belajar dan berbagi

Makalah tentang Angina pektoris

Makalah tentang Angina pektoris

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut.Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.Anak adalah merupakan potensi dan penerus dari cita – cita bangsa untuk melanjutkan pembangunan sehingga anak perlu dicaga agar terhindar dari penyakit.
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan ( kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Angina Pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. ( Maryllin E. Doengoes. 2002 Hal 73 ).
Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung. ( Dr.John F.Knight. 1997 ).

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini adalah bagaimana mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan pada sistem kardiovaskuler dan memahami kelainan yang diderita dengan melakukan tahapan asuhan keperawatan.
1.3. Tujuan
Tujuan umum
- Mahasiswa keperawatan mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan angina pektoris
Tujuan khusus
- Mahasiswa keperawatan dapat :
a. Menjelaskan pengertiannya
b. Menyebutkan penyebabnya
c. Menyebutkan gambaran klinisnya
d. Menjelaskan patofisiologinya
e. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diaonostiknya
f. Menyebutkan komplikasinya
g. Menjelaskan penatalaksanaannya

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Angina pektoris
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan ( kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Angina Pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. ( Maryllin E. Doengoes. 2002 Hal 73 ).
Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung. ( Dr.John F.Knight. 1997 ).

2.2 Etiologi
• Ateriosklerosis
• Spasme arteri koroner
• Anemia berat
• Artritis
• Aorta Insufisiensi

2.3 Faktor-faktor resiko
1 Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
2 Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter
e. Kepribadian tipe A

2.4 Faktor pencetus serangan
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1 Emosi
2 Stress
3 Kerja fisik terlalu berat
4 Hawa terlalu panas dan lembab
5 Terlalu kenyang
6 Banyak merokok


2.5 Gambaran klinis
1 Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
2 Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3 Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4 Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5 Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6 Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7 Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

2.6 Tipe serangan
1 Angina Pektoris Stabil
 Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
 Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
 Durasi nyeri 3 – 15 menit.
2 Angina Pektoris Tidak Stabil
 Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
 Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
 Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
 Kurang responsif terhadap nitrat.
 Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
 Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

3 Angina Prinzmental (Angina Varian).
 Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
 Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
 EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
 Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
 Dapat terjadi aritmia.

2.7 Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.



2.8 Komplikasi
- Disritmia / aritmia
- Infark Miocard
- Syok cardiogenik
- Dekompensatio cordis
- Insufisiensi koroner


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANGINA PEKTORIS

3.1 Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat hipertensi dan penyakit paru.
- Riwayat anemia.
- Riwayat penyakit katub jantung, bedah jantung dan endokarditis.

b. Pola nutrisi metabolik
- Mual, muntah, anoreksia.
- Penambahan berat badan signifikan
- Edema, ansietas
- Makan makanan yang tinggi garam, lemak, gula dan kafein.
- Penggunaan obat diuretik.

c. Pola eliminasi
- Nokturia (berkemih pada malam hari)
- Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
- Diare, konstipasi.

d. Pola latihan dan aktivitas
- Kelelahan terus menerus sepanjang hari.
- Gelisah
- Dyspnea
- Edema pada ekstremitas bawah.
- Batuk, nyeri dada pada saat aktivitas.

e. Pola tidur dan istirahat
- Insomnia
- Tidur menggunakan 2-3 bantal.

f. Pola persepsi dan kognitif
- Cemas
- Stres yang berhubungan dengan penyakit
- Kemampuan pasien mengatasi penyebab penyakit.

g. Pola hubungan dan peran dengan sesama
- Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

h. Pola reproduksi dan seksualitas
- Penurunan aktivitas seksualitas, penurunan libido dan impoten/ disfungsi orgasme sehubungan dengan kelelahan/beta blocker yang sering membuat penurunan sex.

3. 2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miokard, perubahan frekuensi, irama, konduksi dan listrik jantung.
b.Intoleransi aktivitas b/d penurunan curah jantung.
c. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan curah jantung, kelebihan volume cairan.
d. Kelebihan volume cairan b/d kegagalan curah jantung, retensi cairan.
e. Penurunan perfusi jaringan b/d penurunan cardiac output.
f. Resti kerusakan integritas kulit b/d penurunan perfusi jaringan, tirah baring lama.
g. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, aktivitas, diit dan pengobatan b/d kurang informasi.

3.3 Perencanaan Keperawatan
DX 1. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miokard, perubahan frekuensi, irama, konduksi dan listrik jantung.
Kriteria hasil: Menunjukkan TTV dalam batas normal, tidak terjadi angina, dyspnea, tidak ditemukan gejala gagal jantung.
Intervensi :
1) Kaji frekuensi dan irama jantung.
Rasional : Biasa terjadi takikardia untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas miokard.
2) Catat bunyi jantung tambahan.
Rasional : Bunyi tambahan menunjukkan lemahnya kerja jantung.
3) Pantau nadi perifer, TD
Rasional : Penurunan nadi dan TD menunjukkan penurunan curah jantung.
4) Kaji kulit terhadap pucat dan cyanosis.
Rasional : Menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder karena tidak adekuatnya curah jantung.
5) Kaji terhadap penurunan kesadaran.
Rasional : Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral.
6) Pantau dan catat keluaran urine.
Rasional : Ginjal berespon terhadap penurunan curah jantung dengan menahan air dan natrium.
7) Anjurkan istirahat cukup.
Rasional : Memperbaiki efisiensi kontraktilitas jantung dan menurunnya kebutuhan O2.
Kolaborasi dan dokter untuk pemberian obat (diuretik, vasodilator, captopril, morfin sulfat dan tranquilizer/sedatif).
Rasional : Banyaknya obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.


DX 2. Intoleransi aktivitas b/d penurunan curah jantung.
HYD: Klien dapat berinteraksi sesuai tingkat toleransi.
Intervensi :
1) Observasi TTV sebelum dan sesudah beraktivitas terutama klien yang menggunakan obat vasodilator dan diuretic.
Rasional : Hipotensi orthostatik dapat terjadi karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan cairan/pengaruh obat jantung.
2) Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dyspnea, pucat dan berkeringat.
Rasional : Penurunan miokardium untuk menaikkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat menurunkan frekuensi jantung dan kebutuhan O2
3) Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukkan kenaikan dekompensasi jantung terhadap kelebihan aktivitas dengan periode istirahat.
4) Bantu penuh atau sesuai indikasi dan selingi aktivitas dengan periode istirahat.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stress miokard.
5) Kolaborasi untuk program rehabilitasi jantung.
Rasional : Peningkatan aktivitas secara bertahap untuk mengurangi kerja jantung.

DX 3. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan curah jantung, kelebihan volume cairan.
HYD: Pernapasan klien normal 12-20 x/menit, bunyi nafas normal.
Intervensi :
1) Beri posisi semifowler/fowler.
Rasional : Meningkatkan ventilasi dan mengurangi aliran balik vena ke jantung dan meningkatkan ekspansi paru.
2) Jelaskan dan ajarkan klien batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional : Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2.
3) Auskultasi bunyi nafas, catat crackles, frekuensi pernapasan.
Rasional : Menyatakan adanya kongesti paru dan menunjukkan kebutuhan O2, informasi lanjut sebagai evaluasi terhadap respon terapi.
4) Kolaborasi dalam pemberian terapi O2.
Rasional : Menaikkan saturasi O2 dan mengetahui dyspnea dan fatigue.
5) Pantau nilai AGD.
Rasional : Monitor O2 dalam darah.

DX 4. Kelebihan volume cairan b/d kegagalan curah jantung, retensi cairan.
HYD: Edema berkurang sampai dengan hilang.
Intervensi :
1) Kaji derajat edema dan ukur lingkar perut setiap hari.
Rasional : Pada gagal jantung, cairan dapat berkumpul di ekstremitas bawah, abdominal.
2) Pantau intake-output.
Rasional : Memantau balance cairan.
3) Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler.
Rasional : Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.
4) Timbang BB bila memungkinkan.
Rasional : Catat perubahan ada atau hilangnya edema sebagai respon terhadap terapi.
5) Kaji distensi leher dan pembuluh perifer serta adanya edema dengan/tanpa pitting (catat adanya edema tubuh umum).
Rasional : Retensi cairan berlebihan dapat dimanfaatkan dengan pembendungan vena dan pembentukan edema.
6) Kaji adanya keluhan dyspnea yang ekstrim dan tiba-tiba.
Rasional : Menunjukkan terjadinya komplikasi (edema paru/emboli).
7) Berikan diit rendah sodium dan natrium serta batasan cairan.
Rasional : Mengurangi retensi cairan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat digitalis, diuretik dan tambahan kalium.
Rasional : Meningkatkan tugas jantung, meningkatkan keluaran urine dan menghambat reabsorpsi natrium.

DX 5. Penurunan perfusi jaringan b/d penurunan curah jantung.
HYD: Pasien mengatakan perasaan nyaman atau tidak ada nyeri saat istirahat.
Nadi perifer teraba dan kuat.
Keluhan pusing berkurang sampai dengan hilang.
Warna kulit tidak pucat, suhu tubuh hangat.

Intervensi :
1) Kaji keluhan pasien (nyeri dada, pusing).
Rasional : Pengkajian yang tepat diperlukan untuk memberikan intervensi yang tepat.
2) Monitor TTV dan irama jantung setiap 4 jam.
Rasional : Nadi yang cepat dan reguler dapat menyebabkan penurunan curah jantung yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
3) Periksa nadi perifer setiap 4 jam.
Rasional : Nadi perifer teraba dan kuat mengindikasikan aliran arterial yang baik.
4) Kaji warna kulit, suhu dan tekstur kulit tiap 4 jam, catat dan laporkan bila ada perubahan.
Rasional : Penurunan perfusi jaringan dapat menyebabkan kulit menjadi dingin dan tekstur berubah.

DX 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d penurunan perfusi jaringan, tirah baring lama.
HYD: Kerusakan kulit tidak terjadi pada daerah edema atau tertekan.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda edema pada daerah scrotum, tumit dan maleolus.
Rasional : Mengidentifikasi area edema dan rencana tindakan selanjutnya.
2) Pijat area yang tertekan.
Rasional : Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.
3) Ubah posisi sering di tempat tidur dan bantu latihan rentang gerak aktif pasif (tiap 2-4 jam sekali).
Rasional : Memperbaiki sirkulasi/menurunkan waktu satu area yang mengganggu aliran darah.
4) Berikan perawatan kulit dan menjaga kelembaban.
Rasional : Terlalu kering atau lambat merusak kulit dan mempercepat kerusakan.
5) Jaga kebersihan alat tenun dan bebas kerut.
Rasional : Penurunan tekanan pada kulit memperbaiki sirkulasi.

DX 7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan pengobatan b/d kurang informasi.
HYD: Secara verbal pasien memahami tentang penyakitnya dengan baik, ketentuan diet dan penatalaksanaan pengobatan.
Intervensi :
1) Diskusikan fungsi jantung normal dan jelaskan tentang fisiologinya.
Rasional : Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan.
2) Jelaskan tentang program pengobatan dan pentingnya menjalankan diet.
Rasional : Pengertian dalam pengobatan dapat meningkatkan motivasi klien.
3) Diskusikan tentang pentingnya istirahat.
Rasional: Aktivitas fisik yang berlebihan dapat berlanjut menjadi kelemahan jantung.
4) Diskusikan dalam pemberian obat dan efek samping obat.
Rasional : Pemahaman kebutuhan terapeutik pentingnya upaya pelaporan efek samping dapat mencegah terjadinya komplikasi obat.
5) Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya.
Rasional : Dapat memahami tentang proses perjalanan penyakit.
.



BAB IV
PENUTUP





3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang teah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa :

Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan ( kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Angina Pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. ( Maryllin E. Doengoes. 2002 Hal 73 ).
Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung. ( Dr.John F.Knight. 1997 ).
Etiologi: Ateriosklerosis,Spasme arteri koroner,Anemia berat,Artritis,Aorta Insufisiensi


3.2 Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien yang menderita angina pektoris.




DAFTAR PUSTAKA


1. Corwin, Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC, 2000.

2. Chung, EK, Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Jakarta, EGC, 1996

3. Doenges, Marylinn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC, 1998

4. Engram, Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah volume 2, Jakarta, EGC, 1998

5. Long, C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah 2, Bandung, IAPK, 1996

6. Noer, Sjaifoellah, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI, 1996

7. Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I Jakarta, EGC, 1994

8. ……., Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik (Kumpulan Bahan Kuliah edisi ketiga),Jakarta : RS Jantung Harapan Kita, 1993.

9. Tucker, Susan Martin, Standar Perawatan Pasien Volume I, Jakarta, EGC, 1998

10. Underwood, J C E, Pathologi Volume 1 , Jakarta, EGC, 1999

Mata Mungil yang Menyimpan Dunia

Cerpen Agus Noor
Selalu. Setiap pagi. Setiap Gustaf berangkat kerja dan terjebak rutin kemacetan perempatan jalan menjelang kantornya, ia selalu melihat bocah itu tengah bermainmain di kolong jalan layang. Kadang berloncatan, seperti menjolok sesuatu. Kadang hanya merunduk jongkok memandangi trotoar, seolah ada yang perlahan tumbuh dari celCeritaah conblock.
Karena kaca mobil yang selalu tertutup rapat, Gustaf tak tak bisa mendengarkan teriakan-teriakan bocah itu, saat dia mengibaskan kedua tangannya bagai menghalau sesuatu yang beterbangan. Gustaf hanya melihat mulut bocah itu seperti berteriak dan tertawa-tawa. Kadang Gustaf ingin menurunkan kaca mobil, agar ia bisa mendengar apa yang diteriakkan bocah itu. Tapi Gustaf malas menghadapi puluhan pengemis yang pasti akan menyerbu begitu kaca mobilnya terbuka.
Maka Gustaf hanya memandangi bocah itu dari dalam mobilnya yang merayap pelan dalam kemacetan. Usianya paling 12 tahunan. Rambutnya kusam kecoklatan karena panas matahari. Selalu bercelana pendek kucel. Berkoreng di lutut kirinya. Dia tak banyak beda dengan para anak jalanan yang sepertinya dari hari ke hari makin banyak saja jumlahnya. Hanya saja Gustaf sering merasa ada yang berbeda dari bocah itu. Dan itu kian Gustaf rasakan setiap kali bersitatap dengannya. Seperti ada cahaya yang perlahan berkeredapan dalam mata bocah itu. Sering Gustaf memperlambat laju mobilnya, agar ia bisa berlama-lama menatap sepasang mata itu.
Memandang mata itu, Gustaf seperti menjenguk sebuah dunia yang menyegarkan.
Hingga ia merasa segala di sekeliling bocah itu perlahan-lahan berubah. Tiang listrik
dan lampu jalan menjelma menjadi barisan pepohonan rindang. Tak ada keruwetan,
karena jalanan telah menjadi sungai dengan gemericik air di sela bebatuan hitam.
Jembatan penyeberangan di atas sana menjelma titian bambu yang menghubungkan
gedung-gedung yang telah berubah perbukitan hijau. Dari retakan trotoar perlahan
tumbuh bunga mawar, akar dedaunan hijau merambat melilit tiang lampu dan pagar
pembatas jalan, kerakap tumbuh di dinding penyangga jalan tol. Gustaf terkejut ketika
tiba-tiba ia melihat seekor bangau bertengger di atas kotak pos yang kini tampak
seperti terbuat dari gula-gula. Air yang jernih dan bening mengalir perlahan, seakan-
akan ada mata air yang muncul dari dalam selokan. Kicau burung terdengar dari
pohon jambu berbuah lebat yang bagai dicangkok di tiang traffic light.
Gustaf terpesona menyaksikan itu semua. Ia menurunkan kaca mobilnya, menghirup
lembab angin yang berembus lembut dari pegunungan. Tapi pada saat itulah ia
terkejut oleh bising pekikan klakson mobil-mobil di belakangnya. Beberapa
pengendara sepeda motor yang menyalip lewat trotoar melotot ke arahnya. Seorang
polisi lalu lintas bergegas mendekatinya. Buru-buru Gustaf menghidupkan mobilnya
dan melaju. Gustaf jadi selalu terkenang mata bocah itu. Ia tak pernah menyangka
betapa di dunia ini ada mata yang begitu indah. Sejak kecil Gustaf suka pada mata. Itu
sebabnya ketika kanak-kanak ia menyukai boneka. Ia menyukai bermacam warna dan
bentuk mata boneka-boneka koleksinya. Ia suka menatapnya berlama-lama. Dan itu
rupanya membuat Mama cemas—waktu itu Mama takut ia akan jadi homoseks seperti
5
“Proses Pengamatan Cerita Secara Struktural”





Oom Ridwan, yang kata Mama, sewaktu kanak-kanak juga menyukai boneka—lantas segera membawanya ke psikolog. Berminggu-minggu mengikuti terapi, ia selalu disuruh menggambar. Dan ia selalu menggambar mata. Sering ia menggambar mata yang bagai liang hitam. Sesekali ia menggambar bunga mawar tumbuh dari dalam mata itu; mata dengan sebilah pisau yang menancap; atau binatang-binatang yang berloncatan dari dalam mata berwarna hijau toska.
Ia senang ketika Oma memuji gambar-gambarnya itu. Oma seperti bisa memahami apa yang ia rasakan. Ia ingat perkataan Oma, saat ia berusia tujuh tahun, ”Mata itu seperti jendela hati. Kamu bisa menjenguk perasaan seseorang lewat matanya….” Sejak itu Gustaf suka memandang mata setiap orang yang dijumpainya. Tapi Papa kerap menghardik, ”Tak sopan menatap mata orang seperti itu!” Papa menyuruhnya agar selalu menundukkan pandang bila berbicara dengan seseorang.
Saat remaja ia tak lagi menyukai boneka, tapi ia suka diam-diam memperhatikan mata orang-orang yang dijumpainya. Kadang—tanpa sadar_ia sering mendapati dirinya tengah memandangi mata seseorang cukup lama, hingga orang itu merasa risi dan cepat-cepat menyingkir. Setiap menatap mata seseorang, Gustaf seperti melihat bermacam keajaiban yang tak terduga. Kadang ia melihat api berkobar dalam mata itu. Kadang ia melihat ribuan kelelawar terbang berhamburan. Sering pula ia melihat lelehan tomat merembes dari sudut mata seseorang yang tengah dipandanginya. Atau dalam mata itu ada bangkai bayi yang terapung-apung, pecahan kaca yang menancap di kornea, kawat berduri yang terjulur panjang, padang gersang ilalang, pusaran kabut kelabu dengan kesedihan dan kesepian yang menggantung.
Di mana-mana Gustaf hanya melihat mata yang keruh menanggung beban hidup. Mata yang penuh kemarahan. Mata yang berkilat licik. Mata yang tertutup jelaga kebencian. Karena itu, Gustaf jadi begitu terkesan dengan sepasang mata bocah itu. Rasanya, itulah mata paling indah yang pernah Gustaf tatap. Begitu bening begitu jernih. Mata yang mungil tapi bagai menyimpan dunia.
Alangkah menyenangkan bila memiliki mata seperti itu. Mata itu membuat dunia jadi terlihat berbeda. Barangkali seperti mata burung seriwang yang bisa menangkap lebih banyak warna. Setiap kali terkenang mata itu, setiap kali itu pula Gustaf kian ingin memilikinya.
Sembari menikmati secangkir cappucino di coffee shop sebuah mal, Gustaf memperhatikan mata orang-orang yang lalu lalang. Mungkin ia akan menemukan mata yang indah, seperti mata bocah itu. Tapi Gustaf tak menemukan mata seperti itu. Membuat Gustaf berpikir, bisa jadi mata bocah itu memang satu-satunya mata paling indah di dunia. Dan ia makin ingin memiliki mata itu. Agar ia bisa memandang semua yang kini dilihatnya dengan berbeda….
Gustaf kini bisa mengerti, kenapa bocah itu terlihat selalu berlarian riang—karena ia
tengah berlarian mengejar capung yang hanya bisa dilihat matanya. Bocah itu sering
berloncatan—sebab itu tengah menjoloki buah jambu yang terlihat begitu segar di
matanya. Mata bocah itu pastilah melihat sekawanan burung gelatik terbang
merendah bagai hendak hinggap kepalanya, hingga ia mengibas-kibaskan tangan
menghalau agar burung-burung itu kembali terbang. Ketika berjongkok, pastilah
6
“Proses Pengamatan Cerita Secara Struktural”



