USAHA – USAHA DALAM PENGAJARAN INDIVIDUAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat kompleks. Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah ditempatkan sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikatnya manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial. Individua adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perorangan, oknum.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang didinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Kemampuan belajar manusia sangat berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mengetahui dan mengenal objek-objek pengamatan melalui panca inderanya. Pengetahuan manusia terbentuk karena adanya realita sebagai objek pengamatan indra.
1.2 Pembatasan Masalah
Berbicara tentang pendidikan atau pengajaran sangat luas cakupannya baik itu tentang metode pengajaran yang akan diberikan, media pengajaran yang akan digunakan, teknik, strategi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengajaran.
Pengajaran itu sendiripun sangat luas bahasanya, pada masa seseorang banyak digunakan pengajaran klasikal, karena banyaknya jumlah anak yang klasikal terdapat pula pengajaran individual.
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang pengajaran individual, macam-macam cara yang digunakan untuk pengjaran individual, peranan guru dan siswa dalam pengajaran individual.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas akhir mata kuliah perkembangan peserta didik disamping itu juga untuk menambah ilmu pengetahuan penulis sebagai mahasiswa keguruan atau sebagai calon guru nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Cara Pengajaran Individual
Pengajaran individual akan senantiasa merupakan masalah yang menarik perhatian para pendidik. Sejak lama diketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang tak dapat tiada harus diperhatikan. Maka karena itu macam-macam usaha yang telah dijalankan untuk memenuhi perbedaan individual dalam proses belajar mengajar, antara lain : belajar berprograma (programmed instruction), belajar dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction and management), sistem perolehan informasi (information retrieval systems), dan bentuk pengajaran individual lainnya.
Sistem individual itu kebanyakan mempunyai ciri yang sama, yakni perhatian akan perbedaan individual dikalangan para pelajar dan usaha untuk menyesuaian pelajaran dengan perbedaan itu dengan (1) lebih mengutamakan proses belajar daripada mengajar, (2) merumuskan tujuan yang jelas, (3) mengusahakan partisipasi aktif dari pihak murid, (4) menggunakan banyak feedback atau balikan dan evaluasi, dan (5) memberi kesempatan kepada murid untuk maju dengan kecepatan masing-masing.
a. Pengajaran Berprograma
Pengajaran berprograma (PB) terdiri atas langkah-langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa murid dari apa yang telah diketahuinya sampai apa yang harus diketahuinya, yaitu tujuan pelajaran itu. Langkah-langkah itu ditentukan berdasarkan analisis keseluruhan bahan yang akan disampaikan. Tiap langkah dituangkan dalam bentuk “frame” atau bingkai yang berisi suatu pertanyaan yang harus dijawab oleh pelajar. Jawaban atau respon siswa segera dinilai. Kesalahan diperbaiki dan murid melanjutkan pelajaran.
Ada dua macam PB yakni (1) program linier (Skinner) yang mengharuskan murid melalui semua langkah dari awal sampai akhir, (2) program bercabang (crowder), yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk melampaui bagian-bagian yang telah dikuasainya dan membimbing mereka yang mengalami kesukaran tertentu untuk melakukan latihan tertentu.
Pengajaran berprograma pada umumnya hanya merupakan sebagian dari metode-metode yang digunakan. Dengan pengajaran berprograma dapat disajikan bahan yang menyangkut kegiatan mental tinggi, seperti “analisis” dan “sintesis” dalam bidang kognitif, namun sebagian besar bahan yang diberikan melalui PB terdiri atas “pengetahuan” dan “pemahaman” belaka.
Keuntungan pengajaran berprograma antara lain:
1) Langkah-langkah menuju tujuan dapat dikontrole atau diatur dengan jaminan yang tinggi bahwa tujuan akan dicapai sepenuhnya.
2) Balikan atau feedback yang langsung atau segera, sehingga segera diketahui kesalahan murid untuk diperbaiki, akan tetapi dapat pula menunjukkan kelemahan program itu sendiri.
3) Partisipasi aktif dari pihak murid.
4) Kesempatan bagi murid untuk belajar dan maju menurut kecepatan masing-masing.
Kelemahan pengajaran berprograma antara lain:
1) Program ini sering panjang lebar dan karena itu membosankan, kecuali bila diberi kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing.
2) Sebenarnya tidak memberi kesempatan individualisasi bahan pelajaran, artinya memberi kesempatan memilih pelajaran menurut kebutuhan individual, karena bahan pelajaran dan demikian pula cara mempelajarinya telah ditentukan dan murid terikat pada metode serta isi program itu.
3) Juga dalam pengajran berprograma yang bercabang pun tidak ada kemungkinan bagi murid untuk memilih, murid diatur untuk mengikuti jalur tertentu,
4) Sedikit kemungkinan membuat kesalahan, karena program itu telah diatur sedemikian rupa sehingga langkah-langkah itu sangat mudah untuk dijawab dengan baik.
Karena kelemahan-kelemahan yang dirasakan pada pelajaran berprograma, maka popularitas metode ini banyak menurun. Namun metode ini mempunyai juga ciri-ciri tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran.
b. Pengajaran Dengan Bantuan Komputer
Pengajaran dengan bantuan komputer atau Computer assisted Instruction, (CAI) adalah pengajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Komputer dapat memberi macam-macam bantuan seperti:
- Menyimpan bahan pelajaran yang dapat dimanfaatkan kapan saja diperlukan.
- Memberi informasi tentang berbagai referensi dan sumber-sumber serta alat audio-visual yang tersedia.
- Memberi informasi tentang ruangan belajar, murid-murid dan tenaga pengajar.
- Memberi informasi tentang hasil belajar murid.
- Menyarankan kegiatan-kegiatan belajar yang diperluksn oleh seorang murid serta menilai kembali pekerjaan murid pada waktunya serta memberi tugas-tugas baru untuk dikerjakan selanjutnya.
c. Komputer Untuk Manajemen Pengajaran
Tugas utama komputer ini adalah:
1) Menscore test,
2) Mendiagnosis kelemahan-kelemahan siswa,
3) Menyarankan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan, dan
4) Menulis laporan tentang hasil belajar siswa.
