PENDAHULUAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau politik. Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri dari dua buah kalimat, mungkin juga dari dua kalimat. Bahkan sering ditemukan suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf:
Polusi udara selamanya selalu memungsikan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula pemecahannya di rancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki kita tetap menjadikan polusi udara sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung, penanganan polusi udara terus terjadi. Hal ini mengandung keprihatinan kita karena masalah polusi udara banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran udara dan air. Selama melakukan pemeriksaan kendaraan, pengolahan limbah industri dan penghijauan itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula polusi udara menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraf mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah polusi udara.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin sering dijumpai topik paragraf seperti:
1. Peranan bahasa dalam kehidupan
2. Penyebab kebakaran hutan
3. Perombakan kabinet
4. Tragedi semanggi
5. Kehidupan di ruang angkasa
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Selama pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat atau kalimat tertentu.
B. Syarat-syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
1. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.
Contoh:
Indonesia sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari mahasiswa Gunadarma setelah selesai mewakilkan Indonesia di pertandingan final kejuaraan IT Tingkat Nasional, minggu malam di Gedung Senayan City, Jakarta. Gunadarma Kalimalang terdapat di Kalimalang Bekasi Barat, Ibukota provinsi Jawa Barat. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang di impi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu mendali emas, dua mendali perak dan tiga mendali perunggu. Hal ini tambah lagi oleh mahasiswa IT terbaik yang jatuh ke tangan Indonesia. Hasil diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Indonesia dalam pertandingan seperti itu.
2. Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam suasana kalimat-kalimat dalam paragraf.
C. Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
1. Ungkapan penghubung transisi
2. Kata ganti
3. Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting)
1. Beberapa kata transisi
a. Hubungan tambahan
Lebih baik, selanjutnya, tambahan pula, disamping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
b. Hubungan pertentangan
Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
c. Hubungan perbandingan
Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
d. Hubungan akibat
Oleh sebab itu, jadi, akibat, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.
e. Hubungan tujuan
Untuk itu, untuk maksud itu.
f. Hubungan singkatan
Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
g. Hubungan waktu
Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
h. Hubungan tempat
Berdekatan dengan itu.
2. Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a. Kata ganti orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aki, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka dan nya (kata ganti orang ketiga).
Contoh:
Ana, Selpianah dan Qisti adalah teman kampus sejak semester 3 hingga sekarang. Kini mereka sudah menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Swasta di Bekasi. Mereka merencanakan mendirikan suatu tempat kursus ekonomi lengkap dengan komputer. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempat yang letaknya strategis.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Ana, Selpianah dan Qisti agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan kebutuhan paragraf.
b. Kata ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, disana dan sebagainya.
Contoh:
Itu rumah mereka. Mereka tinggal di situ sejak sekolah kelas 1 SMA sampai Kelas 3 SMA. Saudara-saudara mereka juga sering ke situ.
c. Kata kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata polusi udara pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
D. Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari pada orang terkemuka atau orang yang terkenal.
2. Paragraf pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali didalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangan mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif atau dengan cara argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
E. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agar menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf di tandai oleh kalimat permulannya yang tidak tertulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
F. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik pragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Adakalanya sebuah kalimat yang dianggap umum akan berubah menjadi kalimat khusus apabila paragraf itu diperluas.
G. Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif
Letak kalimat topik pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Kalimat topik ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas dan tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan membingungkan harus dihindari.
Misalnya:
Membingungkan:
Sistem pondasi cakar ayam penemuan Almarhum Prof. Sedyanto yang terkenal akhir-akhir ini dikalangan internasional, terutama di Negara Asean karena dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.
Seharusnya:
Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangung berbagai struktur di atas tanah lembek.
Kalimat topik yang baik adalah kalimat umum atau kalimat yang tidak mendetail.
Contohnya sebagai berikut:
Umum :
Modifikasi motor ini memerlukan berbagai fungsi agar selesai dengan memuaskan.
Mendetail :
Modifikasi motor ini memerlukan biaya yang banyak, waktu yang cukup dan tenaga yang terampil agar selesai dengan memuaskan.
Sebuah paragraf itu sendiri atas satu kalimat topik dan beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas-penjelas itulah yang membuat kalimat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Cara menjelaskan kalimat topik itu dapat dengan mengulasnya, menyongkong, menceritakan atau memberikan defenisi secara jelas.
Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat penjelas yang masih bersifat umum karena kalimat yang masih umum yang menyebabkan pembaca harus meraba-raba makna paragraf. Ia akan membicarakan uraian-uraian yang terperinci untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada pembaca.
Paragraf berikut memperlihatkan kepada kita bahwa penulisannya membuat kalimat-kalimat penjelas yang terperinci sehingga pembaca akan merasa yakin akan isi paragraf tersebut.
Contoh:
Kemajuan tekhnologi di Republik Indonesia pada akhir-akhir ini sangat dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu prestas besar bangsa Indonesia. Hal itu ditunjang oleh beberapa faktor nyata yang sangat dibanggakan. Kehadiran kapal laut industri PT. PAI Indonesia ditambah pula dengan kehadiran PT Dirgantara Indonesia sebagai pemasok pesawat. Apalagi di sana-sini pula ketinggalan beberapa industri computer seperti zyrek hasil buatan anak bangsa Indonesia.
H. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan paragraf topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar bola Persija Jakarta bersedia menunggu satu jam untuk memperoleh sebuah tiket fans Persija. Pertengahan bulan September Persija Jakarta akan menghentikan jumpa pers karena ada kendala di pertengahan jalan. Memang Persija tergolong club bola yang paling disegani di Indonesia.
Perhatikan paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat diatas.
Penggemar sepak bola Persija bersedia menunggu satu jam untuk memperoleh tiket jumpa fans. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh penggemar bola Persija di Jakarta. Hal ini terjadi setelah managemen Persija mengumumkan bahwa jumpa fans Persija tidak jadi dilaksanakan.
I. Tekhnik Pengembangan Paragraf
Tekhnik pengembangan paragraf itu, secara besarnya ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan “Ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga didepan pembaca tergambar nyata apa yang di maksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Didalam praktek, kedua tekhnik diatas dapat diperinci menjadi beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya:
a. Dengan memberikan contoh/fakta
Biasanya pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini.
b. Dengan memberikan alasan-alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
c. Dengan bercerita
Pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan. Paragraf dengan cara ini, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.
J. Pembagian Paragraf Menurut Tekhnik Pemaparannya
Paragraf menurut tekhnik pemaparannya dapat dibagi menjadi dalam empat macam yaitu deskriptif, eskpositoris, argumentative dan naratif.
1. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terjadi di depan pembicaranya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Contoh sebuah paragraf deskriptif:
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakaian dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es cendol.
2. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris:
Pasar Taman Wisam Asri adalah pasar yang kompleks. Disamping itu terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. Setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter untuk tiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
3. Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
4. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel cerpen atau hikayat:
Contoh paragraf naratif:
Siang itu Ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan Ibu.
BAB II
PENUTUP
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Dari pembahasan makalah ini bahwa dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a. Paragraf adalah sebuah perangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau politik yang terdiri dari dua buah kalimat bahkan lebih.
b. Syarat-syarat paragraf memiliki ketentuan yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
c. Pengait paragraf bertujuan agar paragraf menjadi padu.
d. Pembagian paragraf ada tiga jenis, paragraf pembuka, paragraf pengembangan dan paragraf penutup.
e. Dalam pembuatan sebuah paragraf ada namanya sebuah tanda paragraf, perangkat atau struktur sebuah paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau politik. Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri dari dua buah kalimat, mungkin juga dari dua kalimat. Bahkan sering ditemukan suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf:
Polusi udara selamanya selalu memungsikan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula pemecahannya di rancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki kita tetap menjadikan polusi udara sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung, penanganan polusi udara terus terjadi. Hal ini mengandung keprihatinan kita karena masalah polusi udara banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran udara dan air. Selama melakukan pemeriksaan kendaraan, pengolahan limbah industri dan penghijauan itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula polusi udara menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraf mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah polusi udara.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin sering dijumpai topik paragraf seperti:
1. Peranan bahasa dalam kehidupan
2. Penyebab kebakaran hutan
3. Perombakan kabinet
4. Tragedi semanggi
5. Kehidupan di ruang angkasa
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Selama pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat atau kalimat tertentu.
B. Syarat-syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
1. Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.
Contoh:
Indonesia sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari mahasiswa Gunadarma setelah selesai mewakilkan Indonesia di pertandingan final kejuaraan IT Tingkat Nasional, minggu malam di Gedung Senayan City, Jakarta. Gunadarma Kalimalang terdapat di Kalimalang Bekasi Barat, Ibukota provinsi Jawa Barat. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang di impi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu mendali emas, dua mendali perak dan tiga mendali perunggu. Hal ini tambah lagi oleh mahasiswa IT terbaik yang jatuh ke tangan Indonesia. Hasil diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Indonesia dalam pertandingan seperti itu.
2. Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam suasana kalimat-kalimat dalam paragraf.
C. Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
1. Ungkapan penghubung transisi
2. Kata ganti
3. Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting)
1. Beberapa kata transisi
a. Hubungan tambahan
Lebih baik, selanjutnya, tambahan pula, disamping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
b. Hubungan pertentangan
Akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
c. Hubungan perbandingan
Sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
d. Hubungan akibat
Oleh sebab itu, jadi, akibat, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.
e. Hubungan tujuan
Untuk itu, untuk maksud itu.
f. Hubungan singkatan
Singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
g. Hubungan waktu
Sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
h. Hubungan tempat
Berdekatan dengan itu.
2. Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a. Kata ganti orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aki, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka dan nya (kata ganti orang ketiga).
Contoh:
Ana, Selpianah dan Qisti adalah teman kampus sejak semester 3 hingga sekarang. Kini mereka sudah menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Swasta di Bekasi. Mereka merencanakan mendirikan suatu tempat kursus ekonomi lengkap dengan komputer. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempat yang letaknya strategis.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Ana, Selpianah dan Qisti agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan kebutuhan paragraf.
b. Kata ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, disana dan sebagainya.
Contoh:
Itu rumah mereka. Mereka tinggal di situ sejak sekolah kelas 1 SMA sampai Kelas 3 SMA. Saudara-saudara mereka juga sering ke situ.
c. Kata kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata polusi udara pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
D. Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari pada orang terkemuka atau orang yang terkenal.
2. Paragraf pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali didalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangan mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif atau dengan cara argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
E. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agar menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf di tandai oleh kalimat permulannya yang tidak tertulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
F. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik pragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Adakalanya sebuah kalimat yang dianggap umum akan berubah menjadi kalimat khusus apabila paragraf itu diperluas.
G. Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif
Letak kalimat topik pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Kalimat topik ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas dan tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan membingungkan harus dihindari.
Misalnya:
Membingungkan:
Sistem pondasi cakar ayam penemuan Almarhum Prof. Sedyanto yang terkenal akhir-akhir ini dikalangan internasional, terutama di Negara Asean karena dipakai untuk membangun berbagai struktur di atas tanah lembek.
Seharusnya:
Sistem fondasi cakar ayam dipakai untuk membangung berbagai struktur di atas tanah lembek.
Kalimat topik yang baik adalah kalimat umum atau kalimat yang tidak mendetail.
Contohnya sebagai berikut:
Umum :
Modifikasi motor ini memerlukan berbagai fungsi agar selesai dengan memuaskan.
Mendetail :
Modifikasi motor ini memerlukan biaya yang banyak, waktu yang cukup dan tenaga yang terampil agar selesai dengan memuaskan.
Sebuah paragraf itu sendiri atas satu kalimat topik dan beberapa buah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas-penjelas itulah yang membuat kalimat paragraf itu benar-benar “bicara” kepada pembacanya. Cara menjelaskan kalimat topik itu dapat dengan mengulasnya, menyongkong, menceritakan atau memberikan defenisi secara jelas.
Penulis yang berpengalaman tidak akan membuat kalimat penjelas yang masih bersifat umum karena kalimat yang masih umum yang menyebabkan pembaca harus meraba-raba makna paragraf. Ia akan membicarakan uraian-uraian yang terperinci untuk membuat paragraf dapat berbicara kepada pembaca.
Paragraf berikut memperlihatkan kepada kita bahwa penulisannya membuat kalimat-kalimat penjelas yang terperinci sehingga pembaca akan merasa yakin akan isi paragraf tersebut.
Contoh:
Kemajuan tekhnologi di Republik Indonesia pada akhir-akhir ini sangat dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu prestas besar bangsa Indonesia. Hal itu ditunjang oleh beberapa faktor nyata yang sangat dibanggakan. Kehadiran kapal laut industri PT. PAI Indonesia ditambah pula dengan kehadiran PT Dirgantara Indonesia sebagai pemasok pesawat. Apalagi di sana-sini pula ketinggalan beberapa industri computer seperti zyrek hasil buatan anak bangsa Indonesia.
H. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan paragraf topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar bola Persija Jakarta bersedia menunggu satu jam untuk memperoleh sebuah tiket fans Persija. Pertengahan bulan September Persija Jakarta akan menghentikan jumpa pers karena ada kendala di pertengahan jalan. Memang Persija tergolong club bola yang paling disegani di Indonesia.
Perhatikan paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat diatas.
Penggemar sepak bola Persija bersedia menunggu satu jam untuk memperoleh tiket jumpa fans. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh penggemar bola Persija di Jakarta. Hal ini terjadi setelah managemen Persija mengumumkan bahwa jumpa fans Persija tidak jadi dilaksanakan.
I. Tekhnik Pengembangan Paragraf
Tekhnik pengembangan paragraf itu, secara besarnya ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan “Ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga didepan pembaca tergambar nyata apa yang di maksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Didalam praktek, kedua tekhnik diatas dapat diperinci menjadi beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya:
a. Dengan memberikan contoh/fakta
Biasanya pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini.
b. Dengan memberikan alasan-alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
c. Dengan bercerita
Pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan. Paragraf dengan cara ini, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.
J. Pembagian Paragraf Menurut Tekhnik Pemaparannya
Paragraf menurut tekhnik pemaparannya dapat dibagi menjadi dalam empat macam yaitu deskriptif, eskpositoris, argumentative dan naratif.
1. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terjadi di depan pembicaranya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Contoh sebuah paragraf deskriptif:
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakaian dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es cendol.
2. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris:
Pasar Taman Wisam Asri adalah pasar yang kompleks. Disamping itu terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. Setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter untuk tiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
3. Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
4. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel cerpen atau hikayat:
Contoh paragraf naratif:
Siang itu Ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan Ibu.
BAB II
PENUTUP
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Dari pembahasan makalah ini bahwa dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a. Paragraf adalah sebuah perangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau politik yang terdiri dari dua buah kalimat bahkan lebih.
b. Syarat-syarat paragraf memiliki ketentuan yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
c. Pengait paragraf bertujuan agar paragraf menjadi padu.
d. Pembagian paragraf ada tiga jenis, paragraf pembuka, paragraf pengembangan dan paragraf penutup.
e. Dalam pembuatan sebuah paragraf ada namanya sebuah tanda paragraf, perangkat atau struktur sebuah paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
Labels:
Makalah
Thanks for reading Makalah tentang bahasa indonesia. Please share...!
0 Komentar untuk "Makalah tentang bahasa indonesia"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar