BAB I
PENDAHULUAN
Upaya untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia telah dilakukan melalui berbagai macam program pembangunan. Kita sering mendengar program-program yang ditujukan bagi warga miskin seperti KIK, KUD, Suprainsus, Kupedes dan lainnya. Namun pada kenyataannya kemiskinan masih tetap merajarela di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah melaksanakan program baru yang merupakan perluasan dan peningkatan berbagai penanggulangan kemiskinan yang telah dijalankan selama ini, yaitu progran Impres Desa Tertinggal.
Masih banyaknya jumlah orang miskin di Indonesia disebabkan karena adanya faktor obyektif dan faktor subyektif. Para ilmuwan dan birokrat menyakini bahwa kemiskinan hanya dapat ditanggulangi oleh kekuatan si miskin itu sendiri yaitu orang miskin harus diberdayakan kata kunci bagi mereka adalah kemandirian, keswadayaan dan keberdayaan.
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah penduduk miskin penduduk miskin sering relevan dengan tingkat pendidikan, Tingkat kesehatan, dan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.
Kini bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan internal. Kondisi kehidupan ekonomi dan kesejahteraan sosial serta kemampuan kelembagaan sangat beragam tingkat kemajuan dan kemampuannya. Peran dan fungsi pemerintah serta masyarakat dalam proses pembangunan guna meningkatkan daya saing, kreativitas, partisipasi masyarakat, adalah prinsip yang perlu terus dikembangkan melalui berbagai program pembangunan. Salah satu strategi pembangunan guna meningkatkan SDM dan pengentasan penduduk miskin yang berorientasi pada pemberdayaan, kelembagaan pembangunan. Pemerintah mencanangkan program Impres Desa Tertinggal. Program IDT sebagai strategi pemerataan dan peningkatan SDM pembangunan bertujuan memantapkan segi sosial ekonomi penduduk miskin sebagai wadah penyaluran aspirasinya dalam meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha produktif yang berkelanjutan dan mempercepat pengurangan penduduk miskin serta jumlah desa yang tertinggal.
1.2 Rumusan
Kemiskinan sering kali terjadi di daerah-daerah pelosok atau desa. Kemiskinan juga berkaitan erat dengan masalah sumber daya manusia, tingkat pendidikan dan strategi pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat. Masalah kemiskinan ini harus cepat ditanggulangi supaya masyarakatnya dapat hidup dengan makmur.
Adapun rumusan masalah tentang kemiskinan, yaitu:
1. Mengapa pembangunan masyarakat diperlukan dalam mengatasi kemiskinan di pedesaan.
2. Bagaiamana cara mengatasi kemiskinan di daerah pedesaan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Supaya kita tahu penduduk-penduduk yang miskin harus cepat dientaskan dari masalah ini.
2. Untuk mengetahui apa saja usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus kemiskinan di daerah pedesaan.
3. Merupakan tugas dari mata kuliah studi masyarakat Indonesia.
4. Supaya kita mengetahui tentang masalah kemiskinan yang terjadi dipedesaan dan bagaimana upaya untuk menanganinya.
BAB II
STUDI PUSTAKA
1. Botki (1984) pembangunan masayarakat desa merupakan bagian dari pembangunan masyarakat, pembangunan desa, dan pembangunan desa terpadu yang diarahkan kepada kelembagaan dan partisipasi masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan yang jumlah penduduknya banyak.
2. Irwin Sander (1984) Berpendapat bahwa pembangunan masyarakat desa adalah perpaduan antara pembangunan sosial ekonomi dan pengorganisasian masyarakt.
3. Uma Lele (1984) Merumuskan pembangunan masyarakatdesa sebagai upaya perbaikan standart kehidupan bagi sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah yang tinggal didaerah pedesaan seraya menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
4. Batten (1961) menjelaskan bahwa pembangunan masyarakat desa adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mendiskusikan kebutuhan dan masalahnya secara bersama, serta merencanakan masalah yang mereka hadapi secara bersama pula.
5. Lee dan Chaudri (1983) menyimpulkan pembangunan masyarakat desa penyebabnya adalah dua pertiga penduduk negara berkembang tinggal diwilayah pedesaan dan terdapat proporsi yang tinggi diantara penduduk miskin.
BAB III
PEMBAHASAN
Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup. Penopang utama pertumbuhan ekonomi ialah sektor industri yang mencapai pertumbuhan rat-rata sebesar 10,17% pertahun. Keberhasilan pembangunan pada PJPT I dalam bidang sosial ekonomi ditandai oleh meningkatnya pendapatan perkapita penduduk.
Pertumbuhan tersebut menimbulkan peluang dan munculnya kendala distribusi pembangunan yang belum merata hingga kepelosok pedesaan. Hasil pembangunan yang belum dinikmati oleh kelompok lapisan bawah. Banyaknya kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, khusunya dipedesaan, sehingga masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Selain disebabkan oleh faktor penduduk desa yang terpuruk kelembah kemiskinan akibat dampak ketidak merataan pendistribusian hasil-hasil pembangunan juga dipengaruhi oleh sikap mental penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural.
Aspek lain adanya tantangan terhadap kemiskinan penduduk yang umumnya berada diwilayah pedesaan berupa tantangan transformasi internal dan eksternal masyarakat tersebut. Tantangan transformasi internal meliputi :
a. Tekanan pertambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang memadai.
b. Dorongan urbanisasi untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan lainnya dikota yang sarat dengan berbagai fasilitas dibandingkan dengan fasilitas dipedesaan.
