Struktur Penulisan Laporan PenelitianTahap terakhir yang merupakan tahap paling penting dalam proses pelaksanaan penelitian adalah tahap menulis laporan hasil penelitian. Betapapun pentingnya teori dan hipotesis suatu penelitian, atau betapapun hati-hati dan telitinya rancangan dan pelaksanaan penelitian itu, atau bagaimanpun hebatnya penemuan-penemuan penelitian itu, semuanya akan kecil hasilnya apabila hasil penellitian itu tidak dilaporkan secara tertulis. Penelit membutuhkan komunikasi dengan pihak lain sehingga pengalaman penelitiannya dapat menambah perbendaharaan untuk kepentingan perkembangn ilmu pengetahuan.
Bentuk, isi, dan cara melaporkan hasil penelitian akan menentukan bagaiman proses penyebaran pengalaman penelitian dapat berlangsung secara semestinya di dalam masyarakat luas.Untuk berhasilnya penyebaran pengalaman penelitian,peneliti perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan dasar seperti : apa yang akan dilaporkan, siapa yang akan menerima laporan, dengan jalan apa laporan itu disebarluaskan, apa pengaruh penyebaran laporan itu?.Pertimbangan pertama dalam seni menyusun laporan adalah menentukan siapa yang menjadi konsumuen dari laporan itu. Dalam proses laporan dan pihak pembaca hasil laporan itu. Bentuk, bahasa, dan cara menyusun laporan penting juga . dipertimbangkan, yaitu sejauh mungkin diusahakan agar isi laporan dapat dipahami oleh pihak pembaca hasil laporan itu. Dalam pelaporan hasil penelitian berdasarkan data statistik, penggunaan tabel dan diagram merupakan alat yang berguna dalam menyajikan dan menjelaskan data yang berhasil dikumpulkanMenulis laporan penelitian bukan berarti hanya menuliskan hasil penelitian, namun juga proses penelitian itu sendiri secara menyeluruh. Laporan penelitian harus ditulis secara sistematis dan terstruktur, berkesinambungan dari awal hingga akhir, tidak melompat-lompat dari suatu pembahasan ke pembahasan Lain. A. Judul laporan Tuliskan judul laporan secara ringkas, padat, dan menggambarkan isi. Sedapat mungkin hindari pemakaian judul yang panjang, bertele-tele, dan berpotensi mengaburkan isi. Sayangnya, di berbagai perguruan tinggi masih banyak dosen pembimbing yang lebih menyukai judul yang panjang. Ada baiknya jika dosen pun kembali belajar menulis laporan penelitian yang komunikatif dan tidak sekadar “harus ada dua atau tiga variabel penelitian yang tercantum di dalam judul”. B. Kata Pengantar Cukup ditulis sepanjang satu halaman. Di dalam kata pengantar ini juga terdapat ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang terlibat atau membantu jalannya penelitian. C. Daftar isi Menunjukkan bagian-bagian yang dibahas dalam laporan penelitian. Jika dalam laporan penelitian itu ada tabel, diagram, peta, dan sebagainya, letakkan dalam daftar isi tersendiri. D.Pendahuluan Berisi perumusan masalah, ruanAg lingkup, metodologi penelitian, serta kegunaan penelitian. E. Pembahasan Merupakan bagian pokok dari sebuah laporan penelitian. Dalam bagian ini ada tinjauan teoretis dan analisis masalah. F. Lampiran Termasuk di sini adalah foto, tabel, peta, diagram, dan lain – lain yang menunjang penelitian tetapi terasa mengganggu jika dimasukkan / disatukan ke dalam pembahasan karena terlalu panjang. G. Daftar Pustaka Dari daftar pustaka ini akan terlihat bagaimana wawasan si peneliti. Apakah sumber pustaka yang digunakannya adalah yang terbaru (up to date) atau hasil penelitian 50 tahun yang lalu? Cantumkan hanya buku-buku dan sumber lain yang benar-benar digunakan dalam melakukan penelitian dan penulisannya. Hindari mencantumkan sumber – sumber pustaka yang tidak dipakai hanya agar daftar pustaka terlihat panjang dan mengesankan. Bahasa Dalam Penulisan Laporan Penelitian Kemampuan menggunakan bahasa tertulis sangat dibutuhkan dalam menulis laporan penelitian , selain tentu saja kemampuan untuk berpikir secara logis dan sistematis.Kemampuan berbahasa tulis yang baik ini tidak datang dengan tiba-tiba. Perlu latihan yang kontinyu dan tak kenal putus asa agar dapat menghasilkan tulisan yang komunikatif, mudah dipahami, namun tidak menghilangkan nilai keilmiahannya. Penggunaan bahasa yang tidak komunikatif atau bahkan terlalu rumit akan membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi sulit dicerna. Penguasaan bahasa ilmiah yang komunikatif ini lebih-lebih lagi sangat diperlukan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang lebih banyak menggunakan pemaparan (deskripsi) daripada angka-angka. Huruf yang lebih banyak berbicara, bukan angka. Daftar Pustaka Margono, Drs. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta. Rineka Cipta. 2007Penulisan Laporan Penelitian
0 Komentar untuk "Penulisan Laporan Penelitian"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar