belajar dan berbagi

KONSEP DASAR MANAJEMEN

A. BATASAN MANAJEMEN
Istilah manajemen (manejement) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi dan sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka.
Sebagai bahan perbandingan, pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat berbeda.
1. John D. Millett membatasi manajemen.
Adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan (Siswanto, 1987: 4).
Millet lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
a) Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasa kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan.
b) Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jsa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atas kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.
2. James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986: 4) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen diatas prosesnya meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Pengorganisasian, yaitu mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
3. Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin.
4. Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.
3. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 3), memberikan batasan manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk kepentingan pembahasan lebih lanjut dalam buku ini, manajemen diberi batasan sebagai berikut:
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Defenisi manajemen diatas mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Elemen sifat
a. Manajemen sebagai suatu seni
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan dan keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b. Manajemen sebagai suatu ilmu
Yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum (general purpose).


2. Elemen fungsi
a. Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode tertentu serta tahapan/langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan.
c. Pengarahan
Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk pencapaian tujuan bersama.
d. Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
e. Pengendalian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui.

3. Elemen sasaran
a. Orang (manusia)
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.

b. Mekanisme kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

4. Elemen tujuan
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objective, purpose, mission, deadline, standard, target dan quota. Tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanaan dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.

B. FILSAFAT MANAJEMEN
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas philein dan sophia. Philien artinya cinta dan sophia berarti kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Cinta hasrat, kemauan atau keinginan yang besar atai yang berkobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijakan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat, kemauan atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Jadi pengertian, filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Moekijat mengemukakan bahwa filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu (Moekijat, 1980: 318). Singkatnya suatu filsafat adalah suatu cara hidup. Filsafat memiliki:
1. Tujuan tertentu
2. Beberapa nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
3. Keyakinan pada pihak para penganut bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai untuk dikejar
Filsafat adalah petunjuk utama yang menggarisbawahi semua tindakan dari seorang manajer.
Filsafat manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial.
Dalam filsafat manajemen, terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan manajemen.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut meliputi hal-hal berikut:
1. Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2. Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
3. Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberi kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4. Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana organisasi tersebut akan dikemudikan.
5. Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
6. Faktor dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
7. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggungjawabkan (accountability).
8. Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
9. Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir.

C. TUJUAN DAN SENI MANAJEMEN
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disismatisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan (approach) terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh indra manusia.
Manajemen sebagai ilmu, titik beratnya terletak pada metode keilmuan. Batasan lain tentang ilmu yang menekankan oleh Goode dan hatt (1952: 7) bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang mengizinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas.
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan, terdapat pada pengertian ilmu itu yang bersifat rasional, empiris, umum dan akumulatif.
1. Bersifat rasional
Rasional adalah suatu sifat aktivitas berpikir yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti urutan berpikir silogisme.
2. Bersifat empiris
Dikatakan bersifat empiris karena kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau pada verifikasi indra manusia.
3. Bersifat umum
Bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasi oleh peninjau ilmiah.
4. Bersifat akumulatif
Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya.
Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti halnya karakteristik pokok ilmu yang telah dideskripsikan diatas.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam arti formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis dan sebagainya.
Yang dimaksudkan seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode dan tekhnik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (human dan natural resources) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Belanda, keahlian, kemampuan, kemahiran dan keterampilan yang diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu, disebut kunde (ilmu). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan dan keterampilan tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast (seni).
Manajemen dapat dikuasai oleh ilmu dengan lapisan seni yang baik atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.
D. PENTINGNYA TUJUAN DALAM MANAJEMEN
Tujuan adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh seseorang; tujuan merupakan objek atas suatu tindakan.
Edwin A. Locke (1968: 157) berpendapat bahwa Frederick W. Taylor menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu tekhnik utamanya dar manajemen ilmiah (scientific management).
Locke juga mendeskripsikan secara hati-hati mengenai sifat dari proses mental atas penetapan tujuan. Sifat yang secara spesifik dijelaskannua adalah spesifikasi tujuan (goal spesificity), kesukaran tujuan (goal difficulty) dan intensitas tujuan (goal intensity). Spesifikasi tujuan adalah kejelasan dan ketelitian deskripsi kuantitatif dari tujuan. Sukarnya tujuan adalah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang dicari. Intensitas tujuan menyinggung proses penetapan tujuan atau proses penentuan cara mencapainya.
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer. Berdasarkan pengertian diatas, diambil empat elemen pokok yaitu:
1. Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2. Cakupan (scope)
3. Ketepatan (definitness)
4. Pengarahan (direction)
Secara empiris luasnya sesuatu yang ingin direalisasikan termasuk dalam pengertian tujuan manajemen. Tujuan manajemen juga mengandung arti ketetapan (definitnes). Pengarahan (direction) ditunjukkan oleh tujuan. Hal itu karena tujuan pada umumnya menunjukkan hasil yang harus direalisasikan dan memisahkan hasilnya dari berbagai hal yang ingin direalisasikan yang mungkin ada.
Pada umumnya, tujuan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Tujuan organisasi secara makro
2. Tujuan manajer pada seluruh hierarki organisasi
3. Tujuan individu
Tujuan organisasi secara makro sangat berhubungan dengan nilai (values) yang dibentuk dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk kepentingan pihak intern dan pihak ekstern (sosio). Tujuan yang berhubungan dengan manajer pada seluruh hierarki organisasi merupakan pengertian yang lazim diantara berbagai jenis tujuan. Tujuan ini lebih banyak berhubungan dengan hierarki kuantitas dan kualitas yang harus direalisasikan. Tujuan individu lebih banyak berhubungan dengan kepuasan ekonomis, psikologis dan sosial.

E. MANAJEMEN, MANAJER DAN KEPEMIMPINAN
Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasian, pengarah, pemotivasi serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Menurut cakupan kegiatannya, manajer dapat dibedakan menjadi empat kelompok berikut:
1. Dewan direksi,
2. Presiden organisasi,
3. Departemen atau kepala divisi,
4. Manajer hierarki pertama

F. KETERAMPILAN DAN PERAN MANAJER
Peter F. Drucker (1976) berpendapat bawah prestasi seorang manajer dapat diukur berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi (efficiency) dan efektivitas (effectivity). Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar.
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.
Henry Mintzberg yang selanjutnya dikutip oleh Stoner dan Wankel (1986: 16 – 17) mengemukakan bahwa terdapat kesamaan yang kuat dalam perilaku manajer pada semua hierarki organisasi. Menurut Mintzberg disebut “sekelompok perilaku yang terorganisasi (organized sets of behaviors)”.
1. Peran antarpribadi manajer (the manager’s interpersonal roles)
2. Peran informasional manajer (the manager’s informational roles)
3. Peran pengambil keputusan manajer (the manager’s decisional roles)

G. PROSES MANAJEMEN
Proses adalah suatu cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas dimaksudkan adalah merupakan fungsi seorang manajer.
Fungsi manajer ke dalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut berikut:
1. Fungsi manajer dari sudut proses, yaitu perencanaa, pengorganisasin, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian.
2. Fungsional manajer dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenagakerjaan, pemasaran, pembelian, produksi dan sejenisnya.

1. Fungsi manajer dari sudut proses
Pendistribusian fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan, pengorganisasin, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian.

2. Fungsi manajer dari sudut spesialisasi kerja
a. Fungsi keuangan
b. Fungsi ketenagakerjaan
c. Fungsi pemasaran
d. Fungsi pembelian
e. Fungsi produksi


3. Fungsi manajer ke luar organisasi
Fungsi manajer ke luar organisasi, antara lain berupa:
1. Penyampaian informasi ekonomis kepada pihak yang berkepentingan dengan organisasi.
2. Penyampaian informasi umum kepada pihak luar.
3. Kerja sama dengan pihak lain.

BAB 2
PERKEMBANGAN KONSEP MANAJEMEN

A. MAZHAB KLASIK
Terdapat tiga mazhab (aliran) manajemen yang mengikuti perkembangannya. Pertama mazhab klasik yang terbagi menjadi dua cabang, yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik, kedua mazhab perilaku dan ketiga mazhab ilmu manajemen.
1. Manajemen ilmiah cabang mazhab klasik pertama
a. Robert Owen
Robert Owen hidup pada tahun 1771 – 1858. Penilaian bawahan dilakukan secara terbuka setiap hari sehingga bukan hanya memungkinkan para manajer mengetahui letak permasalahannya, tetapi juga memberikan kebanggan dan mendorong kompetisi yang sehat.
b. Charles Babbage
Charles Babbage hidup pada tahun 1792 – 1871. Dasar keyakinan Babbage bahwa apliasi prinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya.
c. Frederik W. Taylor
Frederik W. Taylor hidup pada tahun 1856 – 1915. Ia merupakan salah satu tokoh manajemen ilmiah (scientific management) yang paling termasyhur sehingga mendapat sebutan sebagai bapak manajemen ilmiah.
d. Henry L. Gantt
Henry L. Gantt hidup pada tahun 1861 – 1919. Rendahnya motivasi yang dicapai mengakibatkan Gantt meninggalkan sistem tarif upah diferensial untuk diubah menjadi satu inovasi baru berupa motivasi kerja kepada para bawahan.

e. Pasangan Gilberth
Frank B. Gilberth hidup pada tahun 1868 – 1942. Lilian M. Gilberth sebagai istri hidup pada tahun 1878 – 1972. Pasangan Gilberth berpendapat bahwa studi gerak akan meningkatkan semangat kerja bagi bawahan karena keuntungan fisiknya yang nyata dan karena dapat menunjukkan perhatian manajemen pada para pahlawan.

2. Teori organisasi klasik cabang mazhab klasik kedua
Pengembang teori organisasi klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada tahun 1841 – 1925. Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang baik memiliki suatu pola tertentu yang dpat diidentifikasikan dan dianalisis.
Dalam usahanya mengembangkan ilmu manajemen, Fayol memulainya dengan membagi perusahaan menjadi enam aktivitas yang saling bergantung. Aktivitas yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Fungsi teknis (technical), yaitu memproduksi dan membuat produk.
2. Fungsi komersial (commercial), yaitu membeli bahan baku dan menjual produk.
3. Fungsi finansial (financial), yaitu memperoleh dan menggunakan modal.
4. Fungsi keamanan (security), yaitu melindungi para bawahan dan aktiva perusahaan.
5. Fungsi akuntansi (accounting), yaitu mencatat dan mengecek biaya, keuntungan dan utang-utang, menyiapakn neraca serta menghimpun statistik.
6. Fungsi manajerial (managerial).
Prinsip manajemen yang dikembangkan fayol yang mendasari perilaku manajerial yang efektif adalah:
1. Pembagian kerja (division of labor)
2. Otoritas (authority)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan arah (unity of direction)
6. Menomorduakan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum (subordination of individual interest to the common goals)
7. Pemberian upah (remuneration)
8. Sentralisasi (centralization)
9. Hierarki (hierarchy)
10. Tertib (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kestabilan staf (stability of staff)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)

B. MAZHAB PERILAKU
Para pakar dibawah ini berusaha memperkuat teori organisasi klasik dengan wawasan sosiologi dan psikologi.
a. Hugo Munsterberg
Hugo Munsterberg hidup pada tahun 1865 – 1916 dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam aplikasi guna membantu tercapainya tujuan produktivitas sebagaimanadiharapkan oleh manajer lain.

b. Elton Mayo
Elton Mayo hidup pada tahun 1880 – 1949. Mayo pada beberapa eksperimennya menemukan bahwa insentif berupa finansial apabila diberikan tidak menyebabkan peningkatan produktivitas.

C. MAZHAB ILMU MANAJEMEN
Munculnya mazhab ilmu manajemen dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi (Operation Research/OR) yang dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam peperangan yang harus segera dipecahkannya pada permulaan perang dunia ke 2.
Tekhni ilmu manajemen diaplikasikan dalam aktivitas yang amat luas, misalnya penganggaran modal (capital budgeting), penjadwalan produksi (production scheduling), perencanaan program pengembangan bawahan, pengembangan strategi produk dan sebagainya.

D. USAHA-USAHA PERPADUAN
Mazhab ilmu perilaku dan mazhab ilmu manajemen, keduanya merupakan pendekatan yang penting dan penuh semangat terhadap penelitian, analisis dan pemecahan manajemen.

BAB 5
PENGARAHAN

A. KONSEP DASAR
Pengarahan adalah usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu agar semuanya dapat dilakukan. Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi.

B. TUJUAN PENGARAHAN
Secara umum tujuan pengarahan adalah sebagai berikut:
- Menjamin kontinuitas perencanaan
Suatu perencanaan ditetapkan untuk dijadikan pedoman normaratif dalam pencapaian tujuan. Pelaksanaan kerja yang baik akan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

- Membudayakan prosedur standar
Seperti telah dideskripsmikan pada bab sebelumnya bahwa suatu prosedur akan memberikan seperangkat petunjuk detail untuk melaksanakan urutan-urutan tindakan yang sering atau bisa terjadi.

- Menghindari kemangkiran yang tak berarti
Kemangkiran dapat diberikan batasan sebagai kondisi etika seseorang tidak berada ditempat kerjanya diluar penyebab yang jelas tanpa pemberitahuan sebelumnya.


- Membina disiplin kerja
Disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap mental yang menyatu dalam kehidupan yang mengandung pemahaman terhadap norma, nilai dan peraturan melaksanakan hak dan kewajiban kehidupan.
Disiplin kerja yang terbina akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan.

- Membina motivasi yang terarah
Motivasi berasal dari kata “motive” (Ind. Motif) adalah segala sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu atau paling tidak bekeinginan untuk bersikap tertentu.
Motivasi adalah salah satu faktor penentu hasil kerja orang disamping kemampuan. Motivasi dipengaruhi oleh sutu kondisi fisik kebutuhan seseorang serta kondisi seseorang.

C. PERAN KOMUNIKASI DALAM PENGARAHAN
Komunikasi memiliki peran yang penting karena tanpa komunikasi apa yang ada dalam diri seseorang tidak aan sampai pada orang lain.
Suatu komunikasi dapat diberikan beberapa batasan. Salah satu batasan umum dan sering kali berlaku pada beberapa sistem organisasi adalah proses penyampaian informasi atau pengertian dari pengirim pesan kepada penerima dengan menggunakan tanda atau simbol yang sama, baik bersifat oral maupun bukan oral (Siswanto, 1988). Dalam hubungannya dengan struktur organisasi, informasi dapat mengalir vertikal, horizontal maupun diagonal.

1. Sistem komunikasi vertikal
Sistem komunikasi vertikal terjadi dan berlangsung dari atas maupun dari bawah.

2. Sistem komunikasi horizontal
Komunikasi ini terjalin antar departemen, unit dan bagian dalam satu hierarki organisasi.

3. Sistem komunikasi diagonal
Komunikasi ini sebenarnya merupakan jalur komunikasi yang penggunaannya amat langka. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu sebenanya amat penting, khususnya apabila para bawahan tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui media lainnya.

Ketiga sistem komunikasi diatas banyak bergantung pada kedelapan elemen penting yang harus selalu ada untuk menghasilkan komunikasi yang efektif. Kedelapan elemen pokok komunikasi menurut Stoner dan Wankel (1986: 501 – 504) tersebut meliputi hal-hal berikut:
1. Pengirim (sender atau source)
Pengirim adalah seseorang yang memikiki informasi kebutuhan atau keinginan dan sebuah maksud untuk disampaikan kepada satu atau lebih orang lain.
2. Penyandian (encoding)
Aktivitas ini berlangsung manakala pengirim menerjemahkan informasi yang akan dikirim kedalam serangkaian simbol.
3. Pesan (message)
Pesan adalah bentuk fisik ketika pengirim menyandikan informasi.
4. Saluran (channel)
Saluran adalah media pengirim dari satu orang ke orang lain (misalnya udara, kata-kata yang diucapkan dan kertas untuk penulisan pean (huruf).
5. Penerima (receiver)
Penerima adalah orang yang indranya menangkap pesan pengirim.
6. Pengurai sandi (deconding)
Pengurai sandi adalah proses penerima menafsirkan pesan dan menerjemahkannya ke dalam informasi yang bermakna.
7. Gaduh (noise)
Gaduh adalah salah satu faktor yang mengacaukan, membingungkan atau mengganggu komunikasi. Gangguan tersebut dapat bersifat intern atau ekstern.
8. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah suatu perbalikan proses komunikasi ketika reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan.
Schramm dan Roberts (1973) menampilkan apa yang disebut the condition of success in communication. Artinya kondisi yang harus dipenuhi, agar pesan mendapat respons yang sesuai, antara lain sebagai berikut:
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebuthan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutihan yang layak bagi situasi kelompok ketika komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Effendi, 1993: 41 – 42).
Dalam penerapan fungsi pengarahan, komunikasi merupakan salah satu proses yang amat potensial dalam memainkan peran penting sehingga karyawan dapat merealisasikan tujuan organisasi yang diabdikannya. Penerapan fungsi pengarahan, manajer juga dituntut untuk memainkan komunikasi melalui proses pembimbingan dan penyeliaan para bawahan. Perlu adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
1. Koordinasi
Koordinasi adalah penyelarasan atas aktivitas secara teratur guna memberikan jumlah, waktu dan pengarahan pelaksanaan yang tepat sehingga mengakibatkan adanya aktivitas yang selaras dan disatukan untuk tujuan tertentu.
2. Integrasi
Integrasi adalah penggabungan bagian menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
3. Sinkronisasi
Sinkronisasi adalah menyatukan berbagai aktivitas untuk dilaksanakan secara bersamaan sehingga terhindar adanya inefisiensi yang berkepanjangan.

D. LAPORAN
Salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang paling sering digunakan dalam sistem pengorganisasian dan memiliki konteks yang erat dengan pengarahan adalah laporan.
Laporan dapat diberikan beberapa batasan, namun batasan tersebut tidak mengikat batasan lain. Moekijat (1980: 505 – 506) memberikan batasa laporan (report) sebagai berikut:
1. Laporan adalah pengenal informasi nyata yang ditujukan kepada orang tertentu untuk tujuan tertentu.
2. Laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data informasi.
3. Laporan adalah alat komunikasi ketika penulis membuat beberapa kesimpulan atau rekomendasi mengenai fakta atau keadaan-keadaan yang telah diselidiki.
Dengan dibuatnya laporan terdapat beberapa manfaat yang dapat dipetik, sebagai berikut:
1. Tanggung gugat/pertanggung jawaban dan pengendalian
2. Penyampaian informasi
3. Masukan pengambilan keputusan
4. Alat membina kerja sama dan koordinasi
5. Alat pengembangan gagasan dan tukar menukar pengalaman

Laporan yang efektif minimum memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Benar dan objektif
2. Jelas dan terandal
3. Efektif
4. Tegas dan taat asa (konsisten)
5. Tepat waktu
6. Lengkap
Laporan dikatakan lengkap apabila:
1. Mencakup berbagai segi masalah yang dikemukakan
2. Deskripsinya tidak memberikan kesempatan terhadap timbulnya permasalahan atau pertanyaan baru
3. Disertai tanda penunjang, misalnya statistik, tabel, bagan dan sebagainya
7. Tepat sasaran

KESIMPULAN

Pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahan agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam bekerja.
Pengarahan diberikan kepada bawahan bukan karena apa yang dilakukan oleh pegawai itu salah, pengarahan ini bertujuan memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Reksohadiprojo, Sukanto, 1992, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta, BPFEE.

Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Labels: Makalah

Thanks for reading KONSEP DASAR MANAJEMEN. Please share...!

1 komentar on KONSEP DASAR MANAJEMEN

  1. isi postingnya tentang pengarahan cukup bagus. tapi blognya kebanyakan adsensenya

    ReplyDelete

Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar

Back To Top