bocah itu sedang begitu senang memandangi seekor kumbang tanah yang muncul dari celah conblock. Semua itu hanya mungkin, karena mata mungil indah bocah itu bisa melihat dunia yang berbeda. Atau karena mata mungil itu memang menyimpan sebuah dunia.
Tentulah menyenangkan bila punya mata seperti itu, batin Gustaf. Apa yang kini ia
pandangi akan terlihat beda. Ice cream di tangan anak kecil itu mungkin akan meleleh
menjadi madu. Pita gadis yang digandeng ibunya itu akan menjadi bunga lilly. Di
lengkung selendang sutra yang dikenakan manequin di etalase itu akan terlihat
kepompong mungil yang bergeletaran pelan ketika perlahan-lahan retak terbuka dan
muncul seekor kupu-kupu. Seekor kepik bersayap merah berbintik hitam tampak
merayap di atas meja. Eceng gondok tumbuh di lantai yang digenangi air bening.
Elevator itu menjadi tangga yang menuju rumah pohon di mana anak-anak berebutan
ingin menaikinya. Ada rimpang menjalar di kaki-kaki kursi, bambu apus tumbuh di
dekat pakaian yang dipajang. Cahaya jadi terlihat seperti sulur-sulur benang
berjuntaian….
Betapa menyenangkan bila ia bisa menyaksikan itu semua karena ia memiliki mata bocah itu. Bila ia bisa memiliki mata itu, ia akan bisa melihat segalanya dengan berbeda sekaligus akan memiliki mata paling indah di dunia! Mungkin ia bisa menemui orang tua bocah itu baik-baik, menawarinya segepok uang agar mereka mau mendonorkan mata bocah itu buatnya. Atau ia bisa saja merayu bocah itu dengan sekotak cokelat. Apa pun akan Gustaf lakukan agar ia bisa memiliki mata itu. Bila perlu ia menculiknya. Terlalu banyak anak jalanan berkeliaran, dan pastilah tak seorang pun yang peduli bila salah satu dari mereka hilang.
Gustaf tersenyum. Ia sering mendengar cerita soal operasi ganti mata. Ia tinggal datang ke Medical Eyes Centre untuk mengganti matanya dengan mata bocah itu!
Gustaf hanya perlu menghilang sekitar dua bulan untuk menjalani operasi dan perawatan penggantian matanya. Ia ingin ketika ia muncul kembali, semuanya sudah tampak sempurna. Tentu lebih menyenangkan bila tak seorang pun tahu kalau aku baru saja ganti mata, pikirnya. Orang-orang pasti akan terpesona begitu memandangi matanya. Semua orang akan memujinya memiliki mata paling indah yang bagai menyimpan dunia.
Pagi ketika Gustaf berangkat kerja dan terjebak rutin kemacetan perempatan jalan menjelang kantornya, ia melihat seorang bocah duduk bersimpuh di trotoar dengan tangan terjulur ke arah jalan. Kedua mata bocah itu kosong buta! Gustaf hanya memandangi bocah itu. Ia ingin membuka jendela, dan melemparkan recehan, tapi segera ia urungkan karena merasa percuma.
Ia melangkah melewati lobby perkantoran dengan langkah penuh kegembiraan ketika melihat setiap orang memandang ke arahnya. Beberapa orang malah terlihat melotot tak percaya. Gustaf yakin mereka kagum pada sepasang matanya. Gustaf terkesima memandang sekelilingnya….

Dengan gaya anggun Gustaf menuju lift.

7
“Proses Pengamatan Cerita Secara Struktural”





Begitu lift itu tertutup, seorang perempuan yang tadi gemetaran memandangi Gustaf terlihat menghela napas, sambil berbicara kepada temannya.
”Kamu lihat mata tadi?”
”Ya.”
”Persis mata iblis!”


Jakarta, 2006

Piknik

Cerpen : Agus Noor
Para pelancong mengunjungi kota kami untuk menyaksikan kepedihan. Mereka datang untuk menonton kota kami yang hancur. Kemunculan para pelancong itu membuat kesibukan tersendiri di kota kami. Biasanya kami duduk-duduk di gerbang kota menandangi para pelancong yang selalu muncul berombongan mengendarai kuda, keledai, unta, atau permadani terbang dan juga kuda sembrani. Mereka datang dari segala penjuru dunia. Dari negeri-negeri jauh yang gemerlapan.
Di bawah langit senja yang kemerahan kedatangan mereka selalu terlihat bagaikan
siluet iring-iringan kafilah melintasi gurun perbatasan, membawa bermacam perbekalan piknik. Berkarung-karung gandum yang diangkut gerobak pedati, daging
asap yang digantungkan di punuk unta terlihat bergoyang-goyang, roti kering yang
disimpan dalam kaleng, botol-botol cuka dan saus, biskuit dan telor asin, rendang
dalam rantang—juga berdus-dus mi instan yang kadang mereka bagikan pada kami.
Penampilan para pelancong yang selalu riang membuat kami sedikit merasa terhibur.
Kami menduga, para pelancong itu sepertinya telah bosan dengan hidup mereka yang
sudah terlampau bahagia. Hidup yang selalu dipenuhi kebahagiaan ternyata bisa
membosankan juga. Mungkin para pelancong itu tak tahu lagi bagaimana caranya
menikmati hidup yang nyaman tenteram tanpa kecemasan di tempat asal mereka.
Karena itulah mereka ramai-ramai piknik ke kota kami: menyaksikan bagaimana
perlahan-lahan kota kami menjadi debu. Kami menyukai cara mereka tertawa, saat
mereka begitu gembira membangun tenda-tenda dan mengeluarkan perbekalan, lalu
berfoto ramai-ramai di antara reruntuhan puing-puing kota kami. Kami seperti
menyaksikan rombongan sirkus yang datang untuk menghibur kami.
Kadang mereka mengajak kami berfoto. Dan kami harus tampak menyedihkan dalam
foto-foto mereka. Karena memang untuk itulah mereka mengajak kami berfoto
bersama. Mereka tak suka bila kami terlihat tak menderita. Mereka menyukai wajah
kami yang keruh dengan kesedihan. Mata kami yang murung dan sayu. Sementara
mereka—sembari berdiri dengan latar belakang puing-puing reruntuhan kota—
berpose penuh gaya tersenyum saling peluk atau merentangkan tangan lebar-lebar.
Mereka segera mencetak foto-foto itu, dan mengirimkannya dengan merpati-merpati
pos ke alamat kerabat mereka yang belum sempat mengunjungi kota kami.
Belakangan kami pun tahu, kalau foto-foto itu kemudian dibuat kartu pos dan
diperjualbelikan hingga ke negeri-negeri dongeng terjauh yang ada di balik pelangi.
Pada kartu pos yang dikirimkannya itu, para pelancong yang sudah mengunjungi kota
kami selalu menuliskan kalimat-kalimat penuh ketakjuban yang menyatakan betapa
terpesonanya mereka saat menyaksikan kota kami perlahan-lahan runtuh dan lenyap.
Mereka begitu gembira ketika melihat tanah yang tiba-tiba bergetar. Bagai ada naga
menggeliat di ceruk bumi—atau seperti ketika kau merasakan kereta bawah tanah
melintas menggemuruh di bawah kakimu. Betapa menggetarkan melihat pohon-
pohon bertumbangan dan rumah-rumah rubuh menjadi abu. Membuat hidup para
pelancong yang selalu bahagia itu menjadi lengkap, karena bisa menyaksikan segala
sesuatu sirna begitu saja.
2
“Proses Pengamatan Cerita Secara Struktural”




Kumpulan Cerpen 1
Bagi para pelancong itu, kota kami adalah kota paling menakjubkan yang pernah
mereka saksikan. Mereka telah berkelana ke sudut-sudut dunia, menyaksikan beragam
keajaiban di tiap kota. Mereka telah menyaksikan menara-menara gantung yang
dibuat dari balok-balok es abadi, candi-candi megah yang disusun serupa tiara;
menyaksikan seekor ayam emas bertengger di atas katedral tua sebuah kota yang
selalu berkokok setiap pagi. Mereka juga telah melihat kota dengan kanal-kanal yang
dialiri cahaya kebiru-biruan. Kepada kami para pelancong itu juga bercerita perihal
kota kuno yang berdiri di atas danau bening, dengan rumah-rumah yang beranda-
berandanya saling bertumpukan, dan jalan-jalannya yang menyusur dinding-dinding
menghadap air, hingga menyerupai kota yang dibangun di atas cermin; kota dengan
jalan layang menyerupai jejalin benang laba-laba; sebuah kota yang menyerupai
benteng di ujung sebuah teluk, dengan jendela-jendela dan pintu-pintu yang selalu
tertutup menyerupai gelapanggur dan hanya bisadilihat ketika senja kala. Bahkan
mereka bersumpah telah mendatangi kota yang hanya bisa ditemui dalam imajinasi
seorang penyair. Tapi kota kami, menurut mereka, adalah kota paling ajaib yang
pernah mereka kunjungi.
Para pelancong menyukai kota kami karena kota kami dibangun untuk menanti keruntuhan. Banyak kota dibangun dengan gagasan untuk sebuah keabadian, tetapi tidak dengan kota kami. Kota kami berdiri di atas lempengan bumi yang selalu bergeser. Kau bisa membayangkan gerumbul awan yang selalu bergerak dan bertabrakan, seperti itulah tanah di mana kota kami berdiri. Membuat semua bangunan di kota kami jadi terlihat selalu berubah letaknya. Barisan pepohonan seakan berjalan pelan. Lorong-lorong, jalanan, dan sungai selalu meliuk-liuk. Dan ketika sewaktu-waktu tanah terguncang, bangunan dan pepohonan di kota kami saling bertubrukan, rubuh dan runtuh menjadi debu—serupa istana pasir yang sering kau buat di pinggir pantai ketika kau berlibur menikmati laut.
Rupanya itulah pemandangan paling menakjubkan yang membuat para pelancong itu
terpesona. Para pelancong itu segera menghambur berlarian menuju bagian kota kami
yang runtuh, begitu mendengar kabar ada bagian kota kami yang tergoncang porak-
poranda. Dengan handycam mereka merekam detik-detik keruntuhan itu. Mereka
terpesona mendengar jerit ketakutan orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri,
gemeretak tembok-tembok retak, suara menggemuruh yang merayap dalam tanah.
Itulah detik-detik paling menakjubkan bagi para pelancong yang berkunjung ke kota
kami; seolah semua itu atraksi paling spektakuler yang beruntung bisa mereka
saksikan dalam hidup mereka yang terlampau bahagia. Lalu mereka memotret mayat-
mayat yang tertimbun balok-balok dan batu bata. Mengais reruntuhan untuk
menemukan barang-barang berharga yang bisa mereka simpan sebagai kenangan.
Saat malam tiba, dan bintang- bintang terasa lebih jauh di langit hitam, para pelancong
itu bergerombol berdiang di seputar api unggun sembari berbagi cerita. Memetik
kecapi dan bernyanyi. Atau rebahan di dalam tenda sembari memainkan harmonika.
Dari kejauhan kami menyaksikan mereka, merasa sedikit terhibur dan tak terlalu
merasa kesepian. Bagaimanapun kami mesti berterima kasih karena para pelancong itu
mau berkunjung ke kota kami. Mereka membuat kami semakin mencintai kota kami.
Membuat kami tak hendak pergi mengungsi dari kota kami. Karena bila para


3
“Proses Pengamatan Cerita Secara Struktural”




Kumpulan Cerpen 1
pelancong itu menganggap kota kami adalah kota yang penuh keajaiban, kenapa kami
mesti menganggap apa yang terjadi di kota kami ini sebagai malapetaka atau bencana?
Seperti yang sering dikatakan para pelancong itu pada kami, setiap kota memang memiliki jiwa. Itulah yang membuat setiap kota tumbuh dengan keunikannya sendirisendiri. Membuat setiap kota memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Keajaiban tersendiri. Setiap kota terdiri dari gedung- gedung, sungai-sungai, kabut dan cahaya serta jiwa para penghuninya; yang mencintai dan mau menerima kota itu menjadi bagian dirinya. Kami sering mendengar kota-kota yang lenyap dari peradaban, runtuh tertimbun waktu. Semua itu terjadi bukan karena semata-mata seluruh bangunan kota itu hancur, tetapi lebih karena kota itu tak lagi hidup dalam jiwa penghuninya. Kami tak ingin kota kami lenyap, meski sebagian demi sebagian dari kota kami perlahanlahan runtuh menjadi debu. Karena itulah kami selalu membangun kembali bagianbagian kota kami yang runtuh. Kami mendirikan kembali rumah-rumah, jembatan, sekolah, tower dan menara, rumah sakit-rumah sakit, menanam kembali pohonpohon, hingga di bekas reruntuhan itu kembali berdiri bagian kota kami yang hancur. Kota kami bagaikan selalu muncul kembali dari reruntuhan, seperti burung phoenix yang hidup kembali dari tumpukan abu tubuhnya.
Kesibukan kami membangun kembali bagian kota yang runtuh menjadi tontonan juga
bagi para pelancong itu. Sembari menaiki pedati, para pelancong itu berkeliling kota
menyaksikan kami yang tengah sibuk menata reruntuhan. Mereka tersenyum dan
melambai ke arah kami, seakan dengan begitu mereka telah menunjukkan simpati
pada kami. Sesekali para pelancong itu berhenti, membagikan sekerat biskuit,
sepotong dendeng, sebotol minuman, atau sesendok madu— kemudian kembali pergi
untuk melihat-lihat bagian lain kota kami yang masih bergerak bertabrakan dan
hancur. Kemudian para pelancong itu pergi dengan bermacam cerita ajaib yang akan
mereka kisahkan pada kebarat dan kenalan mereka yang belum sempat mengunjungi
kota kami. Mereka akan bercerita bagaimana sebuah kota perlahan- lahan hancur dan
tumbuh kembali. Sebuah kota yang akan mengingatkanmu pada yang rapuh,
sementara, dan fana. Sebuah kota yang membuat para pelancong berdatangan ingin
menyaksikannya.
Bila kau merencanakan liburan akhir pekan—dan kau sudah bosan piknik ke kota-kota
besar dunia yang megah dan gemerlap—ada baiknya kau berkunjung ke kota kami.
Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan penderitaan kami. Mungkin itu
bisa membuatmu sedikit terhibur dan gembira. Berwisatalah ke kota kami. Jangan
khawatir, kami pasti akan menyambut kedatanganmu dengan kalungan bunga-air
mata…

Yogyakarta, 2006

CATATAN:
1) Deskripsi kota-kota dalam paragraf ini mengacu pada karya Italo Calvino, Invisible Cities—telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Kota-kota Imajiner, oleh Erwin Salim (Fresh Book, 2006)


Cerpen Piknik Oleh Agus Noor

Aplikasi Sekolah

Aplikasi Sekolah | Download Paket Aplikasi SekolahPAS

Bagi para admin yang sedang membutuhkan sebuah aplikasi sekolah yang bernama Paket Aplikasi Sekolah (PAS) Anda Bapak atau Ibu Admin bisa download Paket Aplikasi Sekolah (PAS).
Tanpa panjang lebar, langsung saja silahkan download Paket Aplikasi Sekolah (PAS) - nya:
Download Paket Aplikasi Sekolah


Tag : paket aplikasi sekolah, paket aplikasi sekolah smp, paket aplikasi sekolah download, download paket aplikasi sekolah, aplikasi sekolah, program aplikasi sekolah, paket aplikasi sekolah sma, informasi sekolah, sekolah paket, download aplikasi sekolah, paket aplikasi, pas smp download, download program aplikasi sekolah

Basics of SEO

Nowadays, even the smallest company uses the Internet as a main tool in building a customer base, keeping in contact with their clients and this is also their most basic means of advertising.

Designing a company web site is cheap and effective, not to mention essential because the world wide web is the only medium that offers instantaneous information access to millions of users around the globe.

Any web developer worth his salt should know about search engine optimization or SEO.

This is the key towards building an effective web site that would get a lot of hits and visitors. A web site that nobody visits is useless so the challenge lies in leading Internet users to visit your web site.

Thus, your web site need to be "found" when users type in keywords in search engines such as Google, Yahoo, MSN, Altavista, AOL and others.

Once a keyword relating to the products or services that you offer is keyed into a search engine, a direct link to your web site should emerge on top of the list.

You should employ search engine optimization techniques to lead traffic your way, and get more hits that would later on lead to more profit for your company, which is your goal in the first place.

Here are some tips on how you can make it to the top of the list of search engines, and use your SEO techniques to benefit your web site and your company:

1. If you have an existing web site and domain, just optimize the one that you currently have instead of purchasing a new domain.

It will take some time before your web site will show up in a particular search engine, like Google, so it better to use the one that you currently have instead of switching to a new one.

2. Know who your target audience is and aim for them.

If you are in the manufacturing industry and a user types in your product in a search engine, then you would immediately have your target right in front of you.

As soon as the user hits the Enter button or clicks on 'Search', then the person will be lead to your web site.

Make sure that your target market will get 'hooked' on your web site. Once the search engines show the link to your web site, their job is done.

What you should do next is to make sure that your visitor will not leave your web site without them trying out your products or services, or at least leaving some pertinent information so that you can contact them in the future for marketing and advertising purposes.

When hitting a particular target market, learn about their interests, location and age to have an idea of what you can offer them in return.

Also, you can somehow link their interests to your products and services.

3. Search for the right keyword.

You should be creative, persistent and flexible when looking for the keyword or keyword phrases to use in optimizing your web site.

Google and Yahoo offer some tools and tips on how you can come up with keywords that will yield results.

Do not settle for just one keyword. You can also vary the words and phrases that you use for each page on your web site so that you can have more hits.

4. Consider your target market when designing your web site.

The design itself would include the general theme of the web site. You should also pay attention to smaller details such as color and font style and size.

Make sure that the web site is user-friendly and do not forget to insert helpful articles, tips, hints and related links that can be shared to other users.

It is a good thing to have an option to send a link or an article to a friend, which will add more users and increase your client base.

There should also be various ways to browse through your web site, to fit each user.

A person might find it to difficult use the scroll down option so you should also provide hyperlinks which are accessible to them.

5. Concentrate on the web site content.

Regularly update the content of your web site so that old and new users can find something new when browsing through your site.

Make the content brief and precise. Writing a content which has more than 600 words will make the users lose interest, since most of them do not actually read but just skim through the text.

Strive to be the best and most comprehensive web site and you will make your mark when it comes to information about the products and services that you offer.

It helps a lot to pay attention to detail, too.

Finally, keeping your web site's content updated is a must.

Spread the word about your web site and use the basic search engine optimization techniques and you will surely gain positive results once users visit your web site.

Contoh Makalah Tentang Drama

Contoh Makalah Tentang Drama Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang baik.Demikian gambaran isi makalah ini dari penulis. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. PEMBAHASANA. Pengertian DramaKata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience)Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.Contoh;Chaterina ( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Raina ! ( ia mengucapkan Raina, dengan tekanan pada i ) Raina ! ( ia menunjuk ketempat tidur, berharap menemukan Raina disitu ) Mengapa, di mana….! ( Raina menoleh kedalam ruangan).Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara dan pemain. Ini memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 – 1950 ), pelopor realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar pada nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki. Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain. Pada puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi drama kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan.”Mungkin drama memperoleh hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman manusia.Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang penting.Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.B. Sejarah DramaKebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk superaalami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama.Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.C. Unsur – unsur DramaUnsur-unsur dalam drama meliputi :1) Tema : gagasan/ide/dasar cerita.2) Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan, pertikaian, penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur maju/lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.3) Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita. Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonisTokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).4) Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketikatokoh mengalami peristiwaLatar terbagi dalam :- latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.- latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.5) Amanat : pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita. Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan.D. Struktur DramaSeorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah menulis Poetics. Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan spektakel dari tragedi. Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari strukturalisme yang oleh T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach. Strukturdramatik : Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.Berikut contoh penggunaan struktur drama dalam Drama Romeo Juliet.Pada awal plot kita ada eksposisi. Ini memberi penonton informasi yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya, situasi sekarang atau tokoh-tokohnya. Dalam kebanyakan lakon, sudah sejak awal pengarang memberi tekanan kepada satu pertanyaan atau konplik penting. Pada awal kisah Romeo and Juliet, Shakespeare telah menyajikan pertengkaran antara Sampson, Gregory lawan Baltazar dan Abraham, satu penjelasan yang memberi ‘Leitmotive’ kepada tema, konplik dan rekonsiliasinya.Gregory : Anda berkelahi, ya ?Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak!Sampson : Tapi kalau ya, saya memihak anda, saya mengabdi sebaik andaAbraham : ah, tak akan lebih baik.Sampson : BaiklahGregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar panggung)Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku datang.Sampson : Ya, lebih baik.Abraham : Bohong!Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat hantamanmu.( mereka berkelahi ).Dialog diatas menciptakan suasana babak itu dan suatu pelukisan singkat tapi lengkap tenatang konplik antara keluarga Montague versus keluarga Capulet yang akan menimbulkan bencana itu.Terkadang juga ada eksposisi tentang tokoh-tokoh. Sebuah film berjudul Jango versus Santana dapat dijadikan contoh. Film itu dimulai dengan sebuah pemandangan. Sebidang tanah tandus dengan pohon-pohon kaktus tumbuh disana-sini. Sementara fokus kamera bergerak kearah kanan, seorang lelaki dengan baju kotor dan basah kuyup tampak berlutut didepan sebuah makam. Lelaki itu berdiri dan kamera mengambil gambarnya dalam teknik medium. Posisi enface memberikan gambaran jelas tokot itu. Ia tak mengalami kemalangan, tapi ia menghadapinya dengan tegar. Pelukisan singkat tapi hampir lengkap dari tokoh tersebut memberi titik awal yang jelas untuk memulai film itu.Dalam eksposisi itu, unsur-unsur konpliknya statis. Melalui satu insiden yang merangsang maka action mulai bergerak. Disini konflik dramatik besar mulai jelas menyatukan kejadian – kejadian dalam lakon itu. Insiden yang merangsang dalam Romeo and Juliet tampak ketika Tybalt mengenali Romeo dan ingin menantang berkelahi. Presiden dari stimulasi itu terjadi ketika inang memberi tahu Juliet bahwa Romeo adalah anggota keluarga Montague. Unsur statis dalam eksposisi itu mulai bergerak dan konflik sehari-hari antara Sampson versus Abraham makin lama makin menjadi makin serius. ( Babak I ) timbul serentetan konflik ketika Romeo membocorkan rahasianya kepada teman-temannya, memanjat tembok kebun keluarga Capulet, dan menunggu Juliet muncul dijendelanya waktu gadis itu muncul, keduanya saling mengungkapkan cinta dan memutuskan untuk kawin lari ( Babak II). Makin lama lakon itu makin tegang sampai pendeta sampai pendeta Laurence berharap, setelah menyeleggarakan upacara pernikahan, pertikaian antara keluarga itu akan berakhir dan Romeo berpendapat begitu. Kisah cinta sederhana antara pemuda dan pemudi itu sekarang berkembang menjadi idealisme yang melibatkan masalah besar yang dihadapi kedua orang tua itu. Tidak diragukan bahwa konflikasi tersebut menuju suatu krisi, satu titik balik ketika informasi yang sebelumnya dirahasiakan sedikit sebagian terungkap dan masalah dramatik itu bisa dijawab.Meskipun Juliet sudah menikah dengan Romeo, ia tidak berterus terang pada ayahnya. Oleh karenanya itu, Capulet tetap menjalankan rencananya untuk menikahkan Juliet dengan Paris. Karena pernikahan akan berlangsung pada hari kamis, pendeta Laurence mengusulkan agar pada hari rabu Juliet harus menelan ramuan yang akan membuatnya mati suri; sementara Laurence akan mengirimkan pesan pada Romeo untuk menyelamatkan Juliet dari makam keluarga Capulet, karena ia merasa yakin gadis itu akan dimakamkan disana. Capulet, karena ditentang oleh putrinya, memutuskan untuk mengajukan pernikahan itu sehari. Rencana itu membuat Juliet harus segera mereguk racun tadi. Agar rencananya tidak terhalang, ia menyuruh inang keluar dan tanpa pikir panjang langsung mereguk racun tadi. Paginya inang menemukan Juliet sudah tak bernyawa. Laurence dan Paris tiba; tapi upacara pernikahan harus diubah menjadi upacara pemakaman ( Babak IV ).Bagian terakhir dari lakon itu, sering disebut resolusi, berkembang dari krisis sampai tirai ditutup untuk terakhir kalinya. Ini terkadang mengumpulkan berbagai alur action dan membawa situasinya ke suatu keseimbangan baru, dengan demikian hasilnya bisa jadi memuaskan, tapi mungkin juga mengecewakan harapan penonton.Karena tidak tahu bahwa Jliet hanya kelihatannya mati, Balthazar tiba di Mantua sebelum pendeta tiba dan memberi tahukan tentang kematian Juliet. Mendengar itu Romeo membeli racun untuk bunuh diri dimakam Juliet. Setelah membunuh Paris, Romeo mereguk racun itu. Ketika terjaga, Juliet menemukan Romeo yang sudah mati dan bunuh diri. Pertikaian kedua keluarga itu berakhir di atas dua kekasih yang sudah mati ( Babak V )E. Kelengkapan Drama• Naskah drama : skrip yang dijadikan panduan pemain sebelum pentas.• Penulis naskah : orang yang menulis skenario dan dialog dalam bentuk jadi naskah drama• Sutradara : orang yang memimpin atau yang mengatur suatu kelompok drama.• Pemain : orang yang berperan melakonkan cerita • Lighting : pengatur cahaya dalam pementasan • Tata busana/make up : bagian kelengkapan drama yang bertugas merias dan memakaian propertis pakaian • Tata suara : pengatur suara untuk memunculkan efek tertentu dalam pementasan • Tata panggung : kelengkapan drama yang mengatur latar setiap adegan • Panggung : tempat bagi pemain untuk melakonkan cerita F. Jenis – jenis DramaDrama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.1. Drama Baru / Drama ModernDrama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.2. Drama Lama / Drama KlasikDrama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :1. Drama KomediDrama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.2. Drama TragediDrama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.3. Drama Tragedi KomediDrama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.4. OperaOpera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.5. Lelucon / DagelanLelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.6. Operet / OperetteOperet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.7. PantomimPantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.8. TablauTablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.10. WayangWayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.G. AKTING YANG BAIKAkting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak. Dialog yang baik ialah dialog yang : 1. terdengar (volume baik) 2. jelas (artikulasi baik) 3. dimengerti (lafal benar) 4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)5. Gerak yang balk ialah gerak yang : 6. terlihat (blocking baik) 7. jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan) 8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan) 9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)Penjelasan : 1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi kata kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih. 3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber ani. 4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi. 6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya: • Bagian kanan lebih berat daripada kiri • Bagian depan lebih berat daripada belakang • Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah • Yang lebar lebih berat daripada yang sempit • Yang terang lebih berat daripada yang gelap • Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung; Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah bahkan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia. H. PERKEMBANGAN DRAMA DI INDONESIAPerkembangan drama di Indonesia tak sesemarak dan setua perkembangan puisi dan prosa. Kalau puisi dan prosa mengenal puisi lama dan porsa lama, tak demikianlah dengan drama. Genre sastra drama di Indonesia benar-benar baru, seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an.Sastra drama di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Untuk selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa Melayu Rendah yang ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan atau Tionghoa.Selanjutnya, anak Indonesia sendiri yang mulai menulis drama. Berikut ini Anda akan disuguhi beberapa dramawan Indonesia dari mulai Rustam Effendi (lahir 1903) sampai dengan Hamdy Salad (lahir 1961).Tahun Kelahiran Pengarang Pengarang Judul1903190519061916191819201921192619281933193419351937193819381941194219431944194519461949195519591961 Rustam EffendiSanusi PaneAbu HanifahTrisno SumarjoD. JayakusumaUtuy Tatang SontaniUsmar IsmailAsrul SaniMohammad DiponegoroMisbach Yusa BiranD. SulartoRahman AgeMotinggo BusyeAjip RosidiSaini KMArifin C. NoerVredi Kasram MartaAspar PaturusiPutu WijayaWisran HadiAkhudiatN. RiantiarnoYono DaryonoArthur S. NalanHamdy Salad BebasariKertajayaTaufan di Atas AsiaTumbangRama BargawaBunga Rumah MakanLeburan SenimanMahkamahIblisBung BesarDomba-domba RevolusiPembenci MatahariMalam JahanamMasyitohEgonDalam Bayangan Tuhan atawa InterogasiSyeh Siti JenarPerahu Nuh IIDamCindua MatoJaka TarubSampek EngtayRonggeng-ronggengSyair Ikan TongkolPerempuan dalam Kereta I. MANFAAT DRAMA/TEATERBanyak hal yang dapat kita raih dalam bermain drama, baik fisik maupun psikis. Pembicaraan ini tidak akan memisahkan secara rinci antara bermain drama dan teater, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Di bawah ini akan diuraikan manfaat bermain drama atau teater.a. Meningkatkan pemahamanMeningkatkan pemahaman kita terhadap fenomena dan kejadian-kejadian yang sering kita saksikan dan kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kita menyadari bahwa memahami orang lain merupakan pekerjaan yang paling sulit dan membutuhkan waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah satu cara untuk memecahkannya. Dengan bermain drama atau berteater kita selalu berkumpul dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan diri kita. Dari segi individual differences inilah kita dituntut untuk memahami orang lain. Pemahaman kita kepada orang lain tidak hanya dilihat dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut. Meliputi sifat, watak, cara berbicara, cara bertindak (tingkah laku), cara merespon suatu masalah, merupakan keadaan yang harus kita pahami dari orang tersebut. b. Mempertajam kepekaan emosiDrama melatih kita untuk menahan rasa, melatih kepekaan rasa, menumbuhkan kepekaan, dan mempertajam emosi kita. Rasa kadang kala tidak perlu dirasakan, karena sudah ada dalam diri kita. Perlu diingat bahwa rasa, sebagai sesuatu yang khas, perlu dipupuk agar semakin tajam. Apa yang ada dihadapan kita perlu adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang ada akan kita anggap wajar saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Kita semakin peka terhadap sesuatu tentu saja melalui latihan yang lebih. Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak asyik, tidak mesra adalah bagian dari emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan batin.Drama menyajikan semua itu. Peka panggung, peka kesalahan, peka keindahan, peka suara atau musik, peka lakuan yang tidak enak dan enak, semua berasal dari rasa. Semakin kita perasa semakin halus pula tanggapan kita terhadap sesuatu yang kita hadapi.c. Pengembangan ujarNaskah drama sebagai genre sastra, hampir seluruhnya berisi cakapan. Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar kita semakin jelas dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut dapat membantu pendengar untuk mencerna makna yang ada. Harus ada kata yang ditekankan supaya memudahkan pemaknaan. Dimana kita memberi koma (,) dan titik (.). hampir keseluruhan konjungsi harus diperhatikan selam kita berlatih membaca dalam bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada pendengar dan lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di sini perlu adanya kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda dalam setiap situasi. Tidak semua situasi memerlukan vokal yang sama. Tidak semua kalimat harus ditekan melainkan pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua kemungkinan ini. Sebagai salah satu karya sastra yang harus dipentaskan dan berisi lakuan serta ucapan.d. Apresiasi dramatik.Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama. Realisasi pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak baik. Kita bisa memberi pernyataan tersebut jika kita tidak pernah mengenal drama. Semakin sering kita menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman kita terhadap drama atau teater. Karena itulah, kita dituntut untuk lebih meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik.e. Pembentukan Postur TubuhPostur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan dasar ini adalah latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang terkait dengan postur adalah olah tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama, sebab bermain drama memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang nantinya dapat membentuk postur tubuh kita sedemikian rupa.f. Berkelompok (Bersosialisasi)Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian, kecuali monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan secara berkelompok atau group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita pahami bersama, bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung pada diri kita sendiri.Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain dan lingkungannya.Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, perlu adanya kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.g. Menyalurkan hobiBermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi. Hobi yang berkaitan dengan sastra secara umum dan drama khususnya. Dalam drama terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran (sastra, tari, arsitektur). BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan- Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.- Sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal.- Unsur – unsur Drama- Tema - Alur- Tokoh- Latar- Amanat- Manfaat drama/teater : Menyalurkan hobi Berkelompok (Bersosialisasi) Pembentukan Postur Tubuh Apresiasi dramatik. Pengembangan ujar Mempertajam kepekaan emosi Meningkatkan pemahamanB. Saran- Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni drama, agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya.- Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran / pertunjukan drama, agar siswa lebih matang dalam mengembangkan bakat seni dramanya. Sumbernyo : "Contoh Makalah Tentang Drama"
Canon  imageRUNNER 1028

Canon imageRUNNER 1028

Specifications for Color imageRUNNER 1028

Type

Desktop

Maximum Original Size

A4

Auto Duplex Feature

Standard

Auto Document Feeder

Standard with Duplex scan

Copy Sizes

Platen:

Max. 215.9 x 355.6mm

Feeder:

Max. 355.6 x 215.9mm

Min. 128 x 139.7mm

Resolution

Copying:

600 x 600dpi

Printing:

600 x 600dpi (2400dpi enhanced x 600dpi)

Copy / Print Speed

BW:

28ppm

Colour:

21ppm

Magnification

Zoom:

50 - 200%

First Copy Out Time

Platen:

BW: less than 18 sec.

Colour: less than 18.5 sec. (A4)

Feeder:

BW: less than 12 sec.

Colour: less than 12.5 sec. (A4)

Warm-Up Time

60 seconds or less

Multiple Copies / Prints

1 to 99 sheets

Paper Size

Cassette:

A4, A5, B5, Legal, Letter, Oficio, M-Oficio, B-Oficio, Executive, Foolscap

Stack Bypass:

76.2 x 127mm to 215.9 x 355.6mm (always set vertically)

Paper Weight

Cassette:

60 to 120gsm

Stack Bypass:

60 to 176gsm

Paper Capacity

Cassette:

250 sheets (80gsm)

Stack Bypass:

100 sheets (80gsm)

CPU

Canon Custom Processor

Memory

768 MB

Interface

USB 2.0 (High Speed), Ethernet 100Base-TX/10BaseT

Power Supply

220-240V AC (50/60Hz)

Power Consumption

Max: Less than 1210W
Max: Less than 1260W (with optional equipment)

Energy Saver Mode

Standalone:

1.2W or less

Network connection:

17W or less

Dimensions (W x D x H)

546 x 527 x 632mm
546 x 543 x 936mm (with optional Cassette Feeding Unit-AB1)

Weight

Approx. 44 kg (including toner cartridges)

Toner (Estimated Yield @ 5% coverage)

6,000 pages (C,M,Y,K)

Print Specification


Printing Method

Indirect electrostatic method (On-demand fixing)

Number of Tones

256

PDL

UFR II LT (Standard), PCL5c/6 (Option), PostScript (Option)

Resolution

600 x 600dpi (2400dpi enhanced x 600dpi)

CPU

Canon Custom Processor

Memory

768 MB

Supported OS

Windows:

Windows® 2000 / XP / Vista / 7, Windows Server® 2003 / 2008 / 2008 R2

Macintosh:

Mac® OS X (10.4.9 or later)

Sun Solaris:

Version 2.6 or later

Linux:

Red Hat version 7.2

Interface

USB 2.0 (High Speed), Ethernet 100Base-TX/10BaseT

Network Protocol

TCP / IP

Send Specification


Scan Speed (A4, 300dpi)

19.7ipm (Colour / BW)

Scan Resolution

600 x 600dpi

Destinations

Email / Internet Fax (SMTP), PC (SMB, FTP)

Address Book

LDAP

File Format

Searchable PDF, High compression PDF, PDF, JPEG, TIFF

Back To Top