Komputer dapat memberi laporan tertulis kepada tenaga pengajar tentang:
1) Nama siswa,
2) Tugas yang sedang dikerjakan siswa,
3) Tujuan yang harus dicapai dengan tugas tersebut,
4) Hasil belajar murid yaitu score pada test yang telah diambilnya.
Setiap pendidik menyetujui diperhatikannya pribadi anak secara individual dalam pengajaran, namun kesulitan yang paling besar dan paling sukar diatasi ialah cara mengatur pengajaran yang uniform.
Dengan bantuan komputer banyak pekerjaan guru yang mendapat keringanan, bahkan ada yang sama sekali tak perlu dilakukan lagi oleh guru sendiri. Ternyata pula, bahwa dengan komputer serupa ini sebagian besar dari siswa menyatakan, bahwa hasil belajar mereka meningkat selain dari mempercepat proses belajar mereka.
d. Komputer Sebagai Pemberi Informasi
Komputer dapat membantu dalam memberikan informasi tentang berbagai hal yang diperlukan oleh murid atau tenaga pengajar, misalnya tentang tiap bidang studi, akan tetapi juga mengenai topik-topik tertentu seperti soal polusi, urbanisasi, kependudukan, dan sebagainya. Informasi itu dapat diberi dalam bentuk audio, jadi lisan, dapat pula secara audio-visual pada layar televisi. Bahan yang dikumpulkan dapat diambil dari pidato atau televisi, ceramah-ceramah, konperensi-konperensi.
Dengan komputer serupa ini, murid maupun guru dapat memperoleh data atau informasi tentang topik yang sedang dipelajari atau dibicarakan. Secara individual, komputer ini dapat digunakan oleh siswa utnuk mengulangi, memperluas dan memperdalam pengetahuannya, atau memperoleh informasi baru.
Komputer ini banyak manfaatnya, guru secara individual atau untuk keperluan klasikal dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk saat yang dikumpulkan pada pusat tertentu pada jarak yang berjauhan dari tempat diperlukannya informasi itu.
e. Pusat-Pusat Belajar
Pusat belajar atau learning center dapat dipandang sebagai salah satu bentuk komputer seperti yang telah kta bicarakan. Informasi disimpan dalam bentuk film, video-video, rekaman kaset, buku, dan sebagainya. Learning center dihubungkan dengan komputer yang dapat memberi keterangan tertulis tentang informasi yang tersedia serta bentuk informasi itu dapat diperoleh berpakan film, video-video atau bentuk lainnya.
f. Pendekatan Audio-Tutorial
Pendekatan ini juga berdasarkan belajar secara individual. Anak-anak dapat belajar menurut kecepatan masing-masing dengan bahan pelajaran yang tidak uniform dengan yang lain dan memungkinkan pendalamanb bagi individu menurut tujuan masing-masing.
Inti pendekatan ini adalah belajar sendiri oleh murid dalam booth, semacam bilik yang kecil (audio-tutorial booth atau self-Intructional learning carrel), yang dilengkapi dengan audio-tape yang mengarahkan siswa kepada berbagai kegiatan-kegiatan belajar, lat audio-visual, mungkin juga eksperimen yang harus dilakukan. Pelajaran yang disajikan melalui audio-tape itu tidak sekadar merupakan kuliah akan tetapi berisi program kegiatan yang diurutkan menurut langkah-langkah yang menjamin hasil yang sebaik-baiknya.
Selain bekarja secara individual mungkin juga terdapat pertemuan-pertemuan dalam kelompok besar untuk melihat film atau kelompok kecil yang dipakai untuk quizz atau test sebagai usaha untuk memantapkan pengetahuan siswa.
Sistem audio-tutorial ini dirasa menarik oleh siswa antara lain karena mereka merasa turut bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri. Untuk itu mereka turut aktif dalam membina dirinya sendiri. Cara belajar ini bertambah menarik, karena setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mendapat angka tertinggi. Jadi cara belajar ini didasarkan atas rasa sukses dan bukan kegagalan dan frustasi.
g. Pengajaran Modul
Pengajaran modul termasuk salah satu sistem individual yang paling baru dan menggabungkan keuntungan dari berbagai metode pengajaran individual lainnya, seperti tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, balikan atau feedback yang banyak. Suatu modul ialah suatu kesatuan yang bulat dan lengkap yang terdiri atas srangkaian kegiatan belajar yang secara empiris telah terbukti memberi hasil belajar yang efektif, untuk mencapai tujuan yang dirumuskan secara jelas dan spesifik. Pengajaran modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya terdiri atas modul. Modul itu dapat mengandung berbagai macam kegiatan-kegiatan belajar seperti membaca buku pelajaran atau karangan-karangan, memeprhatikan gambar atau foto serta diagram, melihat film dan slide, mendengarkan audio-tape, menyelidiki berbagai alat demonstrasi, turut serta dalam proyek dan eksperimen.
Modul mempunyai juga tujuan lain yang perlu mendapat perhatian, yakni:
a) Memberikan kesempatan untuk memilih diantara sekian banyak topik dalam rangka suatu program,
b) Mengadakan penilaian yang sering tentang kemajuan dan kelemahan siswa, dan
c) Memberikan modul remensi untuk mengolah kembali seluruh bahan yang telah diberikan guna pemantapan dan perbaikan, atau mengulangi bahan pelajaran untuk lebih memantapkannya dengan menggunakan cara-cara lain daripada modul semula, sehingga lebih mempermudah pemahaman oleh murid.
Keuntungan-keuntungan pengajaran modul ini antara lain:
a) Memberikan feedback atau balikan yang segera dan terus-menerus.
b) Dapat disesuaikan dengan kemampuan anak secara individual dengan memberikan keluwesan tentang kecepatan mempelajarinya, bentuk maupun bahan pelajaran.
c) Memberikan secara khusus pelajaran remedial untuk membantu anak dalam mengatasi kekurangannya.
d) Membuka kemungkinan untuk melakukan test formatif.
h. Minicourses
Seperti modul, minicourse ini merupakan kesatuan bulat yang lengkap, yang disusun untuk dipelajari secara individual. Minicourse dapat disusun untuk berbagai macam tujuan, seperti tentang “Metode pelajaran berprograma,” “Bermain Peranan,” dan lain-lain untuk tiap bidang studi atau topik. Minicourse ini juga memberi petunjuk tentang kegiatan-kegiatan belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, seperti mendengarkan pelajaran yang direkam, film, filmstrip, diskusi, kelompok, dan sebagainya.
Minicourse tidak hanya memberi pengetahuan, akan tetapi juga dapat memberikan ketrampilan dalam penelitian, penggunaan informasi secara efektif, berpikir analitas dan kritis, kemampuan membuat desain eksperimen, memupuk semangat untuk meneliti, dan bekerja efektif dalam kelompok.
i. Sistem Kontrak
Dasar sistem ini ialah bahwa angka-angka merupakan motivasi utama bagi murid untuk belajar. Motivasi untuk memperoleh angka yang baik digunakan untuk mendorong anak-anak mempelajari hal-hal atau melakukan tugas-tugas tertentu.
Agar sistem kontrak ini efektif, maka diberikan petunjuk-petunjuk yang berikut:
- Setiap tugas hendaknya diberi penghargaan berupa kredit
- Kredit itu hendaknya diberikan sesering mungkin
- Kontrak itu hendaknya mengutamakan prestasi, bukan kepatuhan
- Pekerjaan harus diberi penghargaan selekas mungkin segera setelah diselesaikan
- Kontrak itu harus layak
- Syarat-syarat kontrak itu harus jelas
- Kontrak itu harus jujur
- Kontrak itu harus positif
- Kontrak itu sebagai metode belajar harus disusun secara sistematis.
Untuk melaksanakan sistem ini dengan baik diperlukan sejumlah pembantu guru untuk memeriksa pekrjaan murid secepat mungkin.
j. Sistem Keller
Sistem keller termasuk Personalized System of Instruction atau sistem pengajaran individual. Sistem ini memberi perhatian yang khusus kepada setiap pelajar, memberi mereka kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing dan diharuskan menguasai suatu satuan pelajaran sebelum diperkenankan untuk mempelajari pelajaran berikutnya.
Keunggulan sistem Keller ini dibuktikan secara empiris, sehingga menyakinkan. Keberhasilan sistem Keller ini menurut perkiraan tercapai karena :
- Tujuan akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukan dengan jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara obyektif,
- Bahan yang harus dipelajari dipecahkan dalam bagian-bagian kecil yang dapat dikuasai sepenuhnya secara tuntas,
- Penilaian sebagai reinforcement sering diberikan segera setelah suatu bagian diselesaikan oleh mahasiswa,
- Kepada dalam test tidak diberi hukuman dan test itu dapat diulangi sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka tertinggi,
- Kuliah tak diharuskan untuk dihadiri, oleh sebab kuliah itu terutama dimaksudkan untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa untuk belajar.
k. Pengajaran Yang Ditentukan Untuk Tiap Individu
Seperti halnya dengan pengajaran individual lainnya, program ini diberikan menurut langkah-langkah yang disusun secara teliti / berdasarkan tujuan khusus yang spesifik, yang selanjutnya menentukan bahan yang harus dipelajari, kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan, metode dan proses belajar-mengajar yang akan dijalankan, test-test yang diperlukan, dan sebagainya. Prinsip dasar bagi bentuk pengajaran ini ialah kita harus mengetahui persis :
1) Apa yang ingin kita ajarkan kepada murid
2) Bilamana ia telah menguasainya
3) Apa yang telah diketahui murid tentang bahan yang akan diberikan
4) Apa yang masih harus dipelajari oleh murid
Untuk itu harus ada
1) Alat yang menetukan bahan yang sesuai dengan taraf perkembangan murid
2) Pre-test yang diberikan sebelum memulai suatu satuan pelajaran
3) Post-test untuk mengetahui tingkat penguasaan murid
4) Test berdasarkan kurikulum untuk mengukur kemajuan murid.
Walaupun murid-murid diberi kesempatan untuk belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing, namun perlu diadakan ketentuan-ketentuan agar program ini dapat berjalan dengan mencegah adanya murid yang senantiasa mengundur-undurkan pekerjaannya. Patokan-patokan yang berikut untuk menjamin efektivitas metode ini, yakni :
Siswa diharuskan memberi laporan sekali seminggu kepada guru mengenai kemajuan yang telah dicapainya.
Guru harus mengadakan administrasi segala tugas yang talh dilakukan oleh murid. Metode ini didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan pengajran individual lainnya yakni:
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing,
2) Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari,
3) Mendorong siswa untuk menjalankan metode problem-solving, jadi pemikiran dalam melakukan tugas-tugas,
4) Mengembangkan kesanggupan untuk mempunyai inisiatif dan mengatur diri sendiri dalam belajar,
5) Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk belajar,
6) Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa sebelum diberikan tugas atau kontrak tertentu,
7) Memberikan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui dengan segera hasil yang dicapai sebagai reinforcement bagi pelajar maupun bagi guru, akan tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh murid, maupun kelemahan-kelemahan tugas itu sendiri.
Metode ini sebenarnya hanya memberi kesempatan belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing, akan tetapi itu pun harus dibatasi demi efektivitas metode ini.
l. Proses Belajar-Mengajar Menurut Pilihan Siswa
Ada yang menyukai metode yang tradisional, ada yang modern, ada metode lain atau kombinasi dua metode, dan sebagainya. Dengan demikian menggunakan satu metode untuk semua murid rupanya tidak selalu efektif. Selain itu memberi kesempatan kepada murid untuk memilih metode yang paling serasi bagi mereka, memberi kemungkinan yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi murid dalam belajar.
Menurut hasil percobaan dengan memberikan pilihan kepada siswa atas metode yang paling serasi bagi mereka, ternyata :
1) Semangat belajar dalam tiap metode belajar tinggi, mungkin karena sendiri memilihnya dan karena pilihan itu memang sesuai dengan pribadi mereka,
2) Siswa yang belajar dalam kelompok kecil mencapai angka yang paling tinggi pada test berbentuk essay yang diberikan secara tiba-tiba tanpa diberitahukan lebih dahulu,
3) Evaluasi sendiri dan oleh teman lebih banyak terdapat dikalangan mereka yang belajar dalam kelompok kecil,
4) Tidak terdapat perbedaan hasil pada test akhir murid-murid yang mengikuti metode belajar yang berbeda-beda menurut pilihan masing-masing.
Jadi hasil belajar tidak ditentukan oleh metode belajar yang digunakan. Metode apa pun mungkin baik, asal sesuai dengan pribadi dan keinginan murid.
2.2 Tinjauan Dan Renungan
Bermacam-macam cara telah ditempuh untuk menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan dan kebutuhan murid sebagai individu. Semua metode itu mecoba memperhatikan perbedaan-perbedaan individual di kalangan pelajar.
Metode yang dikemukakan kebanyakan berusaha untuk memusatkan kegiatan belajar kepada murid dan bukan pada guru. Metode yang dipilih harus pula memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta fasilitas sumber-sumber yang tersedia. Kelangkaan sumber dan fasilitas tentu akan sangat menghalangi atau mempersulit individualisasi pengajaran.
a. Taraf Individualisasi
Taraf individualisasi berbeda-beda. Tidak ada individualisasi yang sempurna, lagi pula individualisasi yang mutlak juga tidak akan diharapkan marena tidak akan menguntungkan bagi siswa sendiri. Jadi individualisasi selalu terbatas mengenai bahan pelajaran yang harus dikuasai, metode yang akan dijalankan dan karena itu tidak sepenuhnya disesuaikan dengan kebuthan dan kemampuan setiap individu.
Dengan pengajaran individual para siswa dapat mempelajari sendiri apa yang dapat dilakukannya sendiri, akan tetapi di samping itu juga melakukan interaksi dengan siswa lainnya atas dasar pengetahuan yang lebih banyak berkat studi individual.
b. Peranan Guru
Juga peranan guru akan mengalami perubahan dari tokoh yang terutama menyampaikan informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap siswa secara individual.
c. Fasilitas dan Sumber
Menjalankan metode pengajaran individual yang dimaksud untuk memperbaiki mutu pengajaran harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu. Kebanyakan pengajaran individual ini akan merupakan percobaan pada saat ini. Setiap percobaan menemui banyak kesulitan dan rintangan. Tidak semua tenaga pengajar mempunyai inisiatif dan keberanian untuk melangkah kedunia yang belum pernah dikenalnya.
Memberikan insentif dalam berbagai bentuk kepada mereka yang mengadakan usaha inovatif ke arah perbaikan pengajaran, akan dapat merangsang guru untuk merintis jalan-jalan baru, yang sebenarnya telah dipraktekkan ditempat lain.
d. Peranan Siswa
Siswa sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Mereka dapat menilai metode baru itu dan dapat memberi saran-saran yang sangat berharga. Siswa yang lebih maju dari temannya dapat dimanfaatkan sebagai pembantu guru mengajar temannya. Menurut pengamatan, sering murid lebih mampu mengajar temannya sekelas daripada guru kaena telah menyelami kesukaran-kesukaran yang dihadapi murid lainnya. Guru dapat belajar dari murid tentang cara-cara mengatasi kesulitan belajar.
2.3 Individualisasi Mengenai Isi dan Metode
Pada umumnya, bila dibicarakan soal penyesuaian pengajaran dengan individu yang diutamakan ialah soal metode belajar-mengajar, cara pengaturan pelajaran. Yang kurang dipertimbangkan ialah hingga manakah dapat disesuaikan bahan pelajaran dengan kebutuhan individual.
Kebutuhan siswa tidak dapat lepas dari kebutuhan masyarakat dan syarat-syarat lain-lain, seperti syarat untuk melanjutkan studi atau menjabat pekerjaan. Jadi bahan itu harus relevan dengan kebutuhan masyarakat atau syarat-syarat lain.
2.4 Evaluasi
Evaluasi selalu memegang peranan yang penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Dengan evaluasi diperoleh balikan atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan metode pengajaran, atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Evaluasi berguna untuk mengetahui hingga manakah siswa telah mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan.
2.5 Masa Depan Pengajaran Individual
Pengajaran individual rasanya lebih sukar dijalankan daripada pengajaran klasikal, yang sudah begitu lama menjadi tradisi disekolah-sekolah kita. Namun kita semua m,engetahui kelemahan-kelemahan dalam pengajaran klasikal yang memaksa semua anak mempelajari bahan yang sama menurut kecepatan yang sama.
Pengajaran individual bukan sesuatu yang baru. Bahkan sebelum pengajaran klasikal dipopulerkan oleh Pestalozzi, semua pengajaran bersifat individual, yakni seorang guru mengajar seorang murid, atau mengajar murid seorang demi seorang.
Perbaikan pengajaran sering juga mengandung saran-saran mengenai perbedaan individual. Sudah banyak pengajaran dicoba disesuaikan dengan kemampuan dan minat pelajar secara individual hingga batas-batas tertentu.
Setiap guru sebenarnya telah dapat mencari usaha untuk lebih memperhatikan perbedaan individual ini dalam pelajaran yang diberikannya.
Para pendidik diseluruh dunia mengakui perbedaan individual dan perlunya pengajaran disesuaikan dengan perbedaan individual itu. Walaupun pengajaran yang didasarkan atas perbedaan individu tidak dapat memecahkan segala masalah pengajaran, namun pengajaran individual ini mempunyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.
BAB III
PENUTUP
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran mulai dari pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi hanya akan efektif, jika dikelola oleh tenaga kependidikan atau guru yang profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan.
Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif diatas kemampuan dasar masing-masing. Proses itu diperlancar dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik itu yang disengaja seperti pendidikan maupun yang tidak disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya. Manusia disatu pihak, dengan bakat / kemampuan dasarnya yang dibawa sejak lahir mempunyai sifat yang daterminis terhadap pengaruh pendidikan pada khususnya dan pengaruh lingkungan pada umumnya.
Pengajaran secara individual perlu dilakukan karena mempunyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Arifin Muzayyin. H. 2003. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jakarta : Bumi Aksara
- Ali Mohammad Asrori . 2005. “Psikologi Remaja”. Jakarta : Bumi Aksara.
- Hartono Agung, Sumarto., 2006. “Perkembangan Peserta Didik”. Jakarta : Rineka Cipta.
Nasution., 1982. “Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar”. Bandung : Bima Aksara.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat kompleks. Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah ditempatkan sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikatnya manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial. Individua adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perorangan, oknum.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang didinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Kemampuan belajar manusia sangat berkaitan dengan kemampuan manusia untuk mengetahui dan mengenal objek-objek pengamatan melalui panca inderanya. Pengetahuan manusia terbentuk karena adanya realita sebagai objek pengamatan indra.
1.2 Pembatasan Masalah
Berbicara tentang pendidikan atau pengajaran sangat luas cakupannya baik itu tentang metode pengajaran yang akan diberikan, media pengajaran yang akan digunakan, teknik, strategi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pengajaran.
Pengajaran itu sendiripun sangat luas bahasanya, pada masa seseorang banyak digunakan pengajaran klasikal, karena banyaknya jumlah anak yang klasikal terdapat pula pengajaran individual.
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang pengajaran individual, macam-macam cara yang digunakan untuk pengjaran individual, peranan guru dan siswa dalam pengajaran individual.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas akhir mata kuliah perkembangan peserta didik disamping itu juga untuk menambah ilmu pengetahuan penulis sebagai mahasiswa keguruan atau sebagai calon guru nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Cara Pengajaran Individual
Pengajaran individual akan senantiasa merupakan masalah yang menarik perhatian para pendidik. Sejak lama diketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang tak dapat tiada harus diperhatikan. Maka karena itu macam-macam usaha yang telah dijalankan untuk memenuhi perbedaan individual dalam proses belajar mengajar, antara lain : belajar berprograma (programmed instruction), belajar dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction and management), sistem perolehan informasi (information retrieval systems), dan bentuk pengajaran individual lainnya.
Sistem individual itu kebanyakan mempunyai ciri yang sama, yakni perhatian akan perbedaan individual dikalangan para pelajar dan usaha untuk menyesuaian pelajaran dengan perbedaan itu dengan (1) lebih mengutamakan proses belajar daripada mengajar, (2) merumuskan tujuan yang jelas, (3) mengusahakan partisipasi aktif dari pihak murid, (4) menggunakan banyak feedback atau balikan dan evaluasi, dan (5) memberi kesempatan kepada murid untuk maju dengan kecepatan masing-masing.
a. Pengajaran Berprograma
Pengajaran berprograma (PB) terdiri atas langkah-langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa murid dari apa yang telah diketahuinya sampai apa yang harus diketahuinya, yaitu tujuan pelajaran itu. Langkah-langkah itu ditentukan berdasarkan analisis keseluruhan bahan yang akan disampaikan. Tiap langkah dituangkan dalam bentuk “frame” atau bingkai yang berisi suatu pertanyaan yang harus dijawab oleh pelajar. Jawaban atau respon siswa segera dinilai. Kesalahan diperbaiki dan murid melanjutkan pelajaran.
Ada dua macam PB yakni (1) program linier (Skinner) yang mengharuskan murid melalui semua langkah dari awal sampai akhir, (2) program bercabang (crowder), yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk melampaui bagian-bagian yang telah dikuasainya dan membimbing mereka yang mengalami kesukaran tertentu untuk melakukan latihan tertentu.
Pengajaran berprograma pada umumnya hanya merupakan sebagian dari metode-metode yang digunakan. Dengan pengajaran berprograma dapat disajikan bahan yang menyangkut kegiatan mental tinggi, seperti “analisis” dan “sintesis” dalam bidang kognitif, namun sebagian besar bahan yang diberikan melalui PB terdiri atas “pengetahuan” dan “pemahaman” belaka.
Keuntungan pengajaran berprograma antara lain:
1) Langkah-langkah menuju tujuan dapat dikontrole atau diatur dengan jaminan yang tinggi bahwa tujuan akan dicapai sepenuhnya.
2) Balikan atau feedback yang langsung atau segera, sehingga segera diketahui kesalahan murid untuk diperbaiki, akan tetapi dapat pula menunjukkan kelemahan program itu sendiri.
3) Partisipasi aktif dari pihak murid.
4) Kesempatan bagi murid untuk belajar dan maju menurut kecepatan masing-masing.
Kelemahan pengajaran berprograma antara lain:
1) Program ini sering panjang lebar dan karena itu membosankan, kecuali bila diberi kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing.
2) Sebenarnya tidak memberi kesempatan individualisasi bahan pelajaran, artinya memberi kesempatan memilih pelajaran menurut kebutuhan individual, karena bahan pelajaran dan demikian pula cara mempelajarinya telah ditentukan dan murid terikat pada metode serta isi program itu.
3) Juga dalam pengajran berprograma yang bercabang pun tidak ada kemungkinan bagi murid untuk memilih, murid diatur untuk mengikuti jalur tertentu,
4) Sedikit kemungkinan membuat kesalahan, karena program itu telah diatur sedemikian rupa sehingga langkah-langkah itu sangat mudah untuk dijawab dengan baik.
Karena kelemahan-kelemahan yang dirasakan pada pelajaran berprograma, maka popularitas metode ini banyak menurun. Namun metode ini mempunyai juga ciri-ciri tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran.
b. Pengajaran Dengan Bantuan Komputer
Pengajaran dengan bantuan komputer atau Computer assisted Instruction, (CAI) adalah pengajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Komputer dapat memberi macam-macam bantuan seperti:
- Menyimpan bahan pelajaran yang dapat dimanfaatkan kapan saja diperlukan.
- Memberi informasi tentang berbagai referensi dan sumber-sumber serta alat audio-visual yang tersedia.
- Memberi informasi tentang ruangan belajar, murid-murid dan tenaga pengajar.
- Memberi informasi tentang hasil belajar murid.
- Menyarankan kegiatan-kegiatan belajar yang diperluksn oleh seorang murid serta menilai kembali pekerjaan murid pada waktunya serta memberi tugas-tugas baru untuk dikerjakan selanjutnya.
c. Komputer Untuk Manajemen Pengajaran
Tugas utama komputer ini adalah:
1) Menscore test,
2) Mendiagnosis kelemahan-kelemahan siswa,
3) Menyarankan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan, dan
4) Menulis laporan tentang hasil belajar siswa.
Komputer dapat memberi laporan tertulis kepada tenaga pengajar tentang:
1) Nama siswa,
2) Tugas yang sedang dikerjakan siswa,
3) Tujuan yang harus dicapai dengan tugas tersebut,
4) Hasil belajar murid yaitu score pada test yang telah diambilnya.
Setiap pendidik menyetujui diperhatikannya pribadi anak secara individual dalam pengajaran, namun kesulitan yang paling besar dan paling sukar diatasi ialah cara mengatur pengajaran yang uniform.
Dengan bantuan komputer banyak pekerjaan guru yang mendapat keringanan, bahkan ada yang sama sekali tak perlu dilakukan lagi oleh guru sendiri. Ternyata pula, bahwa dengan komputer serupa ini sebagian besar dari siswa menyatakan, bahwa hasil belajar mereka meningkat selain dari mempercepat proses belajar mereka.
d. Komputer Sebagai Pemberi Informasi
Komputer dapat membantu dalam memberikan informasi tentang berbagai hal yang diperlukan oleh murid atau tenaga pengajar, misalnya tentang tiap bidang studi, akan tetapi juga mengenai topik-topik tertentu seperti soal polusi, urbanisasi, kependudukan, dan sebagainya. Informasi itu dapat diberi dalam bentuk audio, jadi lisan, dapat pula secara audio-visual pada layar televisi. Bahan yang dikumpulkan dapat diambil dari pidato atau televisi, ceramah-ceramah, konperensi-konperensi.
Dengan komputer serupa ini, murid maupun guru dapat memperoleh data atau informasi tentang topik yang sedang dipelajari atau dibicarakan. Secara individual, komputer ini dapat digunakan oleh siswa utnuk mengulangi, memperluas dan memperdalam pengetahuannya, atau memperoleh informasi baru.
Komputer ini banyak manfaatnya, guru secara individual atau untuk keperluan klasikal dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk saat yang dikumpulkan pada pusat tertentu pada jarak yang berjauhan dari tempat diperlukannya informasi itu.
e. Pusat-Pusat Belajar
Pusat belajar atau learning center dapat dipandang sebagai salah satu bentuk komputer seperti yang telah kta bicarakan. Informasi disimpan dalam bentuk film, video-video, rekaman kaset, buku, dan sebagainya. Learning center dihubungkan dengan komputer yang dapat memberi keterangan tertulis tentang informasi yang tersedia serta bentuk informasi itu dapat diperoleh berpakan film, video-video atau bentuk lainnya.
f. Pendekatan Audio-Tutorial
Pendekatan ini juga berdasarkan belajar secara individual. Anak-anak dapat belajar menurut kecepatan masing-masing dengan bahan pelajaran yang tidak uniform dengan yang lain dan memungkinkan pendalamanb bagi individu menurut tujuan masing-masing.
Inti pendekatan ini adalah belajar sendiri oleh murid dalam booth, semacam bilik yang kecil (audio-tutorial booth atau self-Intructional learning carrel), yang dilengkapi dengan audio-tape yang mengarahkan siswa kepada berbagai kegiatan-kegiatan belajar, lat audio-visual, mungkin juga eksperimen yang harus dilakukan. Pelajaran yang disajikan melalui audio-tape itu tidak sekadar merupakan kuliah akan tetapi berisi program kegiatan yang diurutkan menurut langkah-langkah yang menjamin hasil yang sebaik-baiknya.
Selain bekarja secara individual mungkin juga terdapat pertemuan-pertemuan dalam kelompok besar untuk melihat film atau kelompok kecil yang dipakai untuk quizz atau test sebagai usaha untuk memantapkan pengetahuan siswa.
Sistem audio-tutorial ini dirasa menarik oleh siswa antara lain karena mereka merasa turut bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri. Untuk itu mereka turut aktif dalam membina dirinya sendiri. Cara belajar ini bertambah menarik, karena setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mendapat angka tertinggi. Jadi cara belajar ini didasarkan atas rasa sukses dan bukan kegagalan dan frustasi.
g. Pengajaran Modul
Pengajaran modul termasuk salah satu sistem individual yang paling baru dan menggabungkan keuntungan dari berbagai metode pengajaran individual lainnya, seperti tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, balikan atau feedback yang banyak. Suatu modul ialah suatu kesatuan yang bulat dan lengkap yang terdiri atas srangkaian kegiatan belajar yang secara empiris telah terbukti memberi hasil belajar yang efektif, untuk mencapai tujuan yang dirumuskan secara jelas dan spesifik. Pengajaran modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya terdiri atas modul. Modul itu dapat mengandung berbagai macam kegiatan-kegiatan belajar seperti membaca buku pelajaran atau karangan-karangan, memeprhatikan gambar atau foto serta diagram, melihat film dan slide, mendengarkan audio-tape, menyelidiki berbagai alat demonstrasi, turut serta dalam proyek dan eksperimen.
Modul mempunyai juga tujuan lain yang perlu mendapat perhatian, yakni:
a) Memberikan kesempatan untuk memilih diantara sekian banyak topik dalam rangka suatu program,
b) Mengadakan penilaian yang sering tentang kemajuan dan kelemahan siswa, dan
c) Memberikan modul remensi untuk mengolah kembali seluruh bahan yang telah diberikan guna pemantapan dan perbaikan, atau mengulangi bahan pelajaran untuk lebih memantapkannya dengan menggunakan cara-cara lain daripada modul semula, sehingga lebih mempermudah pemahaman oleh murid.
Keuntungan-keuntungan pengajaran modul ini antara lain:
a) Memberikan feedback atau balikan yang segera dan terus-menerus.
b) Dapat disesuaikan dengan kemampuan anak secara individual dengan memberikan keluwesan tentang kecepatan mempelajarinya, bentuk maupun bahan pelajaran.
c) Memberikan secara khusus pelajaran remedial untuk membantu anak dalam mengatasi kekurangannya.
d) Membuka kemungkinan untuk melakukan test formatif.
h. Minicourses
Seperti modul, minicourse ini merupakan kesatuan bulat yang lengkap, yang disusun untuk dipelajari secara individual. Minicourse dapat disusun untuk berbagai macam tujuan, seperti tentang “Metode pelajaran berprograma,” “Bermain Peranan,” dan lain-lain untuk tiap bidang studi atau topik. Minicourse ini juga memberi petunjuk tentang kegiatan-kegiatan belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, seperti mendengarkan pelajaran yang direkam, film, filmstrip, diskusi, kelompok, dan sebagainya.
Minicourse tidak hanya memberi pengetahuan, akan tetapi juga dapat memberikan ketrampilan dalam penelitian, penggunaan informasi secara efektif, berpikir analitas dan kritis, kemampuan membuat desain eksperimen, memupuk semangat untuk meneliti, dan bekerja efektif dalam kelompok.
i. Sistem Kontrak
Dasar sistem ini ialah bahwa angka-angka merupakan motivasi utama bagi murid untuk belajar. Motivasi untuk memperoleh angka yang baik digunakan untuk mendorong anak-anak mempelajari hal-hal atau melakukan tugas-tugas tertentu.
Agar sistem kontrak ini efektif, maka diberikan petunjuk-petunjuk yang berikut:
- Setiap tugas hendaknya diberi penghargaan berupa kredit
- Kredit itu hendaknya diberikan sesering mungkin
- Kontrak itu hendaknya mengutamakan prestasi, bukan kepatuhan
- Pekerjaan harus diberi penghargaan selekas mungkin segera setelah diselesaikan
- Kontrak itu harus layak
- Syarat-syarat kontrak itu harus jelas
- Kontrak itu harus jujur
- Kontrak itu harus positif
- Kontrak itu sebagai metode belajar harus disusun secara sistematis.
Untuk melaksanakan sistem ini dengan baik diperlukan sejumlah pembantu guru untuk memeriksa pekrjaan murid secepat mungkin.
j. Sistem Keller
Sistem keller termasuk Personalized System of Instruction atau sistem pengajaran individual. Sistem ini memberi perhatian yang khusus kepada setiap pelajar, memberi mereka kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing dan diharuskan menguasai suatu satuan pelajaran sebelum diperkenankan untuk mempelajari pelajaran berikutnya.
Keunggulan sistem Keller ini dibuktikan secara empiris, sehingga menyakinkan. Keberhasilan sistem Keller ini menurut perkiraan tercapai karena :
- Tujuan akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukan dengan jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara obyektif,
- Bahan yang harus dipelajari dipecahkan dalam bagian-bagian kecil yang dapat dikuasai sepenuhnya secara tuntas,
- Penilaian sebagai reinforcement sering diberikan segera setelah suatu bagian diselesaikan oleh mahasiswa,
- Kepada dalam test tidak diberi hukuman dan test itu dapat diulangi sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka tertinggi,
- Kuliah tak diharuskan untuk dihadiri, oleh sebab kuliah itu terutama dimaksudkan untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa untuk belajar.
k. Pengajaran Yang Ditentukan Untuk Tiap Individu
Seperti halnya dengan pengajaran individual lainnya, program ini diberikan menurut langkah-langkah yang disusun secara teliti / berdasarkan tujuan khusus yang spesifik, yang selanjutnya menentukan bahan yang harus dipelajari, kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan, metode dan proses belajar-mengajar yang akan dijalankan, test-test yang diperlukan, dan sebagainya. Prinsip dasar bagi bentuk pengajaran ini ialah kita harus mengetahui persis :
1) Apa yang ingin kita ajarkan kepada murid
2) Bilamana ia telah menguasainya
3) Apa yang telah diketahui murid tentang bahan yang akan diberikan
4) Apa yang masih harus dipelajari oleh murid
Untuk itu harus ada
1) Alat yang menetukan bahan yang sesuai dengan taraf perkembangan murid
2) Pre-test yang diberikan sebelum memulai suatu satuan pelajaran
3) Post-test untuk mengetahui tingkat penguasaan murid
4) Test berdasarkan kurikulum untuk mengukur kemajuan murid.
Walaupun murid-murid diberi kesempatan untuk belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing, namun perlu diadakan ketentuan-ketentuan agar program ini dapat berjalan dengan mencegah adanya murid yang senantiasa mengundur-undurkan pekerjaannya. Patokan-patokan yang berikut untuk menjamin efektivitas metode ini, yakni :
Siswa diharuskan memberi laporan sekali seminggu kepada guru mengenai kemajuan yang telah dicapainya.
Guru harus mengadakan administrasi segala tugas yang talh dilakukan oleh murid. Metode ini didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan pengajran individual lainnya yakni:
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing,
2) Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari,
3) Mendorong siswa untuk menjalankan metode problem-solving, jadi pemikiran dalam melakukan tugas-tugas,
4) Mengembangkan kesanggupan untuk mempunyai inisiatif dan mengatur diri sendiri dalam belajar,
5) Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk belajar,
6) Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa sebelum diberikan tugas atau kontrak tertentu,
7) Memberikan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui dengan segera hasil yang dicapai sebagai reinforcement bagi pelajar maupun bagi guru, akan tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh murid, maupun kelemahan-kelemahan tugas itu sendiri.
Metode ini sebenarnya hanya memberi kesempatan belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing, akan tetapi itu pun harus dibatasi demi efektivitas metode ini.
l. Proses Belajar-Mengajar Menurut Pilihan Siswa
Ada yang menyukai metode yang tradisional, ada yang modern, ada metode lain atau kombinasi dua metode, dan sebagainya. Dengan demikian menggunakan satu metode untuk semua murid rupanya tidak selalu efektif. Selain itu memberi kesempatan kepada murid untuk memilih metode yang paling serasi bagi mereka, memberi kemungkinan yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi murid dalam belajar.
Menurut hasil percobaan dengan memberikan pilihan kepada siswa atas metode yang paling serasi bagi mereka, ternyata :
1) Semangat belajar dalam tiap metode belajar tinggi, mungkin karena sendiri memilihnya dan karena pilihan itu memang sesuai dengan pribadi mereka,
2) Siswa yang belajar dalam kelompok kecil mencapai angka yang paling tinggi pada test berbentuk essay yang diberikan secara tiba-tiba tanpa diberitahukan lebih dahulu,
3) Evaluasi sendiri dan oleh teman lebih banyak terdapat dikalangan mereka yang belajar dalam kelompok kecil,
4) Tidak terdapat perbedaan hasil pada test akhir murid-murid yang mengikuti metode belajar yang berbeda-beda menurut pilihan masing-masing.
Jadi hasil belajar tidak ditentukan oleh metode belajar yang digunakan. Metode apa pun mungkin baik, asal sesuai dengan pribadi dan keinginan murid.
2.2 Tinjauan Dan Renungan
Bermacam-macam cara telah ditempuh untuk menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan dan kebutuhan murid sebagai individu. Semua metode itu mecoba memperhatikan perbedaan-perbedaan individual di kalangan pelajar.
Metode yang dikemukakan kebanyakan berusaha untuk memusatkan kegiatan belajar kepada murid dan bukan pada guru. Metode yang dipilih harus pula memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta fasilitas sumber-sumber yang tersedia. Kelangkaan sumber dan fasilitas tentu akan sangat menghalangi atau mempersulit individualisasi pengajaran.
a. Taraf Individualisasi
Taraf individualisasi berbeda-beda. Tidak ada individualisasi yang sempurna, lagi pula individualisasi yang mutlak juga tidak akan diharapkan marena tidak akan menguntungkan bagi siswa sendiri. Jadi individualisasi selalu terbatas mengenai bahan pelajaran yang harus dikuasai, metode yang akan dijalankan dan karena itu tidak sepenuhnya disesuaikan dengan kebuthan dan kemampuan setiap individu.
Dengan pengajaran individual para siswa dapat mempelajari sendiri apa yang dapat dilakukannya sendiri, akan tetapi di samping itu juga melakukan interaksi dengan siswa lainnya atas dasar pengetahuan yang lebih banyak berkat studi individual.
b. Peranan Guru
Juga peranan guru akan mengalami perubahan dari tokoh yang terutama menyampaikan informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap siswa secara individual.
c. Fasilitas dan Sumber
Menjalankan metode pengajaran individual yang dimaksud untuk memperbaiki mutu pengajaran harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu. Kebanyakan pengajaran individual ini akan merupakan percobaan pada saat ini. Setiap percobaan menemui banyak kesulitan dan rintangan. Tidak semua tenaga pengajar mempunyai inisiatif dan keberanian untuk melangkah kedunia yang belum pernah dikenalnya.
Memberikan insentif dalam berbagai bentuk kepada mereka yang mengadakan usaha inovatif ke arah perbaikan pengajaran, akan dapat merangsang guru untuk merintis jalan-jalan baru, yang sebenarnya telah dipraktekkan ditempat lain.
d. Peranan Siswa
Siswa sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Mereka dapat menilai metode baru itu dan dapat memberi saran-saran yang sangat berharga. Siswa yang lebih maju dari temannya dapat dimanfaatkan sebagai pembantu guru mengajar temannya. Menurut pengamatan, sering murid lebih mampu mengajar temannya sekelas daripada guru kaena telah menyelami kesukaran-kesukaran yang dihadapi murid lainnya. Guru dapat belajar dari murid tentang cara-cara mengatasi kesulitan belajar.
2.3 Individualisasi Mengenai Isi dan Metode
Pada umumnya, bila dibicarakan soal penyesuaian pengajaran dengan individu yang diutamakan ialah soal metode belajar-mengajar, cara pengaturan pelajaran. Yang kurang dipertimbangkan ialah hingga manakah dapat disesuaikan bahan pelajaran dengan kebutuhan individual.
Kebutuhan siswa tidak dapat lepas dari kebutuhan masyarakat dan syarat-syarat lain-lain, seperti syarat untuk melanjutkan studi atau menjabat pekerjaan. Jadi bahan itu harus relevan dengan kebutuhan masyarakat atau syarat-syarat lain.
2.4 Evaluasi
Evaluasi selalu memegang peranan yang penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Dengan evaluasi diperoleh balikan atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan metode pengajaran, atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Evaluasi berguna untuk mengetahui hingga manakah siswa telah mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan.
2.5 Masa Depan Pengajaran Individual
Pengajaran individual rasanya lebih sukar dijalankan daripada pengajaran klasikal, yang sudah begitu lama menjadi tradisi disekolah-sekolah kita. Namun kita semua m,engetahui kelemahan-kelemahan dalam pengajaran klasikal yang memaksa semua anak mempelajari bahan yang sama menurut kecepatan yang sama.
Pengajaran individual bukan sesuatu yang baru. Bahkan sebelum pengajaran klasikal dipopulerkan oleh Pestalozzi, semua pengajaran bersifat individual, yakni seorang guru mengajar seorang murid, atau mengajar murid seorang demi seorang.
Perbaikan pengajaran sering juga mengandung saran-saran mengenai perbedaan individual. Sudah banyak pengajaran dicoba disesuaikan dengan kemampuan dan minat pelajar secara individual hingga batas-batas tertentu.
Setiap guru sebenarnya telah dapat mencari usaha untuk lebih memperhatikan perbedaan individual ini dalam pelajaran yang diberikannya.
Para pendidik diseluruh dunia mengakui perbedaan individual dan perlunya pengajaran disesuaikan dengan perbedaan individual itu. Walaupun pengajaran yang didasarkan atas perbedaan individu tidak dapat memecahkan segala masalah pengajaran, namun pengajaran individual ini mempunyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.
BAB III
PENUTUP
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran mulai dari pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi hanya akan efektif, jika dikelola oleh tenaga kependidikan atau guru yang profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan.
Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif diatas kemampuan dasar masing-masing. Proses itu diperlancar dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik itu yang disengaja seperti pendidikan maupun yang tidak disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya. Manusia disatu pihak, dengan bakat / kemampuan dasarnya yang dibawa sejak lahir mempunyai sifat yang daterminis terhadap pengaruh pendidikan pada khususnya dan pengaruh lingkungan pada umumnya.
Pengajaran secara individual perlu dilakukan karena mempunyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Arifin Muzayyin. H. 2003. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jakarta : Bumi Aksara
- Ali Mohammad Asrori . 2005. “Psikologi Remaja”. Jakarta : Bumi Aksara.
- Hartono Agung, Sumarto., 2006. “Perkembangan Peserta Didik”. Jakarta : Rineka Cipta.
Nasution., 1982. “Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar”. Bandung : Bima Aksara.
Labels:
Makalah
Thanks for reading USAHA – USAHA DALAM PENGAJARAN INDIVIDUAL. Please share...!
0 Komentar untuk "USAHA – USAHA DALAM PENGAJARAN INDIVIDUAL"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar