belajar dan berbagi

Contoh Makalah Tentang Drama

Contoh Makalah Tentang Drama Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang baik.Demikian gambaran isi makalah ini dari penulis. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. PEMBAHASANA. Pengertian DramaKata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience)Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.Contoh;Chaterina ( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Raina ! ( ia mengucapkan Raina, dengan tekanan pada i ) Raina ! ( ia menunjuk ketempat tidur, berharap menemukan Raina disitu ) Mengapa, di mana….! ( Raina menoleh kedalam ruangan).Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara dan pemain. Ini memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 – 1950 ), pelopor realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar pada nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki. Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain. Pada puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi drama kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan.”Mungkin drama memperoleh hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman manusia.Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang penting.Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.B. Sejarah DramaKebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk superaalami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.C. Unsur – unsur DramaUnsur-unsur dalam drama meliputi :1) Tema : gagasan/ide/dasar cerita.2) Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan, pertikaian, penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur maju/lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.3) Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita. Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonisTokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).4) Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketikatokoh mengalami peristiwaLatar terbagi dalam :- latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.- latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.5) Amanat : pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita. Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan.D. Struktur DramaSeorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah menulis Poetics. Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan spektakel dari tragedi. Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari strukturalisme yang oleh T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach. Strukturdramatik : Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.Berikut contoh penggunaan struktur drama dalam Drama Romeo Juliet.Pada awal plot kita ada eksposisi. Ini memberi penonton informasi yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya, situasi sekarang atau tokoh-tokohnya. Dalam kebanyakan lakon, sudah sejak awal pengarang memberi tekanan kepada satu pertanyaan atau konplik penting. Pada awal kisah Romeo and Juliet, Shakespeare telah menyajikan pertengkaran antara Sampson, Gregory lawan Baltazar dan Abraham, satu penjelasan yang memberi ‘Leitmotive’ kepada tema, konplik dan rekonsiliasinya.Gregory : Anda berkelahi, ya ?Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak!Sampson : Tapi kalau ya, saya memihak anda, saya mengabdi sebaik andaAbraham : ah, tak akan lebih baik.Sampson : BaiklahGregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar panggung)Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku datang.Sampson : Ya, lebih baik.Abraham : Bohong!Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat hantamanmu.( mereka berkelahi ).Dialog diatas menciptakan suasana babak itu dan suatu pelukisan singkat tapi lengkap tenatang konplik antara keluarga Montague versus keluarga Capulet yang akan menimbulkan bencana itu.Terkadang juga ada eksposisi tentang tokoh-tokoh. Sebuah film berjudul Jango versus Santana dapat dijadikan contoh. Film itu dimulai dengan sebuah pemandangan. Sebidang tanah tandus dengan pohon-pohon kaktus tumbuh disana-sini. Sementara fokus kamera bergerak kearah kanan, seorang lelaki dengan baju kotor dan basah kuyup tampak berlutut didepan sebuah makam. Lelaki itu berdiri dan kamera mengambil gambarnya dalam teknik medium. Posisi enface memberikan gambaran jelas tokot itu. Ia tak mengalami kemalangan, tapi ia menghadapinya dengan tegar. Pelukisan singkat tapi hampir lengkap dari tokoh tersebut memberi titik awal yang jelas untuk memulai film itu.Dalam eksposisi itu, unsur-unsur konpliknya statis. Melalui satu insiden yang merangsang maka action mulai bergerak. Disini konflik dramatik besar mulai jelas menyatukan kejadian – kejadian dalam lakon itu. Insiden yang merangsang dalam Romeo and Juliet tampak ketika Tybalt mengenali Romeo dan ingin menantang berkelahi. Presiden dari stimulasi itu terjadi ketika inang memberi tahu Juliet bahwa Romeo adalah anggota keluarga Montague. Unsur statis dalam eksposisi itu mulai bergerak dan konflik sehari-hari antara Sampson versus Abraham makin lama makin menjadi makin serius. ( Babak I ) timbul serentetan konflik ketika Romeo membocorkan rahasianya kepada teman-temannya, memanjat tembok kebun keluarga Capulet, dan menunggu Juliet muncul dijendelanya waktu gadis itu muncul, keduanya saling mengungkapkan cinta dan memutuskan untuk kawin lari ( Babak II). Makin lama lakon itu makin tegang sampai pendeta sampai pendeta Laurence berharap, setelah menyeleggarakan upacara pernikahan, pertikaian antara keluarga itu akan berakhir dan Romeo berpendapat begitu. Kisah cinta sederhana antara pemuda dan pemudi itu sekarang berkembang menjadi idealisme yang melibatkan masalah besar yang dihadapi kedua orang tua itu. Tidak diragukan bahwa konflikasi tersebut menuju suatu krisi, satu titik balik ketika informasi yang sebelumnya dirahasiakan sedikit sebagian terungkap dan masalah dramatik itu bisa dijawab.Meskipun Juliet sudah menikah dengan Romeo, ia tidak berterus terang pada ayahnya. Oleh karenanya itu, Capulet tetap menjalankan rencananya untuk menikahkan Juliet dengan Paris. Karena pernikahan akan berlangsung pada hari kamis, pendeta Laurence mengusulkan agar pada hari rabu Juliet harus menelan ramuan yang akan membuatnya mati suri; sementara Laurence akan mengirimkan pesan pada Romeo untuk menyelamatkan Juliet dari makam keluarga Capulet, karena ia merasa yakin gadis itu akan dimakamkan disana. Capulet, karena ditentang oleh putrinya, memutuskan untuk mengajukan pernikahan itu sehari. Rencana itu membuat Juliet harus segera mereguk racun tadi. Agar rencananya tidak terhalang, ia menyuruh inang keluar dan tanpa pikir panjang langsung mereguk racun tadi. Paginya inang menemukan Juliet sudah tak bernyawa. Laurence dan Paris tiba; tapi upacara pernikahan harus diubah menjadi upacara pemakaman ( Babak IV ).Bagian terakhir dari lakon itu, sering disebut resolusi, berkembang dari krisis sampai tirai ditutup untuk terakhir kalinya. Ini terkadang mengumpulkan berbagai alur action dan membawa situasinya ke suatu keseimbangan baru, dengan demikian hasilnya bisa jadi memuaskan, tapi mungkin juga mengecewakan harapan penonton.Karena tidak tahu bahwa Jliet hanya kelihatannya mati, Balthazar tiba di Mantua sebelum pendeta tiba dan memberi tahukan tentang kematian Juliet. Mendengar itu Romeo membeli racun untuk bunuh diri dimakam Juliet. Setelah membunuh Paris, Romeo mereguk racun itu. Ketika terjaga, Juliet menemukan Romeo yang sudah mati dan bunuh diri. Pertikaian kedua keluarga itu berakhir di atas dua kekasih yang sudah mati ( Babak V )E. Kelengkapan Drama• Naskah drama : skrip yang dijadikan panduan pemain sebelum pentas.• Penulis naskah : orang yang menulis skenario dan dialog dalam bentuk jadi naskah drama• Sutradara : orang yang memimpin atau yang mengatur suatu kelompok drama.• Pemain : orang yang berperan melakonkan cerita • Lighting : pengatur cahaya dalam pementasan • Tata busana/make up : bagian kelengkapan drama yang bertugas merias dan memakaian propertis pakaian • Tata suara : pengatur suara untuk memunculkan efek tertentu dalam pementasan • Tata panggung : kelengkapan drama yang mengatur latar setiap adegan • Panggung : tempat bagi pemain untuk melakonkan cerita F. Jenis – jenis DramaDrama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.1. Drama Baru / Drama ModernDrama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.2. Drama Lama / Drama KlasikDrama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :1. Drama KomediDrama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.2. Drama TragediDrama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.3. Drama Tragedi KomediDrama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.4. OperaOpera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.5. Lelucon / DagelanLelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.6. Operet / OperetteOperet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.7. PantomimPantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.8. TablauTablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.10. WayangWayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.G. AKTING YANG BAIKAkting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak. Dialog yang baik ialah dialog yang : 1. terdengar (volume baik) 2. jelas (artikulasi baik) 3. dimengerti (lafal benar) 4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)5. Gerak yang balk ialah gerak yang : 6. terlihat (blocking baik) 7. jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan) 8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan) 9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)Penjelasan : 1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi kata kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih. 3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber ani. 4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi. 6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya: • Bagian kanan lebih berat daripada kiri • Bagian depan lebih berat daripada belakang • Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah • Yang lebar lebih berat daripada yang sempit • Yang terang lebih berat daripada yang gelap • Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung; Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah bahkan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia. H. PERKEMBANGAN DRAMA DI INDONESIAPerkembangan drama di Indonesia tak sesemarak dan setua perkembangan puisi dan prosa. Kalau puisi dan prosa mengenal puisi lama dan porsa lama, tak demikianlah dengan drama. Genre sastra drama di Indonesia benar-benar baru, seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an.Sastra drama di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Untuk selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa Melayu Rendah yang ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan atau Tionghoa.Selanjutnya, anak Indonesia sendiri yang mulai menulis drama. Berikut ini Anda akan disuguhi beberapa dramawan Indonesia dari mulai Rustam Effendi (lahir 1903) sampai dengan Hamdy Salad (lahir 1961).Tahun Kelahiran Pengarang Pengarang Judul1903190519061916191819201921192619281933193419351937193819381941194219431944194519461949195519591961 Rustam EffendiSanusi PaneAbu HanifahTrisno SumarjoD. JayakusumaUtuy Tatang SontaniUsmar IsmailAsrul SaniMohammad DiponegoroMisbach Yusa BiranD. SulartoRahman AgeMotinggo BusyeAjip RosidiSaini KMArifin C. NoerVredi Kasram MartaAspar PaturusiPutu WijayaWisran HadiAkhudiatN. RiantiarnoYono DaryonoArthur S. NalanHamdy Salad BebasariKertajayaTaufan di Atas AsiaTumbangRama BargawaBunga Rumah MakanLeburan SenimanMahkamahIblisBung BesarDomba-domba RevolusiPembenci MatahariMalam JahanamMasyitohEgonDalam Bayangan Tuhan atawa InterogasiSyeh Siti JenarPerahu Nuh IIDamCindua MatoJaka TarubSampek EngtayRonggeng-ronggengSyair Ikan TongkolPerempuan dalam Kereta I. MANFAAT DRAMA/TEATERBanyak hal yang dapat kita raih dalam bermain drama, baik fisik maupun psikis. Pembicaraan ini tidak akan memisahkan secara rinci antara bermain drama dan teater, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Di bawah ini akan diuraikan manfaat bermain drama atau teater.a. Meningkatkan pemahamanMeningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena dan kejadian-kejadian yang sering kita saksikan dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari bahwa memahami orang lain merupakan pekerjaan yang paling sulit dan membutuhkan waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah satu cara untuk memecahkannya. Dengan bermain drama atau berteater kita selalu berkumpul dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan diri kita. Dari segi individual differences inilah kita dituntut untuk memahami orang lain. Pemahaman kita kepada orang lain tidak hanya dilihat dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut. Meliputi sifat, watak, cara berbicara, cara bertindak (tingkah laku), cara merespon suatu masalah, merupakan keadaan yang harus kita pahami dari orang tersebut. b. Mempertajam kepekaan emosiDrama melatih kita untuk menahan rasa, melatih kepekaan rasa, menumbuhkan kepekaan, dan mempertajam emosi kita. Rasa kadang kala tidak perlu dirasakan, karena sudah ada dalam diri kita. Perlu diingat bahwa rasa, sebagai sesuatu yang khas, perlu dipupuk agar semakin tajam. Apa yang ada dihadapan kita perlu adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang ada akan kita anggap wajar saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Kita semakin peka terhadap sesuatu tentu saja melalui latihan yang lebih. Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak asyik, tidak mesra adalah bagian dari emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan batin.Drama menyajikan semua itu. Peka panggung, peka kesalahan, peka keindahan, peka suara atau musik, peka lakuan yang tidak enak dan enak, semua berasal dari rasa. Semakin kita perasa semakin halus pula tanggapan kita terhadap sesuatu yang kita hadapi.c. Pengembangan ujarNaskah drama sebagai genre sastra, hampir seluruhnya berisi cakapan. Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar kita semakin jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut dapat membantu pendengar untuk mencerna makna yang ada. Harus ada kata yang ditekankan supaya memudahkan pemaknaan. Dimana kita memberi koma (,) dan titik (.). hampir keseluruhan konjungsi harus diperhatikan selam kita berlatih membaca dalam bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada pendengar dan lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di sini perlu adanya kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda dalam setiap situasi. Tidak semua situasi memerlukan vokal yang sama. Tidak semua kalimat harus ditekan melainkan pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai salah satu karya sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan serta ucapan.d. Apresiasi dramatik.Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama. Realisasi pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak baik. Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah mengenal drama. Semakin sering kita menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman kita terhadap drama atau teater. Karena itulah, kita dituntut untuk lebih meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik.e. Pembentukan Postur TubuhPostur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan dasar ini adalah latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang terkait dengan postur adalah olah tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain drama memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya dapat membentuk postur tubuh kita sedemikian rupa.f. Berkelompok (Bersosialisasi)Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian, kecuali monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan secara berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita pahami bersama, bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung pada diri kita sendiri.Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya.Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.g. Menyalurkan hobiBermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi. Hobi yang berkaitan dengan sastra secara umum dan drama khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran (sastra, tari, arsitektur). BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan- Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.- Sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal.- Unsur – unsur Drama- Tema - Alur- Tokoh- Latar- Amanat- Manfaat drama/teater : Menyalurkan hobi Berkelompok (Bersosialisasi) Pembentukan Postur Tubuh Apresiasi dramatik. Pengembangan ujar Mempertajam kepekaan emosi Meningkatkan pemahamanB. Saran- Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni drama, agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya.- Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran / pertunjukan drama, agar siswa lebih matang dalam mengembangkan bakat seni dramanya. Sumbernyo : "Contoh Makalah Tentang Drama"
Canon  imageRUNNER 1028

Canon imageRUNNER 1028

Specifications for Color imageRUNNER 1028

Type

Desktop

Maximum Original Size

A4

Auto Duplex Feature

Standard

Auto Document Feeder

Standard with Duplex scan

Copy Sizes

Platen:

Max. 215.9 x 355.6mm

Feeder:

Max. 355.6 x 215.9mm

Min. 128 x 139.7mm

Resolution

Copying:

600 x 600dpi

Printing:

600 x 600dpi (2400dpi enhanced x 600dpi)

Copy / Print Speed

BW:

28ppm

Colour:

21ppm

Magnification

Zoom:

50 - 200%

First Copy Out Time

Platen:

BW: less than 18 sec.

Colour: less than 18.5 sec. (A4)

Feeder:

BW: less than 12 sec.

Colour: less than 12.5 sec. (A4)

Warm-Up Time

60 seconds or less

Multiple Copies / Prints

1 to 99 sheets

Paper Size

Cassette:

A4, A5, B5, Legal, Letter, Oficio, M-Oficio, B-Oficio, Executive, Foolscap

Stack Bypass:

76.2 x 127mm to 215.9 x 355.6mm (always set vertically)

Paper Weight

Cassette:

60 to 120gsm

Stack Bypass:

60 to 176gsm

Paper Capacity

Cassette:

250 sheets (80gsm)

Stack Bypass:

100 sheets (80gsm)

CPU

Canon Custom Processor

Memory

768 MB

Interface

USB 2.0 (High Speed), Ethernet 100Base-TX/10BaseT

Power Supply

220-240V AC (50/60Hz)

Power Consumption

Max: Less than 1210W
Max: Less than 1260W (with optional equipment)

Energy Saver Mode

Standalone:

1.2W or less

Network connection:

17W or less

Dimensions (W x D x H)

546 x 527 x 632mm
546 x 543 x 936mm (with optional Cassette Feeding Unit-AB1)

Weight

Approx. 44 kg (including toner cartridges)

Toner (Estimated Yield @ 5% coverage)

6,000 pages (C,M,Y,K)

Print Specification


Printing Method

Indirect electrostatic method (On-demand fixing)

Number of Tones

256

PDL

UFR II LT (Standard), PCL5c/6 (Option), PostScript (Option)

Resolution

600 x 600dpi (2400dpi enhanced x 600dpi)

CPU

Canon Custom Processor

Memory

768 MB

Supported OS

Windows:

Windows® 2000 / XP / Vista / 7, Windows Server® 2003 / 2008 / 2008 R2

Macintosh:

Mac® OS X (10.4.9 or later)

Sun Solaris:

Version 2.6 or later

Linux:

Red Hat version 7.2

Interface

USB 2.0 (High Speed), Ethernet 100Base-TX/10BaseT

Network Protocol

TCP / IP

Send Specification


Scan Speed (A4, 300dpi)

19.7ipm (Colour / BW)

Scan Resolution

600 x 600dpi

Destinations

Email / Internet Fax (SMTP), PC (SMB, FTP)

Address Book

LDAP

File Format

Searchable PDF, High compression PDF, PDF, JPEG, TIFF

Danau Darah di Bengkulu

Warga Kota Pagaralam, Sematera Selatan, Sabtu (4/12), menemukan danau yang permukaan air berwarna merah seperti darah dengan luas enam hektare diperbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare.

Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau membutuhkan waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.

“Kami bersama rombongan sebanya 21 orang termasuk dua para normal melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut,” kata Asmidi, warga setempat di Pagaralam.

Dikatakannya, letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Provinsi Bengkulu yang terkenal dengan banyak tersimpan berbagai peninggalan bersejarah termasuk candi.

Menurut dia, daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan, bukan hanya ada danau dengan terlihat permukaan air berwarna merah, tapi juga ada lokasi menimbulkan aroma pandan bila malam hari.

“Namun anehnya meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan diangkat ke permukaan justru warnanya seperti biasa bening dan jernih,” kata dia.

Ia mengatakan, kemudian di daerah bukit Raje Mandare itu kondisi hutanya juga ada keanehan, untuk membedakan apakah daerah tersebut masih tanah Besemah atau bukan bisa dilihat dari pohon kayu.

“Jadi kalau pohon kayu miring ke arah Pagaralam artinya masih masuk wilayah tanah Besemah, sedangkan kalau masuk daerah Bengkulu ia akan berlawanan arah miringnya,” ungkap dia.

Kemudian di daerah itu, semua jenis burung dan hewan hutan yang ada cukup jinak, namun tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara supaya aneka hewan tersebut tidak lari, kata Asmidi.

“Ada hal lain yang kami temukan seperti kelabang raksasa ukuran lebar 30 centimeter dengan panjang 50 cm, burung raksasa dan kerbau yang telinganya ada sarang lebah atau tawon, namun demikian kami tidak tahu apa saja yang tersimpan di daerah bukit Raje Mandare itu,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya setempat, Syafrudin, mengatakan daerah Rimbacandi memang masih banyak menyimpan misteri hingga kini masih belum dapat terungkap termasuk keberadaan bukit Raje Mandare yang banyak memiliki peninggalan sejarah termasuk aset pariwisata alam.

Pihak pemerintah setempat untuk melakukan penelitian di daerah itu, terkendala masalah keterbatasan dana serta diperlukan tenaga ahli di bidangnya

Sumber : Vivanews
Statistik Penddikan

Statistik Penddikan

A. Statistik dan Statistik Pendidikan1. Pengertian StatistikSecara etimologis kata “Statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata State (bahasa inggris) atau kata Staat (bahasa belanda) dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata “Statistik” di artikan sebagai “Kumpulan Bahan Keterangan (data)” baik yang berwujud angka (data kualitatif) yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada “Kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja”. Bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik.
2. Pengelolaan StatistikBerdasarkan tingkat pekerjaannya (tahapan yang ada dalam kegiatan statistik, statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu (1) Statistik Deskritif dan (2) Statistik Inferensial.Statistik Deskriftif yang lazim dikenal pula dengan istilah statistik deskriftif. Statistik sederhana dan descriptive statistik adalah statistik yang tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengelola, menyajikan, dengan kata lain. Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas.Statistik infensial yang lazim dikenal pula dengan istilah statistik induktif, statistik lanjut statistik mendalam atau inferensial statistik adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.3. Ciri Khas StatistikPada dasarnya statistik sebagai ilmu pengetahuan memiliki tiga ciri khusus yaitu:a. Statistik selalu bekerja dengan angka atau bilangan (dalam ini adalah data kuantitatif)b. Statistik bersifat objektif ini mengandung pengertian bahwa statistik selalu bekerja menurut objeknya, atau bekerja menurut apa adanya.c. Statistik bersifat universal, ini mengandung pengertian bahwa ruang lingkup atau ruang gerak dan bidang garapan statistik tidaklah sempit.4. Permasalahan Statistik PendidikanMenurut Hananto sigit, kita tidak perlu berfikir jauh-jauh dan mendalam jika kita ingin tahu apa persoalan statistik yang sebenarnya itu, suatu persoalan statistik lainnya adalah apa yang dikenal dengan nama “Dispersi” (dispersion) atau “Yariabilitas” . Sebuah persoalan lain lagi dari statistik adalah persoalan tentang “korelasi” atau “asosiasi” persoalan hubungan. Tiga persoalan statistik: “rata-rata yariabilitas” dan “korelasi” inilah yang sudah merupakan persoalan dasar statistik suatu persoalan yang pasti sudah tidak asing lagi.5. Pengertian Statistik PendidikanPada pembicaraan di muka telah dijelaskan bahwa istilah statistik dapat diberi pengertian sebagai data statistik, kegiatan statistik, metode statistik dan ilmu statistik.6. Fungsi dan Kegunaan Statistik Dalam Dunia PendidikanFungsi yang dimiliki oleh statistik dalam dunia pendidikan terutama bagi para pendidik (pengajar-guru-dosen dan lain-lain) adalah menjadi alat bantu.B. Data Statistik dan Data Statistik Kependidikan1. Pengertian Data StatistikDalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan bahwa data statistik adalah data yang berwujud angka atau bilangan.2. Pengelolaan Data Statistika. Penggolongan data statistik berdasarkan sifatnyaDitinjau dari segi sifatnya angkanya, data statistik dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:- Data kontinyu ialah data statistik yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang sambung menyambung- Data diskrit ialah data statistik yang tidak mungkin berbentuk pecahanb. Pengelolaan data statistik berdasarkan cara menyusun angkanyaDitinjau dari segi cara menyusun angkanya data statistik dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:- Data Nominal ialah data statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan atas penggolongan atau klasifikasi tertentu.- Data Ordinal juga sering disebut data urutan yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan atas urutan kedudukan (rangking)- Data Interebal ialah data statistik dimana terdapat jarak yang sama diantara hal-hal yang sedang diselidiki atau diperoleh.c. Penggolongan data statistik berdasarkan bentuk angkanyaDitinjau dari segi bentuk angkanya data statistik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:- Data Tunggal ialah data statistik yang masing-masing angkanya merupakan satu unit (satu kesatuan)- Data Kelompok ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya terdiri dari sekelompokangka.d. Pengelolaan data statistik berdasarkan sumbernyaDitinjau dari segi sumbernya data statistik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:- Data Primer adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama- Data Sekunder ialah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan keduae. Penggolongan data statistik berdasarkan waktuDitinjau dari segi waktunya data statistik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:- ¬¬Data Seketika ialah data statistik yang mencerminkan keadaan pada satu waktu saja- Data Urutan Waktu adalah data statistik yang mencerminkan keadaan atau perkembangan mengenai sesuatu hal, dari satu waktu kewaktu yang lain secara berurutan.3. Sifat Data Statistika. Nilainya relatifb. Nilai nyatac. Batas bawah relatif, batas atas relatif, batas bawah nyata dan batas nyatad. Yang berbentuk data kelompoke. Sebagai data angket dalam proses perhitungan tidak menggunakan sistem pecahan f. Data angka dalam proses perhitungannya menggunakan sistem pembulatan angka tertentu.4. Beberapa macam contoh data statistik dalam dunia pendidikana. Data statistik yang berkaitan dengan prestasi belajar anak didikb. Data statistik yang berkaitan dengan keadaan anak didikC. Pengumpulan Data Statistik Kependidikan1. Prinsip Pengumpulan Data Statistik Kependidikana. Lengkapnya datab. Tepatnya datac. Kebenaran data yang dihimpun2. Cara Mengumpulkan Data Statistik Kependidikana. Sensus ialah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat meneliti seluruh elemen yang menjadi objek penelitianb. Sampling ialah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi elemen yang menjadi objek penelitianc. Angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.d. Pemeriksaan dokumentasi (studi dokumenter)e. Tes, seperti tes hasil belajar tes kepribadian3. Alat Pengumpulan Data Statistik KependidikanDiantara alat yang biasa digunakan dalam pekerjaan pengumpulan data statistik kependidikan dapat dikemukakan disini misalnya: a. Daftar atau daftar cekb. Skala bertingkatc. Pedoman wawancarad. Questionnaire BAB II1. Tabel Distribusi Frekuensia. Tabel Distribusi Frekuensi Data TunggalDistribusi frekuensi nilai hasil THB dalam bidang studi pendidikan
Contoh Makalah tentang Sumber Hukum Ijtihad

Contoh Makalah tentang Sumber Hukum Ijtihad

Sumber Hukum Ijtihad1. Al-Ijma’Asy-Syafi’i mengatakan bahwa ijma’ adalah hujjah. Ia menempatkan ijma’ sesudah al-kitab dan as-Sunnah sebelum al-Qiyas. Dengan memperhatikan apa yang disebut dalam ar-Risalah nyatalah bahwa ia menempatkan ijma’ sebelum qiyas atau harus didahulukan ijma’ atas qiyas. Harus dita’khirkan ijma’ dari beristid-lal dengan al-Kitab dan as-Sunnah.
Qiyas lebih lemah dari ijma’, karena qiyas sama nilainya dengan nilat tayamum. Kita baru bertayamum sesudah tidak ada air untuk berwudhlu. Ijma menurut Asy-Syafi’i, ialah kesepakatan seluruh ulama semasa terhadap suatu hukum. Ijma’ adalah suatu dasar yang didahulukan jika ijma’ itu terhadap ma ulima minaddini bidlarurati, seperti sembahyang lima, hai’ah shalat, shiam, zakat dan haji. Dalam hal ini tidak boleh lagi ada ijtihad yang menyalahinya. Fuqaha Jumhur menta’rifkan ijma’ :“Kesepakatan para mujtahid ummat Islam atas suatu hukum syara’ dalam sesuatu urusan amaliyah pada suatu masa sesudah Nabi”.Perkembangan fikratul ijma’ menurut Jumhur terdiri atas tiga fase :Pertama, para sahabat berijtihad dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul di masa mereka.Kedua, para fuqaha mujtahidin selalu berusaha untuk mengetahiu masalah-masalah yang telah diijma’i para sahabat untuk diikuti, tanpa berijtihad lagi. Ketiga, di masa berkembang ijtihad fiqh, masing-masing imam berusaha agar pendapat-pendapatnya tidak terasing dari ulama-ulama senegerinya.Kemungkinan terjadinya Ijma’Ada diantara para ulama yang mengatakan bahwasannya ijma’ itu tidak mungkin terjadi terkecuali terhadap masalah-masalah yang padanya nash qath’y, atau hadist mutawatir, seperti ijma’ terhadap kefardhluan shalat lima waktu, menghadap kiblat dan tempat Ka’bah. Asy-Syafi’i memandang ijma’ suatu hujjah. Beliau tidak membenarkan adanya ijma terkecuali dalam pokok-pokok fardlu yang diperoleh dengan nash yang qath’y. 2. Qiyas Adalah mempersamakan suatu peristiwa hukum yang tidak ditentukan hukumnya oleh nas (Al-Qur’an dan Hadist), dengan peristiwa hukum yang ditentukan hukumnya oleh nas, bahwa ketentuan hukumnya sama dengan ketentuan hukum yang ditentukan nas.Persamaan illat yang menjadi landasan persamaan hukum antara kedua peristiwa hukum itu merupakan hasil ijtihad si mujtahid. Dengan demikian, antara mujtahid yang satu dengan mujtahid lainnya bisa saja terjadi perbedaan, karena bukan semata-mata “samanya illlat” antara keduanya, tapi “mempersamakan illat”. Karena setiap hukum atau keputusan hukum itu dibangun berdasarkan illat. Ada illat maka ada hukum, tidak ada illat maka tidak ada hukum. Di antara ulama mujtahid yang menggunakan Qiyas adalah Imam Syafi’i. Ia adalah mujtahid pertama yang membahas tentang Qiyas dengan patokan kaidah dan rincian asas-asasnya. Sedangkan mujtahid sebelumnya sekalipun menggunakan Qiyas dalam berijtihad, namun belum membuat rumusan, patokan kadiah dan asas-asasnya, bahkan dalam praktik ijtihad secara umum mempunyai patokan yang jelas sehingga sulit diketahui mana hasil ijtihad yang benar dan mana yang keliru. Jumhur ulama pada prinsipnya menerima Qiyas, baik Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, Zaidiyah dan lain-lain, tetapi yang paling dominan menerima Qiyas adalah Imam Syafi’i. Ia mengidentikkan cara yang paling tepat untuk menemui jawaban yang tidak ada nasnya adalah melalui ijtihad, sedangkan ijtihad menurut Imam Syafi’i adalah qiyas “Al-Ijtihadu buwa al-qiyas”.3. Istihsan Didefinisikan mendahulukan meninggalkan tuntutan dalil dengan cara istisna’ (pengecualian), dan mengambil rukhsah (keringanan), karena terdapat pertentangan dalam sebagian tuntutan dalil. Istihsan terbagi empat, yaitu meninggalkan dalil karena ijma’; karena masalah, dan karena menarik kemudahan dan menolak kesusahan.Sulaiman Abdullah berpendapat bahwa istihsan adalah memindahkan : Peristiwa hukum yang ketentuan hukumnya dituntut oleh : Keumuman nas; Atau qiyas jail; Atau penerapan hukum kullySedangkan menurut mujtahid bila diterapkan akan berakibat hilangnya maslahat atau timbulnya mufsadat, maka Dipindahkan kepada ketentuan hukum Pen-takhshis-an Atau qiyas khafi Atau pengecualian dari hukum kullyKarena hal itu dipandang terbaik, maka proses pemindahan itulah yang sebenarnya yang disebut istihsan. Perpindahan tersebut juga sebenarnya dituntut oleh dalil syara’ yang disebut dengan sanad istihsan. Dengan demikian istihsan sesungguhnya adalah men¬-tarjib-kan atau mengunggulkan suatu dalil atas dalil yang lain, disebabkan adanya murajib atau faktor yang memang diakui mengunggulinya. Adapun contoh istihsan, antara lain : air liur burung buas seperti elang adalah najis menurut Qiyas, tetapi suci menurut istihsan. Secara teori, menurut Qiyas jali : burung elang diqiyaskan dengan binatang buas, seperti singan dan lain-lain, sama-sama tidak boleh dimakan dagingnya; sedangkan menurut Qiyas khafi : burung elang diqiyaskan dengan manusia, sama dalam hal tidak boleh dimakan dagingnya, namun liurnya suci. Jalan/sanad istihsan adalah bahwa burung elang minum dengan paruhnya, yaitu tulang yang suci, sedangkan singa minum dengan lidahnya yang bercampur dengan liur yang berasal dari dagingnya yang najis, sehingga menurut istihsan, bekas minum burung elang tidak najis. Meskipun istihsan bukan satu-satunya dalil ketika tidak ditemukan penyelesaiannya melalui Al-Qur’an, Hadis dan Ijma’, namun secara historis istihsan menerapkan dalil-dalil syara’ yang secara lahir tampak berseberangan dengan realitas di tengah masyarakat. Hal tersebut pada dasarnya bertujuan agar menghindarkan umat Islam dari kepicikan dan kemudratan, dan agar tercipta keluwesan dan kemaslahatan. 4. Selain Istihsan, bentuk ijtihad lainnya adalah istishlah, yakni penetapan hukum sebuah peristiwa yang tidak disebutkan nas (Al-Qur’an dan Hadis) dan Ijma’, berlandaskan kepada kemaslahatan umat manusia, sementara kemaslahatan itu tidak dijelaskan nas, baik dalam bentuk ditolak maupun diakuinya. Kemaslahatan yang tidak memiliki rujukan nas atau ijma atau lepas sama sekali keterkaitannya dengan nas disebut mashlahah mursalah.Tujuan inti pensyariatan hukum Islam adalah untuk menciptakan kemaslahatan umat, oleh sebab itu setiap pensyariatan hukum di dalam Islam tidak terlepas dari kemaslahatan. Atas dasar ini hukum membuat rumusan “dimana ada kemaslahatan di sanalah hukum Allah”. Antara pensyariatan hukum Islam dan kemaslahatan terdapat hubungan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Selain itu, kehidupan selalu bergerak dan terus berkembang, maka Hukum Islam diharapkan dapat merespon semua persoalan yang muncul. Hal itu maslahan menjadi salah satu bentuk aktivitas ijtihad oleh para mujtahid untuk merealisasikan kemaslahatan di tengah-tengah kehidupan umat manusia, dimana agama Islam tidak mencantumkan dalil yang mendukung atau yang menggugurkannya. Ulama Ushul Fiqh umumnya berpendapat bahwa kemaslahatan dari persyariatan agama Islam adalah kemaslahatan yang sesuai dengan muqasid al-Syari’ah, yang terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu :Pertama, tingkatan “pokok” yang dikenal dengan istilah “al-Daruriyah” yaitu sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia meliputi 5 macam :a. Pemeliharaan kemaslahatan “akal budi” manusia supaya dapat berpikir dengan sehat.b. Pemeliharaan kemaslahatan “agma” sehingga agama tetap dapat dipertahankan selama-lamanya.c. Pemeliharan kemaslahatan “harta benda”.d. Pemeliharaan kemaslahatan “keturunan” manusia.Kedua, tingkatan “penting” yang dikenal dengan istilah “al-Hajjiyat” sebagai pemenuhan hal-hal yang bersifat primer. Hal-hal tersebut tidak terpenuhi, manusia akan mendapat kesulitan hidup, meskipun tidak sampai mengancam keberlangsungan hidup, seperti adanya pasar sebagai pusat jual beli, sarana pendidikan, panti asuhan, rumah sakit, dan lain-lain. Ketiga, tingkatan “pelengkap” yang dikenal dengan istilah “al-Tahsiniyat” atau Al-kamiliyat yang dipandang sebagai penyempurna atau agar hidup menjadi indah, seperti model pakaian, sarana olahraga, sarana hiburan, dan lain sebagainya. Para ulama yang mengambil bentu ijtihad istishlal atau maslahah mursalah ini mensyaratkan beberapa persyaratan untuk membedakan maslahat yang benar dengan maslahat yang digerakkan oleh hawa nafsu, antara lain :a. Maslahat itu adalah maslahat haqiqiyahb. Maslahat itu bersifat umumc. Maslahat itu bukan maslahat mulghah5. IstishhabIstishhab menurut Imamiya ialah : “Terus-menerus tetapnya sesuatu hukum, atau sesuatu sifat yang telah ada di masa yang telah lalu, di mana yang sednag dilalui”.Ta’rif ini mirip dengan ta’rif Jumhur. Jumhur mengatakan :“Istishhab itu terus-menerus adanya sesuatu yang telah ada di masa yang telah lalu dan meniadakan adanya suatu yang tidak ada di masa yang telah lalu sehingga adanya dalil”.Ibnu Qayyim berkata :“Sesungguhnya istishhab itu, ialah terus-menerus adanya yang telah ada dan meniadakan apa yang tadinya tidak ada. Yakni tetapnya hukum, baik nafsu ataupun itsbat sehingga adanya dalil yang mengubah keadaan”.
Back To Top