belajar dan berbagi

Agama Dan Kehidupan Manusia

Agama Dan Kehidupan Manusia

Agama dan manusia adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dasar pertama agama (din) adalah mengenal-Nya. ”Perkataan ini sangat tepat dan pada tempatnya” mengingat banyak orangyang beragama tetapi tidak mengenal agamanya dengaan baik.
Din diartikan sebagai balasan dan ketaatan. Dalama arti balasan, Al-Qur’an menyebutkan kata Din dalam surat Al-Fatihah ayat 4, Maliki Yaumiddin (Dialah Pemilik (Raja) Hari Pembalasan).“Demikianpula dalam sebuah Hadist, Din di artikan sebagai Ketaatan”. Rasulullah SAW bersabda: “Ad-diinu nashiiha (Agama adalah Ketaatan)”. Sedangkan Menrut Terminologi teologi, Din di artikan sebagai : Sekumpulan keyakinan, hukum, norma yang akan mengantar kan seseorang pada kebahagiaan Manusia, baik di dunia maupun akhirat”.
Berdasarkan hal diatas, din mencakup tiga dimensi
 Keyakinan (akidaidah)
 Hukum (syariat)
 Norma (akhlak)
Ketiga dimensi tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berkaitan, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain nya.
Dalam dimensi keyakinan atau akidah, seorang harus meyakini dan mengimani beberapa perkara dengan kokoh dan kuat, sehingga keyakinan nya tersebut tidak dapat di goyahkan lagi.
Adapun syariat adalah konsekuensi logis dan praktis dari keyakinan. Mengamalkan syariat merupakanrepresentasi dari keyakinan. Sehingga sulit di percaya jika seseorang mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, tetapi tidak mengindahkan syariat-Nya. Karena syariat merupakan kewajiban dan larangan yang datang dari-Nya.
Sedangkan akhlak adalah tuntunan akal budi (aqal amali) yang mendorong seseorang untuk mengindahkan norma-norma dan meninggalkan keburukkan-keburukkan. Sseseorang belum bisa dikatakan Mutadayyin selagi tidak berakhlak, la liman la akhlaqa lahu, Demikian pula, keliru sekali jika seseorang terlalu mementingkan akhlak dari pada syariat.
Dari ketiga Dimensi Din tersebut, akidah menduduki posisi yang paling prinsip dan menentukan. Dalam pengertian bahwa yang menetukan seseorang itu mutadayyin atau tidak adalah akidahnya, yang memisahkan seseorang yang beragama dari yang tisdak beragama (ateis) adalah akidah nya.

A. FITRAH BERAGAMA BAGI MANUSIA
Kata Fitrah merupakan definisi dari kata Fathara artinya ciptaan, Suci, dan Seimbang. Louis Ma’luf dalam kamus Al-Munajid (1980 : 120) menyebutkan bahwa Fitrah adalah Sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal penciftaan nya, sifat alami manusia, agama dan sunnah.
Menurut Imam Al-Maraghi, Fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya. Dengan demikian arti Fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan canderung kepada kebenaran (Hanif).
Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti ruhaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik. Karena itu Fitrah disebutkan dalam konotasi nilai. Fitrah keagamaan ini menurut Al-qur’an telah diberikan kepada manusia semenjak dialam roh dahulu, yaitu ketika Allah mengajak roh manusia untuk mengadakan suatu perjanjian sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-a’raf ayat 172: yang artinya “Dan (ingatlah) Ketika Tuhan mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (Seraya berfirman) : Bukankah Aku ini Tuhan mu, mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan). (Q.S. Al-a’raf: 172)
Fitrah yang berarti Hanif(Kecendurangan kepada kebaikan) yang dimiliki manusia karena terjadinya proses persaksian sebelum didelar kemuka bumi. Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan kedunia. Potensi yang dimiliki manusia tersebut dapat dikelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang lalu, sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, qalb dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran. Harun Nasution, menyebutkan akal dalam arti asalnya (bahasa arab), yaitu menahan. Dengan demikian manusia ideal adalah manusia yang menjaga fitrah (hanif)nya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu dan nafsu nya secara harmonis. Manusia adalah satu spesies makhluk yang unik dan istimewa dibanding makhluk-makhluk lainnya, termasuk malaikat. Karena manusia di ciptakan dari unsur yang berbeda, yaitu unsur hewani/materi dan unsur ruhani/immateri. Memang dari unsur hewani manusia tidak lebih kuat dari binatang, bahkan lebih lemah darinya. Kelebihan manusia terletak pada unsur ruhani (mencakup hati dan akal, keduanya bukan materi).
 Teori-teori Kemunculan Agama
1. Agama muncul karena kebodohan manusia
2. Agama muncul karena kelemahan jiwa
3. Agama adalah produk penguasa
4. Agama adalah produk orang-orang lemah
B. MANUSIA MENURUT AJARAN ISLAM

Pemahaman Tentang Manusia dirujukan pada fenomena Al-qur’an:
• Asal kejadian dan potensi manusia
• Manusia sebagai khalifah
• Tujuan penciftaan manusia
• Fungsi Khalifah
Manusia merupakan khalifah dibumi ini, diciftakan oleh Allah dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya . Manusia diberi akal dan pikiran dan juga hawa nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas dimuka bumi ini sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang di perlukan telah ada dimuka bumi ini/ alam semesta, manusia hanya tinggal mengelola nya saja.
Labels: Resume

Thanks for reading Agama Dan Kehidupan Manusia. Please share...!

0 Komentar untuk "Agama Dan Kehidupan Manusia"

Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar

Back To Top