Tantangan transformasi eksternal masyarakat meliputi:
a. Perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi yang acap kali tidak menguntungkan masyarakat pedesaan, bahkan banyak menimbulkan kesenjangan dan goncangan tatanan kehidupan sosial ekonomi.
b. Rangsangan media masa yang cenderung membangkitkan angan-angan terhadap kepemilikan barang konsumtif dan kebutuhan lainnya yang tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk memiliki, menggunakan dan memeliharanya.
Hal-hal yang secara nyata menyebabkan munculnya kemiskinan yaitu:
1) Sempitnya pemilikan lahan pertanian.
2) Berlangsungnya sistem penguasaan tanah yang kurang seimbang.
3) Kurang memadainya pengetahuan dan keterampilan baik dalam tingkat maupun jenisnya.
4) Lingkungan sosial budaya yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat untuk labih maju dalam kehidupan duniawi.
5) Tidak atau kurang adanya alternatif mata pencaharian selain yang dijalaninya.
6) Sulitnya sistem perkreditan yang sesuai dengan pola mata pencaharian rakyat pedesaan.
7) Kuatnya kedudukan monopoli dan momopsoni yang dihadapi oleh para petani dan pengusaha kecil baik dipedesaan.
8) Tempat pemikiman yang terisolasi.
9) Adanya pejabat-pejabat dan petugas-petugas pemerintah yang kurang menyadari akan fungsinya sebagai pelayanan rakyat.
10) Adanya kelompok orang yang demi kepentingan pribadi berbuat hal-hal yang menghalangi rakyat untuk dapat maju.
3.1 Makna Pembangunan Masyarakat
Pembangunan manusia dan pembangunan masyarakat adalah satu-kesatuan yang saling berkaitan. Masyarakat terdiri dari individu, kelompok, dan kominitas yang saling berintraksi dan berkomunikasi satu lain baik secara terorganisir maupun tidak terorganisir dalam berbagai kebutuhan hidup dan kehidupan.
Pembangunan masyarakat tidak saja untuk membina hbungan dan kehidupan setiap orang dalam hidup bermasyarakat melainkan juga untuk membangun masyarakat. Pembangunan masyarakat sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan lainnya yang dilaksanakan oleh negara-negara berkembang, seperti kesejahteraan harus lebih diutamakan, karena pembangunan selalui membawa efek sosial misalnya kemiskinan, ketimpangan dan kebodohan sebagai dampak dan tidak seimbangnya pembangunan sosial. Pembangunan masyarakat sebagai upaya yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berbuat sesuatu dan berorientasi pada derivasi paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia.
Anggapan dasar dari interprekasi pembangunan yang strategis. Pembangunan masyarakat dengan demikian, menyangkut upaya yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan dan potensialitas anggota masyarakat, dan memobilisasikan antisiasme mereka guna berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya.
Pembangunan masyarakat lebih relevan pada pembangunan komunitas yang dilaksanakan dalam bentuk gerakan pembangunan pendidikan masyarakat. Kemudian dikembangkan menjadi pembangunan sosial yang berjangkauan luas meliputi pendidikan budaya, sosial, ekonomi dan dilaksanakan dalam bentuk pendekatan pembangunan masyarakat desa.
3.2 Strategi Pembangunan Masyarakat Pedesaan
Menurut Botkin (1984) pembangunan masyarakat desa merupakan bagian dari pembangunan masyarakat. Pembangunan desa dan pembangunan desa terpadu yang diarahkan kepada kelembagaan dan partisipasi masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan yang jumlah penduduknya banyak. Secara demografis sebagian besar penduduk tinggal dipedesaan, sekitar 70-80% dari jumlah penduduk dunia, terutama dinegara berkembang dan terbelakang, bermukim dipedesaan. Taraf pendidikannya pun sangat rendah, kebanyakan mereka buta huruf dan buta pengetahuan dasar yang menjadi permasalahan global.
Irwin Sander dalam Philip Coombs (1984) berpendapat bahwa pembangunan masyarakat desa adalah perpaduan antara pembangunan sosial ekonomi dan pengorganisasian masyarakat. Pembangunan sektor sosial ekonomi masyarakat desa perlu diwujudkan dalam program pembangunan organisasi dan partisipasi masyarakat yang tumbuh berkembang dari dan didalam kehidupan masyarakat dipandang sebagai lembaga pemicu pembangunan masyarakat pedesaan, dengan syarat organisasi masyarakat tersebut memiliki kapasitas, kapabilitas, dan performansi yang secara terus-menerus memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kemiskinan dapat terlihat dari kondisi keluarga dan wilayah yang dihuni penduduk miskin. Gejala kemiskinan keluarga ditandai oleh rata-rata kelahiran dan kematian yang tinggi, angka pengangguran yang terus meningkat, tingkat pendapatan yang rendah, status gizi yang rendah, status perumahan yang kumuh, tingkat pendidikan yang rendah, pengeluaran konsumsi yang besar sementara pangan tidak mencukupi,sedangkan wilayah kemiskinan ditandai oleh pendapatan perkapita wilayah yang rendah, presentase rawan gizi yang tinggi. Umur harapan hidup yang rendah disertai rata-rata tingkat pendidikan yang rendah. Disamping itu, kondisi pemukiman, transportasi, sarana air bersih jalan, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan dan fasilitas umum lainnya yang tidak memadai.
Uma Lele (1984) merumuskan pembangunan masyarakat pedesaan sebagai berikut pembangunan masyarakat pedesaan sebagai upaya perbaikan standar kehidupan bagi sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah yang tinggal didaerah pedesaan seraya menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
Batten (1961) menjelaskan bahwa pembangunan masyarakat desa adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mendiskusikan kebutuhan dan masalahnya secara bersama, serta merencanakan masalah yang mereka hadapi secara bersama pula.
Lee dan Chaudri (1983) mengumpulkan pembangunan masyarakat pedesaan banyak mendapat sorotan pertama, dua pertiga penduduk negara berkembang tinggal diwilayah pedesaan dan terdapat proporsi yang tinggi diantara negara miskin. Kedua pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang menimbulkan persoalan sosial ekonomi seperti pwngangguran, kemiskinan, dan tingkat pendidikan yang rendah. Ketiga peningkatan dan pertumbuhan ekonomi negara tidak banyak membawa pengaruh terhadap peningkatan pendapatan penduduk miskin, tetapi hanya untuk golongan tertentu.
Beberapa kebijaksanaan pembangunan pedesaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan :
1) Strategi Pertumbuhan
Dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui ppeningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan konsumsi mayarakat pedesaan.
2) Strategi Kesejahteraan
Dimaksudkan untuk memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan pendidikan. Penanggulangan urbanisasi, perbaikan pemukiman penduduk.
3) Strategi Tanggap Terhadap Kebutuhan Masyarakat
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar guna memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan pembangunan.
4) Strategi Integratif atau Menyeluruh
Strategi ingeratif ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan dalam proses pembangunan pedesaan. Strategi ini berbeda dengan pendekatan lainnya. Fungsi yang dijalankan lebih mendasar, beragam dan komplek.
Strategi integratif pembangunan masyarakat desa secara struktural terlihat jelas pada unsur pendekatan yang digunakan yaitu:
a. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan.
b. Sarananya adalah membangun kemampuan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
c. Fungsi lingkungan masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
d. Dasar asumsinya adalah pemerintah dapat mengambil kebijakan yang bertujuan merestrukturalisasi hubungan kekuasaan dalam masyarakat.
e. Srtuktur birokrasi adalah struktur desentralisasi yang hierarki dan fungsional dengan mekanisme dan prosedur kegiatan yang permanen bagi terciptanya integrasi vertikal dan horizontal.
f. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen disemua tingkatan, fungsi kebutuhan dan mekanismenya.
g. Arus komunikasi sebagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
h. Tempat prakarsa adalah kelompok masyarakat melalui pengumpulan informasi.
i. Indikator prestasi yang dicapai lebih diarahkan pada perbaikan persamaan pemerataan keadilan, kesejahteraan.
3.3 Pendidikan Pengentasan Kemiskinan
Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kemiskinan dipedesaan.
Pendidikan sebagai sarana transformasi budaya dalam meningkatakan kualitas sumber daya manusia sangat relevan dengan aspek “survival” kemerdekaan pemberdayaan dan rasionalisasi. Tujuan akhir dari proses transformasi ialah terciptanya produktivitas, etos kerja, kemandirian dan jati diri manusia yang unggul untuk memenuhi tuntutan pembangunan.
Transformasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pendidikan mempunyai beberapa dimensi.
1. Transformasi pendidikan sebagai terapi budaya.
Sumber daya manusia dapat diusahakan menjadi sumberdaya yang berarti bagi pembangunan budaya dan pengembangan keseluruhan eksistensi bangsa.
2. Transformasi pendidikan pemicu potensi
Pendidikan juga berfungsi sebagai palestari eksistensi manusia dan bangsa untuk bisa bersaing dalam mencapai keunggulan penguasaan iman, takwa dan budaya.
3. Transformasi pendidikan selaku kekuasaan
Melalui transformasi pendidikan manusia sebagai sumber daya diharapkan memiliki pengetahuan sebagai kekuasaan.
Pendidikan non formal yaitu pendidikan bagi penduduk miskin yang dihentikan melalui pemberdayaan. Tujuan pendidikan ini ialah supaya menguasai keterampilan guna mewujudkan etos dan produktivitas kerja penduduk miskin. Metode andragogi ditujukan untuk menumbuhkan pengetahuan, sikap, rasa percaya diri dalam berusaha dan bekerja.
Pengentasan kemiskinan merupakan kegiatan yang multidimensi tidak hanya terkait dengan sasaran bidang pendidikan, tetapi juga sasaran pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang harus ditangani secara terpadu. Bila pendidikan formal tidak mampu dilakukan oleh penduduk miskin maka pemerintah yang harus membuat kebijakan pedidikan non formal yang berupa penyuluhan, penataran, kursus, maupun keterampilan teknis lainnya.
Bagi masyarakat pedesaan, terutama penduduk miskin, pendidikan luar sekolah dan orang dewasa belajar pengalaman ialah jenis pendidikan keterampilan bagi penduduk agar:
- Mempunyai akses terhadap penambahan penglaman hidup dan pengalaman sebagai dasar pendidikan, latihan keterampilan dan pemupukan profesi.
- Menjadi dasar bagi perubahan struktur sosial ekonomi.
- Memberikan basis terhadap penumbuhan sikap kelompok, kominikasi dan tindakan sosial.
- Menumbuhkan dan mengembangkan personil dari aspek sikap efektivitas kelompok.
Dalam tujuan pendidikan luar sekolah atau keterampilan bagi orang dewasa ditekankan pada :
- Pengembangan intelektual dan keahlian
- Pengembangan perwujudan diri
- Pengembangan pribadi dan masyarakat
- Perubahan sosial
- Peningkatan efektifitas organisasi
3.4 Program IDT Akses Pengentasan Kemiskinan
Salah satu program pengentasan penduduk miskin adalah program IDT program IDT adalah program pengentasan kemiskinan dengan cara memperkuat kemampuan penduduk untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka kesempatan berusaha. Pada prakteknya berupa pemberian bantuan modal kepada kelompok masyarakat miskin agar mempunyai kemampuan untuk berusaha dalam pengelolaannya baik secara teknik maupun manajerial sampai pemasarannya. Modal yang diberikan bersifat bergulir artinya walaupun modal tersebut berupa bantuan, masyarakat yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembalikan modal agar dapat dimanfaatkan kembali oleh warga masyarakat lainnya.
Program IDT merupakan penyempurnaan dari program-program yang sudah dilaksanakan dalam pembangunan desa seperti PKT (Proyek Pembangunan Kawasan Terpadu) dan lain-lainnya.
Tujuan program IDT adalah :
- Memadukan gerak langkah semua instansi, lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, dan dunia usaha untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.
- Membuka peluang bagi penduduk miskin didesa tertinggal untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan cara menciptakan dan meningkatkan berbagai kegiatan pembangunan didesa-desa tertinggal.
- Mengembangkan, meningkatkan dan memantapkan kehidupan ekonomi penduduk miskin melalui penyediaan dana bantuan khusus.
- Meningkatkan kesadaran, kemauan, tanggung jawab, rasa kebersamaan, harga dan percaya diri masyarakat.
Ruang lingkup dari program IDT adalah kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin didesa tertinggal melalui pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi desa dalam rangka pemeliharaan kebutuhan pokok, pelayanan desa dan penciptaan suasana yang mendukung dalam penanggulangan kemiskinan.
Sasaran dari program IDT mencakup emapt sasaran khusus yaitu :
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia penduduk miskin
- Mengembangkan permodalan usaha penduduk miskin
- Mengembangkan peluang kesempatan kerja dan berusaha didesa
- Memperkuat kelembagaan kelompok masyarakat desa miskin, khususnya kelembagaan ekonomi.
Inti dari kegiatan IDT adalah mengangkat ketidakberdayaan kelompok masyarakat miskin kepada kondisi yang lebih baik mengingat kemiskinan bukanlah situasi yang dikehendaki oleh mereka melainkan karena keterbatasan sumber daya yang ada padanya.
Dalam rangka menyelaraskan program IDT. Pelaksanaannya berpegang pada prinsip-prinsip pokok yang menjadi asas dalam pelaksanaan program ini :
1. Prinsip keterpaduan
Kegiatan IDT harus tersebut terkait dan terpadu dengan kegiatan lain yang ada didesa, baik lokasi, dana, sarana prasarana dan aparak pelaksana sehingga semua kegiatan lebih efektif dan efisien serta bertumpu pada proses pengentasan kemiskinan melalui program IDT.
2. Prinsip kepercayaan
Masyarakat desa sebagai kelompok sasaran harus diberi kepercayaan untuk memilih dan menetukan jenis kegiatan yang sesuai dengan potensi desa, masalah yang dihadapi dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat desa itu sendiri. Tidak ada kewajiban bagi warga desa hanya melakukan satu jenis kegiatan yang terpenting adalah kegiatan itu harus produktif dan berkelanjutan.
3. Prinsip kebersamaan dan kegotong royongan
Setiap kegiatan harus berasal dari dan untuk masyarakat desa jenis kegiatan yang akan dibiayai dana program IDT adalah kegiatan yang mampu menumbuhkan kebersamaan. Kegotong royongan, kesetiakawanan, dan kemitraan diantara anggota kelompok. Prinsip kebersamaan menghendaki pula terjalinnya kerja sama yang saling membantu diantara masyarakat, sehingga penduduk yang sudah sejahtera membantu penduduk yang belum sejahtera.
4. Prinsip kemandirian
Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegaitan yang dapat menolong kelompok sasaran untuk menolong dirinya sendiri. Sehingga tidak ada kemungkinan untuk menjadi miskin kembali. Kegiatan sosial ekonomi anggotanya. Sehingga mampu menopang hidup mereka untuk seterusnya.
5. Prinsip ekonomi
Jenis kegiatan yang dipilih oleh kelompok sasaran harus dapat meningkatkan kesejahteraan hidup kelompok anggota, sehingga taraf hidup kelompok sasaran lebih baik dari keadaan sebelumnya. Setiap kegiatan harus berdampak ekonomis yang nyata bagi anggota kelompok.
6. Prinsip berkelanjutan
Kegiatan kelompok sasaran harus dapat meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan. Kegiatan yang dipilih oleh kelompok sasaran harus dapat berkembang secara berkesinambungan sehingga tidak diperlukan bantuan lagi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa kemiskinan terjadi karena sempitnya kepemilikan lahan pertanian, kurang adanya alternatif untuk mencari mata pencaharian lain selain yang dijalaninya. Tempat pemukiman yang terisolasi maka dengan ini dibuatlah pembangunan masyarakat pedesaan dan akses program impres desa tertinggal, supaya kehidupan masyarakat pedesaan lebih baik lagi dan bisa maju.
Saran
1. Pemerintah harus lebih memperhatikan penduduk miskin yang berada dipedesaan khususnya supaya kehidupannya bisa lebih baik lagi.
2. Program-program pemerintah harus dijalankan sesuai dengan peraturan dan ketentuannya.
3. bagi penduduk miskin juga harus bisa merubahnya sendiri karena diselesaikan dengan baik sehingga penduduknya lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
- Surjadi, A. Drs., Pembangunan Masyarakat Desa, Alumni, Bandung, 1983
- Supriatna Tjahya, Dr. M.S.,: Birokrasi Pemberdayaan Dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Upaya untuk menanggulangi kemiskinan di Indonesia telah dilakukan melalui berbagai macam program pembangunan. Kita sering mendengar program-program yang ditujukan bagi warga miskin seperti KIK, KUD, Suprainsus, Kupedes dan lainnya. Namun pada kenyataannya kemiskinan masih tetap merajarela di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah melaksanakan program baru yang merupakan perluasan dan peningkatan berbagai penanggulangan kemiskinan yang telah dijalankan selama ini, yaitu progran Impres Desa Tertinggal.
Masih banyaknya jumlah orang miskin di Indonesia disebabkan karena adanya faktor obyektif dan faktor subyektif. Para ilmuwan dan birokrat menyakini bahwa kemiskinan hanya dapat ditanggulangi oleh kekuatan si miskin itu sendiri yaitu orang miskin harus diberdayakan kata kunci bagi mereka adalah kemandirian, keswadayaan dan keberdayaan.
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah penduduk miskin penduduk miskin sering relevan dengan tingkat pendidikan, Tingkat kesehatan, dan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.
Kini bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan internal. Kondisi kehidupan ekonomi dan kesejahteraan sosial serta kemampuan kelembagaan sangat beragam tingkat kemajuan dan kemampuannya. Peran dan fungsi pemerintah serta masyarakat dalam proses pembangunan guna meningkatkan daya saing, kreativitas, partisipasi masyarakat, adalah prinsip yang perlu terus dikembangkan melalui berbagai program pembangunan. Salah satu strategi pembangunan guna meningkatkan SDM dan pengentasan penduduk miskin yang berorientasi pada pemberdayaan, kelembagaan pembangunan. Pemerintah mencanangkan program Impres Desa Tertinggal. Program IDT sebagai strategi pemerataan dan peningkatan SDM pembangunan bertujuan memantapkan segi sosial ekonomi penduduk miskin sebagai wadah penyaluran aspirasinya dalam meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha produktif yang berkelanjutan dan mempercepat pengurangan penduduk miskin serta jumlah desa yang tertinggal.
1.2 Rumusan
Kemiskinan sering kali terjadi di daerah-daerah pelosok atau desa. Kemiskinan juga berkaitan erat dengan masalah sumber daya manusia, tingkat pendidikan dan strategi pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat. Masalah kemiskinan ini harus cepat ditanggulangi supaya masyarakatnya dapat hidup dengan makmur.
Adapun rumusan masalah tentang kemiskinan, yaitu:
1. Mengapa pembangunan masyarakat diperlukan dalam mengatasi kemiskinan di pedesaan.
2. Bagaiamana cara mengatasi kemiskinan di daerah pedesaan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Supaya kita tahu penduduk-penduduk yang miskin harus cepat dientaskan dari masalah ini.
2. Untuk mengetahui apa saja usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus kemiskinan di daerah pedesaan.
3. Merupakan tugas dari mata kuliah studi masyarakat Indonesia.
4. Supaya kita mengetahui tentang masalah kemiskinan yang terjadi dipedesaan dan bagaimana upaya untuk menanganinya.
BAB II
STUDI PUSTAKA
1. Botki (1984) pembangunan masayarakat desa merupakan bagian dari pembangunan masyarakat, pembangunan desa, dan pembangunan desa terpadu yang diarahkan kepada kelembagaan dan partisipasi masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan yang jumlah penduduknya banyak.
2. Irwin Sander (1984) Berpendapat bahwa pembangunan masyarakat desa adalah perpaduan antara pembangunan sosial ekonomi dan pengorganisasian masyarakt.
3. Uma Lele (1984) Merumuskan pembangunan masyarakatdesa sebagai upaya perbaikan standart kehidupan bagi sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah yang tinggal didaerah pedesaan seraya menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
4. Batten (1961) menjelaskan bahwa pembangunan masyarakat desa adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mendiskusikan kebutuhan dan masalahnya secara bersama, serta merencanakan masalah yang mereka hadapi secara bersama pula.
5. Lee dan Chaudri (1983) menyimpulkan pembangunan masyarakat desa penyebabnya adalah dua pertiga penduduk negara berkembang tinggal diwilayah pedesaan dan terdapat proporsi yang tinggi diantara penduduk miskin.
BAB III
PEMBAHASAN
Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar dibidang kependudukan dan lingkungan hidup. Penopang utama pertumbuhan ekonomi ialah sektor industri yang mencapai pertumbuhan rat-rata sebesar 10,17% pertahun. Keberhasilan pembangunan pada PJPT I dalam bidang sosial ekonomi ditandai oleh meningkatnya pendapatan perkapita penduduk.
Pertumbuhan tersebut menimbulkan peluang dan munculnya kendala distribusi pembangunan yang belum merata hingga kepelosok pedesaan. Hasil pembangunan yang belum dinikmati oleh kelompok lapisan bawah. Banyaknya kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, khusunya dipedesaan, sehingga masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Selain disebabkan oleh faktor penduduk desa yang terpuruk kelembah kemiskinan akibat dampak ketidak merataan pendistribusian hasil-hasil pembangunan juga dipengaruhi oleh sikap mental penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural.
Aspek lain adanya tantangan terhadap kemiskinan penduduk yang umumnya berada diwilayah pedesaan berupa tantangan transformasi internal dan eksternal masyarakat tersebut. Tantangan transformasi internal meliputi :
a. Tekanan pertambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang memadai.
b. Dorongan urbanisasi untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan lainnya dikota yang sarat dengan berbagai fasilitas dibandingkan dengan fasilitas dipedesaan.
Tantangan transformasi eksternal masyarakat meliputi:
a. Perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi yang acap kali tidak menguntungkan masyarakat pedesaan, bahkan banyak menimbulkan kesenjangan dan goncangan tatanan kehidupan sosial ekonomi.
b. Rangsangan media masa yang cenderung membangkitkan angan-angan terhadap kepemilikan barang konsumtif dan kebutuhan lainnya yang tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk memiliki, menggunakan dan memeliharanya.
Hal-hal yang secara nyata menyebabkan munculnya kemiskinan yaitu:
1) Sempitnya pemilikan lahan pertanian.
2) Berlangsungnya sistem penguasaan tanah yang kurang seimbang.
3) Kurang memadainya pengetahuan dan keterampilan baik dalam tingkat maupun jenisnya.
4) Lingkungan sosial budaya yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat untuk labih maju dalam kehidupan duniawi.
5) Tidak atau kurang adanya alternatif mata pencaharian selain yang dijalaninya.
6) Sulitnya sistem perkreditan yang sesuai dengan pola mata pencaharian rakyat pedesaan.
7) Kuatnya kedudukan monopoli dan momopsoni yang dihadapi oleh para petani dan pengusaha kecil baik dipedesaan.
8) Tempat pemikiman yang terisolasi.
9) Adanya pejabat-pejabat dan petugas-petugas pemerintah yang kurang menyadari akan fungsinya sebagai pelayanan rakyat.
10) Adanya kelompok orang yang demi kepentingan pribadi berbuat hal-hal yang menghalangi rakyat untuk dapat maju.
3.1 Makna Pembangunan Masyarakat
Pembangunan manusia dan pembangunan masyarakat adalah satu-kesatuan yang saling berkaitan. Masyarakat terdiri dari individu, kelompok, dan kominitas yang saling berintraksi dan berkomunikasi satu lain baik secara terorganisir maupun tidak terorganisir dalam berbagai kebutuhan hidup dan kehidupan.
Pembangunan masyarakat tidak saja untuk membina hbungan dan kehidupan setiap orang dalam hidup bermasyarakat melainkan juga untuk membangun masyarakat. Pembangunan masyarakat sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan lainnya yang dilaksanakan oleh negara-negara berkembang, seperti kesejahteraan harus lebih diutamakan, karena pembangunan selalui membawa efek sosial misalnya kemiskinan, ketimpangan dan kebodohan sebagai dampak dan tidak seimbangnya pembangunan sosial. Pembangunan masyarakat sebagai upaya yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berbuat sesuatu dan berorientasi pada derivasi paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia.
Anggapan dasar dari interprekasi pembangunan yang strategis. Pembangunan masyarakat dengan demikian, menyangkut upaya yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan dan potensialitas anggota masyarakat, dan memobilisasikan antisiasme mereka guna berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya.
Pembangunan masyarakat lebih relevan pada pembangunan komunitas yang dilaksanakan dalam bentuk gerakan pembangunan pendidikan masyarakat. Kemudian dikembangkan menjadi pembangunan sosial yang berjangkauan luas meliputi pendidikan budaya, sosial, ekonomi dan dilaksanakan dalam bentuk pendekatan pembangunan masyarakat desa.
3.2 Strategi Pembangunan Masyarakat Pedesaan
Menurut Botkin (1984) pembangunan masyarakat desa merupakan bagian dari pembangunan masyarakat. Pembangunan desa dan pembangunan desa terpadu yang diarahkan kepada kelembagaan dan partisipasi masyarakat miskin dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan yang jumlah penduduknya banyak. Secara demografis sebagian besar penduduk tinggal dipedesaan, sekitar 70-80% dari jumlah penduduk dunia, terutama dinegara berkembang dan terbelakang, bermukim dipedesaan. Taraf pendidikannya pun sangat rendah, kebanyakan mereka buta huruf dan buta pengetahuan dasar yang menjadi permasalahan global.
Irwin Sander dalam Philip Coombs (1984) berpendapat bahwa pembangunan masyarakat desa adalah perpaduan antara pembangunan sosial ekonomi dan pengorganisasian masyarakat. Pembangunan sektor sosial ekonomi masyarakat desa perlu diwujudkan dalam program pembangunan organisasi dan partisipasi masyarakat yang tumbuh berkembang dari dan didalam kehidupan masyarakat dipandang sebagai lembaga pemicu pembangunan masyarakat pedesaan, dengan syarat organisasi masyarakat tersebut memiliki kapasitas, kapabilitas, dan performansi yang secara terus-menerus memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kemiskinan dapat terlihat dari kondisi keluarga dan wilayah yang dihuni penduduk miskin. Gejala kemiskinan keluarga ditandai oleh rata-rata kelahiran dan kematian yang tinggi, angka pengangguran yang terus meningkat, tingkat pendapatan yang rendah, status gizi yang rendah, status perumahan yang kumuh, tingkat pendidikan yang rendah, pengeluaran konsumsi yang besar sementara pangan tidak mencukupi,sedangkan wilayah kemiskinan ditandai oleh pendapatan perkapita wilayah yang rendah, presentase rawan gizi yang tinggi. Umur harapan hidup yang rendah disertai rata-rata tingkat pendidikan yang rendah. Disamping itu, kondisi pemukiman, transportasi, sarana air bersih jalan, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan dan fasilitas umum lainnya yang tidak memadai.
Uma Lele (1984) merumuskan pembangunan masyarakat pedesaan sebagai berikut pembangunan masyarakat pedesaan sebagai upaya perbaikan standar kehidupan bagi sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah yang tinggal didaerah pedesaan seraya menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
Batten (1961) menjelaskan bahwa pembangunan masyarakat desa adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mendiskusikan kebutuhan dan masalahnya secara bersama, serta merencanakan masalah yang mereka hadapi secara bersama pula.
Lee dan Chaudri (1983) mengumpulkan pembangunan masyarakat pedesaan banyak mendapat sorotan pertama, dua pertiga penduduk negara berkembang tinggal diwilayah pedesaan dan terdapat proporsi yang tinggi diantara negara miskin. Kedua pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang menimbulkan persoalan sosial ekonomi seperti pwngangguran, kemiskinan, dan tingkat pendidikan yang rendah. Ketiga peningkatan dan pertumbuhan ekonomi negara tidak banyak membawa pengaruh terhadap peningkatan pendapatan penduduk miskin, tetapi hanya untuk golongan tertentu.
Beberapa kebijaksanaan pembangunan pedesaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan :
1) Strategi Pertumbuhan
Dimaksudkan untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui ppeningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan konsumsi mayarakat pedesaan.
2) Strategi Kesejahteraan
Dimaksudkan untuk memperbaiki taraf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan pendidikan. Penanggulangan urbanisasi, perbaikan pemukiman penduduk.
3) Strategi Tanggap Terhadap Kebutuhan Masyarakat
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar guna memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan pembangunan.
4) Strategi Integratif atau Menyeluruh
Strategi ingeratif ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan dalam proses pembangunan pedesaan. Strategi ini berbeda dengan pendekatan lainnya. Fungsi yang dijalankan lebih mendasar, beragam dan komplek.
Strategi integratif pembangunan masyarakat desa secara struktural terlihat jelas pada unsur pendekatan yang digunakan yaitu:
a. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan.
b. Sarananya adalah membangun kemampuan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
c. Fungsi lingkungan masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
d. Dasar asumsinya adalah pemerintah dapat mengambil kebijakan yang bertujuan merestrukturalisasi hubungan kekuasaan dalam masyarakat.
e. Srtuktur birokrasi adalah struktur desentralisasi yang hierarki dan fungsional dengan mekanisme dan prosedur kegiatan yang permanen bagi terciptanya integrasi vertikal dan horizontal.
f. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen disemua tingkatan, fungsi kebutuhan dan mekanismenya.
g. Arus komunikasi sebagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
h. Tempat prakarsa adalah kelompok masyarakat melalui pengumpulan informasi.
i. Indikator prestasi yang dicapai lebih diarahkan pada perbaikan persamaan pemerataan keadilan, kesejahteraan.
3.3 Pendidikan Pengentasan Kemiskinan
Beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kemiskinan dipedesaan.
Pendidikan sebagai sarana transformasi budaya dalam meningkatakan kualitas sumber daya manusia sangat relevan dengan aspek “survival” kemerdekaan pemberdayaan dan rasionalisasi. Tujuan akhir dari proses transformasi ialah terciptanya produktivitas, etos kerja, kemandirian dan jati diri manusia yang unggul untuk memenuhi tuntutan pembangunan.
Transformasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pendidikan mempunyai beberapa dimensi.
1. Transformasi pendidikan sebagai terapi budaya.
Sumber daya manusia dapat diusahakan menjadi sumberdaya yang berarti bagi pembangunan budaya dan pengembangan keseluruhan eksistensi bangsa.
2. Transformasi pendidikan pemicu potensi
Pendidikan juga berfungsi sebagai palestari eksistensi manusia dan bangsa untuk bisa bersaing dalam mencapai keunggulan penguasaan iman, takwa dan budaya.
3. Transformasi pendidikan selaku kekuasaan
Melalui transformasi pendidikan manusia sebagai sumber daya diharapkan memiliki pengetahuan sebagai kekuasaan.
Pendidikan non formal yaitu pendidikan bagi penduduk miskin yang dihentikan melalui pemberdayaan. Tujuan pendidikan ini ialah supaya menguasai keterampilan guna mewujudkan etos dan produktivitas kerja penduduk miskin. Metode andragogi ditujukan untuk menumbuhkan pengetahuan, sikap, rasa percaya diri dalam berusaha dan bekerja.
Pengentasan kemiskinan merupakan kegiatan yang multidimensi tidak hanya terkait dengan sasaran bidang pendidikan, tetapi juga sasaran pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang harus ditangani secara terpadu. Bila pendidikan formal tidak mampu dilakukan oleh penduduk miskin maka pemerintah yang harus membuat kebijakan pedidikan non formal yang berupa penyuluhan, penataran, kursus, maupun keterampilan teknis lainnya.
Bagi masyarakat pedesaan, terutama penduduk miskin, pendidikan luar sekolah dan orang dewasa belajar pengalaman ialah jenis pendidikan keterampilan bagi penduduk agar:
- Mempunyai akses terhadap penambahan penglaman hidup dan pengalaman sebagai dasar pendidikan, latihan keterampilan dan pemupukan profesi.
- Menjadi dasar bagi perubahan struktur sosial ekonomi.
- Memberikan basis terhadap penumbuhan sikap kelompok, kominikasi dan tindakan sosial.
- Menumbuhkan dan mengembangkan personil dari aspek sikap efektivitas kelompok.
Dalam tujuan pendidikan luar sekolah atau keterampilan bagi orang dewasa ditekankan pada :
- Pengembangan intelektual dan keahlian
- Pengembangan perwujudan diri
- Pengembangan pribadi dan masyarakat
- Perubahan sosial
- Peningkatan efektifitas organisasi
3.4 Program IDT Akses Pengentasan Kemiskinan
Salah satu program pengentasan penduduk miskin adalah program IDT program IDT adalah program pengentasan kemiskinan dengan cara memperkuat kemampuan penduduk untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka kesempatan berusaha. Pada prakteknya berupa pemberian bantuan modal kepada kelompok masyarakat miskin agar mempunyai kemampuan untuk berusaha dalam pengelolaannya baik secara teknik maupun manajerial sampai pemasarannya. Modal yang diberikan bersifat bergulir artinya walaupun modal tersebut berupa bantuan, masyarakat yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembalikan modal agar dapat dimanfaatkan kembali oleh warga masyarakat lainnya.
Program IDT merupakan penyempurnaan dari program-program yang sudah dilaksanakan dalam pembangunan desa seperti PKT (Proyek Pembangunan Kawasan Terpadu) dan lain-lainnya.
Tujuan program IDT adalah :
- Memadukan gerak langkah semua instansi, lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, dan dunia usaha untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.
- Membuka peluang bagi penduduk miskin didesa tertinggal untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan cara menciptakan dan meningkatkan berbagai kegiatan pembangunan didesa-desa tertinggal.
- Mengembangkan, meningkatkan dan memantapkan kehidupan ekonomi penduduk miskin melalui penyediaan dana bantuan khusus.
- Meningkatkan kesadaran, kemauan, tanggung jawab, rasa kebersamaan, harga dan percaya diri masyarakat.
Ruang lingkup dari program IDT adalah kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin didesa tertinggal melalui pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi desa dalam rangka pemeliharaan kebutuhan pokok, pelayanan desa dan penciptaan suasana yang mendukung dalam penanggulangan kemiskinan.
Sasaran dari program IDT mencakup emapt sasaran khusus yaitu :
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia penduduk miskin
- Mengembangkan permodalan usaha penduduk miskin
- Mengembangkan peluang kesempatan kerja dan berusaha didesa
- Memperkuat kelembagaan kelompok masyarakat desa miskin, khususnya kelembagaan ekonomi.
Inti dari kegiatan IDT adalah mengangkat ketidakberdayaan kelompok masyarakat miskin kepada kondisi yang lebih baik mengingat kemiskinan bukanlah situasi yang dikehendaki oleh mereka melainkan karena keterbatasan sumber daya yang ada padanya.
Dalam rangka menyelaraskan program IDT. Pelaksanaannya berpegang pada prinsip-prinsip pokok yang menjadi asas dalam pelaksanaan program ini :
1. Prinsip keterpaduan
Kegiatan IDT harus tersebut terkait dan terpadu dengan kegiatan lain yang ada didesa, baik lokasi, dana, sarana prasarana dan aparak pelaksana sehingga semua kegiatan lebih efektif dan efisien serta bertumpu pada proses pengentasan kemiskinan melalui program IDT.
2. Prinsip kepercayaan
Masyarakat desa sebagai kelompok sasaran harus diberi kepercayaan untuk memilih dan menetukan jenis kegiatan yang sesuai dengan potensi desa, masalah yang dihadapi dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat desa itu sendiri. Tidak ada kewajiban bagi warga desa hanya melakukan satu jenis kegiatan yang terpenting adalah kegiatan itu harus produktif dan berkelanjutan.
3. Prinsip kebersamaan dan kegotong royongan
Setiap kegiatan harus berasal dari dan untuk masyarakat desa jenis kegiatan yang akan dibiayai dana program IDT adalah kegiatan yang mampu menumbuhkan kebersamaan. Kegotong royongan, kesetiakawanan, dan kemitraan diantara anggota kelompok. Prinsip kebersamaan menghendaki pula terjalinnya kerja sama yang saling membantu diantara masyarakat, sehingga penduduk yang sudah sejahtera membantu penduduk yang belum sejahtera.
4. Prinsip kemandirian
Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegaitan yang dapat menolong kelompok sasaran untuk menolong dirinya sendiri. Sehingga tidak ada kemungkinan untuk menjadi miskin kembali. Kegiatan sosial ekonomi anggotanya. Sehingga mampu menopang hidup mereka untuk seterusnya.
5. Prinsip ekonomi
Jenis kegiatan yang dipilih oleh kelompok sasaran harus dapat meningkatkan kesejahteraan hidup kelompok anggota, sehingga taraf hidup kelompok sasaran lebih baik dari keadaan sebelumnya. Setiap kegiatan harus berdampak ekonomis yang nyata bagi anggota kelompok.
6. Prinsip berkelanjutan
Kegiatan kelompok sasaran harus dapat meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan. Kegiatan yang dipilih oleh kelompok sasaran harus dapat berkembang secara berkesinambungan sehingga tidak diperlukan bantuan lagi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa kemiskinan terjadi karena sempitnya kepemilikan lahan pertanian, kurang adanya alternatif untuk mencari mata pencaharian lain selain yang dijalaninya. Tempat pemukiman yang terisolasi maka dengan ini dibuatlah pembangunan masyarakat pedesaan dan akses program impres desa tertinggal, supaya kehidupan masyarakat pedesaan lebih baik lagi dan bisa maju.
Saran
1. Pemerintah harus lebih memperhatikan penduduk miskin yang berada dipedesaan khususnya supaya kehidupannya bisa lebih baik lagi.
2. Program-program pemerintah harus dijalankan sesuai dengan peraturan dan ketentuannya.
3. bagi penduduk miskin juga harus bisa merubahnya sendiri karena diselesaikan dengan baik sehingga penduduknya lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
- Surjadi, A. Drs., Pembangunan Masyarakat Desa, Alumni, Bandung, 1983
- Supriatna Tjahya, Dr. M.S.,: Birokrasi Pemberdayaan Dan Pengentasan Kemiskinan
Labels:
Makalah
Thanks for reading MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU. Please share...!
0 Komentar untuk "MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT YANG KURANG MAMPU"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar