MASA BANI UMAYYAH
A. PENDIRI DINASTI BANIUMAYYAH
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Ia adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa jahiliah. Ia dan pamannya Hasyim bin Abdu manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
A. PENDIRI DINASTI BANIUMAYYAH
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Ia adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa jahiliah. Ia dan pamannya Hasyim bin Abdu manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah di samping sebagai pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun dinasti yang oleh sebagian besar sejarawan awalnya dipadang negatif. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu, Muawiyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan Islam, karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaan raja yang diwariskan turun-temurun (monarchy heredity)
. Diatas segala-galanya jika dilihat dari sikap dan prestasi yang menakjubkan, sesungguhnya Muawiyah adalah seorang pribadi yang sempurna dan pimpinan besar yang berbakat. Didalam dirinya terkumpul sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan administrator.
Muawiyah tumbuhn sebagai pemimpppin karier. Pengalaman politik telah memperkaya dirinya dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam memerintah, mulai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan dibawah komando Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah yang berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah, dan Mesir dari tangan Imperium romawi yang telah menguasai ketiga daerah itu sejak tahun 63 SM. Kemudian Muawiyah menjabat kepala wilayah di Syam yang membawahi Suriah dan Palestina yang berkedudukan di Damaskus selama kira-kira 20 tahun semenjak diangkat oleh Khalifah Umar. Khalifah Utsman telah menobatkannya sebagai “Aamir Al-Bahr” (prince of the sea) yang memimpin armada besar dalam penyerbuan kekota Konstantinopel walaupun belum berhasil.
B. PARA KHALIFAH DINASTI UMAYYAH
Masa kekuasaan Dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasadiberbagaibidng sesuai dengan kehendak zamannya, sebaliknya ada pula khalifah yangtidak patut dan lemah. Adadpun urutan Khaliufah Umayyah adalah sebagai berikut.
1. Muawiyah I bin Abi Sufyan 41-60H/661-679M
2. Yazid bin Muawiyyah 60-64H/679-683M
3. Muawiyyah II bin Yazid 64H/683M
4. Marwan I bin Hakam 64-65H/683-684M
5. Abdul Malik bin Marwan 65-86H/684-705M
6. Al-Walid I bin Abdul Malik 86-96H/705-714M
7. Sulaiman bin Abdul Malik 96-99H/705-714M
8. Umar bin Abdul Aziz 99-101H/717-719M
9. Yazid II bin Abdul Malik 101-105H/719-723M
10. Hisyam bin Abdul Malik 105-25H/723-742M
11. Al-Walid II bin Yazid II 125-126H/742-743M
12. Yazid bin Walid bin Malik 126H/743M
13. Ibrahim bin Walid II 126-127H/743-744M
14. Marwan Iibin Muhammad 127-132H/744-750M.
Para sejarawan umumnya sependapat bahw para khalifh pembesar dari daulah Bani Umayyah ialah Muawiyyah, Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz.
________________
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah bapak pendiri Dinasti Umayyah. Dialah tokoh pembangun yang besar. Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafuur rasyidin. Bahkan ada kesalahannya yang mengkhianati prinsip pemilihan kepala negara oleh rakyat, dapat dilupakan oleh orang karena kebijakan politiknya yang mengagumkan. Muawiyah mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali bin Abi Thalib berdamai dengannya pada tahun 41 H. Umat Islam sebagiannya membaiat Hasan setelah ayahnya itu wafat. Namun Hasan menyadari kelemahannya sehingga ia berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyah sehingga tahun itu dinamakan ‘amul jama’ah, tahun persatuan. Muawiyah menerima kekhilafahan diKufah dengan syarat-syarat yang diajukanoleh Hasan yakni
a. agar Muawiyah tiada menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak;
b. menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka;
c. agar pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukkan kepadanya dan diberikan tiap tahun;
d. agar Muawiyah membayar kepada saudaranya, Husain, 2 juta dirham;
e. pemberian kepada Bani Hasyim haruslah lebih besar daripada pemberian kepada Bani Abdi Syams.
Muawiyah dibaiat oleh umat Islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husain dikembalikn ke Madinah. Hasan wafat di kota Nabi itu pada tahun 50 h. Diantara jasa-jasa Muawiyah ialah mengadakan dinas pos kilat dengan mengunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Ia juga berjasa mendirikan Kantor Cap (percetakan mata uang), dan lain-lain.
