BENTUK BUMI
Kebanyakan orang di dunia ini semula beranggapan bahwa bumi merupakan dataran luas yang tepinya berbatasan dengan kaki langit. Atau gambarannya seperti permukaan meja besar yang bertepi. Anggapan tersebut telah lama dipercayai oleh kebanyakan manusia sebelum Columbus mengarungi lautan atlantik sehingga menemukan dunia baru yaitu Benua Amerika.
Allah tidak menyebutkan secara eksplisit tentang bentuk bumi yang bulat, tetapi dengan memberi isyarat-isyarat dalam Al-Qur’an yang dapat dipahami bumi itu berbentuk bulat.
••
Artinya:
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam .... (Q.S Az-Zumar: 5)
Menurut bahasa, kata yukawwiru dari kata kawwarabiasa dipergunakan oleh orang Arab ketika saat memakaikan sorban di atas kepala yaitu dengan memutarkan sorban melilit di atas kepala, yaitu dengan memutarkan sorban melilit diatas kepala berbentuk bulat. Jadi, kata sukwwiru yang berarti “memutarkan” hanya diberlakukan pada sesuatu yang berbentuk bulat, seperti kepala manusia. Dalam ilmu balaghah, hal ini disebut majaz, yaitu bumi serupakan atau disamakan dengan kepala manusia. Sedangkan wajah syibih atau segi persamaan antara keduanya adalah bentuknya yang sama-sama bulat. Dengan demikian, ditinjau dari segi bahasa sudah dapat diketahui bahwa bumi itu berbentuk bulat.
Penggunaan bentuk majaz tersebut untuk memberi isyarat bahwa bumi itu bulat, bukan dalam bentuk “hakikat” atau terus terang. Namun, dalam ayat ini terkandung maksud agar kaum muslimin pada waktu itu tidak tergoyahkan ketahanan imannya. Anggapan masyarakatpada umumnya ketika Al-Qur’an diturunkan hingga berabad-abad kemudian masih berkeyakinan bahwa bumi ini berbentuk datar bukan bulat. Jadi, ketika dinyatakan secara terus terang bahwa bumi ini bulat, akan menimbulkan keguncangan iman dan pertentangan secara luas terhadapa agama islam kerena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka. Hal ini tidak dikehendaki Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui. Kelak jika saatnya telah tibaketika ilmu pengetahuan makin majuyang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga para ilmuwan menyatakan bentuk bumi bulat mereka baru menyadari bahwa Al-Qur’an telah lebih dahulu menyatakannya dalam bentuk majazyang mengisyaratkan bentuk bumi yang sesungguhnya berabad-abad sebelumnya.
Itulah kebijaksanaan Allah dalam membimbing para hamba-Nya menuju jalan yang diridai-Nya.
1. Perputaran Bumi Pada Sumbunya
Allah selalu menginginkan agar hamba-Nya tetap terjaga keimanannya dan menjalankan syari’at islam dengan penuh mantap.
Oleh karena itu, ketika menerangkan sesuatu hal yang berkaitan dengan fenomena alam, Allah bertindak dengan sangat bijaksana serta penuh kearifan agar tidak terjadi guncangan iman dan pertentangan secara luas terhadap islam karena keterbatasan pengetahuan mereka (pada saat Al-Qur’an ditirunkan). Bagi manusia tidak menjadi hal yang prinsip apakah bumi bulat atau datar, tipis atau tebal. Oleh karena itu, Allah mengungkapkan hal-hal semacam itu dengan berbagai isyarat yang membutuhkan pengkajian dan pemikiran yang mendalam dari manusia untuk dapat memahaminya. Kelak ketika ilmu pengetahuan telah maju, atas izin Allah, manusia dapat menangkap isyarat-isyarat atau tanda-tanda yang terdapat dalam Al-Qur’an, sebagai mukjizat yang ingin Allah perhatikan kepada manusia.
Ini pulalah yang berlaku bagi fenomena alam tentang “Perputaran bumi pada sumbunya” dalam Al-Qur’an. Bumi mengelilingi matahari satu kali dalam satu tahun. Di samping itu, bumi berputar pada sumbunya satu kali dalam 24 jam sehingga terjadilah siang dan malam. Jadi, pergantian siang dan malam sebagai petunjuk atau tanda perputaran bumi pada sumbunya. Al-Qur’an meyebutkan malam dan siang dalam berbagai surat. Diantara ayat-ayat tersebut terdapat ayat yang secara khusus menyebutkan kata ikhtilaaf atau khilfatan yang berarti “pergantian” antara malam dan siang. Disebutkan juga kalimat “aayaat” yang berarti “tanda-tanda” bagi orang-orang yang berakal atau mengajak manusia berpikir.
••
Artinya :
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Yunus:6)
Penyebutan “pergantian malam dan siang” pada ayat-ayat tersebut dalam ilmu Balaghah dekenal dengan majaz mursal, yaitu menyebutkan sesuatu yang menyebabkannya. Misalnya, “Saya melihat asap tebal membumbung diatas bangunan”, berarti bangunan tersebut terbakar api. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Demikian pula halnya dengan “pergantian malam dan siang” adalah sebagai “tanda-tanda” adanya perputaran bumi pada sumbunya. Hal ini diperkuat oleh Firman Allah yang terdapat dalam Surat Al-Furqan Ayat 45-46 berikut.
•
Artinya :
Tidakkah engkau memerhatikkan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan mendekatkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikanya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk, kemudian kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi sedikit. (Q.S. Al-Furqan: 45-46)
Ayat ini menyebutkan adanya hubungan erat antara bayangan dan matahari. Pada waktu pagi, bayangan itu memanjang diposisi sebelah kanan (barat), lalu bayangan itu makin memendek hingga tenga hari. Kemudian bayangan itu bergerak kearah kiri (timur) makin memanjang hingga sore hari. Selanjutnya, bayangan itu menghilang sedikit demi sedikit seiring dengan tenggelamnya matahari dibarat. Hal ini terjadi karena bumi yang menyerupai bola raksasa itu selalu berputar pada porosnya dari barat ke arah Timur sehingga terjadilah siang dan malam. Jika bumi itu tidak berputar, bayangan itu tetap atau tidak berubah-ubah.
2. Pembentukan Permukaan Bumi
Udara dan samudra selalu bergerak, demikian pula permukaan bumi selalu berubah-ubah. Jika diukur dengan skala waktu manusia, perubahan tersebut tampak lambat. Namun, sejak bumi ini terbentuk, permukaan samudra dan daratan telah mengalami perubahan bentuk secara besar-besaran. Walaupun pada mulanya tidak ada tempat lahir jutaan beraneka ragam kehidupan.
Perubahan cuaca udara, angin ,kencang, glester yang menggelindung, ombak besar menghantam daratan, hujan deras, banjir bandang, dan lain-lain, sedikit atau banyak pasti mengikis tanah. Pelapukan batuan dan erosi tanah terjadi di mana-mana pada setiap saat. Air yang mengalir deras dan hujan lebat melarutkan bahan-bahan mineral dari tempatnya semula dan melarut bagian batu-batuan yang lepas dihanyutkan ke daerah-daerah yang lebih rendah. Demikian pula angin kencang, glester, ombak, dan sebagainya sangat berperan untuk mengubah permukaan bumi.
Disamping faktor-faktor yang terjadidi luar bumi, ada faktor lain yang sangat berperan yang terjadi dari dalam bumi itu sendiri. Kerak atau kulit bumi tempat berpijaknya lautan dan daratan terdiri atas lempengan-lempengan besar yang selalu bergerak saling membentur atau saling bergesekan. Bahkan, lempengan kerak bumi ini telah melenyapkan samudra luas dan memindahkan benua sejauh ribuan kilometer. Lempengan inilah faktor lain yang membentuk muka bumi.
Jika kita amati atlas dunia, tampak sangat mengherankan bahwa benua-benua itu ternyata merupakan potongan-potongan yang satu sama lain dapat dipasangkan, seperti papan mainan jig-saw anak-anak. Misalnya, Benua Eropa, disatu sisi dapat dipasangkan dengan Benua Afrika dan satu sisi dapat dipasangkan dengan Benua Amerika. Para ahli geologi berkeyakinan bahwa benua-benua tersebut dulunya menyatu satu sama lain, lalu mereka retak dan bergerak saling menjauh sehingga akhirnya terpisah ribuan kilometer. Disamping itu menurut penyelidikan para ahli, mereka menemukan batu bara yang terbentuk dari fosil tumbuhan tropis yang berada didaerah iklim dingin, seperti di Amerika Utara dan Antartika. Hal ini menunjukkan bahwabenua-benua dimuka bumi ini dahulunya menyatu dalam suatu banua yang sangat besar. Karena kuatnya gerakan dan tekanan yang terjadi dari dalam perut bumiberupa cairan magma pijar yang selalu bergerak, menjadikan benua raksasa tersebut retak. Akhirnya benua-benua tersebut hanyut ke kedudukan yang baru.
Kerak bumi merupakan massa yang lentur yang terpecah-pecah dalam beberapa bagian besar yang disebut dengan”lempengan tektonis”. Diatas lempengan-lempengan ini palung samudra dan benua-benua tertanam kuat di dalam batuan padat. Lempengan itu bergerak saling mendorong yang digerakkan oleh magma yang berada disekitar inti bumi yang merupakan mesin raksasa yang sangat panas. Laju kecepatan laju lempengan-lempengan tersebut hanya beberapa centimeter saja tiap tahun. Namun karena berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang sejak ratusan tahun silam, telah memisahkan kedua massa benua, yaitu Amerika dengan Afrika dan Eropa, makin saling menjauh hingga ribuan kilometer.
3. Terjadinya Aliran Listrik Di Atmosfer
Terjadinya arus listrik di atmosfer sangat erat hubungannya dengan hujan badai yang etrjadi di sana. Dalam Al-Qur’an terdapat bebrapa ayat mengenai hal ini.
Artinya :
Dialah yang memperhatikan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dia kehendaki, sementara mereka berbantahan-bantahan tentang Allah, dan Dia Maha Keras siksa-Nya.(Q.S Ar-Ra’d: 12-13)
Digambarkan dalam domr. ayat tersebut, adanya rLbungan erat antara terbentuknya gumpalan awan-awan berat yang mengandung hujan atau butiran-butiran es dan terbentuknya halilintar. Yang sangat diharapkan oleh manusia adalah turunnya hujan karena manfaatnya, bukan halilintar karena bahayanya. Namun, hal itu semua adalah putusan Tuhan Yang MahaKuasa
Guruh dan halilintar adalah gangguan yang terjadi di atmosfer yang disebabkan oleh badai yang hebat. Halilintar adalah bunga api yang terang benderang akibat adanya arus tegangan listrik yang sangat tinggi di atmosfer dan menimbulkan suara keras yang disebut guruh. Halilintar atau petir biasa terjadi ketika hujan badai atau kadang-kadang pada badai salju, badai debu, serta letusan gunung berapi.
Hujan badai disertai petir terjadi jika udara panas yang lembap membumbung ke angkasa. Udara tersebut akan menjadi dingin dan mengembun menjadi awan-awan kumulus atau awan-awan putih. Awan-awan itu terus naik dan bergabung menjadi awan penyebab badai yang lebih besar. Di sini terjadi aliran udara kencang dan penimbunan muatan aliran listrik yang sangat besar sehingga menimbulkan kilatan petir di dalam awan antara gumpalan awan yang satu dan yang lain. Atau, antara awan dan bumi yang dapat mengakibatkan kebakaran, kerusakan di muka bumi yang terkena, atau terjadinya korban jiwa. Biasanya gumpalan-gumpalan awan besar tersebut berubah menjadi sangat gelap dan sering terjadi kilatan petir dan guruh. Awan seperti ini disebut dengan kumulonimbus. Cuaca yang sangat buruk ini sangat ditakuti oleh manusia apalagi oleh dunia penerbangan pesawat udara.
4. Terjadinya Musim di Bumi
Matahari secara terus-menerus memancarkan energi berupa sinar ke bumi. Setiap menit energi yang dilepaskannya ke permukaan bumi sebesar ± 22.000.000.000 (dua puluh dua miliar) tenaga kuda, yang memanaskan daratan dan lautan, tetapi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi tidak merata. Di daerah khatulistiwa menerima panas lebih banyak daripada daerah-daerah lain, apalagi kutub. Keadaan yang demikian ini menyebabkan udara bergerak dan menciptakan berbagai cuaca. Di samping itu, iklim dan musim di muka bumi juga berbeda-beda.
Di daerah sekitar khatulistiwa sinar matahari hampir jatuh tegak lurus yang menyebabkan iklim sangat panas di hampir sepanjang tahun. Daerah ini disebut daerah tropis. Makin jauh dari khatulistiwa suhu makin turun karena jatuhnya smar pada daerah-daerah im menyudut. Daerah-daerah ini lebih sejuk dan disebut daerah sejuk atau subtropis karena panas matahari yang, diterimanya jauh berkurang.
Hal itu disebabkan oleh kedudukan bumi terhadap matahari. Demikian pula halnya dengan musim. Musim berubah ketika bumi beredar mengelilingi matahari dalam orbitnya. Perubahan tersebut terladi karena poros bumi terletak miring dan tidak tegak lurus pada bidang orbitnya ketika bumi mengelilingi matahari, yang menyebabkan lebih banyaknya bagian belahan bumi utara atau selatan menghadap ke matahari.
a. Dari tanggal 21 Maret sampai 23 September, belahan bumi utara condong ke arah matahari sehingga terjadilah musim panas (untuk daerah subtropis terjadi musim semi dan musim panas). Sebaliknya, pada saat yang sama bagian bumi sebelah selatan khatulistiwa terjadi musim dingin (untuk daerah subtropis terjadi musim gugur dan musim dingin).
b. Dari kira-kira tangga123 September sampai 21 Maret, belahan bumi selatan condong ke arah matahari sehingga di daerah selatan khatulistiwa terjadi musim panas (untuk daerah subtropis terjadi musim semi dan musim panas). Sedangkan, di belahan bumi Utara terjadi musim dingin atau di daerah subtropis terjadi musim gugur dan musim dingin.
Sehubungan dengan perubahan musim, terjadi pula perubahan suhu udara. Hal ini sangat terasa di daerah subtropis. Sedangkan, di daerah tropis perubahan suhu ini tidak terasa. Adapun di daerah kutub, meskipun selalu dingin, suhunya berubah sesuai dengan perubahan musim yang sedang berlangsung.
Fenomena alam mengenai perubahan musim, iklim, dan cuaca yang terjadi di bumi dapat dilihat melalui pengamatan yang sederhana yang sangat mudah dipahami, yaitu dengan mengamati tempat terbit dan terbenamnya matahari. Tempat arah matahari terbit disebut Timur, sebaliknya tempat arah terbenamnya matahari disebut barat.
5. Kejadian Gunung-Gunung dan Fungsinya
Gunung adalah bagian dari permukaan kulit bumi yang menonjol lebih tinggi dari daerah-daerah sekitarnya dan terdapat di mana-mana. Pegunungan itu kebanyakan terbentuk oleh adanya gerakan yang terjadi pada kulit bumi.
Dalam perut bumi ada juga yang cukup kuat membentuk gunung dan pegunungan, bahkan menggeser benua-benua. Kulit bumi merupakan massa yang lentur yang terpecah-pecah dalam beberapa bagian yang sangat besar yang disebut dengan iempengan tektonis. Benua-benua dan palung samudra tertanam kuat di dalam batuan yang padat dari lempengan ini dan menumpang di atasnya. Lempengan-lempengan tersebut selalu bergerak dengan saling mendorong satu sama lain karena adanya gerakan-gerakan yang sangat kuat dari dalam perut bumi, berupa magma yang sangat panas. Gerakan-gerakan arus vertikal yang sangat kuat dan terjadi jauh di dalam perut bumi mulai naik ke permukaan bumi. Jika tekanan-tekanan tersebut makin kuat dan besar, bagian-bagian dari lempengan itu akan digerakkannya ke atas sehingga akan terjadi pegunungan. Bisa juga terjadi karena adanya dua lempengan saling.membentur sehingga benua-benua yang menumpang di atasnya saling membajak dan membentuk pegunungan.
Terkadang dari tabrakan antara dua lempengan tersebut salah satunya menukik ke bawah lipatan lempengan lain sehingga daerah yang berada di atasnya akan dilipat dan diangkat membentuk gunung api.
Pegunungan Himalaya dan Alpen, keduanya terbentuk karena lempengan-lempengan bumi saling membentur satu sama lain. Para ahli menyatakan bahwa pada jutaan tahun silam, India melepaskan diri dari Benua Afrika. Dengan menumpang pada suatu lempengan, patahan ini menuju ke timur laut sehingga membentur bagian bawah Asia. Akibat benturan tersebut, daratan Himalaya yang besar itu tempat Mount Everest, puncak tertinggi di dunia terangkat ke atas. Demikian pula dengan terbentuknya Pegunungan, Alpen di Italia dengan cara yang sama, yaitu pada waktu lebih kurang 20 juta tahun yang silam Italia mendesak masuk ke Eropa Selatan secara lambat.
Berbeda dengan terbentuknya pegunungan Andes di Amerika Selatan yang merupakan pegunungan paling panjang di dunia. Sedangkan, pegunungan Rocky di Amerika Utara adalah deretan gunung yang luas dan memanjang sejauh 4.827 km mulai dari Alaska ke selatan, melalui Kanada dan Amerika Serikat sampai Meksiko. Pada waktu beribu-ribu abad yang lalu Amerika Utara dan Selatan mengapung ke arah barat jutaan tahun silam dan membentur lempengan Samudra Pasifik yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan bagian depan dari kedua lempengan tersebut dilipat-lipat membentuk rangkaian pegunungan yang sangat panjang mulai dari Alaska di Amerika Utara sampai ke ujung Benua Amerika Selatan.
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menganjurkan kepada umat manusia untuk memerhatikan dengan mengadakan penelitian dan penyelidikan yang mendalam entang kejadian gunung-gunung di bumi, sebagai berikut.
Artinya :
Fakta-Fakta Ilmiah pada Bumi dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? (QS Al-Ghasyiyah : l9)
Para ahli geologi menyatakan bahwa gunung dan pegunungan itu tidak hanya terdapat di atas benua dan daratan, tetapi di dalam samudra di bawah muka laut pun terdapat deretan gunung-gunung dan pegunungan di berbagai tempat. Di dasar Samudra Atlantik di bawah permukaan laut terdapat suatu deretan pegunungan yang panjangnya mencapai ± 19.300 km. Beberapa puncak muncul di atas permukaan laut dan disebut pulau.
Di Samudra Pasifik terdapat beberapa gunung tinggi dengan puncak yang berdiri sendiri dibentuk oleh kegiatan vulkanik. Kebanyakan pulau yang terdapat di Pasifik merupakan gunung api yang dibentuk oleh lapisan demi lapisan lava yang telah mengeras dari dasar samudra. Di Kepulauan Hawai terdapat Gunung Mauna Loa yang menjulang pada ketinggian 4.150 m di atas permukaan laut. Gunung ini jika diukur dari dasar samudra merupakan gunung yang terbesar di bumi.
Biasanya orang-orang mendirikan tenda di tempat terbuka dengan memancangkan pasak di setiap sudut-sudutnya. Hal ini dimaksudkan agar tetap berdiri tegak dan tidak goyah dari tempatnya. Para ahli geologi menggambarkan lipatan batu-batuan berupa gunung itu bertempat di atas relief dengan dimensi yang berbeda-beda hingga beberapa kilometer, bahkan mencapai beberapa puluh kilometer yang terhunjam jauh di dalam kerak bumi. Dari lipatan-lipatan berupa batuan-batuan keras inilah, kulit bumi yang dihuni oleh manusia dapat menjadi stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Djimjati, Djamaludin “Menyingkap Kebenaran Al-Qur’an”. 2008. Jakarta: Tiga Serangkai.
Mulyono “IPA”. 2006. Erlangga
Kebanyakan orang di dunia ini semula beranggapan bahwa bumi merupakan dataran luas yang tepinya berbatasan dengan kaki langit. Atau gambarannya seperti permukaan meja besar yang bertepi. Anggapan tersebut telah lama dipercayai oleh kebanyakan manusia sebelum Columbus mengarungi lautan atlantik sehingga menemukan dunia baru yaitu Benua Amerika.
Allah tidak menyebutkan secara eksplisit tentang bentuk bumi yang bulat, tetapi dengan memberi isyarat-isyarat dalam Al-Qur’an yang dapat dipahami bumi itu berbentuk bulat.
••
Artinya:
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam .... (Q.S Az-Zumar: 5)
Menurut bahasa, kata yukawwiru dari kata kawwarabiasa dipergunakan oleh orang Arab ketika saat memakaikan sorban di atas kepala yaitu dengan memutarkan sorban melilit di atas kepala, yaitu dengan memutarkan sorban melilit diatas kepala berbentuk bulat. Jadi, kata sukwwiru yang berarti “memutarkan” hanya diberlakukan pada sesuatu yang berbentuk bulat, seperti kepala manusia. Dalam ilmu balaghah, hal ini disebut majaz, yaitu bumi serupakan atau disamakan dengan kepala manusia. Sedangkan wajah syibih atau segi persamaan antara keduanya adalah bentuknya yang sama-sama bulat. Dengan demikian, ditinjau dari segi bahasa sudah dapat diketahui bahwa bumi itu berbentuk bulat.
Penggunaan bentuk majaz tersebut untuk memberi isyarat bahwa bumi itu bulat, bukan dalam bentuk “hakikat” atau terus terang. Namun, dalam ayat ini terkandung maksud agar kaum muslimin pada waktu itu tidak tergoyahkan ketahanan imannya. Anggapan masyarakatpada umumnya ketika Al-Qur’an diturunkan hingga berabad-abad kemudian masih berkeyakinan bahwa bumi ini berbentuk datar bukan bulat. Jadi, ketika dinyatakan secara terus terang bahwa bumi ini bulat, akan menimbulkan keguncangan iman dan pertentangan secara luas terhadapa agama islam kerena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka. Hal ini tidak dikehendaki Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui. Kelak jika saatnya telah tibaketika ilmu pengetahuan makin majuyang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga para ilmuwan menyatakan bentuk bumi bulat mereka baru menyadari bahwa Al-Qur’an telah lebih dahulu menyatakannya dalam bentuk majazyang mengisyaratkan bentuk bumi yang sesungguhnya berabad-abad sebelumnya.
Itulah kebijaksanaan Allah dalam membimbing para hamba-Nya menuju jalan yang diridai-Nya.
1. Perputaran Bumi Pada Sumbunya
Allah selalu menginginkan agar hamba-Nya tetap terjaga keimanannya dan menjalankan syari’at islam dengan penuh mantap.
Oleh karena itu, ketika menerangkan sesuatu hal yang berkaitan dengan fenomena alam, Allah bertindak dengan sangat bijaksana serta penuh kearifan agar tidak terjadi guncangan iman dan pertentangan secara luas terhadap islam karena keterbatasan pengetahuan mereka (pada saat Al-Qur’an ditirunkan). Bagi manusia tidak menjadi hal yang prinsip apakah bumi bulat atau datar, tipis atau tebal. Oleh karena itu, Allah mengungkapkan hal-hal semacam itu dengan berbagai isyarat yang membutuhkan pengkajian dan pemikiran yang mendalam dari manusia untuk dapat memahaminya. Kelak ketika ilmu pengetahuan telah maju, atas izin Allah, manusia dapat menangkap isyarat-isyarat atau tanda-tanda yang terdapat dalam Al-Qur’an, sebagai mukjizat yang ingin Allah perhatikan kepada manusia.
Ini pulalah yang berlaku bagi fenomena alam tentang “Perputaran bumi pada sumbunya” dalam Al-Qur’an. Bumi mengelilingi matahari satu kali dalam satu tahun. Di samping itu, bumi berputar pada sumbunya satu kali dalam 24 jam sehingga terjadilah siang dan malam. Jadi, pergantian siang dan malam sebagai petunjuk atau tanda perputaran bumi pada sumbunya. Al-Qur’an meyebutkan malam dan siang dalam berbagai surat. Diantara ayat-ayat tersebut terdapat ayat yang secara khusus menyebutkan kata ikhtilaaf atau khilfatan yang berarti “pergantian” antara malam dan siang. Disebutkan juga kalimat “aayaat” yang berarti “tanda-tanda” bagi orang-orang yang berakal atau mengajak manusia berpikir.
••
Artinya :
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Yunus:6)
Penyebutan “pergantian malam dan siang” pada ayat-ayat tersebut dalam ilmu Balaghah dekenal dengan majaz mursal, yaitu menyebutkan sesuatu yang menyebabkannya. Misalnya, “Saya melihat asap tebal membumbung diatas bangunan”, berarti bangunan tersebut terbakar api. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Demikian pula halnya dengan “pergantian malam dan siang” adalah sebagai “tanda-tanda” adanya perputaran bumi pada sumbunya. Hal ini diperkuat oleh Firman Allah yang terdapat dalam Surat Al-Furqan Ayat 45-46 berikut.
•
Artinya :
Tidakkah engkau memerhatikkan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan mendekatkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikanya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk, kemudian kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi sedikit. (Q.S. Al-Furqan: 45-46)
Ayat ini menyebutkan adanya hubungan erat antara bayangan dan matahari. Pada waktu pagi, bayangan itu memanjang diposisi sebelah kanan (barat), lalu bayangan itu makin memendek hingga tenga hari. Kemudian bayangan itu bergerak kearah kiri (timur) makin memanjang hingga sore hari. Selanjutnya, bayangan itu menghilang sedikit demi sedikit seiring dengan tenggelamnya matahari dibarat. Hal ini terjadi karena bumi yang menyerupai bola raksasa itu selalu berputar pada porosnya dari barat ke arah Timur sehingga terjadilah siang dan malam. Jika bumi itu tidak berputar, bayangan itu tetap atau tidak berubah-ubah.
2. Pembentukan Permukaan Bumi
Udara dan samudra selalu bergerak, demikian pula permukaan bumi selalu berubah-ubah. Jika diukur dengan skala waktu manusia, perubahan tersebut tampak lambat. Namun, sejak bumi ini terbentuk, permukaan samudra dan daratan telah mengalami perubahan bentuk secara besar-besaran. Walaupun pada mulanya tidak ada tempat lahir jutaan beraneka ragam kehidupan.
Perubahan cuaca udara, angin ,kencang, glester yang menggelindung, ombak besar menghantam daratan, hujan deras, banjir bandang, dan lain-lain, sedikit atau banyak pasti mengikis tanah. Pelapukan batuan dan erosi tanah terjadi di mana-mana pada setiap saat. Air yang mengalir deras dan hujan lebat melarutkan bahan-bahan mineral dari tempatnya semula dan melarut bagian batu-batuan yang lepas dihanyutkan ke daerah-daerah yang lebih rendah. Demikian pula angin kencang, glester, ombak, dan sebagainya sangat berperan untuk mengubah permukaan bumi.
Disamping faktor-faktor yang terjadidi luar bumi, ada faktor lain yang sangat berperan yang terjadi dari dalam bumi itu sendiri. Kerak atau kulit bumi tempat berpijaknya lautan dan daratan terdiri atas lempengan-lempengan besar yang selalu bergerak saling membentur atau saling bergesekan. Bahkan, lempengan kerak bumi ini telah melenyapkan samudra luas dan memindahkan benua sejauh ribuan kilometer. Lempengan inilah faktor lain yang membentuk muka bumi.
Jika kita amati atlas dunia, tampak sangat mengherankan bahwa benua-benua itu ternyata merupakan potongan-potongan yang satu sama lain dapat dipasangkan, seperti papan mainan jig-saw anak-anak. Misalnya, Benua Eropa, disatu sisi dapat dipasangkan dengan Benua Afrika dan satu sisi dapat dipasangkan dengan Benua Amerika. Para ahli geologi berkeyakinan bahwa benua-benua tersebut dulunya menyatu satu sama lain, lalu mereka retak dan bergerak saling menjauh sehingga akhirnya terpisah ribuan kilometer. Disamping itu menurut penyelidikan para ahli, mereka menemukan batu bara yang terbentuk dari fosil tumbuhan tropis yang berada didaerah iklim dingin, seperti di Amerika Utara dan Antartika. Hal ini menunjukkan bahwabenua-benua dimuka bumi ini dahulunya menyatu dalam suatu banua yang sangat besar. Karena kuatnya gerakan dan tekanan yang terjadi dari dalam perut bumiberupa cairan magma pijar yang selalu bergerak, menjadikan benua raksasa tersebut retak. Akhirnya benua-benua tersebut hanyut ke kedudukan yang baru.
Kerak bumi merupakan massa yang lentur yang terpecah-pecah dalam beberapa bagian besar yang disebut dengan”lempengan tektonis”. Diatas lempengan-lempengan ini palung samudra dan benua-benua tertanam kuat di dalam batuan padat. Lempengan itu bergerak saling mendorong yang digerakkan oleh magma yang berada disekitar inti bumi yang merupakan mesin raksasa yang sangat panas. Laju kecepatan laju lempengan-lempengan tersebut hanya beberapa centimeter saja tiap tahun. Namun karena berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang sejak ratusan tahun silam, telah memisahkan kedua massa benua, yaitu Amerika dengan Afrika dan Eropa, makin saling menjauh hingga ribuan kilometer.
3. Terjadinya Aliran Listrik Di Atmosfer
Terjadinya arus listrik di atmosfer sangat erat hubungannya dengan hujan badai yang etrjadi di sana. Dalam Al-Qur’an terdapat bebrapa ayat mengenai hal ini.
Artinya :
Dialah yang memperhatikan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dia kehendaki, sementara mereka berbantahan-bantahan tentang Allah, dan Dia Maha Keras siksa-Nya.(Q.S Ar-Ra’d: 12-13)
Digambarkan dalam domr. ayat tersebut, adanya rLbungan erat antara terbentuknya gumpalan awan-awan berat yang mengandung hujan atau butiran-butiran es dan terbentuknya halilintar. Yang sangat diharapkan oleh manusia adalah turunnya hujan karena manfaatnya, bukan halilintar karena bahayanya. Namun, hal itu semua adalah putusan Tuhan Yang MahaKuasa
Guruh dan halilintar adalah gangguan yang terjadi di atmosfer yang disebabkan oleh badai yang hebat. Halilintar adalah bunga api yang terang benderang akibat adanya arus tegangan listrik yang sangat tinggi di atmosfer dan menimbulkan suara keras yang disebut guruh. Halilintar atau petir biasa terjadi ketika hujan badai atau kadang-kadang pada badai salju, badai debu, serta letusan gunung berapi.
Hujan badai disertai petir terjadi jika udara panas yang lembap membumbung ke angkasa. Udara tersebut akan menjadi dingin dan mengembun menjadi awan-awan kumulus atau awan-awan putih. Awan-awan itu terus naik dan bergabung menjadi awan penyebab badai yang lebih besar. Di sini terjadi aliran udara kencang dan penimbunan muatan aliran listrik yang sangat besar sehingga menimbulkan kilatan petir di dalam awan antara gumpalan awan yang satu dan yang lain. Atau, antara awan dan bumi yang dapat mengakibatkan kebakaran, kerusakan di muka bumi yang terkena, atau terjadinya korban jiwa. Biasanya gumpalan-gumpalan awan besar tersebut berubah menjadi sangat gelap dan sering terjadi kilatan petir dan guruh. Awan seperti ini disebut dengan kumulonimbus. Cuaca yang sangat buruk ini sangat ditakuti oleh manusia apalagi oleh dunia penerbangan pesawat udara.
4. Terjadinya Musim di Bumi
Matahari secara terus-menerus memancarkan energi berupa sinar ke bumi. Setiap menit energi yang dilepaskannya ke permukaan bumi sebesar ± 22.000.000.000 (dua puluh dua miliar) tenaga kuda, yang memanaskan daratan dan lautan, tetapi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi tidak merata. Di daerah khatulistiwa menerima panas lebih banyak daripada daerah-daerah lain, apalagi kutub. Keadaan yang demikian ini menyebabkan udara bergerak dan menciptakan berbagai cuaca. Di samping itu, iklim dan musim di muka bumi juga berbeda-beda.
Di daerah sekitar khatulistiwa sinar matahari hampir jatuh tegak lurus yang menyebabkan iklim sangat panas di hampir sepanjang tahun. Daerah ini disebut daerah tropis. Makin jauh dari khatulistiwa suhu makin turun karena jatuhnya smar pada daerah-daerah im menyudut. Daerah-daerah ini lebih sejuk dan disebut daerah sejuk atau subtropis karena panas matahari yang, diterimanya jauh berkurang.
Hal itu disebabkan oleh kedudukan bumi terhadap matahari. Demikian pula halnya dengan musim. Musim berubah ketika bumi beredar mengelilingi matahari dalam orbitnya. Perubahan tersebut terladi karena poros bumi terletak miring dan tidak tegak lurus pada bidang orbitnya ketika bumi mengelilingi matahari, yang menyebabkan lebih banyaknya bagian belahan bumi utara atau selatan menghadap ke matahari.
a. Dari tanggal 21 Maret sampai 23 September, belahan bumi utara condong ke arah matahari sehingga terjadilah musim panas (untuk daerah subtropis terjadi musim semi dan musim panas). Sebaliknya, pada saat yang sama bagian bumi sebelah selatan khatulistiwa terjadi musim dingin (untuk daerah subtropis terjadi musim gugur dan musim dingin).
b. Dari kira-kira tangga123 September sampai 21 Maret, belahan bumi selatan condong ke arah matahari sehingga di daerah selatan khatulistiwa terjadi musim panas (untuk daerah subtropis terjadi musim semi dan musim panas). Sedangkan, di belahan bumi Utara terjadi musim dingin atau di daerah subtropis terjadi musim gugur dan musim dingin.
Sehubungan dengan perubahan musim, terjadi pula perubahan suhu udara. Hal ini sangat terasa di daerah subtropis. Sedangkan, di daerah tropis perubahan suhu ini tidak terasa. Adapun di daerah kutub, meskipun selalu dingin, suhunya berubah sesuai dengan perubahan musim yang sedang berlangsung.
Fenomena alam mengenai perubahan musim, iklim, dan cuaca yang terjadi di bumi dapat dilihat melalui pengamatan yang sederhana yang sangat mudah dipahami, yaitu dengan mengamati tempat terbit dan terbenamnya matahari. Tempat arah matahari terbit disebut Timur, sebaliknya tempat arah terbenamnya matahari disebut barat.
5. Kejadian Gunung-Gunung dan Fungsinya
Gunung adalah bagian dari permukaan kulit bumi yang menonjol lebih tinggi dari daerah-daerah sekitarnya dan terdapat di mana-mana. Pegunungan itu kebanyakan terbentuk oleh adanya gerakan yang terjadi pada kulit bumi.
Dalam perut bumi ada juga yang cukup kuat membentuk gunung dan pegunungan, bahkan menggeser benua-benua. Kulit bumi merupakan massa yang lentur yang terpecah-pecah dalam beberapa bagian yang sangat besar yang disebut dengan iempengan tektonis. Benua-benua dan palung samudra tertanam kuat di dalam batuan yang padat dari lempengan ini dan menumpang di atasnya. Lempengan-lempengan tersebut selalu bergerak dengan saling mendorong satu sama lain karena adanya gerakan-gerakan yang sangat kuat dari dalam perut bumi, berupa magma yang sangat panas. Gerakan-gerakan arus vertikal yang sangat kuat dan terjadi jauh di dalam perut bumi mulai naik ke permukaan bumi. Jika tekanan-tekanan tersebut makin kuat dan besar, bagian-bagian dari lempengan itu akan digerakkannya ke atas sehingga akan terjadi pegunungan. Bisa juga terjadi karena adanya dua lempengan saling.membentur sehingga benua-benua yang menumpang di atasnya saling membajak dan membentuk pegunungan.
Terkadang dari tabrakan antara dua lempengan tersebut salah satunya menukik ke bawah lipatan lempengan lain sehingga daerah yang berada di atasnya akan dilipat dan diangkat membentuk gunung api.
Pegunungan Himalaya dan Alpen, keduanya terbentuk karena lempengan-lempengan bumi saling membentur satu sama lain. Para ahli menyatakan bahwa pada jutaan tahun silam, India melepaskan diri dari Benua Afrika. Dengan menumpang pada suatu lempengan, patahan ini menuju ke timur laut sehingga membentur bagian bawah Asia. Akibat benturan tersebut, daratan Himalaya yang besar itu tempat Mount Everest, puncak tertinggi di dunia terangkat ke atas. Demikian pula dengan terbentuknya Pegunungan, Alpen di Italia dengan cara yang sama, yaitu pada waktu lebih kurang 20 juta tahun yang silam Italia mendesak masuk ke Eropa Selatan secara lambat.
Berbeda dengan terbentuknya pegunungan Andes di Amerika Selatan yang merupakan pegunungan paling panjang di dunia. Sedangkan, pegunungan Rocky di Amerika Utara adalah deretan gunung yang luas dan memanjang sejauh 4.827 km mulai dari Alaska ke selatan, melalui Kanada dan Amerika Serikat sampai Meksiko. Pada waktu beribu-ribu abad yang lalu Amerika Utara dan Selatan mengapung ke arah barat jutaan tahun silam dan membentur lempengan Samudra Pasifik yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan bagian depan dari kedua lempengan tersebut dilipat-lipat membentuk rangkaian pegunungan yang sangat panjang mulai dari Alaska di Amerika Utara sampai ke ujung Benua Amerika Selatan.
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menganjurkan kepada umat manusia untuk memerhatikan dengan mengadakan penelitian dan penyelidikan yang mendalam entang kejadian gunung-gunung di bumi, sebagai berikut.
Artinya :
Fakta-Fakta Ilmiah pada Bumi dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? (QS Al-Ghasyiyah : l9)
Para ahli geologi menyatakan bahwa gunung dan pegunungan itu tidak hanya terdapat di atas benua dan daratan, tetapi di dalam samudra di bawah muka laut pun terdapat deretan gunung-gunung dan pegunungan di berbagai tempat. Di dasar Samudra Atlantik di bawah permukaan laut terdapat suatu deretan pegunungan yang panjangnya mencapai ± 19.300 km. Beberapa puncak muncul di atas permukaan laut dan disebut pulau.
Di Samudra Pasifik terdapat beberapa gunung tinggi dengan puncak yang berdiri sendiri dibentuk oleh kegiatan vulkanik. Kebanyakan pulau yang terdapat di Pasifik merupakan gunung api yang dibentuk oleh lapisan demi lapisan lava yang telah mengeras dari dasar samudra. Di Kepulauan Hawai terdapat Gunung Mauna Loa yang menjulang pada ketinggian 4.150 m di atas permukaan laut. Gunung ini jika diukur dari dasar samudra merupakan gunung yang terbesar di bumi.
Biasanya orang-orang mendirikan tenda di tempat terbuka dengan memancangkan pasak di setiap sudut-sudutnya. Hal ini dimaksudkan agar tetap berdiri tegak dan tidak goyah dari tempatnya. Para ahli geologi menggambarkan lipatan batu-batuan berupa gunung itu bertempat di atas relief dengan dimensi yang berbeda-beda hingga beberapa kilometer, bahkan mencapai beberapa puluh kilometer yang terhunjam jauh di dalam kerak bumi. Dari lipatan-lipatan berupa batuan-batuan keras inilah, kulit bumi yang dihuni oleh manusia dapat menjadi stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Djimjati, Djamaludin “Menyingkap Kebenaran Al-Qur’an”. 2008. Jakarta: Tiga Serangkai.
Mulyono “IPA”. 2006. Erlangga
Labels:
Makalah
Thanks for reading Tentang Bumi. Please share...!
0 Komentar untuk "Tentang Bumi"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar