belajar dan berbagi

Pembinaan Akhlak Pada Anak Balita

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhlak adalah sifat-sifat manusia yang dibawa sejak lahir, di pengaruhi lingkungan dan pendidikan. Dalam kata lain akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak yang mulia atau perbuatan buruk yang disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.


Untuk membina akhlak yang baik tidaklah semuda membalikkan telapak tangan hal itu membutuhkan waktu dan energi yang banyak. Oleh sebab itu untuk menjadikan seseorang menjadi baik tentunya mempunyai latar belakang yang baik pula, dalam arti kata membina akhlak sejak dini. Banyak kita jumpai seseorang ilmunya selangit tapi sayangnya akhlaknya tidak ada, apa yang terjadi, apa yang ia perbuat atas semaunya karena semua yang di pandangnya baik tentu itulah yang baik baginya, baik kata kita belum tentu baik dalam penilaian orang. Kita melihat pembinaan akhlak dalam hidup dan kehidupan manusia sangat berarti, tanpa akhlak orang tidak bisa dikatakan orang yang mempunyai ilmu yang tinggi. Tapi sebaliknya orang yang ilmunya pas-pasan, apabila akhlaknya baik, maka orang menilai itulah orang yang berilmu.
Dizaman yang serba canggih ini atau disebut orang zaman modern kita banyak melihat disana-sini baik melalui media elektronik seperti TV, radio, internet dan melalui media cetak, koran, majalah atau selebaran-selebaran yang mengangkat masalah-masalah pemerkosaan, baik yang dilakukan orang lain. Apalagi yang lebih sadisnya orang tuanya sendiri yang memperkosa anak kandungnya dan lagi kita melihat di kota-kota besar di Indonesia banyak kalangan remaja atau anak sekolah yang tawuran, itu semua telah memperlihatkan kepada kita begitu kurangnya akhlak yang di milikinya, sehingga ia berbuat semaunya sendiri, hal ini tiada lain kurangnya perhatian orang tuanya karena orang tua selalu sibuk dengan aktifitas sehari-hari meras keringat banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga anak-anaknya tidak sempat dikontrol, apa yang terjadi, anak berbuat semaunya.
Melihat kejadian-kejadian yang semacam tersebut diatas dimana titik temunya atau solusinya mengungkapkan kasus-kasus semacam itu, dimana awal dan akhirnya kita jumpai, tidak lain kurangnya pembinaan akhlak pada anak sejak usia dini atau balita yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Orang tua tidak menyadari betapa pentingnya pembinaan akhlak pada anak usia balita, karena anak dalam usia ini banyak bergaul dalam keluarganya saja, maka orang tua harus dapat membina atau memberi teladan yang baik kepada anak agar dapat ditiru oleh anak-anaknya. Dengan demikian akhlak yang sudah terbina dalam dirinya akan menjadi bekal menuju kedewasaan bagi anak-anak kita.
Orang tua yang mengabaikan pembinaan akhlak pada anak balita, sehingga anak nantinya mudah terpengaruh dengan perkembangan dan kemajuan zaman yang sifatnya meniru tanpa terlebih dahulu menyaring mana yang baik dan yang tidak baik, sehingga bermuncullah berbagai gejala sosia seperti kenakalan remaja, narkoba dan kemerosotan akhlak yang berakibat jauh dari perintah agama.
Sebagaimana kita ketahui anak adalah amanat yang di berikan Allah SWT dan sebagai bagian dari kehidupan keluarga yang dititipkan Allah untuk dididik agar menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia seperti bersopan santun, berkata jujur, bersifat adil pokoknya sesuai dengan aturan Al-Quran dan Sunnah.
Ada hal yang sangat penting bagi orang tua terhadap anak-anaknya, yaitu memberi pendidikan sejak dini karena hal tersebut suatu kewajiban orang tua terhadap anaknya, seperti yang tertuang dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:




Artinya:
“..... Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah sehingga kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani atau Majusi ..... “ (Al-Asqalani, 1995: 616).
Dari pengertian Hadits tersebut diatas dapat dipahami bahwa anak yang baru dilahirkan itu dalam keadaan fitrah atau suci, dalam arti kata anak di ibaratkan sebuah kertas putih tanpa noda sedikitpun sehingga bagi orang yang punya kertas putih itu ditulis tinta apa saja warnanya, terserah kepada orang yang punya kertas itu. Kembali kepada arti semula, anak itu tidak ada dosa, pengetahuan, kecakapan dan lain sebagainya. Untuk membuat anak menjadi pintar maka orang tuanyalah yang bertanggung jawab terhadap anak tersebut, orang tua ayah atau ibu bertanggung jawab penuh terhadap keluarga.
Dengan pembinaan akhlak yang baik kepadanya, anak-anak di usia dini atau balita maka kelak ia akan terdorong untuk berbuat baik ketika ia berusia remaja atau dewasa, dengan demikian akhlak yang sudah terbina dalam dirinya akan menjadi bekal menuju usia dewasa sebagaimana yang diungkapkan oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya, mengatakan bahwa:
“Andai kata pembinaan moral atau mental agama pada seseorang tidak terjadi pada umur pertumbuhan yang dilaluinya dan dia menjadi dewasa tanpa mengenal agama dan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya, maka ia akan menjadi dewasa tanpa kecenderungan pada nilai-nilai agama, bahkan akan sukar baginya merasakan pentingnya agama dalam hidupnya, bahkan kadang-kadang menjadi negatif dan menentangnya”. (Daradjat, 1975: 69)

Dalam rangka pembinaan akhlak pada usia pertumbuhan tidak semudah apa yang kita bayangkan selama ini, tetapi amatlah sulibt disamping memerlukan waktu yang panjang juga memerlukan sarana yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya mengatakan bahwa:
“Suasana keluarga yang aman dan bahagia itulah yang diharapkan akan menjadi wadah yang baik dan subur bagi pertumbuhan jiwa anak yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga itu”. (Daradjat, 1975: 70).
Untuk pembinaan akhlak pada anak haruslah dengan memberikan pendidikan agama sebagai dasar, karena nilai-nilai akhlak yang baik itu terdapat dalam agama, dengan demikian keyakinan beragama yang di bina sejak kecil akan membawa anak pada kesadaran untuk mematuhi nilai-nilai akhlak itu sendiri, sebagaimana yang diungkapkan Zakiah Daradjat, sebagai berikut:
“Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama keyakinan itu haruslah ditanamkan dari kecil sehingga menjadi bagian kepribadian si anak. Karena itu pendidikan moral tidak terlepas dari pendidikan agama”. (Daradjat, 1978: 70).

Di dalam pembinaan akhlak anak pada usia pertumbuhan orang tua mempunyai peranan penting, karena orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya, orang tua bertanggung jawab atas sesuatu yang menimpa pada anak-anaknya, orang tua berkewajiban terhadap anaknya tidak saja kebutuhan jasmani tetapi ada kewajiban terpenting yaitu kewajiban rohani adalah pembentukan dan pembinaan akhlak kepribadian, karena anak dalam usia ini banyak bergaul di dalam keluarganya saja, maka orang tua harus dapat memberikan teladan yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat, berikut:
“Pengalaman hidup ditahun-tahun pertama dari umur si anak lebih banyak diperoleh didalam rumah tangga baik yang dirasakan langsung dari perlakuan orang tuanya maupun dari suasana hubungan antara ibu bapak dan saudara-saudaranya, pengalaman hidup itu merupakan pendidikan yang terjadi secara formal dan sengaja, tetapi ia merupakan dasar bagi pembinaan pribadi secara keseluruhan termasuk moral dan agama”. (Daradjat, 1970: 135).

Dalam hubungan ini orang tua bersikap hati-hati dalam memberikan teladan atau contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari agar anak dapat mencontohkannya, karena anak masa pertumbuhan atau balita belum dapat berpikir logis tetapi hanya dapat meniru apa yang dikatakan oleh orang tua kepadanya, seperti berkata dusta, maka anak akan berkata dusta pula. Juga dalam hal yang positif seperti shalat lima waktu maka anak-anak akan meniru walaupun dalam bentuk gerakan saja. Oleh karena itu tata cara orang tua yang diperankan sehari-hari sangat berpengaruh terutama dalam pembentukan sikap dan pribadi anak.


Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Labels: Makalah

Thanks for reading Pembinaan Akhlak Pada Anak Balita. Please share...!

0 Komentar untuk "Pembinaan Akhlak Pada Anak Balita"

Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar

Back To Top