Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit
1. Sistim Pembibitan
Didalam sistim pembibitan tanaman Kelapa Sawit terdapat 2 cara yaitu:
a. Pembibitan Awal (Pre nusery)
Di dalam sistim ini bibit dirawat selama 3 bulan dalam polibag kecil dengan ukuran 22 x 14 cm tebal 0.15 mm. Media yang digunakan tanah lapisan atas (top soil) yang di campur dengan pupuk kandang, setelah diisi polibag disusun rapat membentuk bedengan 10 baris polibag kemudian ditepi barisan polibag diberi papan agar tidak mudah roboh. Setelah diberi batas papan bedengan diberi naungan dengan tujuan agar bibit tidak secara langsung terkena sinar matahari dengan tinggi naungan 2 m dan jarak anatr tiang 3 meter, atap naungan bisa dari daun kelapa sawit, lalang, kornet dsb. Naungan mulai umur 1,5 bulan dikurangi.
b. Pembibitan Utama (Main nusery)
Di pembibitan utama bibit dipelihara selama 12 bulan dari pembibitan awal menggunakan polibag besar ukuran 35 40 cm. Pada pembibitan utama polibag dilakukan penjarangan dengan jarak 30 30 cm.
Tujuan dari pembibitan ini adalah untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang berkwalitas tinggi sesuai kebutuhan.
2. Lokasi Pembibitan
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi/areal pembibitan tanaman kelapa sawit yaitu:
1. Lokasi pembibitan harus berada pada lokasi yang datar
2. Draenasenya baik
3. Relatif dekat dengan sumber air
4. Tidak tenaungi dan bebas dari gangguan hewan dan manusia.
5. Jalan serta pintu masuk dan kelura lokasi pembibitan sebaiknya tidak jauh dari areal pembibitan agar memudahkan dalam pengangkutan.
6. Dekat dengan lokasi penanaman kelapa sawit.
3. Kebutuhan dan Pengadaan Bibit
Kebutuhan bibit sebanyak 40 % dari jumlah yang akan ditanam dengan perhitungan seleksi kecambah 2,5 %, seleksi di pembiitan awal 10 %, seleksi dipembibitan awal 10 % seleksi dipembibitan utama 15 % dan cadangan sisipan 5 %. Kerapatan 130 batang/ha dengan jarak tanam 9,4 x 9,4 m diperlukan 180 kecambah dan kerapatan 143 batang/ha dengan jarak tanam 9 x 9 m diperlukan kecambah 200 butir sistim tanaman segi tiga sama sisi. Kecambah dipesan 12 bulan sebelum rencana penanaman.
Penanaman Bibit di Lapangan
Sebelum melakukan penanaman bibit ke lapangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari pohon-pohon besar menggunakan parang, gergaji atau sejenisnya. Setelah dibersihkan pohon tersebut di bakar atau di angkut.
2. Pengajiran
Pengajiran dilakukan setelah areal/lahan sudah bersih dari pohon dan semak-semak. Pengajiran dilakukan sesuai jarak yang kita inginkan bisa 9,4 x 9,4 m, 9 x 9 m dan 9,1 x 7,7 m. Pengukuran dilakukan menggunakan water pass sedangkan bahan yang digunakan sebagai ajir yaitu bambu atau kayu kecil dengan ukuran kurang lebih 1 m.
3. Pembuatan Lobang Tanam
Pembuatan lubang tanam dikerjakan 1 minggu sebelum kelapa sawit di tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Cara pembuatan lobang tanam adalah sebagai berikut:
Tanah digali dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm
Lapisan tanah bagian atas (top soil) di pisahkan sebelah kanan dan bagian bawah sebelah kiri.
4. Persiapan Bibit
Bibit yang dipersiapkan dengan usia siap tanam yaitu 10-12 bulan setelah dilakukan penyeleksian. Untuk bibit tua dilakukan pemangkasan pada pelepah dengan ketinggian 1 - 1,5 m pangkal pelepah.
5. Pengangkutan
Sebelum di angkut bibit harus disiram terlebih dahulu selanjutnya bibit diangkut dengan truk sampai kelokasi kemudian dilakukan penjejeran dibeberapa tempat sesuai dengan kebutuhan.
6. Penanaman
Setelah melakukan penjejeran lakukan penanaman dengan cara:
1. Taburkan pupuk awal dengan menggunakan pupuk TSP 400 gr diberi ½ dari dosis kemudian taburkan ke dalam lobang tanam.
2. Bibit dimiringkan, sisi polybag di sayat dari bawah ke atas selanjutnya polibag ditarik kemudian bibit dimasukkan ke dasar lubang sesuai dengan baris tanaman.
3. Masukkan tanah lapisan atas (top soil) terlebih dahulu kira-kira setengah dari lubang tanam. Selanjutnya masukkan tanah lapisan bawah (sub soil) sampai kepermukaan kemudian dipadatkan.
4. Selanjutnya buat piringan disekeliling tanaman dengan diameter 1 m dan parit keliling sedalam kurang lebih 5-7 cm.
5. Taburkan sisa pupuk tersebut secara merata dilingkaran piringan.
6. Tancapkan ajir disisi tanaman dan bekas polibag diletakkan diujung polibag.
Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman yaitu mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya yang abnormal dengan tanaman yang baru. Penyulaman dilakukan setalah penanaman bibit di lapangan dengan waktu tanaman berumur 1 bulan setelah tanam.
b. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Mekanik
Yaitu pengendalian dengan menggunakan alat seperti parang, mesin rumput dan sejenisnya. Di dalam pengendalian harus dilihat dari jenis gulma yang akan dimusnakan, apabila gulma berupa kayu dilakukan sampai keakar dan apabila rumput dilakukan hanya sekedar merobohkan batang tanaman tersebut.
2) Kimiawi
Yaitu pengendalian dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan ke gulma tersebut. Dalam kegiatan ini gulma yang ditemukan adalah ilalang dan pasar piku. Pengendaliannya dapat menggunakan insektisida Gramoxone, Roundrap dengan dosis 100 cc/10 ltr air.
3) Sanitasi
Yaitu pembuangan pelepah pohon kelapa sawit yang melebihi standar pelepah, karena standar pelepah yang diperlukan pada tanaman kelapa sawit yaitu 48 - 66 pelepah.
Jumlah songgoh yang diperlukan dalam pembuangan pelepah tanaman kelapa sawit yaitu berjumlah 1 dan 2 songgoh. Adapun alat yang digunakan dalam pembuangan pelepah yaitu dodos dan egrek, jarak pemotongan pelepah yaitu 5 cm. Tujuan dari sanitasi adalah sebagai berikut:
o Meningkatkan produktivitas tanaman.
o Melancarkan proses fotosintesis dan respirasi.
4) Kastrusi (pembuangan)
Yaitu membuang bunga jantan dan bunga betina karena buah yang jadi belum ekonomis dipanen karena belum merata. Kegiatan ini dilakukan mulai saat tanaman berbunga umur 14-18 bulan sampai 26-30 bulan karean bila jumlah hasil monotoring suatu blok sudah mencapai 50%.
Cara kerjanya : Semua bunga jantan dan bunga betina kurang lebih 30 cm diatas tanah dibuang tanpa membuang pelepah bunga yang masih kecil dipatahkan dengan pengait. Sedangkan bunga betina yang sudah besar dipotong dengan alat dodos, bunga-bunga dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar.
5) Pemupukan
Yaitu perlakuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Jarak pemupukan dari batang tanaman adalah 1,5 - 2 m teknik pemupukan di bagi menjadi dua yaitu ditugal dan ditabur.
Sebelum melakukan pemupukan dilakukan pemasangan SPB (Suplai Penempatan Pupuk Besar) dengan dosis 5-6 sak dan SPK (Penempatan Pupuk Kecil). 1 SPK yaitu 5 pokok atau 2 baris 10 pokok, tujuannya untuk mengetahui tempat peletakkan/ tempat pemberian pupuk.
Jenis-jenis pupuk yang sering digunakan pada pemeliharaan kelapa sawit yaitu :
- Urea dengan kadar 46 %
- ZA denagn kadar 21 %
- TSP dengan kadar 36 %
- Rokphos Pane CRP TSP dengan kadar 30 %
- Klesent dengan kadar 26 - 27 % Mgo
- Dolomite dengan kadar 18 % Mgo
6) Hama dan Penyakit
a. Hama-hama tanaman kelapa sawit yaitu :
- Ulat Api dan Ulat Kantong
Pengendalian : dengan cara dibunuh menggunakan tangan dan dapat juga menggunakan bahan kimia seperti Insektisida.
- Babi
Pengendalian pemagaran terhadap tanaman yang baru disulam. Jenis-jenis pagar :
1. Pagar Kawat : bentuk lingkaran
2. Pagar Pelepah : bentuk segitiga
3. Pagar Bambu : bentuk lingkaran
- Tikus
Pengendalian membongkar sarang tikus, menggunakan racun seperti klerat
b. Penyakit
- Busuk pangkal batang
Penyebab jamur Genoderma Guinensis yang ditular melalui akar.
- Busuk tandan
Gejala permukaan tandan terdapat benang jamur putih mengkilat dan lama-lama miselium masuk ke daging buah sehingga buah busuk.
Penyebab Jamur Marasmius Palmivoras akibat suasana kelembaban yang tinggi.
Pengendalian : mengurangi kelembaban lingkungan dengan perbaikkan grainase dan kastrasi (pembuangan bunga jantan dan bunga betina) sesuai jadwal.
- Hindarkan buah/tandan yang busuk dipohon.
- Semprot dengan fungisida
Panen
Kriteria panen adalah tanaman yang sudah berumur 30 bulan di lapangan, maka tanaman itu sudah bisa dipanen dengan kriteria sebagai berikut :
- 60 % tanaman sudah mempunyai buah yang siap panen
- Berat TBS > 3 kg
- Penyebaran panen minimal 1 : 5 atau setiap satu baris ada 5 pokok yang sudah dipanen.
Tandan matang dapat dilihat dengan warna buah orange kemerahan, buah sudah mulai berjatuhan. Tingkat kematangan yang baik adalah berondolan maksimal 12,5 %.
Adapun fraksi (tingkat kematangan buah) dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Fraksi ( Tingkat Kematangan Buah )
Fraksi Jumlah Berondolan Tingkat Kematangan
00 Tidak ada buah/ buah masih hitam Sangat mentah
0 Membrondol 1 - 12,5 % Mentah
1 Membrondol 12,5 - 25 % Matang
2 Membrondol 25 – 50 % Matang 1
3 Membrondol 50 -75 % Matang 2
4 Membrondol 75 – 100 % Lewat matang 1
5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang 2
6 Semua buah membrodolan Tandan kosong
Didalam pemanenan ada beberapa alat yang digunakan yaitu:
1. Dodos
Alat ini digunakan untuk ketinggian 2 – 4 m.
2. Egrek
Alat ini digunakan untuk memanen buah kelapa sawit yang ketinggiannya melebihi 4 meter.
3. Gancu
Alat ini digunakan untuk menaikkan buah kelapa sawit ke arco.
4. Arco
Alat ini digunakan untuk membawah buah kelapa sawit yang sudah dipanen ke TPH.
5. Karung
Alat yang digunakan sebagai tempat pengumpulan brondolan-brondolan yang ada ditiap piringan serta di TPH.
6. Tojok
Yang digunakan untuk menaikkan TBS ke mobil truk.
Labels:
Makalah
Thanks for reading Budidaya Tanaman Sawit. Please share...!
0 Komentar untuk "Budidaya Tanaman Sawit"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar