Penelitian merupakan senjata wasiat yang sangat ampuh untuk memerangi kebodohan, kelaparan dan keterbelakangan. Dalam beberapa tahun belakangan, penelitian telah menjadi penentu dan berperan sangat besar dalam memacu pertumbuhan suatu negara. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat di Benua Amerika, Jepang di Benua Asia merupakan bukti dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian sebagai dasar untuk pembangunan.
A. Arti Penelitian
Penelitian atau penyelidikan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti, dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan dan tafsiran yang baru dari pengetahuan yang telah ada, di mana sikap orang yang bertindak itu harus kritis dan prosedur yang digunakan harus lengkap.
B. Jenis-Jenis Penelitian
Secara spesifik di bidang pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia menggariskan empat langkah atau tahapan penelitian di bidang pertanian sebagai berikut:
1. Penelitian dasar, yang tergolong dalam penelitian ini adalah penelitian pemuliaan, penelitian komponen tekhnologi dan penelitian laboratorium.
2. Penelitian adaptif, mengadaptasikan penelitian dasar pada lokasi lain untuk mendapatkan hasil spesifik lokasi.
3. Penelitian sistem usaha tani, merakit komponen tekhnologi menjadi satu paket pada kondisi tertentu.
4. Penelitian sistem usaha pertanian, pengembangan hasil sistem usaha tani secara luas. Penggarisan penelitian hasil sistem usaha Departemen Pertanian ini bersifat lebih spesifik dan terarah hanya untuk teknologi pertanian.
C. Fungsi Penelitian
Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap leputusan dalam aspek pembangunan. Sangat sulit untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat digunakan dalam perancangan pembangunan jika penelitian tidak pernah diadakan serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dulu melalui penelitian. Tidak ada suatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan tanpa melibatkan banyak sumber daya, baik manusia, biaya maupun waktu untuk penelitian. Khusus penelitian pertanian, negara-negara yang sedang berkembang sangat membutuhkan sekali terutama yang menyangkut aspek-aspek pemasaran, penerapan tekhnologi, alat dan mesin pertanian, pengangkutan serta perangsang produksi. Banyak studi yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
PROSEDUR PENELITIAN
DI BIDANG ILMU EKONOMI PERTANIAN
A. Pemilihan Proyek Penelitian
Dalam memilih proyek atau objek penelitian, seorang peneliti dihadapkan pada permasalahan dan ketentuan. Permasalahan yang akan dihadapi di antaranya adalah keterbatasan biaya, tenaga, waktu, untuk apa penelitian dilakukan serta siapa peneliti yang melaksanakan. Kalau peneliti adalah seorang dosen atau peneliti dari Balai Penelitian dan sejenisnya, maka ia harus tunduk pada aturan, keterbatasan dan topik yang telah digariskan. Karena suatu universitas, Balai Penelitian atau badan biasanya sudah mempunyai program tertentu (induk) dan biaya tertentu pula, sehingga peneliti harus mengikuti aturan yang berlaku di institusinya. Bila peneliti adalah seorang ilmuwan dan mempunyai dana sendiri makan ia bebas menentukan objek penelitiannya. Bila seorang peneliti dibiayai oleh swasta atau badan tertentu maka ia harus tunduk dan bisa bekerja sama serta menyesuaiakn diri dengan apa yang akan dicari pihak penyandang dana tersebut. Beda di Indonesia dengan di negara maju, seorang peneliti dapat bebas menentukan objek penelitiannya dan didanai oleh pemerintah.
Ada dua dasar yang biasanya dijadikan pegangan dalam proyek penelitian, yakni:
1. Faktor kegunaan (relative importance)
Dalam memilih proyek penelitian, peneliti harus memperhatikan besar dan luasnya masalah yang akan dipecahkan, yaitu berapa luas kepentingan yang bersangkutan di dalamnya, termasuk jumlah orang atau golongan yang dipengaruhinya serta nilai dari kepentingan finansialnya.
2. Unsur-unsur yang tersedia (available resources)
Harus diperhatikan, dalam semua penelitian faktor-faktor tenaga, biaya dan bantuan dari orang atau badan lain tidak tersedia dalam jumlah yang dapat digunakan sewenang-wenang. Peneliti mempunyai kemampuan yang terbatas dalam jumlah dan kualitas tenaganya.
B. Perencanaan Proyek Penelitian
Perencanaan proyek penelitian itu terdiri dari langkah-langkah berikut ini.
1. Perkenalan tentang pustaka dan pengalaman orang lain.
2. Penentuan tujuan penelitian.
3. Pembatasan bidang penelitian dan penetapan masalah.
4. Penentuan satuan ukuran dan kriteria.
5. Penyusunan hipotesis.
6. Pemilihan metode penelitian dan prosedur pengumpulan data.
7. Penentuan daerah dan waktu penelitian.
8. Penyusunan tim peneliti.
9. Penetapan anggaran belanja.
10. Perumusan pernyataan proyek penelitian.
Tiap langkah yang disebut diatas memberikan sumbangan tersendiri pada perencanaan dan masing-masing saling terkait.
METODE PENELITIAN
DI BIDANG ILMU EKONOMI PERTANIAN
Ahli-ahli dan pemikir sebelumnya mengeluarkan banyak pendapat mengenai penggolongan dan pengelompokkan metode penelitian. Contohnya Crawford (1928) membagi penelitian atas 14 jenis sebagai berikut:
1. Eksperimen
2. Sejarah
3. Psikologis
4. Case study
5. Survei
6. Membuat kurikulum
7. Analisis pekerjaan
8. Interview
9. Questionaire
10. Observasi
11. Pengukuran
12. Statistik
13. Tabel dan grafik
14. Tekhnik perpustakaan
METODE SENSUS
Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap. Artinya semua individu yang ada dalam populasi dicacah sebagai responden. Dicacah artinya diselidiki atau diwawancarai.
Metode ini merupakan metode yang paling efektif tetapi tidak efisien dari semua metode penelitian sosial ekonomi yang ada. Konsekuensi dari metode sensus adalah biaya, tenaga dan waktu yang sangat banyak. Berbeda dari metode-metode lain seperti studi kasus atau survei. Pada studi kasus, penelitian ditujukan hanya pada satu atau beberapa satuan dari suatu populasi. Sebagai satuan diambil individu atau golongan, sesuai dengan tujuan penelitian yang digariskan. Metode pengambilan contoh dapat juga dilakukan pada kasus yang besar dalam wilayah yang luas. Pada survei penelitian ditujukan pada suatu fraksi dari populasi. Bagian yang diteliti ditetapkan dengan suatu metode pengambilan contoh tertentu.
METODE SURVEI
Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan.
A. Fungsi Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercayai dari seluruh populasi (population or universe).
2. Dapat menentukan presisi (precision) hasil penelitian dengan jalan menentukan penyimpangan baku dari taksiran-taksiran yang diperoleh.
3. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
4. Dapat memberikan keterangan yang banyak dengan biaya yang rendah.
5. Hemat dalam penggunaan biaya, tenaga dan waktu, jika dibandingkan dengan pencacahan lengkap.
Presisi adalah perbedaan dari hasil yang didapat dari contoh (sample), dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh dengan pencacahan lengkap (complete enumeration). Syaratnya bahwa keadaan-keadaan pada saat kedua metode dilakukan, seperti daftar pertanyaan, tekhnik wawancara, diukur dengan penyimpangan baku dari taksiran atau dengan rasio dari penyimpangan baku dan taksiran bersangkutan.
B. Penyimpangan Dan Faktor Penyebabnya
Penyimpangan atau deviasi adalah selisih nilai dari pengamatan dengan nilai sebenarnya. Hal ini layak terjadi pada setiap penelitian. Presisi atau tingkat kebenaran dari suatu penelitian dapat diukur dengan besarnya simpangan yang terjadi. Jadi, dapat didefenisikan bahwa simpangan (standar deviasi) merupakan besaran dari selisih nilai sebenarnya (populasi) dengan nilai pengamatan (sampel atau contoh).
C. Beberapa Metode Pengambilan Contoh
Dalam ilmu sosial ekonomi pertanian, tersedia beberapa metode pengambilan contoh yang dapat digunakan. Masing-masing metode mempunyai sifat, kekuatan dan kelemahan. Dalam penelitian dengan keadaan tertentu, suatu metode dapat memberikan hasil yang memuaskan, sedang untuk penelitian yang sama tapi pada keadaan yang berlainan metode lainnya mungkin lebih tepat dan akurat. Metode pengambilan contoh yang banyak digunakan dalam penelitian-penelitian di bidang sosial dan ekonomi (pertanian) adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan contoh acak sederhana (simple random sampling).
2. Pengambilan contoh sistematik (systematic sampling).
3. Pengambilan contoh acak distratifikasi (stratified random sampling).
4. Pengambilan contoh kelompok sederhana eka atau dwi tingkat (simple one or two stage cluster sampling).
5. Pengambilan contoh kelompok distratifikasi (stratified cluster sampling).
METODE DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Data dalam bentuk statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data. Sumber utama data statistik di Indonesia adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Tugas utamanya adalah mencari, mengolah dan menyediakan data guna kebutuhan perencanaan dan pembangunan.
METODE STUDI KASUS (CASE STUDY)
Bila diperhatikan lebih dalam, metode studi kasus lebih mirip dengan metode survei. Bedanya dalam studi kasus, populasi yang akan diteliti terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu serta waktu tertentu. Metode pengambilan contoh dalam studi kasus tidak terlalu mengikat sejauh penetapan suatu kasus benar-benar tepat. Tetapi dalam prakteknya tidak ada salahnya bila menggunakan metode pengambilan contoh seperti halnya dalam metode survei. Keadaan ini disarankan pada kasus yang daerah penyebarannya cukup luas. Peneliti dibatasi oleh biaya yang tersedia dan presisi atau tingkat kebenaran yang lebih tinggi.
Jika dibandingkan dengan penggunaan data sekunder, kuliah kerja mempunyai beberapa kebaikan sebagai berikut:
a. Peneliti dapat menentukan sendiri metode penelitian yang akan di gunakan, penetapan daerah penelitian dan metode pengambilan contoh.
b. Peneliti dapat menentukan macam data yang akan dikumpulkan, termasuk satuan-satuan ukuran, defenisi-defenisi dan kriteria-kriteria.
c. Peneliti dapat menentukan metode atau alat analisis yang akan digunakan.
METODE RRA, PRA DAN SAGA
A. Metode RRA
RRA (Rapid Rural Appraisal), dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Pengenalan Pedesaan dalam waktu singkat merupakan suatu metode yang termasuk baru. Metode ini berkembang di akhir dekade 70-an. Beberapa ahli mendeskripsikan metodologi ini sebagai berikut:
RRA is a study that takes a systems perspective, use triangulations for collecting informating, is iterative and exploratory in analyzing the information, is completed in a limited period of time and is flexible. It is carried out by multi-displinary teams and combines information collected in advance, direct observation and semi-structural interviews.
Sebagai metode baru, RRA dirancang terutama untuk tim yang berbeda disiplin ilmu, guna dipakai untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data dalam jangka waktu yang singkat. Dengan metode ini, tim dapat menganalisis dan menarik kesimpulan lebih komprehensif. Metode penelitian ini pada prakteknya tidak perlu harus terlalu fokus pada sampel yang representatif (beda dengan empat metode sebelumnya), tetapi lebih mengutamakan pemahaman tentang realita sosial dan ekonomi berkaitan dengan bio-fisik suatu daerah atau masyarakat. Disamping jawaban atas suatu masalah dapat diperoleh dalam waktu singkat dan biaya murah tapi juga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
1. Prosedur pelaksanaan RRA
Dalam pelaksanaan RRA ada tiga tahap berurutan yang harus dilalui, yaitu:
- Sebelum ke lapangan
- Di lapangan
- Setelah dari lapangan guna melengkapi persyaratan yang telah diuraikan sebelumnya.
2. Tipe RRA
Berdasarkan permasalahan, RRA terdiri dari tiga macam tipe yaitu topik, sistem dan partisipasi.
3. Keunggulan dan kekurangan RRA
Keunggulan Metode RRA Kelemahan Metode RRA
1. Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak bias. 1. Metode sampling diabaikan.
2. Dapat melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dengan segera dan mereka memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tersebut diambil. 2. Reliabilitas dan validitas informasi dikumpulkan secara cepat. Yang lebih menonjol adalah expert judgement peneliti.
3. Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan. 3. Tidak mampu mengungkapkan data kuantitatif.
4. Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang penelitian maupun perencanaan. 4. Banyak pengambil kebijakan lebih tertarik dengan data konkret, misalnya suatu tekhnologi telah diadopsi masyarakat sebesar 70%, daripada informasi tentang adopsi tekhnologi meningkat.
5. Dapat membantu dalam pemecahan cara penyebaran tekhnologi (terutama karena kendala sosial dan ekonomi) dan bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat sebagai pengguna tekhnologi.
6. Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dengan perspektif lintas disiplin ilmu.
7. Dapat membantu dalam menginterprestasikan data kuantitatif yang telah dikumpulkan sebelumnya. Jumlah data yang banyak dan sulit dihubungkan satu dengan lainnya, dapat dipecahkan dengan metode RRA.
B. Metode PRA, PLA Dan SAGA
PRA (Participatory Rural Appraisal), merupakan suatu tekhnik untuk menyusun dan mengembangkan program yang operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan memobilisasikan sumber daya manusia dan alam setempat, lembaga lokal guna mempercepat peningkatan produktivitas, menstabilkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu pula melestarikan sumber daya setempat.
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data (primer) untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Pada umumnya, data yang dikumpulkan akan digunakan, kecuali untuk keperluan eksploratif juga untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid. Dalam penelitian untuk bidang tertentu, seperti pada penelitian masalah psikologis, pengambil data adalah peneliti sendiri yang harus cukup terampil.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah akan memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan atau metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi maka peneliti harus menukar masalah yang ingin dipecahkan.
Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
- Metode pengamatan langsung
- Metode dengan menggunakan pertanyaan
- Metode khusus
A. Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan atau kuesioner berisi satu set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Oleh karena itu, dalam merancang dan membuat urutan pertanyaan peneliti dituntutmempunyai keahlian tertentu. Data tersebut sesuai dengan permasalahan penelitian yang ditetapkan dan juga mudah di mengerti pencacah dan mudah dijawab oleh responden.
B. Catatan Harian
Di negara yang sedang berkembang, dengan tingkat pendidikan penduduk relatif masih rendah, sering ditemui responden belum biasa menghadapi para pencacah yang langsung membawa daftar pertanyaan di depannya. Apalagi kalau diketahuinya daftar pertanyaan itu panjang. Persepsi mereka langsung pada petugas pemerintah yang mengumpulkan pajak atau pada petugas kepolisian dalam pengusutan suatu perkara kejahatan. Para penjawab lalu menjadi gentar hatinya atau timbul rasa curiga terhadap maksud baik dari penelitian itu. Situasi seperti inilah yang harus dihindari oleh pencacah dalam suatu penelitian.
C. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan daftar pertanyaan. Dalam wawancara alat yang digunakan adalah alat pemandu (interview guide). Metode ini dapat juga dikabtakan sebagai wawancara semistruktural (survey semistruktural), karena alat bantu tidak komplet seperti pada kuesioner. Panduan atau pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut urutan dan penggolongan data yang diperlukan. Berbeda dengan percakapan, wawancara lebih didominasi oleh pewawancara. Artinya responden lebih banyak pasif atau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
D. Pengamatan
Pengamatan dalam pengumpulan data hanya merupakan suplemen dari wawancara. Kalau wawancara dianggap sudah memberikan hasil yang lengkap dan mempunyai nilai kebenaran yang dapat dipercaya, maka pengamatan tidak perlu dilakukan lagi. Namun demikian, ada peneliti yang melaksanakan keduanya, alasannya karena ia ingin mendapatkan data yang baik dan terbukti di lapangan. Pemeriksaan ulang data dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan. Tetapi dalam hal ini dibutuhkah kepiawaian dan pengalaman peneliti.
ALAT ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
A. Penyiapan Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah. Dengan adanya analisis, data menjadi berarti dan berguna dalam memecahkan masalah penelitian, sekaligua menjawab hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Sebelum diolah atau dianalisis, data mentah yang diperoleh di lapanmgan perlu disusun dalam kelompok-kelompok yang berhubungan atau ditabulasi (ditabelkan) dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, dipahami dan bisa melayani kebutuhan alat analisis yang digunakan. Biasanya peneliti yang sudah biasa atau mahir mengolah data, terlebih dahulu akan mengelompokkan data, mengubah bentuk atau susunan data disesuaikan dengan kebutuhan alat analisis yang digunakan.
B. Memilih Alat Analisis
Dalam menentukan alat analisis yang tepat pada suatu penelitian sosial ekonomi (pertanian), secara teoretis peneliti sudah dibimbing oleh judul, tujuan dan hipotesis yang telah ditetapkan. Karena alat analisis merupakan alat untuk menjawab hipotesis guna mencapai tujuan penelitian.
C. Penelitian Perbandingan Dua Variabel
Banyak penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil dari dua kegiatan senada dalam bidang sosial ekonomi umumnya dan pertanian khususnya. Dalam memilih topik, peneliti tidak bisa membandingkan dua variabel secara sembarangan, harus dilihat apakah cukup fair perbandingan yang dibuat. Misalnya membandingkan pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan padi dengan jagung atau membandingkan hasil kacang tanah dengan kedelai dan sebagainya. Jelas bahwa perbandingan seperti diatas tidak fair dan tidak layak dilakukan. Contoh yang sesuai umpamanya membandingkan hasil dari dua tipe usaha tani komoditas yang sama dengan penggunaan pupuk yang berbeda. Misalnya yang satu menggunakan urea 50 kg/ha sedang yang lainnya menggunakan urea 100 kg/ha. Atau banyak lagi contoh kasus lain yang serupa.
D. Meneliti Hubungan Antara Dua Variabel Atau Lebih
Untuk kasus ini ada beberapa alat analisis yang bisa digunakan diantaranya:
1. Uji Chi Square (kuadrat chi) untuk mengkaji ketidakadaa hubungan;
2. Uji korelasi untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel;
3. Metode regresi untuk menguji pengaruh antara satu variabel atau lebih dengan variabel lainnya.
1. Uji kuadrat Chi
Uji kuadrat chi digunakan untuk mencari kecocokan (goodness of fit), apakah distribusi frekuensi yang diamati menyimpang secara signifikan atau tidak dari suatu distribusi frekuensi hipotesis atau yang diharapkan.
2. Uji korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel. Hubungan yang dimaksud bukanlah hubungan sebab akibat yang berlaku pada metode regresi. Metode korelasi hanya bisa digunakan pada hubungan variabel garis lurus (linear).
3. Metode regresi
Metode regresi digunakan untuk menguji hubungan sekaligus pengaruh dari independent variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel terikat). Bila variabel independen terdiri dari satu maka uji yang dilakukan cukup dengan metode regresi sederhana, bila variabel independen lebih dari satu maka alat uji yang tepat adalah regresi berganda.
PENUTUPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
(RANGKUMAN PENERAPAN METODE PENELITIAN)
Penerapan metode penelitian secara benar dalam suatu penelitian sosial ekonomi membutuhkan urutan kerja dan persiapan serta pemikiran yang terarah dan tajam. Terutama dalam menentukan judul, tujuan, hipotesis serta pemilihan metode penelitian dan metode penarikan sampel. Disamping itu, tidak kalah pentingnya menentukan alat analisis yang akan dipakai. Sebenarnya urutan langkah-langkah tersebut telah tertata kalau judul telah ditetapkan. Secra otoamtis, judul akan menggiring peneliti ke arah langkah selanjutnya.
Maka judul penelitiannya adalah pengaruh pupuk terhadap hasil pada usaha tani padi sawah.
Dari judul diatas dapat digariskan hal berikut:
a. Latar belakang dan perumusan masalah
b. Tujuan penelitian
c. Hipotesis
d. Metode penelitian diikuti metode pengambilan sample
e. Alat analisis
A. Latar Belakang Dan Perumusan Masalah
Mahasiswa atau peneliti harus mencari referensi menyangkut usaha tani padi, pengaruh pupuk terhadap hasil serta pengalaman peneliti atau petani yang telah ada serta masalah yang dihadapi dalam usaha tani padi sawah. Di samping itu, perlu juga kebijakan atau langkah pembangunan yang dijalankan pemerintah sebagai pendukung atau alasan perlunya penelitian dilakukan. Isi latar belakang difokuskan kepada pertanyaan mengapa penelitian dilakukan dan untuk apa. Faktor-faktor apa saja yang diidentifikasi menjadi masalah atau kendala dalam pencapaian peningkatan produksi padi.
B. Tujuan Penelitian
Dari judul tersebut, tersirat tujuan sebagai berikut untuk melihat pengaruh pupuk terhadap hasil pada usaha tani padi sawah. Tujuan penelitian akan mengarahkan kita pada hipotesis yang selanjutnya juga akan mengikat alat analisis yang digunakan. Usahakan tujuan penelitian jangan terlalu banyak dan mengambang, cukup satu atau dua saja. Karena konsekuensinya adalah hipotesis dan alat analisis. Kalau tujuan penelijtian ditetapkan dua maka kita juga harus menjawab keduanya dan hipotesisnya juga dua, serta alat analisis mengikuti. Dengan satu tujuan diharapkan hasil penelitian akan lebih tajam, konsentrasi penuh pada masalah. Pada penelitian yang lebih besar dengan biaya serta tenaga dan waktu tersedia cukup banyak lumrah mencapai dua tujuan atau lebih.
C. Hipotesis
Hipotesis dari judul penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa penggunaan pupuk meningkatkan hasil pada usaha tani padi sawah. Kalau tujuan ditambah maka dianalisis juga harus ditambah bahwa penggunaan pupul meningkatkan pendapatan petani pada usaha tani padi sawah. Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis analitis atau common sense. Dalam hal ini tidak ada hipotesis tandingan seperti halnya dalam hipotesis nul. Jawaban dari hipotesis ini nantinya adalah apabila t hitung besar dari t tabel maka betul ada pengaruh pupuk terhadap hasil. Begitu pula sebaliknya.
D. Metode Penelitian Dan Metode Pengambilan Sampel
Dalam kasus di atas ada dua pilihan untuk metode penelitian yang digunakan. Pilihan pertama adalah Metode studi kasus. Kalau areal atau usaha tani padi sawah tersebut dijadikan suatu kasus. Syarat dalam menetapkan kasus adalah apabila keadaan atau kejadian (tempat atau variabel yang diuji) betul-betul merupakan suatu yang lain atau menunjukkan perbedaan dengan tempat lain atau kejadian lainnya. Dalam hal ini seandainya lokasi dijadikan kasus, berarti lokasi tersebut betul-betul berbeda dengan lokasi usaha tani padi sawah lainnya (tidak bisa diambil kesimpulan yang berlaku untuk daerah lain, kecuali daerah yang agroklimatnya sama). Kalau variabelnya usaha tani yang dijadikan kasus, berarti pola usaha tani di daeraj atau lokasi tersebut benar-benar istimewa atau berbeda dengan pola usaha tani padi di daerah lainnya. Pemilihan contoh pada metode studi kasus tidak begitu mengikat, tetapi untuk ketajaman hasil disarankan juga untuk menggunakan metode pengambilan sampel yang tepat. Bisa menggunakan metode acak sederhana kalau frame populasi diketahui atau menggunakan metode strata kalau jumlah populasi dan lapisan (strata) diketahui. Biasanya peneliti cenderung menggunakan dua alternatif tersebut. Kalau frame populasi tidak diketahui bisa menggunakan metode purposive atau disengaja. Penggunaan metode ini, membutuhkan kepekaan dan ketajaman intuisi peneliti dalam menentukan sampel yang representatif. Disamping itu juga sangat berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri.
E. Alat Analisis
Alat analisis yang akan digunakan sangat tergantung pada tujuan dan hipotesis yang ditetapkan karena alat analisis merupakan alat untuk memperoleh jawaban hipotesis. Kalau hipotesis kita mengenai perbandingan maka alat analisisnya yang tepat adalah seperti uji t, kalau mencari pengaruh dari variabel maka lebih tepat digunakan regresi linear sederhana atau berganda.
Pada contoh kasus diatas, alat analisis yang tepat digunakan adalah regresi linear berganda. Variabel dependen dalam kasus ini adalah hasil padi pada usaha tani padi sawah. Sedangkan variabel independen adalah pupuk. Kalau peneliti hanya ingin melihat pengaruh pupuk saja, tanpa menguraikan jenis pupupk maka analisis yang digunakan hanya mengandung dua variabel saja, yaitu hasil dan pupuk. Analisisnya cukup menggunakan regresi sederhana saja. Tetapi kalau peneliti ingin melihat lebih jauh yaitu dengan menguraikan jenis pupuk yang digunakan petani maka ia harus menggunakan regresi linear berganda. Variabel independennya bisa Urea, SP 36, KCL, ZA, NPK dan atau lainnya tergantung pada data tersedia atau jenis pupuk yang digunakan responden.
A. Arti Penelitian
Penelitian atau penyelidikan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti, dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan dan tafsiran yang baru dari pengetahuan yang telah ada, di mana sikap orang yang bertindak itu harus kritis dan prosedur yang digunakan harus lengkap.
B. Jenis-Jenis Penelitian
Secara spesifik di bidang pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia menggariskan empat langkah atau tahapan penelitian di bidang pertanian sebagai berikut:
1. Penelitian dasar, yang tergolong dalam penelitian ini adalah penelitian pemuliaan, penelitian komponen tekhnologi dan penelitian laboratorium.
2. Penelitian adaptif, mengadaptasikan penelitian dasar pada lokasi lain untuk mendapatkan hasil spesifik lokasi.
3. Penelitian sistem usaha tani, merakit komponen tekhnologi menjadi satu paket pada kondisi tertentu.
4. Penelitian sistem usaha pertanian, pengembangan hasil sistem usaha tani secara luas. Penggarisan penelitian hasil sistem usaha Departemen Pertanian ini bersifat lebih spesifik dan terarah hanya untuk teknologi pertanian.
C. Fungsi Penelitian
Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap leputusan dalam aspek pembangunan. Sangat sulit untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat digunakan dalam perancangan pembangunan jika penelitian tidak pernah diadakan serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dulu melalui penelitian. Tidak ada suatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan tanpa melibatkan banyak sumber daya, baik manusia, biaya maupun waktu untuk penelitian. Khusus penelitian pertanian, negara-negara yang sedang berkembang sangat membutuhkan sekali terutama yang menyangkut aspek-aspek pemasaran, penerapan tekhnologi, alat dan mesin pertanian, pengangkutan serta perangsang produksi. Banyak studi yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
PROSEDUR PENELITIAN
DI BIDANG ILMU EKONOMI PERTANIAN
A. Pemilihan Proyek Penelitian
Dalam memilih proyek atau objek penelitian, seorang peneliti dihadapkan pada permasalahan dan ketentuan. Permasalahan yang akan dihadapi di antaranya adalah keterbatasan biaya, tenaga, waktu, untuk apa penelitian dilakukan serta siapa peneliti yang melaksanakan. Kalau peneliti adalah seorang dosen atau peneliti dari Balai Penelitian dan sejenisnya, maka ia harus tunduk pada aturan, keterbatasan dan topik yang telah digariskan. Karena suatu universitas, Balai Penelitian atau badan biasanya sudah mempunyai program tertentu (induk) dan biaya tertentu pula, sehingga peneliti harus mengikuti aturan yang berlaku di institusinya. Bila peneliti adalah seorang ilmuwan dan mempunyai dana sendiri makan ia bebas menentukan objek penelitiannya. Bila seorang peneliti dibiayai oleh swasta atau badan tertentu maka ia harus tunduk dan bisa bekerja sama serta menyesuaiakn diri dengan apa yang akan dicari pihak penyandang dana tersebut. Beda di Indonesia dengan di negara maju, seorang peneliti dapat bebas menentukan objek penelitiannya dan didanai oleh pemerintah.
Ada dua dasar yang biasanya dijadikan pegangan dalam proyek penelitian, yakni:
1. Faktor kegunaan (relative importance)
Dalam memilih proyek penelitian, peneliti harus memperhatikan besar dan luasnya masalah yang akan dipecahkan, yaitu berapa luas kepentingan yang bersangkutan di dalamnya, termasuk jumlah orang atau golongan yang dipengaruhinya serta nilai dari kepentingan finansialnya.
2. Unsur-unsur yang tersedia (available resources)
Harus diperhatikan, dalam semua penelitian faktor-faktor tenaga, biaya dan bantuan dari orang atau badan lain tidak tersedia dalam jumlah yang dapat digunakan sewenang-wenang. Peneliti mempunyai kemampuan yang terbatas dalam jumlah dan kualitas tenaganya.
B. Perencanaan Proyek Penelitian
Perencanaan proyek penelitian itu terdiri dari langkah-langkah berikut ini.
1. Perkenalan tentang pustaka dan pengalaman orang lain.
2. Penentuan tujuan penelitian.
3. Pembatasan bidang penelitian dan penetapan masalah.
4. Penentuan satuan ukuran dan kriteria.
5. Penyusunan hipotesis.
6. Pemilihan metode penelitian dan prosedur pengumpulan data.
7. Penentuan daerah dan waktu penelitian.
8. Penyusunan tim peneliti.
9. Penetapan anggaran belanja.
10. Perumusan pernyataan proyek penelitian.
Tiap langkah yang disebut diatas memberikan sumbangan tersendiri pada perencanaan dan masing-masing saling terkait.
METODE PENELITIAN
DI BIDANG ILMU EKONOMI PERTANIAN
Ahli-ahli dan pemikir sebelumnya mengeluarkan banyak pendapat mengenai penggolongan dan pengelompokkan metode penelitian. Contohnya Crawford (1928) membagi penelitian atas 14 jenis sebagai berikut:
1. Eksperimen
2. Sejarah
3. Psikologis
4. Case study
5. Survei
6. Membuat kurikulum
7. Analisis pekerjaan
8. Interview
9. Questionaire
10. Observasi
11. Pengukuran
12. Statistik
13. Tabel dan grafik
14. Tekhnik perpustakaan
METODE SENSUS
Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap. Artinya semua individu yang ada dalam populasi dicacah sebagai responden. Dicacah artinya diselidiki atau diwawancarai.
Metode ini merupakan metode yang paling efektif tetapi tidak efisien dari semua metode penelitian sosial ekonomi yang ada. Konsekuensi dari metode sensus adalah biaya, tenaga dan waktu yang sangat banyak. Berbeda dari metode-metode lain seperti studi kasus atau survei. Pada studi kasus, penelitian ditujukan hanya pada satu atau beberapa satuan dari suatu populasi. Sebagai satuan diambil individu atau golongan, sesuai dengan tujuan penelitian yang digariskan. Metode pengambilan contoh dapat juga dilakukan pada kasus yang besar dalam wilayah yang luas. Pada survei penelitian ditujukan pada suatu fraksi dari populasi. Bagian yang diteliti ditetapkan dengan suatu metode pengambilan contoh tertentu.
METODE SURVEI
Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan.
A. Fungsi Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercayai dari seluruh populasi (population or universe).
2. Dapat menentukan presisi (precision) hasil penelitian dengan jalan menentukan penyimpangan baku dari taksiran-taksiran yang diperoleh.
3. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
4. Dapat memberikan keterangan yang banyak dengan biaya yang rendah.
5. Hemat dalam penggunaan biaya, tenaga dan waktu, jika dibandingkan dengan pencacahan lengkap.
Presisi adalah perbedaan dari hasil yang didapat dari contoh (sample), dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh dengan pencacahan lengkap (complete enumeration). Syaratnya bahwa keadaan-keadaan pada saat kedua metode dilakukan, seperti daftar pertanyaan, tekhnik wawancara, diukur dengan penyimpangan baku dari taksiran atau dengan rasio dari penyimpangan baku dan taksiran bersangkutan.
B. Penyimpangan Dan Faktor Penyebabnya
Penyimpangan atau deviasi adalah selisih nilai dari pengamatan dengan nilai sebenarnya. Hal ini layak terjadi pada setiap penelitian. Presisi atau tingkat kebenaran dari suatu penelitian dapat diukur dengan besarnya simpangan yang terjadi. Jadi, dapat didefenisikan bahwa simpangan (standar deviasi) merupakan besaran dari selisih nilai sebenarnya (populasi) dengan nilai pengamatan (sampel atau contoh).
C. Beberapa Metode Pengambilan Contoh
Dalam ilmu sosial ekonomi pertanian, tersedia beberapa metode pengambilan contoh yang dapat digunakan. Masing-masing metode mempunyai sifat, kekuatan dan kelemahan. Dalam penelitian dengan keadaan tertentu, suatu metode dapat memberikan hasil yang memuaskan, sedang untuk penelitian yang sama tapi pada keadaan yang berlainan metode lainnya mungkin lebih tepat dan akurat. Metode pengambilan contoh yang banyak digunakan dalam penelitian-penelitian di bidang sosial dan ekonomi (pertanian) adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan contoh acak sederhana (simple random sampling).
2. Pengambilan contoh sistematik (systematic sampling).
3. Pengambilan contoh acak distratifikasi (stratified random sampling).
4. Pengambilan contoh kelompok sederhana eka atau dwi tingkat (simple one or two stage cluster sampling).
5. Pengambilan contoh kelompok distratifikasi (stratified cluster sampling).
METODE DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Data dalam bentuk statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data. Sumber utama data statistik di Indonesia adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Tugas utamanya adalah mencari, mengolah dan menyediakan data guna kebutuhan perencanaan dan pembangunan.
METODE STUDI KASUS (CASE STUDY)
Bila diperhatikan lebih dalam, metode studi kasus lebih mirip dengan metode survei. Bedanya dalam studi kasus, populasi yang akan diteliti terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum. Biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu serta waktu tertentu. Metode pengambilan contoh dalam studi kasus tidak terlalu mengikat sejauh penetapan suatu kasus benar-benar tepat. Tetapi dalam prakteknya tidak ada salahnya bila menggunakan metode pengambilan contoh seperti halnya dalam metode survei. Keadaan ini disarankan pada kasus yang daerah penyebarannya cukup luas. Peneliti dibatasi oleh biaya yang tersedia dan presisi atau tingkat kebenaran yang lebih tinggi.
Jika dibandingkan dengan penggunaan data sekunder, kuliah kerja mempunyai beberapa kebaikan sebagai berikut:
a. Peneliti dapat menentukan sendiri metode penelitian yang akan di gunakan, penetapan daerah penelitian dan metode pengambilan contoh.
b. Peneliti dapat menentukan macam data yang akan dikumpulkan, termasuk satuan-satuan ukuran, defenisi-defenisi dan kriteria-kriteria.
c. Peneliti dapat menentukan metode atau alat analisis yang akan digunakan.
METODE RRA, PRA DAN SAGA
A. Metode RRA
RRA (Rapid Rural Appraisal), dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Pengenalan Pedesaan dalam waktu singkat merupakan suatu metode yang termasuk baru. Metode ini berkembang di akhir dekade 70-an. Beberapa ahli mendeskripsikan metodologi ini sebagai berikut:
RRA is a study that takes a systems perspective, use triangulations for collecting informating, is iterative and exploratory in analyzing the information, is completed in a limited period of time and is flexible. It is carried out by multi-displinary teams and combines information collected in advance, direct observation and semi-structural interviews.
Sebagai metode baru, RRA dirancang terutama untuk tim yang berbeda disiplin ilmu, guna dipakai untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data dalam jangka waktu yang singkat. Dengan metode ini, tim dapat menganalisis dan menarik kesimpulan lebih komprehensif. Metode penelitian ini pada prakteknya tidak perlu harus terlalu fokus pada sampel yang representatif (beda dengan empat metode sebelumnya), tetapi lebih mengutamakan pemahaman tentang realita sosial dan ekonomi berkaitan dengan bio-fisik suatu daerah atau masyarakat. Disamping jawaban atas suatu masalah dapat diperoleh dalam waktu singkat dan biaya murah tapi juga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
1. Prosedur pelaksanaan RRA
Dalam pelaksanaan RRA ada tiga tahap berurutan yang harus dilalui, yaitu:
- Sebelum ke lapangan
- Di lapangan
- Setelah dari lapangan guna melengkapi persyaratan yang telah diuraikan sebelumnya.
2. Tipe RRA
Berdasarkan permasalahan, RRA terdiri dari tiga macam tipe yaitu topik, sistem dan partisipasi.
3. Keunggulan dan kekurangan RRA
Keunggulan Metode RRA Kelemahan Metode RRA
1. Waktu cepat, biaya murah dan hasil tidak bias. 1. Metode sampling diabaikan.
2. Dapat melayani policy makers yang ingin memutuskan suatu hal dengan segera dan mereka memerlukan informasi terakhir sebelum keputusan tersebut diambil. 2. Reliabilitas dan validitas informasi dikumpulkan secara cepat. Yang lebih menonjol adalah expert judgement peneliti.
3. Mampu memonitor dan mengevaluasi proyek atau program pembangunan. 3. Tidak mampu mengungkapkan data kuantitatif.
4. Mampu melakukan identifikasi dan mendiagnosa masalah atau isu baik dibidang penelitian maupun perencanaan. 4. Banyak pengambil kebijakan lebih tertarik dengan data konkret, misalnya suatu tekhnologi telah diadopsi masyarakat sebesar 70%, daripada informasi tentang adopsi tekhnologi meningkat.
5. Dapat membantu dalam pemecahan cara penyebaran tekhnologi (terutama karena kendala sosial dan ekonomi) dan bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat sebagai pengguna tekhnologi.
6. Mampu memahami suatu permasalahan atau isu dengan perspektif lintas disiplin ilmu.
7. Dapat membantu dalam menginterprestasikan data kuantitatif yang telah dikumpulkan sebelumnya. Jumlah data yang banyak dan sulit dihubungkan satu dengan lainnya, dapat dipecahkan dengan metode RRA.
B. Metode PRA, PLA Dan SAGA
PRA (Participatory Rural Appraisal), merupakan suatu tekhnik untuk menyusun dan mengembangkan program yang operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan memobilisasikan sumber daya manusia dan alam setempat, lembaga lokal guna mempercepat peningkatan produktivitas, menstabilkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu pula melestarikan sumber daya setempat.
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data (primer) untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Pada umumnya, data yang dikumpulkan akan digunakan, kecuali untuk keperluan eksploratif juga untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid. Dalam penelitian untuk bidang tertentu, seperti pada penelitian masalah psikologis, pengambil data adalah peneliti sendiri yang harus cukup terampil.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah akan memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan atau metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi maka peneliti harus menukar masalah yang ingin dipecahkan.
Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
- Metode pengamatan langsung
- Metode dengan menggunakan pertanyaan
- Metode khusus
A. Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan atau kuesioner berisi satu set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Oleh karena itu, dalam merancang dan membuat urutan pertanyaan peneliti dituntutmempunyai keahlian tertentu. Data tersebut sesuai dengan permasalahan penelitian yang ditetapkan dan juga mudah di mengerti pencacah dan mudah dijawab oleh responden.
B. Catatan Harian
Di negara yang sedang berkembang, dengan tingkat pendidikan penduduk relatif masih rendah, sering ditemui responden belum biasa menghadapi para pencacah yang langsung membawa daftar pertanyaan di depannya. Apalagi kalau diketahuinya daftar pertanyaan itu panjang. Persepsi mereka langsung pada petugas pemerintah yang mengumpulkan pajak atau pada petugas kepolisian dalam pengusutan suatu perkara kejahatan. Para penjawab lalu menjadi gentar hatinya atau timbul rasa curiga terhadap maksud baik dari penelitian itu. Situasi seperti inilah yang harus dihindari oleh pencacah dalam suatu penelitian.
C. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan daftar pertanyaan. Dalam wawancara alat yang digunakan adalah alat pemandu (interview guide). Metode ini dapat juga dikabtakan sebagai wawancara semistruktural (survey semistruktural), karena alat bantu tidak komplet seperti pada kuesioner. Panduan atau pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut urutan dan penggolongan data yang diperlukan. Berbeda dengan percakapan, wawancara lebih didominasi oleh pewawancara. Artinya responden lebih banyak pasif atau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
D. Pengamatan
Pengamatan dalam pengumpulan data hanya merupakan suplemen dari wawancara. Kalau wawancara dianggap sudah memberikan hasil yang lengkap dan mempunyai nilai kebenaran yang dapat dipercaya, maka pengamatan tidak perlu dilakukan lagi. Namun demikian, ada peneliti yang melaksanakan keduanya, alasannya karena ia ingin mendapatkan data yang baik dan terbukti di lapangan. Pemeriksaan ulang data dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan. Tetapi dalam hal ini dibutuhkah kepiawaian dan pengalaman peneliti.
ALAT ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
A. Penyiapan Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah. Dengan adanya analisis, data menjadi berarti dan berguna dalam memecahkan masalah penelitian, sekaligua menjawab hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Sebelum diolah atau dianalisis, data mentah yang diperoleh di lapanmgan perlu disusun dalam kelompok-kelompok yang berhubungan atau ditabulasi (ditabelkan) dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, dipahami dan bisa melayani kebutuhan alat analisis yang digunakan. Biasanya peneliti yang sudah biasa atau mahir mengolah data, terlebih dahulu akan mengelompokkan data, mengubah bentuk atau susunan data disesuaikan dengan kebutuhan alat analisis yang digunakan.
B. Memilih Alat Analisis
Dalam menentukan alat analisis yang tepat pada suatu penelitian sosial ekonomi (pertanian), secara teoretis peneliti sudah dibimbing oleh judul, tujuan dan hipotesis yang telah ditetapkan. Karena alat analisis merupakan alat untuk menjawab hipotesis guna mencapai tujuan penelitian.
C. Penelitian Perbandingan Dua Variabel
Banyak penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil dari dua kegiatan senada dalam bidang sosial ekonomi umumnya dan pertanian khususnya. Dalam memilih topik, peneliti tidak bisa membandingkan dua variabel secara sembarangan, harus dilihat apakah cukup fair perbandingan yang dibuat. Misalnya membandingkan pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan padi dengan jagung atau membandingkan hasil kacang tanah dengan kedelai dan sebagainya. Jelas bahwa perbandingan seperti diatas tidak fair dan tidak layak dilakukan. Contoh yang sesuai umpamanya membandingkan hasil dari dua tipe usaha tani komoditas yang sama dengan penggunaan pupuk yang berbeda. Misalnya yang satu menggunakan urea 50 kg/ha sedang yang lainnya menggunakan urea 100 kg/ha. Atau banyak lagi contoh kasus lain yang serupa.
D. Meneliti Hubungan Antara Dua Variabel Atau Lebih
Untuk kasus ini ada beberapa alat analisis yang bisa digunakan diantaranya:
1. Uji Chi Square (kuadrat chi) untuk mengkaji ketidakadaa hubungan;
2. Uji korelasi untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel;
3. Metode regresi untuk menguji pengaruh antara satu variabel atau lebih dengan variabel lainnya.
1. Uji kuadrat Chi
Uji kuadrat chi digunakan untuk mencari kecocokan (goodness of fit), apakah distribusi frekuensi yang diamati menyimpang secara signifikan atau tidak dari suatu distribusi frekuensi hipotesis atau yang diharapkan.
2. Uji korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel. Hubungan yang dimaksud bukanlah hubungan sebab akibat yang berlaku pada metode regresi. Metode korelasi hanya bisa digunakan pada hubungan variabel garis lurus (linear).
3. Metode regresi
Metode regresi digunakan untuk menguji hubungan sekaligus pengaruh dari independent variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel terikat). Bila variabel independen terdiri dari satu maka uji yang dilakukan cukup dengan metode regresi sederhana, bila variabel independen lebih dari satu maka alat uji yang tepat adalah regresi berganda.
PENUTUPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
(RANGKUMAN PENERAPAN METODE PENELITIAN)
Penerapan metode penelitian secara benar dalam suatu penelitian sosial ekonomi membutuhkan urutan kerja dan persiapan serta pemikiran yang terarah dan tajam. Terutama dalam menentukan judul, tujuan, hipotesis serta pemilihan metode penelitian dan metode penarikan sampel. Disamping itu, tidak kalah pentingnya menentukan alat analisis yang akan dipakai. Sebenarnya urutan langkah-langkah tersebut telah tertata kalau judul telah ditetapkan. Secra otoamtis, judul akan menggiring peneliti ke arah langkah selanjutnya.
Maka judul penelitiannya adalah pengaruh pupuk terhadap hasil pada usaha tani padi sawah.
Dari judul diatas dapat digariskan hal berikut:
a. Latar belakang dan perumusan masalah
b. Tujuan penelitian
c. Hipotesis
d. Metode penelitian diikuti metode pengambilan sample
e. Alat analisis
A. Latar Belakang Dan Perumusan Masalah
Mahasiswa atau peneliti harus mencari referensi menyangkut usaha tani padi, pengaruh pupuk terhadap hasil serta pengalaman peneliti atau petani yang telah ada serta masalah yang dihadapi dalam usaha tani padi sawah. Di samping itu, perlu juga kebijakan atau langkah pembangunan yang dijalankan pemerintah sebagai pendukung atau alasan perlunya penelitian dilakukan. Isi latar belakang difokuskan kepada pertanyaan mengapa penelitian dilakukan dan untuk apa. Faktor-faktor apa saja yang diidentifikasi menjadi masalah atau kendala dalam pencapaian peningkatan produksi padi.
B. Tujuan Penelitian
Dari judul tersebut, tersirat tujuan sebagai berikut untuk melihat pengaruh pupuk terhadap hasil pada usaha tani padi sawah. Tujuan penelitian akan mengarahkan kita pada hipotesis yang selanjutnya juga akan mengikat alat analisis yang digunakan. Usahakan tujuan penelitian jangan terlalu banyak dan mengambang, cukup satu atau dua saja. Karena konsekuensinya adalah hipotesis dan alat analisis. Kalau tujuan penelijtian ditetapkan dua maka kita juga harus menjawab keduanya dan hipotesisnya juga dua, serta alat analisis mengikuti. Dengan satu tujuan diharapkan hasil penelitian akan lebih tajam, konsentrasi penuh pada masalah. Pada penelitian yang lebih besar dengan biaya serta tenaga dan waktu tersedia cukup banyak lumrah mencapai dua tujuan atau lebih.
C. Hipotesis
Hipotesis dari judul penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa penggunaan pupuk meningkatkan hasil pada usaha tani padi sawah. Kalau tujuan ditambah maka dianalisis juga harus ditambah bahwa penggunaan pupul meningkatkan pendapatan petani pada usaha tani padi sawah. Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis analitis atau common sense. Dalam hal ini tidak ada hipotesis tandingan seperti halnya dalam hipotesis nul. Jawaban dari hipotesis ini nantinya adalah apabila t hitung besar dari t tabel maka betul ada pengaruh pupuk terhadap hasil. Begitu pula sebaliknya.
D. Metode Penelitian Dan Metode Pengambilan Sampel
Dalam kasus di atas ada dua pilihan untuk metode penelitian yang digunakan. Pilihan pertama adalah Metode studi kasus. Kalau areal atau usaha tani padi sawah tersebut dijadikan suatu kasus. Syarat dalam menetapkan kasus adalah apabila keadaan atau kejadian (tempat atau variabel yang diuji) betul-betul merupakan suatu yang lain atau menunjukkan perbedaan dengan tempat lain atau kejadian lainnya. Dalam hal ini seandainya lokasi dijadikan kasus, berarti lokasi tersebut betul-betul berbeda dengan lokasi usaha tani padi sawah lainnya (tidak bisa diambil kesimpulan yang berlaku untuk daerah lain, kecuali daerah yang agroklimatnya sama). Kalau variabelnya usaha tani yang dijadikan kasus, berarti pola usaha tani di daeraj atau lokasi tersebut benar-benar istimewa atau berbeda dengan pola usaha tani padi di daerah lainnya. Pemilihan contoh pada metode studi kasus tidak begitu mengikat, tetapi untuk ketajaman hasil disarankan juga untuk menggunakan metode pengambilan sampel yang tepat. Bisa menggunakan metode acak sederhana kalau frame populasi diketahui atau menggunakan metode strata kalau jumlah populasi dan lapisan (strata) diketahui. Biasanya peneliti cenderung menggunakan dua alternatif tersebut. Kalau frame populasi tidak diketahui bisa menggunakan metode purposive atau disengaja. Penggunaan metode ini, membutuhkan kepekaan dan ketajaman intuisi peneliti dalam menentukan sampel yang representatif. Disamping itu juga sangat berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri.
E. Alat Analisis
Alat analisis yang akan digunakan sangat tergantung pada tujuan dan hipotesis yang ditetapkan karena alat analisis merupakan alat untuk memperoleh jawaban hipotesis. Kalau hipotesis kita mengenai perbandingan maka alat analisisnya yang tepat adalah seperti uji t, kalau mencari pengaruh dari variabel maka lebih tepat digunakan regresi linear sederhana atau berganda.
Pada contoh kasus diatas, alat analisis yang tepat digunakan adalah regresi linear berganda. Variabel dependen dalam kasus ini adalah hasil padi pada usaha tani padi sawah. Sedangkan variabel independen adalah pupuk. Kalau peneliti hanya ingin melihat pengaruh pupuk saja, tanpa menguraikan jenis pupupk maka analisis yang digunakan hanya mengandung dua variabel saja, yaitu hasil dan pupuk. Analisisnya cukup menggunakan regresi sederhana saja. Tetapi kalau peneliti ingin melihat lebih jauh yaitu dengan menguraikan jenis pupuk yang digunakan petani maka ia harus menggunakan regresi linear berganda. Variabel independennya bisa Urea, SP 36, KCL, ZA, NPK dan atau lainnya tergantung pada data tersedia atau jenis pupuk yang digunakan responden.
Labels:
Makalah
Thanks for reading Tentang Penelitian. Please share...!
0 Komentar untuk "Tentang Penelitian"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar