belajar dan berbagi

Makalah tentang Riba

Makalah tentang Riba

Riba adalah materi yang membahas tentang aqad atau perjanjian yang terjadi dalam tukar menukar suatu barang yang tidak diketahui sama atau tidaknya menurut syara’atau dalam tukar menukar itu ada suatu tambahan meskipun tidak seketika itu menerimanya

Sebab-sebab haramnya riba
Adapun sebab-sebab diharamkan riba yaitu sebagai berikut:
1.Karena allah dan rasulnya melarang atau mengharamkan nya.
2.Karena riba menghendaki pengambilan harta orang lain denga tidak ada imbangannya.
3.Dengan melakukan riba,orang tersebut menjadi malas berusaha yang sah menurut syara’.jika riba sudah mendarah daging pada seseorang,orang tersebut lebih suka beternak uang karna ternak uang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada dagang dan dikerjakan tidak dengan susah payah.
4.Riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama manusia dengan cara utang piutang atau menghilangkan faedah utang piutang sehingga riba lebih cenderung memeras orang miskin dari pada menolong orang miskin.



RIBA

1. Pengertian riba
Menurut bahasa riba ( ) artinya azziyadah( )yaitu bertambah atau lebih.
Menurut istilah adalah suatu aqad atau perjanjian yang terjadi dalam tukar menukar suatu barang yang tidak diketahui sama atau tidaknya menurut syara’atau dalam tukar menukar itu ada suatu tambahan meskipun tidak seketika itu menerimanya.(Prof.H.Chatibul Umam.Fiqih.1993:237)

2.Sebab-sebab haramnya riba
Adapun sebab-sebab diharamkan riba yaitu sebagai berikut:
1. Karena allah dan rasulnya melarang atau mengharamkan nya.
2. Karena riba menghendaki pengambilan harta orang lain denga tidak ada imbangannya.
3. Dengan melakukan riba,orang tersebut menjadi malas berusaha yang sah menurut syara’.jika riba sudah mendarah daging pada seseorang,orang tersebut lebih suka beternak uang karna ternak uang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada dagang dan dikerjakan tidak dengan susah payah.
4. Riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama manusia dengan cara utang piutang atau menghilangkan faedah utang piutang sehingga riba lebih cenderung memeras orang miskin dari pada menolong orang miskin.(Dr.H.Hendi Suhendi,M.Si.Fiqh Muamalah.2008:58-61).

3.Macam-macam riba
Menurut para ulama fiqh,riba dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:
a. Riba fadli yaitu menukrkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama timbangannya atau takarannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan.
Contohnya:tukar menukar emas dengan emas,perak dengan perak,beras dengan beras,gandum dengan gandum dan sebagainya.
Supaya tukar menukar seperti itu tidsk termasuk riba,jual beli dan tukar menukar barang itu harus memenuhi 3 syarat yaitu;
1.tukar menukar barang itu harus tunai.
2.Timbangan atau takaran tersebut haru sama.
3.Timbang terima pada saat itu juga.
b. Riba qardi yaitu utang dengan cara ada keuntungan bagi yang membari utang.
c. Riba yad yaitu berpisah dari tempat akaq sebelum timbang terima.
Maksudnya:orang yang membeli suatu barang,kemudian sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual,pembeli menjualnya kepada orang lain.jual seperti ini tidak boleh,seb jual beli ini masih dalm ikatan dengan pihak penjual pertama. Jual seperti ini dinamakan riba yad.
d. Riba nasa’yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis yang pembayarannya disyaratkan lebih,dengan diakhiri atau dilambatkan oleh yang yang meminjamkan.
(H.Sulaiman Rasjid.Fiqh Islam.1994:290)

4.Ayat yang mengaharamkan riba
Adapun ayat-ayat yang mengharamakan riba diantaranya adalah:


Artinya:Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba(Al-baqarah 275).


Artinya: Allah menghapuskan berkah harta riba dan menyuburkan harta sadaqah(Al-baqarah 276)
Contoh makalah lingkungan hidup

Contoh makalah lingkungan hidup

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh perhatian yang sangat besar dalam menangani masalah lingkungan ini. Dalam bad ke-21 ini sedang terjadi perubahan-perubahan yang besar terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup yaitu semakin menipisnya sumber daya alam, berkurangnya luas ekosistem alam dan terjadinya
pemanasan global yang makin meningkat. Soedjiran R. dkk (1985 : 14) berpendapat bahwa meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tekan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis (kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan), dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia.
Berkenaan dengan sumber daya alam tersebut, kita harus bijaksana dalam penggunaannya seefisien dan seefektif mungkin. Kita merasa bersyukur diberikan kekayaan yang melimpah ruah oleh Sang Pencipta, namun penggalian atau penebangan yang terus menerus tanpa memperhatikan konservasinya akan merugikan kita sendiri, penggunaan bahan bakar yang berlebihan dapat mengurangi cadangan yang ada, kurangnya kesadaran akan menumbuhkan pohon-pohon yang hijau yang berguna untuk menyerap karbondioksida di udara. Pemanasan global akibat pencemaran yang terjadi karena adanya pergeseran jumlah gas-gas di atmosfer antara lain sangat terpengaruh oleh aktivitas industrialisasi dan transportasi secara umum dalam menghasilkan limbah, atau hal-hal lainnya yang bertentangan dengan etika lingkungan tentu saja mereka semua akan menyebabkan pencemaran atau kerusakan lingkungan.
Untuk menanggulangi masalah yang sedang dihadapi maka peran serta masyarakat merupakan salah satu syarat utama bagi keberhasilan usaha pengendalian dan pelestarian lingkungan. Pembangunan tidak mungkin dilakukan tanpa peran serta semua pihak, terutama di negara yang sedang mambangun seperti Indonesia. Achmad Ganjar dan Anisyah Arief (1997:15) mengemukakan tentang permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia sebagai berikut :
1. Risiko lingkungan yang timbul dari kegiatan, perilaku, sikap dan kebiasaan masyarakat tradisional.
2. Risiko ‘modern’ yang timbul dari kebiasaan dan cara hidup yang datang bersama modernisasi.
Berkenaan dengan hal tersebut pasal 9 Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengolahan lingkungan, menegaskan bahwa pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui pengolahan, bimbingan, dan penelitian lingkungan hidup.
Pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal mulai dari taman kanak-kanak/pendidikan dasar sembilan tahun sampai dengan perguruan tinggi, maupun jalur pendidikan non formal.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan nasional memasukkan materi lingkungan kepada jenjang pendidikan yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar, dengan banyaknya mata pelajaran yang terintegrasikan dengan ilmu lingkungan. Achmad Ganjar dan Anisyah Arief dalam buku pedoman pembinaan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup di sekolah SD ( 1997 : 95 ) mengemukakan tentang tujuan pendidikan lingkungan untuk anak SD sebenarnya adalah agar siswa memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang rasional dan bertanggungjawab terhadap masalah lingkungan hidup. Dan strategi yang digunakan di dalam pengintegrasian ilmu lingkungan ke dalam kurikulum 1994 adalah menggunakan pendekatan integratif (terpadu).
Pendidikan lingkungan hidup sebagai mata kuliah kekhususan program studi tidak dapat ditinggalkan karena sebagai lulusan IKIP atau FKIP , para guru harus berkemampuan mengajarkannya secara terintegrasi di Sekolah Dasar. Hal ini ditegaskan dalam kurikulum PKLH- buku pegangan mahasiswa sebagai calon guru (1989 :146 ) dalam tujuan kurikulernya diharapkan mahasiswa :
1. Mengetahui latar belakang pengertian dan scope, aproach dan methode, fungsi dan manfaat serta evaluasi PKLH.
2. Dapat mengajarkan PKLH pada tingkat SD, SLTP. Dan SLTA serta PLS.
3. Sadar akan pentingnya PKLH dan menyebarluaskan serta mengembangkannya.
Mata pelajaran yang mengintegrasikan ilmu lingkungan adalah bahasa yang diantaranya bahasa Inggris. Kurikulum 1996 pendidikan dasar untuk kelas V dan VI SD mata pelajaran bahasa Inggris ( 107 –117) memasukkan materi lingkungan seperti lingkungan sekolah, lingkungan rumah, lingkungan luar rumah, penyakit, pariwisata, dan makanan yang sehat.
Banyaknya buku-buku sumber atau referensi yang bertuliskan bahasa Ingris dan juga sebagai alat komunikasi umumnya di berbagai tempat dibelahan dunia ini, menuntut kita untuk membekali mereka dengan kemampuan menggunakan bahasa internasional tersebut sejak dini. Terlebih menjelang diberlakukannya Asian Free Trade Association (AFTA) tahun – tahun mendatang dan kita sekarang ini sedang berada di abad milenium dengan berbagai teknologi mutakhir. Diana Larsen et all. (1991 : 1) menyatakan bahwa “ English as a second language for most of the people of the world has increasingly become the international language for business and commerce, science and technology, and international relation and diplomacy.”
“Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua yang sudah dipergunakan secara luas oleh masyarakat dunia bagi kepentingan usaha, perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan internasional dan diplomasi”.
Jenjang sekolah dasar juga merupakan jenjang yang paling dasar yang merupakan pondasi bagi jenjang selanjutnya. Dengan diberikannya materi lingkungan melalui pengajaran bahasa Inggris yang tepat dan benar diharapkan akan membangkitkan motivasi mereka untuk belajar bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh di jenjang selanjutnya sehingga materi lingkungan yang disampaikan dapat dicerna dengan baik.
Hal ini mengharuskan para guru dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan dalam kurikulum tersebut. Kurikulum 1996 kelas V dan VI SD mata pelajaran bahasa Inggris menyatakan tujuan yang hendak dicapai para siswa yaitu agar siswa memiliki keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis sederhana dalam bahasa Inggris dengan penekanan pada keterampilan berbicara melalui tema yang dipilih berdasarkan kebutuhan lingkungan, antara lain pariwisata dan perindustrian.
Nasution ( 1977 : 94-95 ) mengemukakan bahwa ketrampilan membaca merupakan kulminasi atau puncak dari ketiga ketrampilan lainnya. Beberapa ketrampilan yang diperlukan dalam membaca bahasa Inggris yang harus dimulai dari yang paling dasar adalah sebagai berikut :
a. Menguasai kosa kata
b. Mengenali pola kalimat pokok
c. Mengenali sistematika penyajian
d. Menangkap pokok pikiran penulis dan pokok bahasan suatu tulisan
e. Membaca apa yang tersirat
f. Menyesuaikan tempo membaca sesuai dengan bahan bacaan
g. Membaca cepat dengan pemahaman mendalam
Supaya materi tentang lingkungan yang ditulis dalam bahasa Inggris dapat dimengerti, tentu saja harus dikuasai terlebih dahulu unsur pembangunnya yaitu elemen gramatika. Elemen ini mengacu pada kesimpulan-kesimpulan umum tentang keteraturan dan ketidakteraturan yang ada dalam bahasa, sedang wawasannya adalah morfologi dan sintaksis.
Agar mencapai tujuan pengajaran bahasa dengan baik, para guru harus dibekali dengan teori-teori yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pengajar, begitu pula guru bahasa harus mengetahui seluk beluk kompetensi bahasa yaitu kompetensi gramatika dan kompetensi wacana atau bacaan, sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa disini hanyalah sarana untuk mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan. Kita sering mendengar bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami tulisan dalam bahasa Inggris. Mengapa demikian, yaitu karena kelemahan mendasar dalam penguasaan dan penggunaan bahasa. Alam pikiran mereka belum sampai pada apa yang ada dalam teks. Untuk mengatasinya mereka harus dibiasakan menggunakan bahasa yang baik dan menurut logika.
Hipotesa Sapir-Whorf menganggap bahwa peranan bahasa dalam menentukan pembentukan pikiran bersifat mutlak menentukan karena pembentukan konsep-konsep tidak sama di semua kultur.
Jujun S.S. (1999 : 37-59) mengemukakan dengan bahasa maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang didapat. Pengetahuan yang dimaksud pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan.
Sesungguhnya masalah lingkungan hidup dengan pemahaman, sikap dan perilaku sangat subjektif sifatnya, karena masing-masing siswa mempunyai tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu persepsinya akan berbeda pula sesuai dengan kesadaran dan kepribadian masing-masing. Namun demikian landasan berpijaknya sama yang dapat dijabarkan dari tujuan usaha pemahaman lingkungan.
Negara kita memerlukan manusia-manusia yang sadar akan lingkungannya yaitu manusia yang sudah memahamai dan menerapkan sikap dan perilaku yang peduli akan lingkungan dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan.
Adapun kewajiban para guru untuk menginformasikannya melalui media pendidikan di sekolah, hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelestarian lingkungan, sumber daya alam kita, yang sekarang ini mendapat perhatian yang serius dari semua pihak. Siswa merupakan bagian dari lingkungan, sehingga sudah seharusnya mendukung program ini dengan memelihara kebersihan lingkungan baik di sekolah, rumah atau masyarakat luas. Pengaplikasiannya bisa berupa memelihara tanaman-tanaman, menanam bunga, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan halaman yang kotor, tidak merokok, dan lain sebagainya.
Dengan mengacu pada pembahasan di atas mudah-mudahan dapat menuntun siswa untuk ikut serta dalam memelihara kebersihan lingkungan.
W.A. Gerungan berpendapat bahwa sikap bukan dibawa sejak orang dilahirkan, melainkan dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu, dalam hubungannya dengan objeknya. Hal yang dapat mengubah sikap adalah pengetahuan yang banyak didapat di sekolah. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak, yang selanjutnya disertai dengan adanya Niat maka terbentuklah perilaku tertentu.
Dr Ahman Sya dalam perkuliahan ilmu filsafat (2000) mengemukakan bahwa jalur manusia pada umumnya dimulai dari pengetahuan – sikap – dan akhirnya perilaku.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, untuk menanggapinya perlu diadakan penelitian secara langsung dan seksama mengenai “Perilaku pemeliharaan kebersihan lingkungan siswa sekolah dasar ( studi korelatif antara pengetahuan siswa kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tentang Lingkungan Hidup melalui pelajaran bahasa Inggris dengan sikap dan perilakunya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan ).

B. Perumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan lingkungan melalui pelajaran bahasa Inggris dengan perilaku siswa terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tahun pelajaran 2001/2002 ?
2. Bagaimanakah hubungan sikap dengan perilaku siswa terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tahun pelajaran 2001/2002 ?
3. Apakah keduanya mempunyai hubungan dengan perilaku siswa terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tahun pelajaran 2001/2002 ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauhmana sikap siswa kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya terhadap kebersihan lingkungan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana perilaku siswa kelas V dan VI SD Bethel terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan.
3. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh pengetahuan lingkungan dan sikap siswa kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya terhadap kebersihan lingkungan.




D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Menunjang program pemerintah dalam upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan di sekolah.
2. Membantu sekolah untuk menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih nan indah bagi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
3. Pemantapan para guru khususnya guru bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan metode eklektik dalam mengajarkan pengetahuan lingkungan.
4. Diterapkan, dikembangkan dan dimanfaatkan di tempat lainnya seperti di rumah, atupun di masyarakat luas pada umumnya, sehingga dapat terhindar dari kerusakan ataupun pencemaran lingkungan.
5. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang lingkungan melalui media bahasa Inggris terhadap perilaku dalam pengelolaan kebersihan lingkungan.

E. Studi Literatur
1. Hakekat Pengetahuan Lingkungan
Pada mulanya manusia hidupnya sangat primitif , tempat tinggalnya berpindah-pindah, segala keperluan hidupnya menggunakan api, batu, tanpa pakaian lengkap, kakinya sebagaai kendaraan untuk bepergian kemana-mana. Dengan pengetahuan yang dimiliki melalui pengalaman hidupnya, manusia akhirnya dapat memperbaiki kehidupannya. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, seperti : rasa ingin tahu apa kegunaan api atupun batu yang lebih komplek lagi, bagaimana mempunyai rumah yang tetap, bagaimana membuat kendaraan seperti gerobak dengan roda supaya perjalanan tidak akan terlalu panjang dan melelahkan, dan lain sebagainya. Sampai akhirnya di abad milenium ini manusia dapat membangun gedung-gedung yang menjulang tinggi, pesawat udara untuk pergi ke berbagai tempat yang jauh dengan waktu singkat, membuat berbagai jenis busana untuk keindahan, kehangatan atau untuk fungsi lainnya. Singkatnya disertai akalnya, maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang dikaruniai akal pikiran, dan kewajibannya yaitu mengembangkan pengetahuan tersebut. Firman Allah dalam kitab Amsal pasal 1 ayat 5 mengatakan “ Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”
Jujun S.S. ( 1999 : 53 ) mengemukakan bahwa pengetahuan yang diperoleh bisa melalui akal pikiran yang disebut ilmu pengetahuan, bisa juga melalui wahyu, intuisi ataupun pancaindera ( pemerolehan pengetahuan bukan berdasarkan rasionalisme dan empirisme). Manusia mampu mengembangkan pengetahuan disebabkan oleh dua hal utama yakni :
a. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
b. Manusia mampu berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
Definisi pengetahuan menurut kamus Longman Dictionary of Contemporary English by Paul Procter et all adalah sebagai berikut : “Knowledge concerning to cause someone to know or to become known to (by) someone.” Yang berarti pengetahuan menyebabkan seseorang mengetahui atau orang lain tahu karena ada yang memberi tahu.
Pengetahuan menurut John Locke dalam Jujun S.S. ( 1999 : 103 ) merupakan hasil dari kegiatan keilmuan (pikiran) yang mengkombinasikan sensasi-sensasi pokok. Pikiran manusia pada saat lahir dianggap selembar kertas lilin licin dimana data yang ditangkap panca indera tergambar disitu. Dari kombinasi dan perbandingan berbagai pengalaman maka ide yang rumit dapat dihasilkan.
Dalam perkuliahan ilmu filsafat Dr. Ahman Sya ( 2000 ) mengemukakan ciri-ciri ilmu pengetahuan sebagai berikut : rasional, sistematis dan empiris.
Selanjutnya Bloom ( 1979 ) mengklasifikasikan pengetahuan (knowledge) ke dalam :
a. pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus (knowledge of specifics).
b. pengetahuan tentang cara dan penggunaan alat untuk menangani masalah-masalah khusus.
c. Pengetahuan yang bersifat universal.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tidak ada manusia yang hidup menyendiri, ia senantiasa bersama manusia-manusia lainnya saling berinteraksi di lingkungannya dia berada, sehingga ada ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang disebut Ekologi (R.E. Soeriaatmadja 1989 : 1).
Pengetahuan lingkungan ini mendapat perhatian dari berbagai pihak karena hubungan antara berbagai organisme hidup di dalam lingkungan pada hakikatnya merupakan kebutuhan primer, yang kadang-kadang terjadi secara sadar atau kurang sadar.
R. M. Gatot P.S. (1996 : 12) mendefinisikan tentang lingkungan sebagai berikut : “ Lingkungan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada di sekeliling manusia sebagai pribadi atau dalam proses pergaulan hidup.”
Menurut Danusaputro dalam Gatot ( 1980 : 67-101 ) manusia di dalam hidupnya harus melindungi, mengamankan alam (lingkungan) agar dapat terselenggara secara teratur dan pasti, serta dapat diikuti dan ditaati oleh semua pihak.
Dalam pelaksanaan pembangunan ini, masyarakat mengalami pertumbuhan dinamis sehingga sifat dan tantangan dalam pembangunan juga tumbuh dan berkembang. Undang-undang lingkungan hidup pasal 1 butir 13 menyebutkan pengertian pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Adalah tugas kita semua baik orang tua, masyarakat lainnya terlebih para guru di sekolah untuk menyadarkan mereka ( para siswa ) untuk turut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. Dengan dibekalinya pengetahuan tentang lingkungan ini, para siswa yang merupakan bagian masyarakat akan dapat menentukan sikap yang baik dalam pengelolaan lingkungan ini baik biotik maupun abiotik. Sehingga mungkin berpengaruh juga terhadap perilaku yang baik pula seperti bagaimana mengelola kebersihan lingkungaan. Mereka juga dapat mencarikan pemecahan masalah yang timbul dalam lingkungan mereka. Dalam hal ini dapat diduga bahwa pengetahuan seseorang berhubungan dengan sikapnya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan yang merupakan bagian dalam pengelolaan lingkungan.
2. Hakekat Pengajaran Bahasa Inggris
Penggunaan bahasa di rumah tangga dan di luar kelas berpengaruh atas usaha pendidikan, terlebih penggunaan bahasa dalam pengajaran tentu memainkan peranan yang amat penting bagi perkembangan intelektual siswa.
Tujuan pendidikan menurut H.M. Said ( 1989 : 104 ) adalah perbuatan yang hendak dilakukan pendidik pada pendidiknya agar tercapai hasil terakhir dari segala perbuatannya seperti suatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya.
Dr. Maman A. dalam perkuliahan landasan pembelajaran ( 2000 ) mengemukakan bahwa dalam belajar terjadi dua hal yaitu :
a. transfer atau penyampaian materi
b. transformasi yaitu perubahan permanent yang diulang-ulang
Dalam belajar, untuk menyampaikan materi dipergunakanlah bahasa. Chaedar Alwasilah (142) mengemukakan bahwa kita menggunakan bahasa bukan hanya untuk mengkomunikasikan, tetapi juga mengorganisir pengalaman. Kosa kata yang diucapakan mencerminkan dunia kita. Dengan kata-katalah mengklasifikasikan kejadian dan menyimpannya dalam pikiran untuk kemudian diingat kembali. Inilah salah satu peran bahasa dalam proses perkembangan kognitif siswa.
Menurut UNESCO, lebih kurang 71% dari seluruh penulisan ilmiah dilakukan dalam bahasa Perancis, Jerman dan Inggris, dengan bahasa Inggris menduduki 62 % dari output.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dimana bahasa asing menduduki peringkat ke-3 setelah bahasa daerah dan bahasa Indonesia, maka pengajaran dan penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting. Fungsi dari pengajaran Bahasa Inggris sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut :
1. untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. untuk kepentingan komunikasi antar bangsa dalam rangka menjalin persahabatan dan perdamaian dunia.
Chaedar Alwasilah ( 146 ) mengemukakan beberapa ketrampilan yang diharapkan dari pengajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku dalam Bahasa Inggris yang masih banyak dipergunakan di sekolah-sekolah.
2. Mengikuti dan memahami pelajaran-pelajaran yang diberikan dalam bahasa asing dan oleh pengajar-pengajar tamu.
3. Menulis catatan-catatan di dalam kelas yang mempergunakan bahasa asing.
4. Memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada bangsa asing.
5. Serta berkomunikasi dengan guru dan pelajar asing.
Jujun S.S. ( 1999 : 171 ) mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana berpikir ilmiah, selain matematika dan statistika. Sarana untuk mencapai pengetahuan dalam hal ini pengetahuan lingkungan.
Namun banyak para pelajar kurang memahami tulisan-tulisan yang berbahasa Inggris. Hal ini dikarenakan pengajaran yang tidak tepat sasaran. Penelitian membuktikan banyaknya siswa yang belajar bahasa Inggris bertahun-tahun dari SMP sampai perguruan tinggi tidak mendapatkan apa-apa tentang bahasa tersebut. Hal yang perlu disadari adalah dasar mereka kurang kuat, pengajaran yang tidak menarik, atau yang salah. Karena itulah sejak dari dasar mereka harus diberikan pelajaran Bahasa Inggris dengan pengajaran bahasa yang tepat, benar dan menarik bagi usia dini sehingga pada tingkatan yang lebih tinggi lagi mereka siap dan mampu mengembangkannya.
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kesuksesan belajar bahasa banyak bergantung pada motivasi, sikap dan minat para siswa. Guru yang ingin berlatih dalam pengajaran bahasa harus dapat merencanakan suatu pelajaran yang mendorong mereka kearah tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri tahun 1988 menunjukkan adanya keterkaitan antara permainan bahasa dan pemerolehan bahasa. Permainan bahasa merupakan salah satu jawaban untuk meningkatkan motivasi, sikap dan minat. Peter Goodchild di Internet ( 1997 ) mengemukakan keberhasilan belajar hampir kebanyakan berada pada siswa itu sendiri ( 70% motivation, 20% method, 10% teacher )
3. Hakekat Sikap Siswa Terhadap Perilaku Dalam Kebersihan Lingkungan
Attitude (sikap) dapat merupakan sikap pandangan, tetapi berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki orang. Seseorang bersikap sesuatu karena ada masukan pengetahuan tertentu. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu. Sebagi contoh dengan diberikannya pengetahuan lingkungan kepada para siswa, maka mereka akan memiliki dan memahami hal-hal yang berkenaan dengan lingkungan tersebut. Bahwa kebersihan di rumah bermanfaat bagi kesehatan manusia, menanam bunga-bunga dalam pot-pot di sekolah serta membuang sampah pada tempatnya akan membuat lingkungan yang mendukung keberhasilan belajar. Namun merokok, menginjak-nginjak rumput halaman akan merusak keindahan lingkungan. Apabila mereka memahaminya, namun tetap melakukan hal-hal yang bertentangan dengan etika lingkungan, maka pengetahuan itu belum menjadi sikap.
Sikap mungkin sekali dinyatakan oleh kebiasaan tingkah laku tertentu. Misalnya kebiasaan menyekat kaki pada kesed sebelum masuk rumah, dapat menyatakan adanya attitude mengenai kebersihan di lingkungan rumah. Namun kebiasaan bertingkah laku tertentu belum bisa disamakan dengan sikap. Misalnya orang atau siswa yang mendapat giliran tugas disekolahnya tiap hari senin untuk menyapu lantai kelas, membersihkan kotoran-kotoran yang ada di halaman kelas ataupun menghapus tulisan di papan tulis belumlah dikatakan memiliki sikap ke arah itu, mungkin mereka hanya melakukannya sebagai kewajiban rutinitas belaka.
Dr.W.A. Gerungan memberikan 5 ciri-ciri dari apa yang dinamakan Attitude atau sikap sebagai berikut :
1. Attitude bukan dibawa sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk sepanjang perkembangan orang tersebut.
2. Attitude itu dapat berubah-ubah.
3. Attitude itu tidak berdiri sendiri melainkan mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek.
4. Objek Attitude dapat merupakan satu hal tertentu, dapat pula kumpulan dari hal-hal tersebut.
5. Attitude mempunyai segi motivasi dan perasaan.
David O Sears dkk. ( 1999 ) mengemukakan ada tiga aspek atau unsur dalam sikap, sebagai berikut :

a. Unsur Kognitif
Merupakan aspek penggerak karena pengetahuan atau informasi yang diterima menentukan perasaan atau kemauan bertindak, yang terdiri atas keyakinan individu itu sendiri terhadap suatu objek. Unsur ini mempunyai jalinan yang erat dengan unsur kecenderungan bertindak.
b. Unsur Afektif
Memberikan arah terhadap perasaan siswa terhadap suatu objek. Juga merupakan evaluasi emosional individu tentang suatu objek, misal suka atau tidak suka, puas atau tidak puas terhadap suatu objek.
c. Unsur Konatif
Unsur ini berkenaan dengan kesediaan individu untuk bertindak terhadap suatu objek yang berasosiasi dengan sikap tersebut. Individu yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek, maka ia cenderung untuk bertindak mendorong objek tersebut demikian pula sebaliknya.
Ketiga unsur tersebut berjalan selaras dan konsisten. Jika salah satu menyimpang maka menyebabkan mekanisme perubahan sikap, sehingga konsisten tersebut tercapai kembali.
Hal ini sejalan dengan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP dan FKIP sebagai lembaga yang mencetak para guru ( 1989 : 147 ) yang memasukkan ketiga ranah tersebut dalam kegiatan pendidikan yakni :

a. ranah kognitif ( pengetahuan )
b. ranah afektif ( perasaan dan sikap )
c. ranah psikomotorik ( keterampilan dan perbuatan )
Penyatuan ketiga ranah tersebut dalam belajar mengajar, dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang menerapkan keterampilan proses.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut W.A. Gerungan ( 1977:157 ) adalah sebagai berikut :
a. faktor intern, yaitu faktor dalam diri individu, seperti persepsi, ciri-ciri kepribadian dan selektifitas.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang diperolehnya karena interaksi sosial, misalnya pengetahuan lingkungan yang diperoleh dari sekolah.
Dr. Maman A. ( 1988 : 25 ) dalam penelaahan Ilmu Geografinya mengatakan bahwa universe dari ilmu tersebut dapat dibagi dalam tiga buah kawasan (realm) yaitu :
1. Hakekat dari lingkungan.
2. Apa yang kita fikirkan dan rasakan tentang lingkungan ( sikap terhadap kebersihan lingkungan ).
3. Bagaimana kita berperilaku di dalam lingkungan serta mengubah lingkungan tersebut.
Ketiga kawasan tersebut berhubungan satu sama lain dan tidak ada satu kawasan yang dapat dimengerti secara terpisah dari yang lainnya.
Yang dimadsud dengan sikap siswa terhadap kebersihan lingkungan dalam penelitian ini adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan siswa terhadap lingkungan sekitar sekolah baik biotik maupun abiotik. Sehingga terciptalah lingkungan yang asli, bersih, indah ( Asri – motto kota Tasikmalaya ). Dengan demikian para siswa turut berpartisipasi dalam usaha pembangunan nasional yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan melalui pengetahuan yang diperoleh di sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, pasal 9 Undang-undang no. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, menegaskan : “ Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian lingkungan hidup.”
4. Hakekat Perilaku Siswa Terhadap Kebersihan Lingkungan
Sampai tingkatan tertentu sikap mempengaruhi atau mengendalikan perilaku, tetapi faktor-faktor lain juga ikut menentukannya. Sebagai misal bila siswa berperilaku tertentu dan diberi ganjaran maka kemungkinan besar ia akan mengulangi perilaku tersebut di masa mendatang, namun sebaliknya bila diberi hukuman, kecil kemungkinan ia akan mengulanginya. Dalam kaitannya dengan kebersihan lingkungan sekolah, guru dapat mengatakan ‘bagus’ pada siswa yang membuang sampah ke tempat pembuangan sampah namun menghukum bagi mereka yang tidak menyiram buang air kecilnya di toilet. Hal-hal demikian tentu saja dapat diikuti oleh siswa lainnya sehingga mengulangi perilaku mana yang pantas bagi kebersihan lingkungan di sekolah. Demikian halnya yang terjadi di rumah, orang tua yang bijak kalau melihat kerajinan anak yang selalu menyapu lantai dengan bersih, misalnya diajak makan bersama di restoran atau dengan mengatakan ‘ kau anak yang baik ‘. Perkataan ini memberikan penguatan bagi anak untuk berperilaku sehat di lingkungan sekitarnya. Selain penguatan, juga imitasi merupakan mekanisme lain yang membentuk perilaku anak.
David O Sears dkk. ( 103 ) mengemukakan bahwa dalam situasi tertentu yang terkendali, dimana tidak ada satupun diantara pertimbangan-pertimbangan yang relevan, konformitas (menampilkan tindakan karena orang lain) tetap akan muncul dalam tingkat yang tinggi – sekitar 35% dalam eksperimen penilaian.
Orang menampilkan konformitas karena beberapa alasan sebagai berikut :
a. Mereka menggunakan informasi yang diperoleh dari orang lain.
b. Mereka mempercayai orang lain.
c. Mereka takut menjadi orang yang menyimpang.
Miftah Thoha ( 1998 : 30 ) mengatakan bahwa perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung.
Ismai Arianto dkk. ( 1989 : 18 ) mengemukakan tentang hubungan manusia dengan alam lingkungannya ditinjau dari sejarah hidup manusia sebagai berikut :
a. Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik.
b. Manusia mempengaruhi lingkungan fisik.
c. Manusia dan lingkungan fisik saling mempengaruhi.
d. Kebudayaan menjadi faktor perantara hubungan manusia dengan lingkungannya.
e. Hubungan manusia dengan lingkungan fisik sangat kompleks.
Supriyadi ( 1997 : 74 ) membagi lingkungan menjadi tiga bagian utama antara lain :
1. lingkungan fisik
2. lingkungan interaksional
3. lingkungan sosial
Mohammad Surya ( 1992 : 81 ) menyatakan bahwa faktor lingkungan dalam arti yang luas mempengaruhi proses belajar yang efisien.
Di lain pihak Handoko ( 1994 ) mengemukakan bahwa terjadinya perilaku disebabkan oleh adanya dorongan dan kebutuhan yang dirasakan, sehingga hal ini menimbulkan motif untuk melakukan sesuatu perbuatan dalam mencapai suatu tujuan.
Secara cermat perilaku yang diharapkan dari para siswa adalah perilaku yang didasarkan pada motif yang dimilikinya yang menaruh hasrat akan kepentingan dan harapan orang lain, dan tidak merugikan orang lain, tetapi juga tidak merugikan diri sendiri.
Pemahaman akan konsep-konsep tentang lingkungan hidup yang tak disertai tindakan dalam menjaga kebersihan lingkungan belumlah sempurna.
Dr.Maman A. ( 1988 : 20 ) mengemukakan bahwa suatu proses dapat didefinisikan sebagai tindakan yang berturut-turut dan teratur dan secara terus menerus, yang terdapat atau berjalan dengan cara tertentu dan menuju pada penyelesaian beberapa hasil, merupakan tindakan yang terus menerus atau bersambung.
Achmad Ganjar dan Anisyah Arief ( 1997 : 40 ) mengemukakan tentang jalur formal pengubahan perilaku seseorang, seperti diagram berikut ini :

TAHU  PAHAM  NILAI  NORMA  SIKAP  PERILAKU

Perilaku terhadap kebersihan lingkungan merupakan bagian dalam usaha pelestarian, pemanfaatan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Perilaku ini adalah kemampuan untuk bertindak, bekerja, beraktifitas, dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan dengan memperhatikan unsur-unsur lingkungan hidup sebaik-baiknya sehingga masyarakat luas dapat merasakan manfaat dari kebersihan lingkungan.
Hal ini sejalan dengan pengertian PKLH menurut Warnadi dkk. ( 82 ) yang mengatakan bahwa pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup adalah suatu pendidikan yang membina siswa agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggungjawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungannya dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
5. Hubungan Antara Pengetahuan Lingkungan Melalui Pengajaran Bahasa Inggris Dan Sikap Dengan Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan
Pengetahuan formal yang didapat para siswa kebanyakan berada di sekolah. Tujuan pendidikannya adalah perbuatan yang hendak dilakukan pendidik pada pendidiknya agar tercapai hasil terakhir dari segala perbuatannya seperti suatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya.
H.M. Said ( 1989 : 163 ) mengemukakan fungsi sekolah dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
a. mengadakan stabilisasi dalam masyarakat
b. pemberian arah bagi perkembangan masyarakat
c. penyampaian pengetahuan yang banyak sekali dan yang tak dapat dikuasai lagi oleh orang tua, karena masyarakat telah berkembang menjadi komplek dan perkembangan Iptek yang cepat sekali.
d. Kualifikasi
Sekolah mempersiapkan siswa-siswanya dengan sekumpulan kecakapan dan ketrampilan yang memberinya akan peningkatan status sosial.
Pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal atau segala sesuatu yang berada di sekeliling manusia sebagai pribadi atau di dalam proses pergaulan hidupnya, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial.
Agar lingkungan tersebut dapat mempertahankan hidupnya secara serasi, maka manusia melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan tersebut.
Tugas pendidik dalam hubungannya dengan perilaku siswa terhadap lingkungan adalah :
a. Mengembangkan ranah kognitif, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan otak dan penalaran (pengetahuan) terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
b. Mengembangkan ranah afektif, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan perasaan dan sikap.
c. Mengembangkan ranah psikomotorik, yaitu yang berhubungan dengan pengembangan melalui observasi. Dalam hal ini sejenis peristiwa, tingkah laku, dan fenomena lain dengan pengamatan langsung.
Stanley M.H. dan Thomas C.H. dalam Jujun S.S. ( 1999 : 99-105 ) menyatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dengan menggunakan metode rasionalisme, empirisme, dan keilmuan.
Dengan akal pikirannya maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang ada dibenaknya. Selain akal pikiran yang memampukan manusia berpikir menurut suatu alur kerangka perpikir tertentu, adalah bahasa yang memampukan dalam pengembangan pengetahuannya. Bahasa bisa berbentuk lisan, bisa pula tulisan. Bentuk tulisan untuk mempersiapkan sesuatu yang langgeng dari bahasa lisan.
Pengetahuan kebahasaan ini berpengaruh terhadap pemerolehan pengetahuan lainnya seperti pengetahuan lingkungan, karena bahasa merupakan alat untuk berpikir ilmiah.
Clark ( 1972 : 5 ) menjelaskan kemahiran berbahasa adalah kemampuan pembelajar untuk menggunakan bahasa untuk tujuan-tujuan kehidupan nyata. Elemen- elemen yang harus dikuasai siswa dalam pemahamn kebahasaan ini adalah elemen gramatika dan bacaan.
Furqanul A. dan Chaedar A ( 2000 : 26 ) menyatakan bahwa kompetensi gramatika adalah pengetahuan yang mendasari kemampuan kita menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat dalam suatu bahasa. Dan tujuan membaca adalah untuk dapat menyerap informasi dan makna dari tata bahasa. Informasi-informasi yang dimaksud berkenaan dengan masalah lingkungan.
Hal ini sesuai dengan kurikulum bahasa 1994 yang memasukkan masalah lingkungan ke dalam pengajaran bahasa khususnya bahasa Inggris. Pengembangan bahasa meliputi keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Membaca merupakan kulminasi ( puncak ) dari ketiga keterampilan lainnya.
Disampaikannya informasi dengan benar, tentu sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap pemahaman yang diterima oleh siswa. Terlebih tuntutan yang ada dalam informasi tersebut untuk dilakukan.
David O. Sears dkk ( 1994 : 189 ) mengemukakan salah satu hambatan untuk mengadakan perubahan sikap dalam dunia nyata adalah kurangnya pemunculan informasi bahkan media dapat menimbulkan perubahan sikap secara besar-besaran. Sikap ini yang cenderung orang berperilaku sesuai informasi yang dibaca mereka.
Pengetahuan kebahasaan mereka mungkin berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat mereka bersosialisasi.
Dalam berperilaku terhadap lingkungan, Woodworth dalam W.A. Gerungan ( 1988 : 55 ) mengemukakan pendapatnya bahwa pada dasarnya ada empat jenis hubungan antara individu dan lingkungannya sebagai berikut :
a. Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.
b. Individu dapat menggunakan lingkungannya.
c. Individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya.
d. Individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Jadi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan perilakau yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Tujuan pendidikan lingkungan menurut Achmad Ganjar (1997 : 17) adalah untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian tentang lingkungan serta permasalahannya, dan dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi dan komitmen untuk bekerja secara individual dan kolektif, terhadap pemecahan permasalahan dan mempertahankan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan.
Karena perilaku siswa terhadap lingkungan dipengaruhi oleh sejauhmana informasi tentang lingkungan tersebut, maka perilaku mereka sangat positif manakala model mentransfer ilmu pengetahuan terintegrasi baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Siswa hendaknya diberi konsep-konsep yang berkaitan dengan ekologi, populasi, tata guna lahan, sumber daya alam, kesehatan lingkungan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan lingkungan. Hampir kebanyakan mata pelajaran mengintegrasikan ilmu lingkungan ini seperti IPS, IPA, PENJAS, AGAMA dan BAHASA sendiri.
Dalam pengajaran bahasa khususnya bahasa Inggris, guru bahasa harus dibekali kemampuan akan pengetahuan lingkungan sehingga dalam menyampaikan mata pelajaran bahasanya, ia juga dapat menyampaikan pengetahuan lingkungan.
Ismail Arianto ( 1989 : 146 ) mengemukakan tentang tujuan kurikuler calon guru adalah sbb :
a. Mengetahui latar belakang pengertian dan scope, aproach dan methode, fungsi dan manfaat serta evaluasi PKLH.
b. Dapat mengajarkan PKLH pada tingkat SD, SLTP, dan SLTA serta PLS.
c. Sadar akan pentingnya PKLH dan menyebarluaskan serta mengembangkannya.
Penguasaan ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan pengetahuan bahasa dilakukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, sedangkan penguasaan berkelanjutan harus dilakukan secara kontinyu pada setiap kegiatan belajar mengajar.
Pemberian tes merupakan alat untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pencapaian pengetahuan mereka. Menetapkan batas minimum keberhasilan siswa terhadap lingkungan selalu berkaitan dengan upaya pengembangan perilakunya, baik melalui pengamatan langsung, wawancara maupun angket yang disediakan oleh guru. Dan sikap mereka diujicobakan dengan menggunakan Skala Likert.
Berikut bagan hubungan antara variabel-variabel yang bertalian dengan penelitian ini :







F. Hipotesis
Berdasarkan masalah yang diteliti atau dianalisa, maka kesimpulan sementara terhadap penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan lingkungan dengan perilaku siswa terhadap pemeliharaan kebersihan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya.
2. Terdapat hubungan positif antara sikap siswa dengan perilaku siswa terhadap pengelolaan kebersihan lingkungan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya.
3. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan lingkungan dan sikap siswa dengan perilaku siswa terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan di kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya.
4. Terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan berbahasa Inggris dan pengetahuan lingkung.











BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Dan Penelitian
Penelitian tentang perilaku pemeliharaan kebersihan lingkungan siswa sekolah dasar (Studi Korelatif antara pengetahuan siswa kelas kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tentang lingkungan hidup melalui pelajaran bahasa Inggris dengan sikap dan perilakunya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan) dilakukan di sekolah Dasar Bethel Tasikmalaya. Sebagai subyek penelitian adalah para isswa kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tahun ajaran 2001/2002.
Waktu yang diperlukan untuk penelitian dimulai dari pengamatan,observasi,penyusunan proposal,pengambilan data,analisis data sampai penyusunan lampiran adalah sekitar tiga bulan ( cawu 1-cawu 2 ).

Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode diskriptif, yaitu suatu prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang diselidiki sebagaimana adanya,berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang. Dan sebagai alat pengumpul datanya dipergunakan observasi, , Intervieu, Kuesioner (angket) skala likert dan test. Sehingga metode ini tergolong jenis metode survei.
Data primer diperoleh dari siswa dan siswi kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya kelas V sebanyak 22 0rang dan kelas VI sebanyak 18 orang. Data sekunder diperoleh dari literatur kepustakaan pribadi,SD Bethel,Unsil,toko buku atau instansi terkait lainnya.
Variabel-Variabel Dalam Penelitian
Penelitian studi korelatif antara pengetahuan siswa kelas kelas V dan VI SD Bethel Tasikmalaya tentang lingkungan hidup melalui pelajaran bahasa Inggris dengan sikap dan perilakunya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan mempunyai 3 macam variabel yaitu:
X1 = Pengetahuan Lingkungan
X2 = Sikap
Y = Perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan
Gambar : Hubungan antara variabel bebas dengan terikat.









Maka metode penelitian ini disebut juga metode penelitian korelasional. Dalam hal ini, koefisien korelasi atau regresi yang diperoleh menunjukan tentang derajat hubungan kausal antara peubah-peubah yang diteliti. Penelitian ini tidak melakukan manipulasi terhadap perubahan bahasanya.

Teknik Pengumpulan data yang digunakan menurut Lexy J. Moleong (1999 : 189 – 214) terdiri dari :
1. Sumber dan jenis data
a. Kata-kata dan tindakan
b. Sumber tertulis
c. Foto
d. Data statistik
2. Peranan manusia sebagai instrumen penelitian dan pengamatan berperan serta.
3. Pengamatan dan pencatatan data.
4. Pelaksanaan wawancara.
5. Pencatatan lapangan.
6. Penggunaan dokumen
Data penelitian ini menggunakan instrumen yang berbentuk questioner atau angket test pemahaman pengetahuan lingkungan dan test sikap dengan menggunakan skala Likert.
Selain menggunakan Tes pengetahuan, alat evaluasi lainnya adalah angket, yang berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa, untuk memperoleh keterangan secara umum, sehingga perilaku mereka dapat terdeteksi
Contohnya :
Apa yang kamu lakukan agar tanaman dalam pot tidak mati ?
a. Membiarkannya
b. Menyiramnya setiap pagi
c. Memindahkan ke pot lain
Rencana Analisis Data
Data yang diperoleh diubah sehingga menjadi data tabulasi dengan menggunakan statistik. Beberapa teknik dalam menganalisis data tabulasi menurut Furqon (2000) adalah sebagai berikut :
a. Regresi, memasalahkan bentuk hubungan antara dua atau lebih variabel, apakah linier atau non linier. Uji linier data untuk mengetahui distribusi dari variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y)
Rumus Regresi Linier sederhana, yaitu:
Y = a + bx
B = n - XY – X . Y
n - X – ( X )2
a =  Y/n-b .  X/n
b. Selanjutnya Data yang diperoleh akan dilakukan uji normalitas data.
Uji normalitas data menggunakan rumus Chi kuadrat, yaitu :
X2 =  ( fo – fh )2
fh
c. Dan teknik analisis data yang digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan diukur dengan nilai ‘r’ = koefisien korelasi
 XY
R =

 X2 . Y2

r2 / k
t hitung =
(1 – r2 ) / n – k - 1
d. Selanjutnya untuk melihat nilai ‘r’ bermakna atau tidak diuji dengan:

Tr = r n - 2
1 – r2

e. Untuk melihat berapa besar sumbangan variabel bebas terhadap terikat diukur dengan koefisien determinasi ‘r2’ ( r x r )
Validity dan Reliability
Hadari Nawawi (1995: 178 –190) mengemukakan bahwa untuk ketepatan dan kemantapan instrumen penelitian digunakan Validity dan Reliability. Validity ini disebut juga validitas kurikulum (Curriculer Validity) Karena diukur dari kesesuaiannya dengan sejumlah bahan yang secara keseluruhan merupakan sebuah kurikulum, yang telah diberikan kepada sekelompok individu yang akan menjawab item-item di dalam instrument penelitian, sehingga memungkinkan data / informasi terkumpul secara lengkap dan menyeluruh.
Keajegan (Reliabilitas menuntut kemantapan, keandalan /stabilitas hasil pengamatan dengan instrument (pengukuran), seandainya orang yang diamati dalam keadaan tak berubah. Cara yang ditempuh yaitu dengan melalui ukuran sekali (one shot) yaitu pengukuran hanya dilakukan sekali melalui contoh-contoh butir dipetik dari para meter dan membandingkan butir yang satu dengan yang lain.
Penilaian terhadap pengetahuan lingkungan dilaksanakan dengan memberikan soal yang disesuaikan dengan bahasa dan istilah yang mereka kenal sehari-hari di sekolah/di rumah dengan medianya bahasa Inggris. Untuk jawaban benar mendapat nilai 1dan jawaban salah mendapat nilai 0. Soal sebanyak 20 yang relevan dengan tujuan penelitian, setelah diadakan uji coba soal terhadap 5 orang , baik dari kelas V maupun kelas VI berdasarkan apa yang tertera dalam GBPP.
Penilaian terhadap instrument lainnya berdasarkan konsep pengukuran sikap dan perilaku berdasarkan buku pedoman PKLH – Pegangan Pengajar (1989 : 83 – 87) yang terdiri dari 3 komponen, yaitu : kognisi, afeksi dan konasi dijadikan dasar dalam menyusun butir-butir test dalam kuesioner. Lalu dibuatlah soal sebanyak 10 untuk mengukur sampai sejauh mana sikap mereka dalam mengaplikasikan materi pengetahuan lingkungan. Kemudian disusun skala sikap dengan 5 pilihan, yaitu: SS, S, N, TS, STS. Nilai yang diberikan jika jawaban mendukung pernyataan positif dengan nilai SS = 5, S = 4, N=3, TS=2 dan STS=1. Jika sebaliknya maka SS=1, S=2, N=3, ST=4, STS=5.
Contoh :
Berilah tanda X pada kolom yang cocok dengan pendapat saudara:
Pernyataan Pendapat Saudara
SS S N TS STS
1. Pemeliharaan kebersihan lingkungan penting untuk setiap kelas.

2. Penyediaan tong-tong sampah harus ada di setiap kelas.

Cara menskor skala sikap dari Likert.
Pernyataan Menurut Saudara Skor
SS S N TS STS
1. Positif X 4
2. Negatif X 5
3. Negatif X 4
4. Positif X 5
5. Negatif X 4
6. Positif X 3
7. Positif X 5
8. Negatif X 4
9. Positif X 2
10. Negatif X 1
Jumlah 37

Skor tertinggi 50 dan terendah 10. Bila siswa hanya mencapai skor 30 berarti ia belum memiliki sikap yang diharapkan, bila kurang dari 30 berarti ia berlawanan dari harapan.
Pengukuran perilaku menggunakan angket sebanyak 20 daftar pertanyaan.

Jadwal Kegiatan Penelitian
No. K e g i a t a n Waktu (Bulan ke)
1 2 3 4
1. Pemilihan Lokasi dan Penjajagan Awal 
2. Pembuatan/Penyusunan Rancangan Penelitian  
3. Pembuatan Instrumen Penelitian 
4. Mengurus Perijinan Penelitian 
5. Percobaan Instrumen dan Revisinya  
6. Melakukan Penelitian (Pengumpulan dan Pencatatan Data)   
7. Pengolahan Data Penelitian 
8. Penulisan Thesis 








BAB III
RENCANA PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

G. Triangulasi
Alternatif cara yang dapat digunakan dalam melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Mencari realibilitas angket, dilakukan pemeriksaan data yang sudah terkumpul dengan wawancara terhadap responden.
2. Melakukan pengamatan di lapangan terhadap para siswa yang sedang diteliti dengan menggunakan wawancara.
3. Mencari reliabilitas pedoman wawancara dilakukan dengan pengamatan di lapangan.

H. Audit Trail
Agar seluruh proses penelitian seperti perencanaan, cara dan proses pengumpulan data, proses analisis, dan tahap penulisan laporan , dilaksanakan dengan tepat maka digunakan tolak ukur tertentu dengan maksud untuk :
1. Menyamakan ukuran bagi pengumpulan data agar tidak banyak faktor subjektivitasnya.
2. Menjaga kestabilan data dalam waktu yang berbeda.
3. Mempermudah peneliti dalam mengolah data supaya orang lain dapat menggunakannya.

C. Batasan Komponen Penelitian

Model Tabel Spesifikasi yang digunakan dalam Perancangan Penelitian

Questioner (Angket) Test
Obyek Penilaian Komponen
Pengetahuan Sikap Perilaku
Aspek Ekologi 6 1 4
Agama 4 2 6
Sosbud 4 1 4
Kemanusiaan 4 5 4
Seni 2 1 2
Jumlah 20 10 20
Persentase 40% 20 % 40 %



I. DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Maman, (1988), Geografi Perilaku, Depdikbud, Jakarta.
Alwasilah, A. Chaedar, (1999), Pengantar Sosiologi Bahasa, Penerbit Angkasa, Bandung.
Alwasilah, Chaedar, (1983), Linguistik Suatu Pengantar, Penerbit Angkasa, Bandung.
Anwar, Khaidir, (1990), Fungsi dan peranan Bahasa – Sebuah Pengantar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Azies, Furqanul dan Chaedar Alwasilah, (2000), Pengajaran Bahasa Komunikatif, Penerbit PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Camp, W.G., T.B., Daugherty and Carla Kirts, (1991), Managing Our Natural Resources, Delmar Publishers Inc., USA.
Chiras, D.D., (1991), Environmental Science, Action for a Sustainable Future, Third Edition, The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc., Redwood city, California.
Faridha, Ridha, (2001), Hubungan antara Pengetahuan tentang Lingkungan Hidup dan Sikap Pembuat Tahu terhadap Pengelolaaan Kebersihan Lingkungan di Sentra Industri Tahu kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis, Tesis, Program Pasca Sarjana Unsil, Tasikmalaya ( Unpublished ).
Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Ganjar, Achmad dan Anisyah Arief, (1997), Pedoman Pembinaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Sekolah, Depdikbud, Depdiknas, Jakarta.
Gerungan, W.A., (1977), Psikologi Sosial, Eresco, Bandung.
Hidayat, Zainal Arifin dan Tatang SM., (1980), Permainan-Simulasi-Main Peran dalam Pengajaran Bahasa, Depdikbud, Jakarta.
Imran, Indyah, (1983), Pengajaran Membaca Bahasa Inggris, Depdikbud, Jakarta.
Larsen, Diane et all., (1991), An Introduction to Second Language Acquisition Research, Longman, London and New York.
Maleong, L.J., (1999), Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mutakin, Awan, (2001), Pengukuran dan Dampak Pertumbuhan Penduduk, Program Pasca Sarjana (S-2) PKLH, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
Nawawi, Hadari dan H. Martini, (1995), Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Nunan, David, Research Method in Language Learning, (1992), Cambride University Press, USA.
R. Soedjiran dkk., (1985), Pengantar Ekologi, Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta bekerjasama dengan BKKBN, Jakarta.
Said, H.M., (1989), Ilmu Pendidikan, Penerbit Alumni, Bandung.
Sears, David O., Freedman J.L., dan Peplau L.A., (1999), Psikologi Sosial : Terjemahan oleh Ardyanto M. dan Soekrisno S., Judul asli : Social Psychology, Erlangga, Jakarta.
Soemartono, R.M. Gatot P., (1996), Hukum Lingkungan Indonesia, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E., (1997), Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung.
Sulaeman, Paulus, (1988), Relationship between Language Games and Language Achievement in Writing as Applied to the First Year Student of SMAN 2 Tasikmalaya, Skripsi ( Unpublished ).
Sumantri, Jujun S., (1999), Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Tarjuki, (2000), Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan dan Prestasi Belajar dengan Partisipasi siswa dalam Pemeliharaan Lingkungan Sekolah, Tesis, Program Pasca Sarjana Unsil, Tasikmalaya ( Unpublished )
Warnadi, Sunarto dan Muchlidawati, (1997), Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Depdikbud, Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek PKLH, Jakarta.
Yusuf, Maftuchah dkk., (1989), Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP dan FKIP sebagai Pegangan Pengajar, Depdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi, Dikdasmen, Jakarta.
----------------, Holy Bible-Authorized King James Version, Eyre and Spottishwoode, London.
---------------, (1996), Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar, Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) kelas V dan VI SD Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Depdikbud, Provinsi Jawa Barat..

Sumber : Contoh makalah lingkungan hidup
Contoh Resume

Contoh Resume

KETERAMPILAN MEMBACA

PENDAHULUAN
Di dalam modul I telah dibahas kedudukan keterampilan membaca di antara aspek keterampilan membaca dan berbahasa. Agar memperoleh pemahamanketerampilan membaca yang memadai dengan demikian setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. Membaca dalam hati dengan pennuh konsentrasi.
2. Membaca bersuara dengan lafal dan dengan penuh intonasi yang tepat.
3. Membaca naskah pidato dengan baik dan efektif.
4. Membaca wacana informatif dengan pemahaman yang tepat dan kecepatan yang memadai.
5. Membaca karya sastra dengan baik dan ekspresif.
Sama halnya dengan keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan dan membaca hanya akan Anda kuasai dengan baik dengan cara banyak berlatih. Oleh karena itu, selama dan setelah mempelajari modul ini hendaknya Anda berlatih sampai Anda memiliki keterampilan yang optimal.

KEGIATAN BELAJAR I
Kemampuan Dasar Dalam Kegiatan Membaca
A. Membaca dalam hati
Dalam kehidupan kita tentu banyak melakukan aktifitas membaca seperti majalah, koran, buku dan lain-lain. Bayangkan bila ada berada di ruang tunggu atau pun pelabuhan udara, sambil mengisi waktu Anda membaca koran dengan suara yang nyaring tentu semua orang diruangan itu akan menoleh ke arah Anda dan menyangka Anda melucu atau pun justru menganggap Anda gila.
Disamping dengan membaca dalam hati, kita tidak akan mengganggu pendengaran orang lain, membaca dalam hati pun lebih cepat dibandingkan dengan membaca bersuara.
Menurut Tarigan (1993, 30 – 31) membaca bisa dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Membaca ekstensif
2. Membaca intensif

1. Membaca wacana informatif
a. Membaca menandai
- Scanning
- Simming
b. Membaca pemahaman
- Prabaca (previewing)
- Pendugaan (predikting)
2. Membaca dengan cepat bervariasi dan menandai bahan bacaan.
3. Membuat rangkuman

B. Membaca bersuara

Membaca bersuara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembaca bersama-sama dengan pendengar untuk menangkap informasi dari suatu bacaan atau untuk menikmati bacaan. Selain itu, seorang pembaca nyaring dalam tulisan yang dibacanya juga pembaca nyaring yang efektif, harus memiliki kemampuan menggerakkan mata dengan cepat karena selain harus dapat membaca perkelompok kata dan bahkan perkalimat. Ia juga harus dapat memelihara kontak mata dengan pendengar.

KEGIATAN BELAJAR 2

Kemampuan Lanjut Dalam Kegiatan Membaca
A. Membaca naskah pidato
Dalam pidato ada 2 metode persiapan tertulis yaitu:
1. Melakukan persiapan dengan hanya mencatat garis besar materi yang akan kita sampaikan.
2. Kita menyiapkan naskah pidato secara lengkap.
Ada 2 hal yang harus kita perhatikan dalam membaca naskah pidato:
1. Sebelum membaca naskah pidato dengan nyaring, hendaklah naskah tersebut di pahami terlebih dahulu dengan cara membacanya dalam hati.
2. Berupaya menggunakan bahasa tubuh yang tepat terutama memelihara kontak mata dengan pendengar ketika membacakan naskah pidato.
“Memahami isi naskah dan berlatih membaca bersuara”
Pemahaman terhadap pidato sangat diperlukan agar ketika membacanya secara nyaring dapat dipilih intonasinya, tekanan dan tempo suara yang tepat, volume dan bila memungkinkan juga warna suara.

B. Membaca wacana informatif di internet

Dalam memabca atau mencari informasi melalui internet ini kecepatan membaca sangat diperlukan karena dengan cepat membaca Anda akan menghemat biaya dan untuk lebih cepat atau mudah kunjungilah warnet-warnet terdekat dan gunakan fasilitas yang ada padanya.
Penjelajahan internet:
1. Klik logo internet explorer pada windows desktop.
2. Pada internet properties yang telah di tulis yahoo atau pun yang lain Anda tinggal mengisi defaultnya ataupun yang lain-lain.

C. Membaca karya tulis
Ada 3 jenis kode yang harus kita kuasai:
1. Kode bahasa
2. Kode budaya
3. Kode sastra


MODUL 5
KETERAMPILAN MENULIS


KEGIATAN BELAJAR I
Kemampuan dasar dalam kegiatan menulis:



Seorang penulis merencanakan tulisannya, kemudian menulis, melakukan revisi kemudian tulisan selesai dan hal ini dilakukannya berulang-ulang kali.

A. Menulis Kebahasaan
1. Pemakaian kata
Contoh pemakaian kata:
- Rencana pembangunan di kawasan bandung utara kembali dipersoalkan.
- Rencana pembangunan di kawasan bandung utara kembali dipermasalahkan.
Nah dalam contoh tersebut kita dapat menilai mana kata yang cocok dan yang memadai antara keduanya walaupun memiliki arti yang sama bersinonim.
- Sinonim dan antonim
- Denotasi dan konotasi
- Kata umum dan khusus
- Kata konkret dan kata abstrak
- Kata populer dan kajian
- Kata asing dan serapan

2. Penulisan kalimat
- Unsur subjek dan prediket
- Kehematan
- Kesejajaran
- Kevariasian
- Penekanan

3. Penggunaan ejaan
a. Pemenggalan kata
Contoh:
Maaf - ma’af
Saaat - sa at
Buah - bu ah

b. Penulisan kata depan
Contoh:
Ke sawah
Dari sekolah
Kepada ortu

c. Pemakaian tanda baca
1. Pemakaian tanda koma dalam penulisan gelar akademik.
Contoh:
Muhammad Yusuf, S.H
2. Pemakaian kalimat dalam penulisan kalimat majemuk.
Contoh:
Karena nasib rakyat tidak diperhatikan,
Terjadilah krisis kepercayaan
Terhadap pemerintah
3. Pemakaian tanda titik 2 (:)
Contoh:
Sebagai berikut:
4. Penulisan tanda petik (lc .... ,”)
a. Tanda petik mengapit kalimat langsung atau petikan langsung.
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit puisi, artikel, bab

4. Kalimat paragraf
Dalam paragraf, gagasan utama disebut juga pikiran utama atau topik utama, kemudian kalimat tersebut diikuti oleh serangkaian kalimat yang disebut kalimat penjelas yang berisi penjelasan-penjelasan.

KEGIATAN BELAJAR 2

Kemampuan lanjutan dalam kegiatan menulis:
a. Merencanakan tulisan fiksi
b. Merencanakan tulisan non fiksi
1. Pilihan topik
2. Perumusan tujuan
3. Penulisan kerangka karangan

MODUL 6
KETERAMPILAN BERBAHASA TERPADU DENGAN FOKUS MENYIMAK


KEGIATAN BELAJAR I

Keterpaduan keterampilan berbicara dengan fokus menyimak hubungan menyimak dan berbicara.
1. Suatu ujaran dapat dipelajari melalui menyimak dan meniru.
2. Seorang anak akan lebih mudah mengulang cerita yang dijamaknya dibandingkan dengan cerita yang dibacanya.
3. Seorang pembicara yang ucapan atau lafal ujarnya tidak jelas akan mempengaruhi hasil yang diperoleh penyimak.

KEGIATAN BELAJAR 2
Keterpaduan keterampilan membaca dengan fokus menyimak penelitian para ahli tentang hubungan menyimak dan membaca adalah:
1. Penguasaan kosakata yang sedikit diperoleh melalui menyimak erat kaitannya dengan kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh seseorang dalam membaca.
2. Daya simak buruk yang sangat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang.
3. Peningkatan terhadap kemampuan penyimak akan menimbulkan peningkatan pada kemampuan yang lain.
Ahli lain mengatakan:
1. Menyimak maupun membaca menuntut adanya kesiapan kecakapan.
2. Pada umumnya maksud dan tujuan menyimak serta membaca bersifat fungsional dan apresiatif.
3. Baik dalam menyimak maupun membaca, kata bukanlah merupakan kesatuan pemahaman, tetapi mempengaruhi pemahaman terhadap frase, kalimat dan paragraf.
4. Menyimak dan membaca dapat berlangsung dalam situasi-situasi individual atau sosial.
KEGIATAN BELAJAR 3
Keterpaduan keterampilan menulis dengan fokus menyimak. Menulis hasil singkat.
Hal-hal yang harus dilakukan ketika mendengarkan atau menyimak rekaman yaitu:
1. Temukanlah gagasan pokok dan gagasan-gagasan penjelas yang terdapat dalam informasi tersebut.
2. Catatlah gagasan pokok dan gagasan penjelas yang Anda temukan itu.
3. Susunan gagasan tersebut menjadi sebuah kerangka karangan kecil.

MODUL 7

KEGIATAN BELAJAR I

Keterpaduan keterampilan menyimak dengan fokus berbicara:
a. Berbagai kegiatan keterpaduan menyimak dengan fokus berbicara
1. Menyimak dan bercerita
Ilmu matematika adalah ilmu yang menggunakan lambang bilangan khusus untuk mengelola pengertian tentang dunia. Dengan lambang bilangan, misalnya isi dunia dapat dihitung tetapi menggunakan lambang tidak hanya dilakukan oleh matematika.
Bahasa adalah lambang mengenai apa saja yang dapat ditinjau oleh cipta kuasa manusia.
2. Menyimak dan bercakap-cakap
3. Menyimak dan diskusi

KEGIATAN BELAJAR 2
Keterpaduan keterampilan menulis dengan fokus berbicara:
a. Tema yang mudah dipilih
1. Pilih yang dikuasai
2. Pilih sesuai dengan keahlian
3. Pilih yang diyakini
4. Pilih yang bersifat kritik
5. Pilih yang humor

b. Cara membatasi tema
1. Mencari aspek tema
2. Penggunaan jadwal
3. Menentukan tujuan
4. Menentukan sasaran
a. Kerangka karangan
b. Langkah-langkah menyusun kerangka
Sistem penepatan ide-ide di dalam heading dapat dilakukan dengan macam-macam cara:
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Itulah contoh resume, semoga "contoh resume" diatas dapat membantu. Jika kurang tepat silahkan cari kembali contoh resume contoh resume yang lain


Contoh Surat Kuasa

Contoh Surat Kuasa

Dibawah ini adalah "Contoh Surat Kuasa".


SURAT KUASA


Yang bertadna tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………..
Umur : ……………………………………..
Pekerjaan : ……………………………………..
Alamat : ……………………………………..

Selanjutnya di sebut sebagai PIHAK PERTAMA atau Pihak yang memberi kuasa

Nama : ……………………………………..
Umur : ……………………………………..
Pekerjaan : ……………………………………..
Alamat : ……………………………………..

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau Pihak yang menerima kuasa.

Dengan ini memberikan kuasa kepada ……………………….. saya yang bernama …………………………….. untuk ……………………….. dengan Nomor …………………………. dan mengurus ……………….. yang ada diatas tanah tersebut.
Demikianlah surat kuasa ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.





Yang menerima kuasa Yang memberi kuasa


…………………………………… . ……………………………………..

Itulah "Contoh Surat Kuasa".
Kata Pengantar Makalah

Kata Pengantar Makalah

Posting yang terdahulu adalah Contoh Kata Pengantar dan Kata Pengantar
. Kali saya posting sebuah Kata Pengantar Makalah. Dengan harapan posting Kata Pengantar Makalah ini juga dapat membantu Anda.
Ayo kita lihat isi dari Kata Pengantar Makalah
KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan Alhamdulilahirobbilalamin dan tak lupa puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah Rahmat dan Ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas …………………… serta untuk menambah ilmu pengetahuan. Adapun judul makalah ini adalah …………………………..
Kemudian dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan inspirasi dari berbagai pihak. Untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1) Bapak ………………….. selaku dosen mata …………………
2) ………………….. selaku
3) Teman-teman yang telah banyak membantu.
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini, kami tak luput dari adanya kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Baik dari segi penulisan, pilihan kata, keefektifan kalimat. Untuk itu diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan sumbangan saran, kritik yang dapat memberi cambuk bagi kami untuk kedepannya lebih baik, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada kita semua, Amin Ya Robbal Alamin.


Penulis


Contoh Makalah
Download :
Kata Pengantar Makalah

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Pasting yang terdahulu, saya telah membuah sebuah posting Contoh Kata Pengantar , jika mungkin posting Contoh Kata Pengantar yang terdahulu kurang sesuai dengan contoh kata pengantar yang anda inginkan, maka berikut ini saya berikan posting kembali Contoh Kata Pengantar yang lainnya. Dengan harapan semoga Contoh kata pengantar ini sesuai dengan contoh pengantar yang anda cari / contoh kata pengantar yang anda inginkan
.
Mari kita lihat contoh kata pengantar di bawah ini :

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah (MATA KULIAH ANDA) yang berjudul “TULISKAN JUDUL ANDA”.
Makalah ini sangat penting karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam (TULISKAN SESUAI DENGAN MAKALAH ANDA). Oleh karena itu di harapkan agar yang membacanya dapat memahami dan menjadikan bahan acuan bila akan memulai suatu pengajaran yang lebih baik.
Kemudian tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah (MATA KULIAH ANDA) Di dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini dapat lebih disempurnakan lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin


NAMA KOTA, TGL-BLN-THN


Penulis

Versi Ms. Word Silahkan Download :
Kata Pengantar
Kata Pengantar 1
Characteristics and individual differences

Characteristics and individual differences

Characteristics and individual differences
A individual differences
Every person, whether child or adult, and whether being in kolompok or by himself, and called for an individual. One individual also show the position of a natural person or individual. Individual properties of the characteristics of the individual, the individual with the individual Seri berkaiatan differences and the nature of the people who are different from each other.
Teacher of each new school year always facing students in different classrooms, and there is no one in himself. Maybe once the two people seen with almost the same or similar. But in reality, if it really was noted between the two perbedaan.Perbedaan terdapa certainly that can be immediately recognized by the teacher for students differences of material, such as height, body shape and form of the face skin color, and semacamnya.Dari physical teacher to recognize quickly and one student class of one side. Seri other recognized immediately is the behavior of each student, and so did their voices. There are students who are small or the level of his voice, and there are a large or Endah, if anyone speaks fast Yan, and there very slowly. If the student ditelesuri carefully and with the other one has a different psychological Aifat.
A. Cognitive differences
Preach mastering knowledge, skills and technology pengentahuan all orang.Pada dasrnya cognitive ability is the result of learning. We also know that learning is the result of pepaduan between innate factors and the impact of lingkngan (elementary and educational factors.) Key factors affecting the cognitive ability to highlight lingkngan can be discerned in the form of the natural environment and the built environment. Teaching and learning process is an attempt to create an environment that valued fositif, organized and planned for the development of the key factors that have been owned by the child. Reflected the level of cognitive ability in the results in the measurement of learning achievement test.
Achieve the value of testing Indigo bervariasi.Variasi differences in cognitive ability cognitive abilities that give orders individu.Dengan all these measurements can be made with tests of cognitive ability or the ability to learn the achievement test. Achievement test used should meet the requirements of a good test, namely: that the tests must be clean (valid) and reliable (trusted). If you meet the requirements of the test, then resulted in a variation of the value of the cognitive ability of these tests will form a natural curve.
Intelligence (intelligence) significantly affect cognitive abilities of the individual. It is said that between intelligence and cognitive ability to link to a high and positive, and the high value of the top person of thought, and the development of cognitive abilities. Description of the development of intelligence (intelligence), humans will be presented elsewhere.
B. Individual differences in language proficiency
Language is one of the capacities of individuals who are very important in every individual in kehidupannya.Kemampuan beda.Kemampuan different language-speaking person's ability to express his thoughts in the form of full expression of words and sentences and maka.Logis tar-speaking but very sistematis.Kemampuan dipenaruhi intelligence factors and environmental factors . There are other important factors also include physical, especially the modern device.

C. Differences in motor skills
Work done motor skills or the ability to coordinate by the motor neurons of the central nervous kegiatan.Kegiatan for the implementation of these activities occur because of nerve systematically. Tools senses receive stimulation, transmitted by stimulating the sensory nerves to the central nervous system (brain) to deal with it, and the results brought by the motor neurons to respond in the form of movements or activities with the accuracy of such neural network will produce bentukkegiatan's place in the sense of compatibility between stimuli and responses.
Affected by the growth of motor skills and physical maturity level thinking skills. Because the growth of physical maturity and the ability to think everyone is different, then take that impact on the motor skills of each, so the motor skills of each individual will also vary. Will be able to monitor children and friends around you that there are people who are smart, and people who teampil, on the contrary there are people in the slow reaction thing.
D. Differences in the background
In kolompok students at any level, and the differences in their backgrounds and experiences some of which can facilitate or hinder his performance, despite the likelihood of individuals to control the material pelajaran.Pengalaman-owned learning experience for children in the home affects the desire to excel in learning situations are presented.
E. The difference in talent
Talents and special abilities and hereditary. This will be the capacity development if it gets a good motivation and fertilizing properly. On the contrary, can not develop talent at all, when the environment is not a member the opportunity to develop, in the sense that there is no tactile stimulation and fertilization. In this sense education is important.
P. Differences in the willingness to learn
And can be for children between the ages of 6 years who enter primary school (Grade 1), be different from the one or two, even three years in the level of readiness to take the benefits of formal education. It was evident from the results of the study, mental capacity or mental age (mentalage), for children first grade and found in rentanganumur time between 3 and 8 years (which is normalanak this should have been sitting in two or three of the first instance), but their ability to learn is still the same people who sit in one class. This is a picture of a family of products is very less, which once mingkin expression language and family life is less good.
B, growth and development of individual
Can not be that human development can not be separated from the growth. Menyangkutt growth is a matter of body functions that can grow and even change the function of physical material. Can result in physical changes in the outcome of maturation and function. Maturity and body functions have a significant impact on changes in psychological functioning. Therefore, you can not separate the human development with growth.
1. Physical growth
Human growth is the physical changes become larger and longer, and the process have occurred since the child before birth until adulthood.
A. Growth before birth
The prenatal period is the human growth and development process is very complex, because at that time was early in the hardware configuration that are shaping a neural network lengkap.Pertumbuhan this end, the growth of the fetus at the time of birth. Date mainly a sign of maturity and biological neural networks biologitelah each element is able to work independently.
B. Growth after birth
Human physical growth after birth is a continuation of growth before birth. The process of physical and human pertubuhan continue until adulthood. During the first year in petumbuhannya, and increase the length of the body approximately one third of the length of the original body weight and will rise to about three time. From birth until the age of 25 years, and the percentage of individual body size, growth Quang propesional initially formed human (life before birth or before birth) to the ideal proportions from the days of adulthood.
2. Intelligence
Thought or thinking about growth in line with the growth of brain neurons. Because I think that the exhibition is essentially a function of the brain, and intellectual capacity, and is usually called from other places where the ability to think, and are affected by brain maturation showed that the post Mabo correctly. Nerve growth, which will be followed by a mature well before the function, and thus will work on the development of the individual also has the ability to think, then when the growth of mature central nervous system or have her brain. Do you think Tngkat development, or intellectual development begins with the ability to know what investagate the outside world. Reaction or response to prodding from the outside at first not well-coordinated, and almost all are given a reflex response. Age of about 4 bulzn (four), which brsifat respok bekurang reflex only, and provide a response to all the incentives began coordinated. For example, in response to sound, light, and the start of The earna by eye movement towards a particular rangsanganitu out.
3. Passion
Accompanied by a sense of passion symptoms of physical or behavioral changes. As evidenced by the angry shouts loudly, or any other behavior. Similarly, on the contrary the person who said he was delighted and bounced wide with laughter, and so forth.
4. Social
Children who are born in the case of very lemah.Ia not be able to survive without the help of others. And another person, especially his mother, and to help the newborn child in order to survive. That child, and so is each person, require the other person. In other words, each person in the process of growth does not stand alone. Every human being requires the environment, and will always need other human beings.
5. Language
Talk is the language of the vote, and language interpretation. In the early development of the mouth and infant berbahsa convey the contents of the ideas or feelings by crying and / or delirium. May cry or scream if you were not happy or feel sick and walking on foot or if you're happy. The noise - chatter more pronounced, and the child mampi imitate sounds heard. At that time only the mother to say simple words easily mimic the child after the child is to get finally more than words that can be mastered and pronunciation.
6. Special talents
Talent is the capacity of special or exceptional held either by an individual who is only with the stimulus or a little practice, and the ability to develop well.
He noted that the person who has the talent will be fast, which will have grown rapidly and outstanding ability. Special talent is one of the capacity on specific areas such as arts and olahrga, or skill.
7. Attitudes, values ​​and ethical
Progress has been achieved through moral children is relatively low (limited). Children have not mastered the abstract values ​​associated with good and bad salh correct. This is due to the impact of intellectual development that still has not terbatas.Anak investagate benefits of a rule or regulation and has no desire to understand the rules in life.







Growth and development of young people
Development tasks
Havigurts (Garrison, 1956: 14-15) refers to 10 kinds of development tasks for adolescents, namely:
1) establish a relationship with the opposite sex friends is more satisfying and mature;
2) Mencampai feeling Adult Sex socially acceptable;
3) receiving from his body and use it effectively;
4) to achieve emotional independence from adults;
5) to achieve economic freedom;
6) the selection and preparation and function;
7) the preparation of marriage and family life; \
8) the development of intellectual skills and concepts necessary for the citizens of the State concerned;
9) Meninginkan and achieving socially responsible behavior;
10) Mengapai perangakat value used to act as a guide.
Legal developments
1) the development of qualitative
2) is affected by development through this process, and learning outcomes
3) Age also affects the development of
4) Every individual has a different pace, and the development of various
5) in the whole period of development
6) What kind of individual development follow the same general pattern, and
7) The development is influenced by genetics and environmental education.
Adolescent needs and problems and konsenkuensinya
Adolescence is a stage of transition from childhood to adulthood Hall (in Lippert, et al, 1974: 478) considered that adolescence is a period of "storm and strest" He said that during the period of adolescence the many problems faced by adolescents and trying to figure out what he can be classified type of the needs of adolescents in several groups of needs are:
A) The need to address the issue of membership, and drinking, breathing, and sex:
B) emotional needs, and they need to gain sympathy and recognition of other parties
C) demonstrated the need for achievement, which bekembang encouraged to develop their potential in the same psychological and physical kemamuan
D) the need to mempetahankan themselves and develop some kind.
Can be described some of the problems faced by adolescents in relation to the needs of their needs as follows:
1) Efforts to change attitudes and behavior is childish behavior to the moral position is not everything is easily accessible either by adolescents perempuan.ada this time facing the task to change attitudes and behavior is large, and are hoping the other hand ditumpukan there teens to be able to meletakaan basis for the formation of attitudes and behavior patterns.
2) In many cases, adolescents find it difficult to accept the changes the changes in physical fitness. Only a small number of adolescents who Measa satisfied with her body. This is due to look at the lack of harmonious growth. The lack of this serasian body proportions and often cause a nuisance, because it is difficult to get decent clothes, they are very greedy of the Islamic movement or behavior that seems to not hesitate and do not deserve
3) the development and function of any future sexual confusion can cause adolescents to understand, so often the case of wrongful conduct and actions which violate the rules, can the views of the sex other colleagues leading to difficulty in relationships. For teenagers to act in the rules difficult for young women will behave or shut itself away from other types of interaction between peers.
4) In the entry of life bemasyarakat and adolescents who are eager too for independence, in terms of the assessment itself is fully capable of overcoming the problems of life, most of the faces of many of the problems, adjustment problems emotional particular, such as behaviors that more than acting, "appeal" and such . Social life demands a lot of young people to adjust, but what happened was not all in harmony. In case of disagreement between the pattern of community life and good behavior by adolescents
Group 5) and the expectations of his life to stand still socially economically, and will relate to the various problems in the selection of the type of work and types of education. Social adjustment is one of the most difficult to cope with their reaction not only to face one way of life and the strong influence of adolescent peer to peer kolompok.
6) the various norms and values ​​prevailing in the social life is a problem for teenagers, is a part of teens feel valuable and kehiduannya considered inappropriate. In this case, adolescents face of the rule differences are a particular problem for adolescents by kehiduan. Seing the difference times the current standards and is in sleep behavior may cause anutnya that caused him to say "naughty"
Pemenuhran efforts and needs of adolescents and their implications for providers of educational services.
Meet the physical needs or a fundamental duty oganik of these requirements must be met, and this is the need to maintain to keep more of kehiduannya tegar.Tidak different days of the developments pemuhan similar needs before the needs of these very dipengauhi by economic factors, especially the family economy. It will also be a result of the failure to meet the material needs to be berpengauh very individual character formation and development of social psychology seoang. Experience this process needs is a very normal life in the necessary health implanted by the school, parents and community environment for children and adolescents
The special needs of sexual, and it is also the physical needs of adolescents, should be to compliance efforts of special interest to fathers and mothers in particular. Although the sexual needs are part of the material needs, but this involves another factor to consider in its fulfillment. Parents should be aware enough of the stairs and early pengetian secraa explain and give meaning and function of kehiduan adolescent sexuality, especially women and sexual meanings widely in kehiduan. Meet the needs of adolescents and sex drive is when there is that moment that he was aware of the sleep of religious and social, legal, and are mostly in secret activities of masturbation or masturbation.
Sex education in schools, especially within the family should get attention, and can be conducted family counseling girl advice program on a regular basis by an organization devoted mothers and women's organizations and a general. School sometimes need to bring in experts or doctors to give lectures to explain the problems of adolescents. Private sexual issues.
For the development and introduction of share kehiduan bemasyaakat and sleep pattern of social life, enting developed very kolomok - kolomok emaja to participate in the uusan, seeti kolomok olahaga, kolomok art, music, kolomok koasi, belaja kolomok and such. There was a school event kesematan tertentuseperti meeting of the night, and the school perpishan, it helps children for participation in care or are included within the organizing committee.

Physical growth
Physical growth and physical changes that occur and is the primary gajala in the growth of adolescents. These changes include: changes in body size, body proportions change, and the emergence of gender characteristics of the main characteristics of the (primary) and both sexes (secondary).
In accordance with the chaos mentioned by Wirawan Sarlito (Sarlito, 1991: 51) a series of physical changes are as follows:
Girls:
1. Bone growth (the high, and the members of the body becomes long)
2. Breast growth
3. Increasing dark hair smooth in the pubic
4. Maximize the growth of the body height of each year.
5. Pubic hair to be curly
6. Menstrual or menstrual
7. Underarm hair grows
In boys:
1. Bone growth
2. Testes (testicles) Enlarge
3. Growing pubic hair smooth, straight, dark
4. Changes in the sound of early
5. Ejaculation (discharge of semen)
6. Pubic hair to be curly
7. High growth to the maximum level of each year
8. The hair on the face (mustache, beard)
9. Underarm hair grows
10. The end of the sound change
11. And grew the hair on his face thicker and darker
12. Grow hair on your chest
Reasons for the change
Causes a change in the age of adolescence is that there are two types of glands become active work in the endocrine system. Pituitry gland is located at the base of the brain produces two kinds of hormones in the suspect is closely linked with changes in the age of adolescence. Both hormones are growth hormones that caused the changes in body size and gonad hormone gonadotropik or often called stimulating hormone that stimulates the gonads to start active work. It was not long before when he was a teenager at the beginning, these two hormones already in production and as a teenager more and more in production. And controls this entire process through changes in the endocrine glands. This gland is activated by the stimulation of the hypothalamus gland, is known to stimulate the thyroid gland also during adolescence, and is located in the brain.
Other conditions that affect the physical growth of children as follows:
A. Family influence
The impact of family factors here include genetic factors, the child may be higher or longer than the other children so it is heavier body, if mom and dad or grandfather height and length. And will help identify the environmental factors or non-realization of an atomic potential to bring a child. At every stage of life, the environment, more of an impact on body weight to height.
B. Effect of feeding
Children who receive adequate nutrition and body usually higher and slightly faster to make the best of these adolescents who get less nutrition. May give the effect of environment on adolescents in such a way to block or accelerate the growth potential in adolescence.


C. Emotional disorder
And children who are also often suffer from mental disorders cause excessive formation of adrenal steroids, and this will bring because of the formation of low growth hormone in the thyroid pituitry. If this happens, stunted growth and early adolescents have not reached the body weight should be.
D. Gender
Boys tend to be longer and heavier than girls, but at the age of 12 and 15-year-old daughter is usually slightly taller and heavier than boys. Weight and height differences in this body because of bone and muscle in boys than girls are different.
E. Social and economic status
Children who come from families with low socio-economic status, tend to be smaller than the children who come from families of high social and economic status.
P. Health
Children who are healthy and the sick and, rarely, usually have a body more closely than children who are often sick.
(G) the impact of body shape
Building body shape /, whether it will be mesamorf, ektomorf, or endomorf affect the size of the child body. For example, a child who wakes up mesomorf, will be greater than those endomorf ektomorf or children, because they are more plump and heavy.


Development of intellect, social, and language
A development of thought
During his youth, and is calculated IQ by assigning a set of questions, which consists of various issues (number, words, images, and such) and counting questions how 'that can be answered correctly, and then compare that with a list (on the basis of research reliable). Incidentally obtained IQ scores of the persons concerned. Children how to calculate the IQ is to get kids to do certain work, and answer specific questions (such as counting to 10 or 100, and the names of days or months, opens the door and close it again, and so on). The amount of work that do not match, then children who suffer from the list to see mental age (MA) children. Can answer more than one child or done correctly, and high mental age. Using the formula above, and can be found IQ scores of children.
1. The relationship between thought and behavior
The ability to abstract thinking appears interesting one for; occasions and events that are not tangible, such as employment, and the pattern of social life, and choosing a life partner, which in fact is still far in front of him, and others. For adolescents, and patterns of behavior in the future and his personal style and behavior are different now. And the capacity of abstraction play a role in the development of his personality.
2. Properties inlelek adolescent development
Is not intelligence at the age of adolescence easily measured, because it is not easy to change significantly in the rapid development of such capabilities. In general, the first 3-4 years showed great skill development, and development occur regularly. Teen the ability to overcome the problem of teen bertambah.Pada multiple early, at about the age of 12 years, and children sometimes called the formal processes (abstract thinking). At this time he thought of the teenager during the consideration of "possible" next to the real thing (real) (Gleitman, 1986:475 -476).
3. Factors that influence the development of thought
1. Increase the information stored (in the brain) so that the person he is capable of reflective thinking.
2. Number of training and expertise to solve the problem so that a person can think relatively.
3. Existence of freedom of thought, causing a person of courage in the formulation of hypotheses that drastically, and the freedom to explore the problem as a whole, and support the courage of children to solve problems and draw conclusions of a new and correct.
4. The role of the experience gained from the school on intelligence information
The extent to which schools experience increase children's intelligence? The reported research on the effects of intelligence Indria Park by Wellman (1945) on the basis of case studies 50. Average level of intelligence above the origin 110. Those who have pre-pre-school in primary schools, and show the difference of the progress or "acquired" in the average intelligence is higher than those without pre-school. Differences of progress in the average IQ for those new cycle of one year of education (school pre-school) is a measure of intelligence 5.4 student. Showed any of this figure is much higher than students who did not enter in pre-school ISWA previously, the degree of average intelligence changes 0.5 students ski pereorang intelligence. This change akanmenjadi top again when they go to school for a longer period in pre-school. Students who demonstrated for two or three years of study in pre-school, and the development of intelligence from every increase IQ size 10.5. And thus gained experience in the school contributes positively to the peningkatanIQanak
5. Environmental impacts on the development of intelligence.
The impact of environment on learning in terms of developments such as large enough intelligence proved a link a lot of intelligence that also illustrates how the role of education in the development of intelligence (Rochman Natawijaya, Moses, Muhammad, 1992: 45).
6. Properties of language development for teenagers
Language is the language that adolescents may berkembang.Ia We have a lot to learn from the environment, and thus the language of teenagers set up by the environmental conditions. Adolescents include family environment, the environment, society and especially peer interaction, and the environment held sekolah.Pola language is the language that developed in the family or the mother tongue.
7. Individual differences in social development
Mixing with fellow human beings are (socialization) by everyone, both for individuals and groups. On the basis of various aspects, there are individual differences among humans, which also appears in the social development
Adolescents completed the development of language and language environment enriched by the Association, in the communities in which they live. This means that the process of forming a special language: features resulting from the interaction with people all over give a distinctive in language behavior. Along with his life in the wider community, and children (teenagers) to go to school. As is known, the Agency provided the incentives that guide in accordance with pendidikandi kaedah - kaedah correct. The educational process and deepen rather than expanding the horizon of science alone, but also a plan to reverse Lembangan culture systems, including the behavior language. Social influence within the community (peers) in some cases, a very prominent, and therefore the language of children (teenagers) become more colorful patterns of language development social development in a language symbol set sebaya.Dari, and language group that looks very special, like the term "baceman "between students yanp mean the diversion of test questions or tes.Bahasa" terms ", which was established specifically for the special interests as well.
8. Factors affecting the evolution of language
A. Age
B. Environmental conditions
C. Children's intelligence
D. Family social and economic status
E. Physical condition
9. The impact of language skills on the ability to think
Language skills and the ability to think and mutual influence each other. (Which affects the ability to think and language proficiency temampuan vice versa affect your ability to think. A person of low ability to think, you will find it difficult to form good governance and a logical and systematic manner, and this will lead to difficulty in communication.
10. Individual differences in ability and the language of the child
Language development are affected by environmental factors to be wealth, a supportive environment for the development of terminology largely achieved by imitating the process. Thus, adolescents who come from different environments also be different also the ability and language development.
11. Efforts to develop language abilities in adolescents and its effects on education
The development of languages ​​that use this model in their own expression, whether oral or written, by basing bacaam materials and develop the language skills of children and the form of patterns of language. In the use of this model has a lot to provide stimulation and correction in the form of discussion or communication for free. In the meantime, development tools, language should be such as books, magazines, newspapers and others to progress in school and at home.
Emotional development
A. Emotional development
Emotions, feelings, and two things that can not be a variation on both berbeda.Tetapi can be expressed explicitly. And emotions and feelings are psychological symptoms that qualitatively sustainable, but there is no clear end. At one point can be regarded as the color and emotional feelings, but also could be considered emotional and anger that appears for example in the form of silence. It is therefore difficult to determine once and emotions.
Even feelings and emotional experiences that accompanied the amendment of the state within the individual behavior of mental and physical, material that appears.
Emotions are strong emotional color and characterized by physical changes. In times of changes in emotion often pembahan material, such as:
1) electrical reaction on the skin: increased if spellbound
Trading 2) of the blood: to grow quickly when angry
3) heart rate: grow quickly when startled
4) breathing: a long breath when upset
5 eye pupil): dilated when angry
6) saliva: dry if afraid or tense
Polo Roma 7): When you are afraid to stand
8) digestive system: diarrhea, diarrhea if tense
9) muscle: tension, fear, muscle strain causing the vibration or shocks ()
10) and the formation of blood: the formation of blood and a change in mental because of the glands more active.
Teen emotional style is the same type of childhood emotions. Types of emotions normally experienced / affectionate adalah.cinta joy, anger, fear, anxiety, jealousy, sadness, etc. The difference lies in the types and degrees of stimuli that give rise to emotions, and especially the pattern of control individuals of emotional expression.
Psychological characteristics of adolescents aged 12-15 years
1) In this age of the student / child tends a lot of depression and unable to conjecture. Some moodiness as a result of biological changes with respect to sexual maturity, and partly because of confusion in the face if niasih such as children or as an adult.
2) Students can act rude to cover up the defects in terms of the trust.
3) anger explosions probably common. This often happens as a result of "a combination of stress, lack of biological balance, and fatigue as a result of hard work tcrlalu dieting or inappropriate or inadequate sleep.
4) and young people tend to be tolerant of others, and justify their own opinions because of lack of confidence. Their views and answers bahwaa absolute and they know it.
5) the students began in the middle of the control of parents and teachers in more than one target, and may get angry when deceived by the power of teachers do not know everything (omniscient).
Psychological characteristics of adolescents aged 15-18 years
1) "rebellion" youth is the statement / expression for the overall change from childhood to adulthood.
2) due to increased freedom, many adolescents who suffer from the conflict with their parents. And we can expect the sympathy and advice from parents or teachers.
3) Students at this age, daydreams often, thinking about the future
Many of them are very high interpret their own abilities and feel great opportunity to enter work and occupy certain positions.
B. The development of ethics, values ​​and attitude
The values ​​of life are the standards prevailing in society, such as customs and manners (Sutikna, 1988 5). Polite literature, customs, traditions and values ​​contained in Pancasila are the values ​​that become the indicator of one's life as a citizen of Indonesia in its relations with countries and citizens. Was an expert farmer or space, whether man or woman, whether it is a leader in the government or the ordinary citizen, whether Muslim or other religious; a citizen of Indonesia's discharge from the hospital based on these values, as well as adolescents.
Morale is bad teachings of good grace, and the acts and conduct and ethics, obligations and so forth (Purwadaiminto, 1957, 957). In a range of literary works that are good and should be done, and the act which was considered not good and you need dihindari.Moral related to the ability to distinguish between the work of this right, moral, and therefore salah.Dengan is in control of behavior.
Thus, the relationship between values, attitudes and ethics and behavior appear in the exercise of values, in other words, the values ​​need to be known in advance, then lived and driven by morality, will be a specific position towards those values ​​and behavior at the end of the day was reflected in accordance with the values ​​in question.
Based on the number of results of research and development to absorb the values ​​occurs through identification with the people it considers a model. For children from the age of 12 and 16 years, and the ideal images that have been identified are those adults who are sympathetic friends, artists and things that have created his own ideal.
Sense of moral values ​​in children age ten or eleven years old is different from the more children and children tua.Pada aggapan that the rules are specific and absolute view of this by an adult or a god can not change anymore (Kohlberg, 1963). Understanding of the ethical aspect in more children, more flexible and nisbi.Ia be able to bid or requests to change something, if the rules agreed upon by everyone.
Youth Ethics is a condition olehkarena separate they need to seek guidance from him in this way ataupetunjuk jugauntuk sendiri.Pedoman cultivation of identity, towards a mature personality and avoid conflict of roles that always happens in this transitional phase.
Religious values ​​require special attention, because religion is also a melting pot of bad behavior either, and even psychological listed in the Finale.
Finally, it should also be noted that the environment that are more calls, call, or given a chance, would be more effective than it was in an environment characterized by the ban and regulations that limit.

Development tasks of life, education and certification, and family life
A Perkembnngan personal life as an individual
1. Understanding of life and personal characteristics
Personal life is difficult to be formulated, what is a very complex, and the essence of the human person is the whole person, and individual characteristics as human beings and social beings. In his position as an individual, a person realizes that his life has a need that is destined for personal self-interest, both physical and nonphysical. This requires self include physical needs and the needs of the psychological and social growth of the physical and the human body requires strength and power, as well as to protect the physical security flsiknya.Kondisi LG too in the development and establishment of seseorang.Kehidupan a personalization of a full and complete, and it has special characteristics and unique. One's personal life that includes various aspects, including emotional aspects, social, psychological, social and cultural rights, and intellectual abilities in an integrated integrated with environmental factors of life. At the beginning of her life to a more stable lifestyle personal, the individual seeks to be able to be independent, meaning the ability to care for themselves to manage and meet the needs and duties of the day to day. Required and be able to develop to deal with a variety of incentives that could undermine stability in the personal.
2. Personal factors perkemhangan mempenganihi
Individual first person to grow and develop in an environment keluarga.Sesuai with the duties of the family in carrying out its mission as the education provider is responsible, and thus determine the priorities for the establishment of special labs anak.Dengan major influence in the growth of children is a personal family life, and it has various aspects.
3. Individual differences in personal development
Environmental social and cultural life that affect one perembangan personal environments are very complex and heterogeneous both natural environments, which was established for the purpose of children dibentukan personal and adolescents, and their respective properties - properties vary so briefly we can say that tembangan personal per capita also varies according to the environment raised.
4. The impact of the private life of the behavior
Life is a continuous series in the process of growth and development. Affected by the situation now by the former state of life, and the circumstances that will come to a large extent determine the current state of life. And thus the behavior of the person affected by the outcome of the process of developing idalam Life is a journey the previous integrated with present events.
5. Efforts to develop a personal life
Personal life, which is a series of processes of growth and development, we must be well prepared. Necessary to get a feel of the case.
A. Life and health, as well as regular use of time as well as the recognition and understanding of the values ​​and ethics prevailing in life should be invested properly.
B. The procedure daily tasks and work independently with full responsibility.
C. Live in the community through association with others, especially with their peers. Showing the style and pattern of the good life in accordance with good culture and embraced by the community.
D. Ways of solving problems. Encountered and melalih show how to deal with various problems.
E. After the rules of family life with full responsibility and discipline.
P. Implementation of the roles and responsibilities in family life in the family needs to develop and respect for others and is perfect.
B. life education and career development
Life Education is a learning experience in which he lived all his life, both inside and outside the school track. In connection with the development of the learner, life is good education experienced by young people and learners within the family, school, and a certificate, or life masyarakat.Sedang life is one experience at work. As noted by Garrison (1956) that every year in this world there are millions of young men and women entering the workforce stiwa one teenager went to the world of work is the beginning of his life in the process (certificate). In children dupan essence (teenagers) in the field of education is the beginning of kariernya.Baik life to life, education and functions of life, young people gain experience menqgambarkan tides.
Self-adjustment of adolescents
A concept and process of adaptation
1. Sense of self penysuaian
Adaptation can be defined or described as follows:
• modify the means of adaptation; to maintain a presence, or bias, "Staying Alive" and memperolh physical and spiritual well-being, and can hold a satisfactory relationship with the social demands.
• can also be interpreted as corresponding amendments, which means things are set with the standard or principle.
This can be explained • adjustments as control, which has the ability to plan and organize these responses from the bias to overcome the kinds of Segal of the conflict, and the difficulties and frustrations effectively. Individuals have the ability to confront the reality of life in an adequate manner.
Can be explained by changes • mastery and emotional maturity. Emotional maturity is a positive intention to have emotional reactions paada appropriate for each case.
It can be concluded that the amendment is the human endeavor to achieve harmony in yourself and the environment.
2. The adjustment process
Adaptation is the process of how to achieve a balance between individuals and in accordance with environmental needs. We also know that perfection is the perfect adaptation tercapai.Penyesuaian never happen if people / individuals are always in a state of balance between them and the environment in which there is no unmet need, and where all the functions of the organism / individual to walk again normal.Sekali, that perfect pengesuaian can be achieved from such never. Because of this amendment is more than a lifelong process (life-long process), and humans are still in an attempt to discover and deal with the pressures and challenges of life in order to achieve a healthy person.
3. Modify the properties of
It is classified as capable of making adjustments in a positive way things are marked as follows:
1) shows the emotional stress
2) It shows the existence of psychological mechanisms
3) does not indicate the presence of personal frustration
Having considered the 4) direction of rational and self-determination
5) capable of learning
6) respect for the experience
7) to be realistic and objective
B. Self-adjustment problems of young people permaslahan
Among the most important issues facing young people in their daily lives and which hinder the proper solution is the relationship of adolescents with adults, especially parents.
Can be obtained on the adjustment problems faced by adolescents from psychological atmosphere of the family and a family dispute. The Many studies have shown that adolescents who live in households that "crack" is suffering from emotional problems, tanpak him there is a great tendency to be angry, in isolation, as well as less sensitive to social acceptance and less able to resist and nervous more in comparison with adolescents living in Families fair. It was decided that most of the children out of school because they could not cope with it and those who come from families broken / cracked
Wages that can be done to the process of adaptation mempelancarkan adolescents, especially in schools are:
1) creating a situation in which schools can feel manimbulkan "at home" (athome) students physically, socially and academically.
2) Create a fun learning atmosphere for children.
3) and students a thorough understanding of, and good achievement and sailing, and social, as well as all aspects of his personality.
4) Use the methods and teaching tools that give rise to learning.
5) using the evaluation procedure that can increase motivation to learn.
6) not to the category of health conditions memenihi.
7) rules / procedures tertip students a clear and understandable.
8) an example of the teachers in every aspect of education.
9) cooperation and mutual understanding of the teachers in the implementation of educational activities in schools.
10) implementation of programs and counseling pembibingan better.
11) the case of full understanding of leadership and responsibility of the student and teacher alike.
Back To Top