaan bimbingan konseling Sekolah Dasar) :
1. Merencanakan program bimbingan tennasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah (anak berbakat dan anak berkelainan).
2. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan mata pelajaran.
3. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan
4. Menganalisa hasil penelitian layanan bimbingan
5. Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian.

Fenomena yang terjadi di sekolah tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling saat ini adalah pelaksanaan program bimbingan hanya dilaksanakan oleh guru kelas yang merupakan tugas tambahan dari kegiatan mengajar, sehingga kurang motivasi dari Kepala Sekolah. Kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada guru kelas, hal ini karena kurang pemahaman guru kelas tentang bimbingan konseling menarik untuk diteliti karena mengingat selama ini kegiatan bimbingan dilaksanakan hanya sekedar bahkan tidak dilaksanakan sama sekali oleh pihak Sekolah Dasar. Mendesaknya penelitian ini dilaksanakan karena guru kelas secara umum belum memahami bimbingan. Oleh karena itu diharapkan pihak yang berwenang seperti Diknas Kecamatan maupun Kantor Diknas Kabupaten agar secepatnya melaksanakan kegiatan penataran maupun seminar tentang pemahaman bimbingan konseling bagi guru kelas maupun majelis guru bidang studi, sekolah dasar se Kecamatan .................. Khususnya, dan Kabupaten .................. pada umumnya.
Berdasarkan fenomena di atas maka penulis berminat meneliti tentang pemahaman guru-guru kelas tentang program konseling. Penulis ingin mengungkapkan bagaimana pemahaman dan implikasinya dilapangan terhadap murid Sekolah Dasar. Maka penulis memberi judul dalam penelitian ini adalah "Pemahaman Guru Kelas Terhadap Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarNegeri ............................... .

B. Pokok Masalah
Untuk mengetahui tujuan ini maka dapat diajukan pertanyaan antara lain :
1. Sejauh mana pemahaman guru kelas tentang bimbingan di Sekolah Dasar.
2. Apa saja usaha guru kelas untuk memahami materi bimbingan konseling secara mendalam.
3. Apa saja yang pernah dilaksanakan guru kelas dalam rangka penerapan program bimbingan disekolah.
4. Bagaimana tanggung jawab Kepsek dan guru dalam melaksanakan program tersebut.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang penerapan Program bimbingan di konseling di suatu pendidikan, maka penulis membatasi pembahasan hanya dalam bidang pemahaman guru terhadap BP suatu penerapannya, disamping mengedepankan beberapa pertentangan antara lain waktu dan hanya masih relatif.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum ditujukan untuk memperoleh gambaran empirik mengenai pemahaman tentang bimbingan dan konseling, pelaksanaannya di Sekolah Dasar Negeri No. 30/I Pulau Betung.
Secara umum (khusus) tujuan ini adalah :
a. Mendiskripsikan tugas guru kelas sebagai koordinator semua kegiatan bimbingan dan penyuluhan belajar mengajar.
b. Untuk mengetahui pemahaman guru kelas tentang program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
c. Dapat mengungkapkan permasalahan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dan mengidentifikasi kegiatannya

2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
a. Untuk membuka cara berfikir dan menambah wawasan dalam penulisan ilmiah
b. Agar guru bimbingan dan konseling dapat berusaha lebih giat lagi dalam meningkatkan mutu pendidikan anak sesuai yang diharapakan.

E. Kerangka Teori
Berdasarkan kepada jadwal penelitian yang diangkat, agar tidak terjadi penafsiran yang berlainan maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat di dalamnya sebagai berikut :
l. Pemahaman
Yang dimaksud pemahaman adalah perkataan dan pengetahuan terhadap objek tertentu serta dapat mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas positif terhadap perlakuan objek tersebut. Pemahaman terhadap suatu objek akan mampu mendorong seseorang untuk mengetahui dan memperhatikan objek tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemahaman objek sebagaimana yang dikemukakan terhadap tugas merupakan dasar dalam pelaksanaan bimbingan konseling disekolah.

2. Guru Kelas
Guru kelas yang mendapat tugas tambahan, tugas tambahan yaitu sebagai edukator, manajemen, administrasi, superoisor, inovator dan motivator.
Selain itu fungsi guru kelas sebagai tersebut diatas juga harus mampu mengorganisir semua kegiatan termasuk menjalin hubungan dengan atasan, pihak orang tua dan masyarakat..
Guru Kelas sesuai Kepmendikbud RI No. 048/U/1982 tentang Sekolah Dasar, Pasal 28 adalah guru kelas bertanggung jawab atas :
a. Pembinaan siswa
b. Pelaksanaan bimbingan konseling
c. Pembinaan tenaga kependidikan lainnya
d. Penyelenggaraan administrasi sekolah
e. Pelaksanaan hubungan sekolah dengan lingkungan orang tua dan masyarakat
f. Pelaporan pelaksanaan pendidikan


3. Pengertian Bimbingan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 dan PP No. 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenai lingkungan dan merencanakan masa depan.
Bantuan yang diberikan kepada siswa-siswa baik secara perorangan (individu) maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, kepribadian itu mencakup 5 aspek :
a. Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan secara tepat dan objektif
b. Penerimaan diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis
c. Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana
d. Mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu.
e. Mewujudkan diri sendiri secara optimal


4. Pengertian Konseling
Menurut Montesan (1964 : 301) Konseling adalah sebagai suatu proses bimbingan antara pribadi, dimana hubungan satu orang yang satu dibantu oleh orang lain untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.
Menurut Jones (1980:10) menyebutkan bahwa Konseling sebagai suatu hubungan profesioanal antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain membantu pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan ini akan dapat dicapai apabila semua komponen di sekolah memahami semua kegiatan yang ada di sekolahnya. Fungsi utama dari bimbingan di sekolah adalah membantu masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga untuk menjadi perantara siswa dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi lainnya. (Koestoer Partowasastro, 1985;28).

F. Hipotesis
Jika pemahaman guru terhadap BP secara mendalam, maka penerapannya BP akan terlaksana dengan baik. Dan jika pemahaman guru terhadap BP belum mendalam, maka penerapannya akan tidak optimal dengan baik.

BAB II
PROSEDUR PENELITIAN


A. Lingkup Penelitian
Adapun penelitian ini di batasi pada hal-hal yang berhubungan dengan Sekolah Dasar.
Penelitian ini bersifat menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Adapun metode yang digunakan adalah interview, dengan metode ini lebih peka serta dapat menyesuaikan dengan menitik beratkan pada kejadian yang ada.

B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Sesuai dengan judul penelitian maka ditetapkan variabel data yang dibutuhkan untuk penelitian adalah data tentang mengenal, menterjemahkan, mengamati, mengidentifikasi dan menafsirkan bimbingan dan konseling data tersebut akan kelengkapan dari subyek penelitian yaitu guru kelas sekolah dasar dalam kecamatan pemayung.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang di tarik dari respondeu sebagai subyek penelitian. Data dl tarik langsung dari responden yaitu Guru Kelas Sekolah Dasar menggunakan angket penelitian.
Sumber Data
- Data Primer
- Data Skunder

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri ........................ Yang berasal dari D-II.
Populasi menurut Furchan (1982; 189) adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas.
a. Muri Yusuf (1982;189) menyatakan populasi itu terkait dengan masalah informasi yang dibutuhkan oleh si peneliti. Jadi populasi itu merupakan keseluruhan obyek penelitian sesuai dengan informasi yang diinginkan oleh peneliti.
b. Berdasarkan uraian di atas maka populasi adalah seluruh Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri ...............................
2. Sampel
Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu permasalahan guru kelas terhadap bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar / maka guru BP dan murid yang akan menjadi sampel, seperti yang diibaratkan pada suatu kue yang dibuat dari ubi kayu, yang diisi dengan gula merah didalamnya (kalpon).
Apabila digulingkan kedalam kelapa yang sudah diparut, maka yang akan menjadi sampelnya adalah kalpon, semakin besar kue kalpon semakin banyak kelapanya.
Demikian juga sampel yang penulis maksud, pengambilan data tersebut akan berantai sampai data tersebut akan mengalir terus dan berhenti pada tingkat kejenuhan (redudancy), tehnik ini disebut Snowball Sampling.

D. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data di lapangan penulis mengunakan beberapa metode sebagai berikut :
l. Metode Observasi
Observasi biasa dilakukan sebagai pengamatan dan pencatatan dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.
Metode ini ditujukan kepada guru yang dikhususkan dan siswa di dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri .............................. dalam melanjutkan pendidikan anak didik dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah di atas meliputi :
a) Mengamati sejauh mana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. ......................
b) Mengamati bagaimana usaha guru bimbingan dan konseling terhadap pendidikan anak.
b) Faktor apa saja yang mendukung Sekolah Dasar sebagai sarana dalam melanjutkan pendidikan anak.
d) Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru bidang studi dan siswa dalam proses belajar mengajar.
e) Bagaimana hasil yang dicapai.


2. Interview (Wawancara)
Yaitu mendapatkan informasi dengan cara. bertanya secara langsung kepada responden.
Metode ini ditujukan kepada bimbingan dan konseling guru dan siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri ..................... yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, yaitu :
a. Sejauh mana peranan guru bimbingan dan konseling dalam menyikapi permasalahan anak.
b. Bagaimana usaha guru bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Negeri No. ................ guna mencerdaskan anak didik.
c. Faktor apa saja yang mendukung guna lancarnya proses bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Negeri No. 30/I Pulau Betung sebagai sarana di dalam melanjutkan pendidikan anak.
d. Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru bidang studi dan siswa dalam proses belajar mengajar di Sekalah Dasar Negeri No. ........................
e. Menanyakan hasil yang di capai.


3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan data verbal, yang berbentuk tulisan. (Koentjaraningrat, 1983; 63).
Adapun metode ini adalah mencari data mengenai hal-hal atau perihal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya (Arikunto, 1991; 188).
Dalam hal tersebut di atas maka penulis mengadakan pencatatan langsung guna memperoleh data.
a. Agenda
b. Struktur organisasi
c. Gambar kegiatan siswa
d. Keadaan guru dan siswa yang berdomilisir dan tidak tetap.


E. Teknik Analisa Data
Analisa penulisan ini data yang bersifat kuantitatif akan di analisis, yaitu berupa uraian atau kalimat yang dapat di pailami, analisis ini menggunakan nola pikir domain, taksonomi komponensial.
a. Analisa Domain .
Analisa domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum tentang apa yang tercakup dalam suatu fokus/pokok permasalahun yang tengah diteliti. Hasilnya masih berupa pengetahuan atau pengertian "dipermukaan" tentang berbagai domain atau kategori-kategori yang terkait.
b. Analisis Taksonomi
Analisis ini di fokuskan, penelitian ini di tetapkan terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena-fenomena, fokus ini yang menjadi sasaran setiap peneliti. (Faisal, 1990; 98).
c. Analisis Trianggulasi
Adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.
Tehnik trianggulasi yang paling banyak digunakan untuk pengecekan atau pemeriksaan data daii sumber lain yaitu :
a. Orang yang dekat -dergan peserta atau sabyek penelitian lain.
b. Masyarakat terlibat dalam subyek penelitian ini.
d. Analisis Komponensial
Analisis komponensial ini juga dilakukan setelah peneliti memiliki cukup banyak fakta atau informasi dari hasil wawancara, observasi yang melacak kontras-kontras tersebut, oleh penelitian difikirkan.
Tehnik konvonensial ini diperoleh setelah adanya analisis domain yang merupakan jawaban yang paling domain, yakni mengenai bimbingan dan konseling sebagai sarana dalam melanjutkan pendidikan anak.
e. Analisis Kultural
Tema yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah masalah kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan watak, tingkah laku anak didik.
Karena kemampuan ini belum mencapai hasil yang maksimal dikarenakan masalah pembinaan dari keluarga yang masih kurang di rumah, maka tingkah lakunya masih dirasakan kurang oieh orang tua anak, oleh karenanya pendidikan dilingkungannya belum memenuhi standar dalam melihat tingkah laku anaknya.
Penelitian kualitatif analisisnya bergerak pada analisis domain, hingga sampai ke analisis yang mele::ar guna keberadaannya secara luas dalam kawasan keseluruhan.
Dengan demikian analisis merupakan upaya untuk mencari benang merah lintasan domain yang ada.
Penulis mengambil data bersifat umum yang akurat untuk menjadikan data yang baik dari semua data yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, (1984) . Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta; Depdikbud.
Rohman Natawijaya, (1984) . Tingkat Penerapan Bimbingan dalam Proses Belajar Mengajar dihubungkan dengan Kepedulian Guru dan Sikap Siswa terhadap Pembimbing. Disertai IKIP Bandung.
Anonim, (1994) . Pedoman Bimbingan Penyuluhan Siswa di Sekoluh Dusar ; Depdikbud
Pemahaman Guru Kelas Terhadap Bimbingan dan Konseling
Back To Top