Muawiyah wafat pada tahun 60 H di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh anaknya, Yazid yang telah ditetapkan sebagai putra mahkota sebelumnya. Yazid tidak sekuat ayah dalam memerintah, banyak tantangan yang dihadapinya, antara lain ialah membereskan
pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiatHusain sepeninggal Muawiyah. Terjadi perang di Karbala yang menyebabkan terbunuhnya Husain, cucu Nabi SAW itu. Yazid menghadapi para pemberontak di Mekah dan Madinah dengan keras. Dinding Ka’bah runtuh dikarenakan terkena lemparan manjaniq, alat pelempar batu kearah lawan. Peristiwa teersebut merupakan aib besar pada masanya.
Penduduk Madinah memberontak terhaddddap Yazid dan memecatnya untuk kemudian mengangkat Abdullah bin Hanzalah dari kaum Anshar. Mereka juga memenjarakan kaum Umayyah di Madinah dan mengusirnya dari kota suci kedua bagi umat Islam itu, sehingga terjadilah bentrok fisik antara pasukan yang dikirim oleh Yazid yang dipimpin oleh Muslim bin Uqbah Al-Murri, dan penduduk Madinah. Peperangan antara kedua pasukan itu terjadi di Al-Harrah yang dimenangkan oleh pasukan Yazid, pada tahun 63 H. Sedangkan kaum quraisy mengangkat Abdullah bin Muti’ sebagai pemimpin mereka tanpa pengakuan terhadap kepemimpinan Yazid.
Lain halnya dengan penduduk Mekah, sebagian dari mereka membaiat Abdullah bin Zubair sebagai Khalifah. Maka pasukan Yazid yang telah menundukkan Madinah meneruskan perjalanannya ke Mekah untuk menguassainya. Abdullah bin Zubair selamat dari gempuran pasukan Yazid karena ada berita bahwa Yazid telah wawat sehingga ditariklah pasukannya ke Suriah. Akan tetapi kota Mekh menjadi porak poranda akibat perlakuan pasukan Yazid tersebut. Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Muawiyah Ii.
Ia hanya memerintah kurang lebih 40 hari, dan meletakan jabatan sebagai khlaifah tiga bulan sebelum wafatnya. Ia mengalami tekanan jiwa karena tidak sanggup memikul tanggung jawab.
C. PROSES PEMBENTUKAN DINASTI UMAYYAH
Muawiyah berhasil mendirikan dinasti Umayyah bukan hanya dikarenakan kemenangannya diplomasi di Siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali. Melainkan sejsk semula gubernur Suriah itu memiliki “basis easional” yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan. Pertama, adalah berupa dukungan yang kuat dari rakyat Suriah dan keluarga Bani Umayyah sendiri. Penduduk Suriah yang lama diperintah oleh Muawiyah mempunyai pasukan yang kokoh, terlatih, dan disiplin digaris depan dalam peperangan melawan Romawi. Mereka bersama-sama dengan kelompok bangsawan kaya Mekah dari keturunan Umayyah berada sepenuhnya dibelakang Muawiyah dan memasoknya dengan sumber-sumber kekuatan yang tidak ada habisnya, baik moral, tenaga manusia, maupun kekayaan. Negeri Suriah sendiri terkenal dangan makmur dasn mewnyimpan sumber alam yang berlimpah. Ditambah lagi bumi Mesir yang berhasil dirampas, maka sumber-sumber kemakmuran dan sumber suplai bertambah bagi Muawiyah.
Kedua,, sebagai seorang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Tiga orang patutlah mendapat perhatian khusus, yaitu’Amr bin Ash, Mugirah bin Syu’bah, dan Ziyad bin Abihi. Ketiga pembantu Muawiyah merupakan empat politikus yang sangat mengagumkan dikalangan musllim Arab. Akses mereka sangat kuat dalam membina perpolitikan Muawiyah.
“Amr bin Ash sebelum masuk Islam dikagumi karena kecakapannya sebagai mediator antara Quraisy dan suku-suku Arab lainnya jika terdapat perselisihan. Setelah menjadi muslim hanya beberapa bulan menjelang penaklukan Mekah, nabi segera dimanfaatkan kepandaiannya itu sebagai pemimpin militer dan diplomat. Tokoh besar ini terutema dikenal sebagai penakluk Mesir dizaman Umar dan menjabat sebagai gubernur pertama di wilayah itu. Sejak ditunjuk olehnya sebagai penengah dalam peristiwa tahkim. Sayang hanya dua tahun ia mendampingi Muawiyah. Orang kedua ialah Mugirah bin Syu’bah, seorang olitikus independen. Karena keterampilan politiknya yang berar, Muawiyah mengangkatnya menjadi gubernur di Kufah yang meliputi wilayah Persia bagian utara., suatu jabatan yang pernah dipegangnya kira-kira satu atau dua tahun semasa pemerintahan Umar. Keberhasilan Mugirah yang utama ialah kesuksesan menciptakan situsai yang aman dan mampu meredan gejolak penduduk Kufah yang sebagian besar pendukung Ali. Sedangkan orang ketiga bernama Ziyad bin Abihi, seorang pemimpin kharismatik yang netral, ditetapkan oleh Muawiyah untuk memangku jabatan gubernur di Basrah dengan tugas khusus di Persia Selatan. Sikap politiknya yang tegas, adil, dan bijaksana menjamin kekuasaan Muawiyah kokoh diwilkayah propinsi paling timur itu yangf dikenal sangast gaduh dan sukar diatur.
Ketiga, Muawiyah memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati, bahkan mencapai tingkat “hilm”, sifat tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar Mekah zaman dahulu. Seorang manusia hilm seperti Muawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Gambaran dari sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah setidak-tidaknya tampak dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-temurun. Situasi ketika Muawiyah naik kekursi kekhalifahan mengundang banyak kesulitan.
D. PERLUASAN WILAYAH I
Ekspansi pasukan muslim ke semenanjung Iberia, gerbang barat daya eropa merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang arab.Serangan itu menandai puncak ekspansi muslim ke wilayah afrika-eropa, seperti halnya penaklukan Turkistan yang menandai titik terjauh ekspansi ke kawasan Mesir-Asia.' Sebelum penaklukan Shanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dad dinasti Bani Umayah, Penguasaan sepenuhnya atas, Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd a1-Malik mengangkat Hasan ibn Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu'man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko. umat Islam pada zaman Khaiifah AI-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damasktis. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin daiam penaklukan wilayah Spanyol.
Kondisi Spanyol pra kedatangan Islam sungguh sangat
memperihatinkan, terutama ketika masa pemerintahan Raja Ghotic yang
melaksanakan pemerintahan dengan tangan besi. Kondisi ini menyebabkan rakyat spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan Ratu Adi1 sebagai sebuah kekuatan yang mampu mengeluarkan mereka saat itu.
1. Masukhya Islam ke Spanyol ( Eropa)
Sebelum di kalahkan dan kemudian di kuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi kekuasaan Kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Ghotic. Kerajaan ini sering manghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaktukkan Spanyot. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat di katakana paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharil' ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair.
Tharif ibn Malik adalah orang kepercayaan Musa ibn Nushair, gubernur terkemuka di Afrika utara pada periode Umayyah, mendarat di semenanjung kecil, membawa batatentara berkekuatan seratus pasukan kavaleri dan empat ratus pasukan infanteri, yang terletak hamper di ujung paling selatan benus Eropa. Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan melihat adanya konflik penguasa di kerajaan Spanyol Gotik Barat, juga di dorong oteh hasrat untuk.
memperuleh bang rampasan, bukan untuk menaklukkan, Musa mengutus seorang budak Berber yang sudah di bebaskan, Thariq ibn Ziyad; pada tahun 711 ke spanyol memimpin 7000 pasukan yang sebagian besar terdiri atas -orang-orang- Berber: Thariq mendarat dekat gunung batu besar yang kelak mengabadihan namanya, Jabal (gunung) Thariq (Gibraltar). Kapal-kapal mereka menurut sejumlah riwayat disediakan oleh Julian, pangeran Ceuta, yang narnanya cukup melegenda, meski lebar selat itu hanya sekitar tiga belas mil.
Dengan dikuasainya daerah ini maka terbulakalah pintu secara lebar dan luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bemama Bakkah Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan-pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota Goth saat itu). Sebelumnya Thariq minta pasukan tambahan dan oleh Musa dikirim pasukan sebanyak 5000 personel sehingga keseluruhan pasukan berjumlah 12.000 pasukan. Dengan tambahan pasukan pada 19 Juli 711 thariq behadapan dengan psukan Raja Goderick di mulut sungaui Barbate di pesisir laguna Janda. Walaupun pasukan Ghotic berjumlah 25.000 orang, tentara Ghotic Barat tetap dapat dikalahkan karena adanya penghianatan dari m,usuh-musuh Roderick, yang dikepalai Uskup Gppas, saudar Witiza. Raja Goderick memindahkan ibukota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza yang saat itu menjadi penguasa atasa wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja, dan ini memancing amarah dari oppas dan Achila, kakak dari Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, mereka bergabung dengan pasukan muslim di Afrika utara. Sementara itu terjadi juga konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wiiayah Septah.
Julian juga bergabung dengan kaum muslimin dan mendukung kaum muslim untuk menguasai spanyol, bahkan julian meminjamkan empat buah kapainya yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa. Inilah awal dari kehancuran Kerajaan Ghot.
Kemengan yang di capai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk menkalukkan witayah yang lebih luas lagi. Untuk itu Musa melibatkan diri membantu perjuangan Thariq. Dengan pasukan yang besar, mia berangkafi menyeberangi seiat itu dan satu persatu kota yang di tewati dapat ditakiukkan.
Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville dan Merida serta niengaiahkan penguaisa kerajaan Ghotic, Theodomir di Orihueta; ia bergabung dengan psukan Thariq di Toledo. Selanjutnya keduanya berhasilmenguasai seiunah kota penting di Spanyoi, termasuk bagian utaranya, muiai dari Saragosa sampai Mavarre.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan. Yang dimaksud dengan faktor ekstemai adatah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penakiiskan Spanyoi oiefi orang-orang Islam, kondisi sosiai, poiitik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, witayafi Spanyoi terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke daiam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap - penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menunrut agarira Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan fcetiadaan persamaan hak dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyot berada dalam keadaan menyediakan di bawafi kekuasaan tangan- besi penguasa Visigfiotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, kotoni-koioni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat pertawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilari campur tangan Islam di tahun 711M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan pofitik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahaf, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi; berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demik'ran juga pertiambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh savana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah ;cekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan Amasyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosiai, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adaiah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang seiama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dirnaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertam kali berkembang di Spanyol sampai berakhimya kekuasaan Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selam;a hampir delapan abad (711 - 1492 M). Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah kekuasaan Islam, Spanyol diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik Spanyol masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari sisa-sisa musuh Islam di Sapnyol yang bertempat di wilayah-wilayah pedalaman. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahmad al-Dhahil ke Spanyol pada tahun 138 HI 755 M. Sejarah panjang yang dilalui uamt Islam di Spanyol itu dapat di bag! menjadi enam periode, dimana tiap periode mempunyai corak pemerintahan dan dinamika masyarakat tersendiri. yaitu :
a. Periode Pertama (711 -755 M)
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang dianqkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas potitik negeri Spanyot be'um tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab.
Ganqguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam perinde ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini. S-panyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusaY pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H1755 M dan diberi gelar AI-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
3. Masuknya Islam di India
Kerajaan mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, diantara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mugbal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid,dari dinasti -Bani umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukaii oleh tentara Bani umayyah di bawa.h pimpinan Muhammad Ibn Qasim.
Pada fase desintegral, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuatannya di India di bawah pimpinan Sultan mahmud dan pada tahun 1020 Mts,ia berhasil menaKlukkan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290M), Khalji(1296-I316 1V1), Tuglu; (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti lain.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin babur( 1482-1530 M),16 salah satu dan cucu Timur Lenk. Ayahnya bernarla Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia II tahun. la berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang, rnenjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukkan, babur meneruskan ekspedisinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama daulat Khan.
Babur untuk menjatuhkan pemeririntahan Ibrahim di Delhi. Permohonan itu Jan-sung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore.. 17 Setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi Pada tanggal 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat Ibrahim beserta ribuan te;ntaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi seba.gai pemenang dan menegakkan peraerintahannya di sana. Dengan demikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang babur. Namun pasukan Hindu ini dapat dikalahkan babur. Sementa.ra itu, di Afghanistan masih ada golongan yang setia kepada Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, mahmud, menjadi Sultan. Tetapi, Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat gogrea tahun 1529 M. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun. Setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutmya dipegang oleh anaknya Humayun.
Selengkapnya silahkan download : Proses Pembentukan Dinasti Dan Perluasan Wilayah, Masa Bani Umayyah
Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun dinasti yang oleh sebagian besar sejarawan awalnya dipadang negatif. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu, Muawiyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan Islam, karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaan raja yang diwariskan turun-temurun (monarchy heredity)
. Diatas segala-galanya jika dilihat dari sikap dan prestasi yang menakjubkan, sesungguhnya Muawiyah adalah seorang pribadi yang sempurna dan pimpinan besar yang berbakat. Didalam dirinya terkumpul sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan administrator.
Muawiyah tumbuhn sebagai pemimpppin karier. Pengalaman politik telah memperkaya dirinya dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam memerintah, mulai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan dibawah komando Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah yang berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah, dan Mesir dari tangan Imperium romawi yang telah menguasai ketiga daerah itu sejak tahun 63 SM. Kemudian Muawiyah menjabat kepala wilayah di Syam yang membawahi Suriah dan Palestina yang berkedudukan di Damaskus selama kira-kira 20 tahun semenjak diangkat oleh Khalifah Umar. Khalifah Utsman telah menobatkannya sebagai “Aamir Al-Bahr” (prince of the sea) yang memimpin armada besar dalam penyerbuan kekota Konstantinopel walaupun belum berhasil.
B. PARA KHALIFAH DINASTI UMAYYAH
Masa kekuasaan Dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasadiberbagaibidng sesuai dengan kehendak zamannya, sebaliknya ada pula khalifah yangtidak patut dan lemah. Adadpun urutan Khaliufah Umayyah adalah sebagai berikut.
1. Muawiyah I bin Abi Sufyan 41-60H/661-679M
2. Yazid bin Muawiyyah 60-64H/679-683M
3. Muawiyyah II bin Yazid 64H/683M
4. Marwan I bin Hakam 64-65H/683-684M
5. Abdul Malik bin Marwan 65-86H/684-705M
6. Al-Walid I bin Abdul Malik 86-96H/705-714M
7. Sulaiman bin Abdul Malik 96-99H/705-714M
8. Umar bin Abdul Aziz 99-101H/717-719M
9. Yazid II bin Abdul Malik 101-105H/719-723M
10. Hisyam bin Abdul Malik 105-25H/723-742M
11. Al-Walid II bin Yazid II 125-126H/742-743M
12. Yazid bin Walid bin Malik 126H/743M
13. Ibrahim bin Walid II 126-127H/743-744M
14. Marwan Iibin Muhammad 127-132H/744-750M.
Para sejarawan umumnya sependapat bahw para khalifh pembesar dari daulah Bani Umayyah ialah Muawiyyah, Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz.
________________
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah bapak pendiri Dinasti Umayyah. Dialah tokoh pembangun yang besar. Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafuur rasyidin. Bahkan ada kesalahannya yang mengkhianati prinsip pemilihan kepala negara oleh rakyat, dapat dilupakan oleh orang karena kebijakan politiknya yang mengagumkan. Muawiyah mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali bin Abi Thalib berdamai dengannya pada tahun 41 H. Umat Islam sebagiannya membaiat Hasan setelah ayahnya itu wafat. Namun Hasan menyadari kelemahannya sehingga ia berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyah sehingga tahun itu dinamakan ‘amul jama’ah, tahun persatuan. Muawiyah menerima kekhilafahan diKufah dengan syarat-syarat yang diajukanoleh Hasan yakni
a. agar Muawiyah tiada menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak;
b. menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka;
c. agar pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukkan kepadanya dan diberikan tiap tahun;
d. agar Muawiyah membayar kepada saudaranya, Husain, 2 juta dirham;
e. pemberian kepada Bani Hasyim haruslah lebih besar daripada pemberian kepada Bani Abdi Syams.
Muawiyah dibaiat oleh umat Islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husain dikembalikn ke Madinah. Hasan wafat di kota Nabi itu pada tahun 50 h. Diantara jasa-jasa Muawiyah ialah mengadakan dinas pos kilat dengan mengunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Ia juga berjasa mendirikan Kantor Cap (percetakan mata uang), dan lain-lain.
Muawiyah wafat pada tahun 60 H di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh anaknya, Yazid yang telah ditetapkan sebagai putra mahkota sebelumnya. Yazid tidak sekuat ayah dalam memerintah, banyak tantangan yang dihadapinya, antara lain ialah membereskan
pemberontakan kaum Syi’ah yang telah membaiatHusain sepeninggal Muawiyah. Terjadi perang di Karbala yang menyebabkan terbunuhnya Husain, cucu Nabi SAW itu. Yazid menghadapi para pemberontak di Mekah dan Madinah dengan keras. Dinding Ka’bah runtuh dikarenakan terkena lemparan manjaniq, alat pelempar batu kearah lawan. Peristiwa teersebut merupakan aib besar pada masanya.
Penduduk Madinah memberontak terhaddddap Yazid dan memecatnya untuk kemudian mengangkat Abdullah bin Hanzalah dari kaum Anshar. Mereka juga memenjarakan kaum Umayyah di Madinah dan mengusirnya dari kota suci kedua bagi umat Islam itu, sehingga terjadilah bentrok fisik antara pasukan yang dikirim oleh Yazid yang dipimpin oleh Muslim bin Uqbah Al-Murri, dan penduduk Madinah. Peperangan antara kedua pasukan itu terjadi di Al-Harrah yang dimenangkan oleh pasukan Yazid, pada tahun 63 H. Sedangkan kaum quraisy mengangkat Abdullah bin Muti’ sebagai pemimpin mereka tanpa pengakuan terhadap kepemimpinan Yazid.
Lain halnya dengan penduduk Mekah, sebagian dari mereka membaiat Abdullah bin Zubair sebagai Khalifah. Maka pasukan Yazid yang telah menundukkan Madinah meneruskan perjalanannya ke Mekah untuk menguassainya. Abdullah bin Zubair selamat dari gempuran pasukan Yazid karena ada berita bahwa Yazid telah wawat sehingga ditariklah pasukannya ke Suriah. Akan tetapi kota Mekh menjadi porak poranda akibat perlakuan pasukan Yazid tersebut. Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Muawiyah Ii.
Ia hanya memerintah kurang lebih 40 hari, dan meletakan jabatan sebagai khlaifah tiga bulan sebelum wafatnya. Ia mengalami tekanan jiwa karena tidak sanggup memikul tanggung jawab.
C. PROSES PEMBENTUKAN DINASTI UMAYYAH
Muawiyah berhasil mendirikan dinasti Umayyah bukan hanya dikarenakan kemenangannya diplomasi di Siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali. Melainkan sejsk semula gubernur Suriah itu memiliki “basis easional” yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan. Pertama, adalah berupa dukungan yang kuat dari rakyat Suriah dan keluarga Bani Umayyah sendiri. Penduduk Suriah yang lama diperintah oleh Muawiyah mempunyai pasukan yang kokoh, terlatih, dan disiplin digaris depan dalam peperangan melawan Romawi. Mereka bersama-sama dengan kelompok bangsawan kaya Mekah dari keturunan Umayyah berada sepenuhnya dibelakang Muawiyah dan memasoknya dengan sumber-sumber kekuatan yang tidak ada habisnya, baik moral, tenaga manusia, maupun kekayaan. Negeri Suriah sendiri terkenal dangan makmur dasn mewnyimpan sumber alam yang berlimpah. Ditambah lagi bumi Mesir yang berhasil dirampas, maka sumber-sumber kemakmuran dan sumber suplai bertambah bagi Muawiyah.
Kedua,, sebagai seorang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Tiga orang patutlah mendapat perhatian khusus, yaitu’Amr bin Ash, Mugirah bin Syu’bah, dan Ziyad bin Abihi. Ketiga pembantu Muawiyah merupakan empat politikus yang sangat mengagumkan dikalangan musllim Arab. Akses mereka sangat kuat dalam membina perpolitikan Muawiyah.
“Amr bin Ash sebelum masuk Islam dikagumi karena kecakapannya sebagai mediator antara Quraisy dan suku-suku Arab lainnya jika terdapat perselisihan. Setelah menjadi muslim hanya beberapa bulan menjelang penaklukan Mekah, nabi segera dimanfaatkan kepandaiannya itu sebagai pemimpin militer dan diplomat. Tokoh besar ini terutema dikenal sebagai penakluk Mesir dizaman Umar dan menjabat sebagai gubernur pertama di wilayah itu. Sejak ditunjuk olehnya sebagai penengah dalam peristiwa tahkim. Sayang hanya dua tahun ia mendampingi Muawiyah. Orang kedua ialah Mugirah bin Syu’bah, seorang olitikus independen. Karena keterampilan politiknya yang berar, Muawiyah mengangkatnya menjadi gubernur di Kufah yang meliputi wilayah Persia bagian utara., suatu jabatan yang pernah dipegangnya kira-kira satu atau dua tahun semasa pemerintahan Umar. Keberhasilan Mugirah yang utama ialah kesuksesan menciptakan situsai yang aman dan mampu meredan gejolak penduduk Kufah yang sebagian besar pendukung Ali. Sedangkan orang ketiga bernama Ziyad bin Abihi, seorang pemimpin kharismatik yang netral, ditetapkan oleh Muawiyah untuk memangku jabatan gubernur di Basrah dengan tugas khusus di Persia Selatan. Sikap politiknya yang tegas, adil, dan bijaksana menjamin kekuasaan Muawiyah kokoh diwilkayah propinsi paling timur itu yangf dikenal sangast gaduh dan sukar diatur.
Ketiga, Muawiyah memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati, bahkan mencapai tingkat “hilm”, sifat tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar Mekah zaman dahulu. Seorang manusia hilm seperti Muawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.
Gambaran dari sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah setidak-tidaknya tampak dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-temurun. Situasi ketika Muawiyah naik kekursi kekhalifahan mengundang banyak kesulitan.
D. PERLUASAN WILAYAH I
Ekspansi pasukan muslim ke semenanjung Iberia, gerbang barat daya eropa merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang arab.Serangan itu menandai puncak ekspansi muslim ke wilayah afrika-eropa, seperti halnya penaklukan Turkistan yang menandai titik terjauh ekspansi ke kawasan Mesir-Asia.' Sebelum penaklukan Shanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dad dinasti Bani Umayah, Penguasaan sepenuhnya atas, Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd a1-Malik mengangkat Hasan ibn Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu'man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Marokko. umat Islam pada zaman Khaiifah AI-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damasktis. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin daiam penaklukan wilayah Spanyol.
Kondisi Spanyol pra kedatangan Islam sungguh sangat
memperihatinkan, terutama ketika masa pemerintahan Raja Ghotic yang
melaksanakan pemerintahan dengan tangan besi. Kondisi ini menyebabkan rakyat spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya kekuatan Ratu Adi1 sebagai sebuah kekuatan yang mampu mengeluarkan mereka saat itu.
1. Masukhya Islam ke Spanyol ( Eropa)
Sebelum di kalahkan dan kemudian di kuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi kekuasaan Kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Ghotic. Kerajaan ini sering manghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaktukkan Spanyot. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat di katakana paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharil' ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair.
Tharif ibn Malik adalah orang kepercayaan Musa ibn Nushair, gubernur terkemuka di Afrika utara pada periode Umayyah, mendarat di semenanjung kecil, membawa batatentara berkekuatan seratus pasukan kavaleri dan empat ratus pasukan infanteri, yang terletak hamper di ujung paling selatan benus Eropa. Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan melihat adanya konflik penguasa di kerajaan Spanyol Gotik Barat, juga di dorong oteh hasrat untuk.
memperuleh bang rampasan, bukan untuk menaklukkan, Musa mengutus seorang budak Berber yang sudah di bebaskan, Thariq ibn Ziyad; pada tahun 711 ke spanyol memimpin 7000 pasukan yang sebagian besar terdiri atas -orang-orang- Berber: Thariq mendarat dekat gunung batu besar yang kelak mengabadihan namanya, Jabal (gunung) Thariq (Gibraltar). Kapal-kapal mereka menurut sejumlah riwayat disediakan oleh Julian, pangeran Ceuta, yang narnanya cukup melegenda, meski lebar selat itu hanya sekitar tiga belas mil.
Dengan dikuasainya daerah ini maka terbulakalah pintu secara lebar dan luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bemama Bakkah Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan-pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota Goth saat itu). Sebelumnya Thariq minta pasukan tambahan dan oleh Musa dikirim pasukan sebanyak 5000 personel sehingga keseluruhan pasukan berjumlah 12.000 pasukan. Dengan tambahan pasukan pada 19 Juli 711 thariq behadapan dengan psukan Raja Goderick di mulut sungaui Barbate di pesisir laguna Janda. Walaupun pasukan Ghotic berjumlah 25.000 orang, tentara Ghotic Barat tetap dapat dikalahkan karena adanya penghianatan dari m,usuh-musuh Roderick, yang dikepalai Uskup Gppas, saudar Witiza. Raja Goderick memindahkan ibukota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza yang saat itu menjadi penguasa atasa wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja, dan ini memancing amarah dari oppas dan Achila, kakak dari Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, mereka bergabung dengan pasukan muslim di Afrika utara. Sementara itu terjadi juga konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wiiayah Septah.
Julian juga bergabung dengan kaum muslimin dan mendukung kaum muslim untuk menguasai spanyol, bahkan julian meminjamkan empat buah kapainya yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa. Inilah awal dari kehancuran Kerajaan Ghot.
Kemengan yang di capai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk menkalukkan witayah yang lebih luas lagi. Untuk itu Musa melibatkan diri membantu perjuangan Thariq. Dengan pasukan yang besar, mia berangkafi menyeberangi seiat itu dan satu persatu kota yang di tewati dapat ditakiukkan.
Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville dan Merida serta niengaiahkan penguaisa kerajaan Ghotic, Theodomir di Orihueta; ia bergabung dengan psukan Thariq di Toledo. Selanjutnya keduanya berhasilmenguasai seiunah kota penting di Spanyoi, termasuk bagian utaranya, muiai dari Saragosa sampai Mavarre.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan. Yang dimaksud dengan faktor ekstemai adatah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penakiiskan Spanyoi oiefi orang-orang Islam, kondisi sosiai, poiitik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, witayafi Spanyoi terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke daiam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap - penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menunrut agarira Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan fcetiadaan persamaan hak dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyot berada dalam keadaan menyediakan di bawafi kekuasaan tangan- besi penguasa Visigfiotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, kotoni-koioni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat pertawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilari campur tangan Islam di tahun 711M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan pofitik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahaf, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi; berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demik'ran juga pertiambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh savana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah ;cekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan Amasyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosiai, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adaiah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang seiama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dirnaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertam kali berkembang di Spanyol sampai berakhimya kekuasaan Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selam;a hampir delapan abad (711 - 1492 M). Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah kekuasaan Islam, Spanyol diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik Spanyol masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari sisa-sisa musuh Islam di Sapnyol yang bertempat di wilayah-wilayah pedalaman. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahmad al-Dhahil ke Spanyol pada tahun 138 HI 755 M. Sejarah panjang yang dilalui uamt Islam di Spanyol itu dapat di bag! menjadi enam periode, dimana tiap periode mempunyai corak pemerintahan dan dinamika masyarakat tersendiri. yaitu :
a. Periode Pertama (711 -755 M)
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang dianqkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas potitik negeri Spanyot be'um tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab.
Ganqguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam perinde ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini. S-panyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusaY pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H1755 M dan diberi gelar AI-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
3. Masuknya Islam di India
Kerajaan mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, diantara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mugbal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid,dari dinasti -Bani umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukaii oleh tentara Bani umayyah di bawa.h pimpinan Muhammad Ibn Qasim.
Pada fase desintegral, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuatannya di India di bawah pimpinan Sultan mahmud dan pada tahun 1020 Mts,ia berhasil menaKlukkan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290M), Khalji(1296-I316 1V1), Tuglu; (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti lain.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin babur( 1482-1530 M),16 salah satu dan cucu Timur Lenk. Ayahnya bernarla Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia II tahun. la berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang, rnenjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukkan, babur meneruskan ekspedisinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama daulat Khan.
Babur untuk menjatuhkan pemeririntahan Ibrahim di Delhi. Permohonan itu Jan-sung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore.. 17 Setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi Pada tanggal 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat Ibrahim beserta ribuan te;ntaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi seba.gai pemenang dan menegakkan peraerintahannya di sana. Dengan demikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang babur. Namun pasukan Hindu ini dapat dikalahkan babur. Sementa.ra itu, di Afghanistan masih ada golongan yang setia kepada Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, mahmud, menjadi Sultan. Tetapi, Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat gogrea tahun 1529 M. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun. Setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutmya dipegang oleh anaknya Humayun.
Selengkapnya silahkan download : Proses Pembentukan Dinasti Dan Perluasan Wilayah, Masa Bani Umayyah
Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Labels:
Makalah
Thanks for reading Proses Pembentukan Dinasti Dan Perluasan Wilayah. Please share...!
0 Komentar untuk "Proses Pembentukan Dinasti Dan Perluasan Wilayah"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar