belajar dan berbagi

TAFSIR AYAT TARBAWI

TAFSIR AYAT TARBAWI
MENGENAL KEESAAN DAN KEMAHAKUASAAN ALLAH
(SURAH AN-NAHL: 14-16, AR-RAD: 2, AL-ISRA’: 42-44)
PEMBAHASAN

A. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Dalam Penciptaan Laut Dan Sungai (Surat An-Nahl: 14-16)


                                    •   
Artinya:
“Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan) dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu (Dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (petunjuk lain). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk”. (An-Nahl: 14-16)

Jadi dapat kita simpulkan bahwa, penciptaan lautan juga merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang nyata dan banyak manfaatnya yang didalamnya terdapat ikan-ikan yang menjadi makanan manusia, ada pula intan, emas dan mutiara yang menjadi perhiasan bagi wanita, diatasnya perahu-perahu besar berjalan membawa barang-barang dan manusia sedangkan air tetap pada kondisiya mengalir dengan tenang.
Jika Allah tidak menundukkan lautan bagi manusia tentu ia akan meluap sehingga membunuh anak dan generasi manusia. Allah juga telah menjadikan air laut tampak hijau dan jernih, jika tidak ditundukkan Allah tentu air laut akan rusak, Allah menjadikannya tenang, ramah dan jinak. Demikian juga Allah telah menjadikan di atas bumi gunung-gunung menjulang, jalan-jalan, sungai-sungai dan bintang-bintang yang dijadikan sebagai penerang dalam gelapnya malam.
Sungguh berlimpah-limpah rahmat Allah yang tercurah untuk manusia, sehingga tak satupun manusia yang sanggup menghitungnya karena jumlahnya yang begitu banyak dan bermacam-macam. Maka renungkanlah apa yan telah Allah cipbtakan dialam semesta ini yang terdiri dari barang-barang tambang, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan serta menjadikannya tersedia untuk kamu ambil manfaatnya. Agar kita tahu hikmah Allah dalam penciptaan manusia dengan segala keubtamaan dan kebaikannya.

B. Bukti-Bukti Keesaan Allah (Surat Ar-Rad: 2)

                              
Artinya:
“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arasy dan menundukkan matahari dan bulan masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya) menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhan-Mu”. (Ar-Rad: 2)

Allah menyebutkan tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan keagungan-Nya melalui jalur sebagai bukti atas adanya hari kebangkitan dan hari perhitungan.
Pertama, penciptaan langit yang indah, yang ditinggikan tanpa penyangga, tidak bersandar diatas sesuatu dan tidak pula disanggah oleh sesuatu tapi ingat berdiri atas kekuasaan Allah Tuhan semesta alam.
Kedua, Allah menciptakan ‘Arasy (singgasana) yang sangat megah yang menunjukkan kekuasaannya yang tidak terbatas.
Ketiga, penundukkan matahari dan bulan untuk kemaslahatan manusia, matahari dan bulan masing-masing bergerak karena kekuasaan Allah hingga waktu yang ditentukan yaitu waktu hancurnya dunia.
Inilah dalil tentang keberadaan Allah yang maha pencipta dan maha bijaksana. Adapun tujuan dari beberapa ciptaan diatas adalah agar manusia mengetahui kekuasaan Tuhan mereka, mempercayai pertemuan dengan-Nya dan mempercayai adanya tempat kembali setelah kematian karena barangsiapa yang dapat menciptakan semua itu berarti mampu menghidupkan manusia setelah mati.

C. Menetapkan Keesaan Allah Dengan Bukti-Bukti Yang Masuk Akal (Surat Al-Isra’: 42-44)
Ayat ini menjelaskan tentang keesaan Allah ‘Azza wa jalla dan menepis anggapan orang-orang yang musryik mengenai adanya Tuhan selain Allah dan merkea beranggapan bahwa Tuhan-Tuhan itu adalah sekutu-sekutu Allah baik dalam ketuhanan maupun pemeliharaan. Padahal Tuhan-Tuhan mereka itu juga makhluk Allah baik yang berupa bintang, planet, manusia, hewan, tumbuhan dan benda mati, semuanya tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan yang bisa menyaingi Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

                                            
Artinya:
“Katakanlah, jikalah ada Tuhan-Tuhan disampingnya sebagai mana yang mereka katakan, niscaya Tuhan-Tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arasy maha suci dan maha tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebenar-benarnya. Langit yang tujuh, bumi dan semuanya ada didalamnya bertasbih kepada Allah dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah maha penyantun lagi maha pengampun”. (Al-Isra’: 42-44)

Ayat diatas mengandung makna harus dan tetap, karena kata “lau” dalam bahasa Arab adalah huruf larangan yang berfungsi untuk melarang dengan demikian semua masalah yang diungkapkan dengan kata “lau” (seandainya) berarti tidak terjadi atau terlarang, sehingga tidak ada Tuhan-Tuhan yang merupakan sekutu Allah, seperti anggapan mereka.
Artinya, jika kami tetapkan bahwa ada Tuhan-Tuhan selain Allah tentu mereka akan mencari jalan untuk menggulingkan kekuasaan Tuhan yang esa, yang memiliki kekuasaan dan keagungan, agar mereka dapat menguasai kedudukan-Nya, seperti yang dilakukan raja dan penguasa di dunia.
Maka ini merupakan bukti yang nyata bahwa hanya Allah-lah yang maha esa dan maha memelihara, penguasa hanya satu, yang maa besar dan maha tinggi, yang semua makhluk mensucikan-Nya, baik yang diam maupun yang berbicara, manusia maupun hewan, binatang-binatang maupun planet-planet semuanya bertasbih kepada Allah, langit bertasbih dengan keindahan-Nya, ladang-lacang bertasbih dengan kehijauan-Nya, pohon-pohon bertasbih dengan kerindangan-Nya dan sebagainya. Tetapi kamu tidak akan memahami cara bertasbih mereka, karena mereka tidak bertasbih dengan bahasa yang kamu gunakan.



DAFTAR PUSTAKA

As-Shabuny, Muhammad Alli, Cahaya Al-Qur’an, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur. 2001
An-Naisaburi, Gharaib Al-Qur’an, XII/9
Ar-Razi, Al-Tafsir Al-Kabir, XIX.170


Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Labels: Makalah

Thanks for reading TAFSIR AYAT TARBAWI. Please share...!

0 Komentar untuk "TAFSIR AYAT TARBAWI"

Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar

Back To Top