SITOLOGI
Sitologi tumbuhan adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang sel, termasuk bentuk, susunan dan sifat-sifat fisik maupun kimia sel tumbuhan. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1667, melaluii pengamatan irisan gabus, Quercus suber di bawah mikroskop. Teori sel yang dikemukakan oleh M.J. Schleiden menyatakan bahwa Semua organisme terdiri dari sel atau sel-sel serta zat yang dihasilkan oleh sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional dari organisme.
Bentuk sel bermacam-macam antara lain seperti kubus, peluru, prisma, silindris ataupun memanjang. Panjang sel berkisar 0,01 – 0,1 mm atau 10 – 100 mikron, tetapi ada yang mencapai panjang sampai 25 cm atau lebih.
Adanya dinding sel merupakan karakteristik dari sel tumbuhan. Dinding sel berfungsi memberikan bentuk pada sel dan melindungi isi sel. Sel yang masih muda mempunyai dinding yang relatif tipis. Setelah terjadi pertumbuhan sel , dinding sel primer dapat mengalami penebalan atau membentuk dinding sekunder bahkan dinding tersier. Dengan demikian dinding sel bila diamati dari luar ke dalam terdiri dari lamela tengah, dinding primer, dan dinding sekunder dan atau dinding tersier.
Komposisi utama dinding sel tadalah selulosa, lainnya adalah hemiselulosa, lignin, suberin, dan pektin. Dinding primer dan sekunder bersifat anisotrop sedangkan lamela tengah bersifat isotrop.
Percobaan 1. Mengukur Sel Tumbuhan
• Pengukuran sel di bawah mikroskop menggunakan lensa okuler dan objektif yang terlebih dahulu ditera. Lensa objektif sudah memiliki skala yang sudah tertentu ukurannya. Cocokkan skala pada objektif dengan skala pada okuler. Misalnya satu skala objektif jaraknya 10 mikron. Apabila tiga skala objektif setara dengan lima okuler, maka lima skala okuler ukurannya adalah 30 mikron atau satu skala okuler berukuran enam mikron.
• Lakukan peneraan dengan mikroskop saudara dengan perbesaran yang berbeda.
• Buatlah sayatan melintang dan membujur empelur Manihot utilissima dan Umbi Allium cepa, kemudian amati di bawah mikroskop
• Gambar dan ukurlah beberapa sel yang saudara amati.
Percobaan 2. Mengamati Bentuk Sel
• Ambillah rambut buah Ceiba petandra dan letakkan di atas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah bentuk sel yang terlihat
• Lakukan hal yang sama terhadap penampang melintang Monihot utillissima, rambut biji Gossypium sp dan umbi lapis Allium cepa serta benang sari Rhoe discolor.
Percobaan 3. Mengamati Bagian-bagian Sel
A. Plastida
Plastida merupakan organel yang spesifik pada tumbuhan. Terdapat tiga bentuk plastida yaitu kloroplas, kromoplas dan leukoplas. Perbedaannya adalah ada atau tidak adanya pigmen dan jenis pigmen yang dikandungnya. Kloroplas merupakan plastida yang umum terdapat pada tumbuhan terutama pada daun dengan kandungan pigmen klorofil l yang menyebabkan warna hijau. Kromoplas merupakan plastida yang menyebabkan warna kuning, merah, atau jingga karena adanya pigmen karotenoid sedangkan leukoplas merupakan plastida yang tidak mengandung pigmen.
A1. Kloroplas
• Ambillah satu helai daun Hydrilla verticillata dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop, perhatikan kloroplas kemudian gambarlah bagian-bagian sel yang terlihat.
A2. Kromoplas
• Buatlah sayatan kulit buah Capsicum annum (cabe merah) kemudian letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop, perhatikan kromoplas yang ada kemudian gambarlah sel serta bagian-bagian yang terlihat. Amati juga noktah-noktah yang menghubungkan sel.
A3. Leukoplas
• Buatlah sayatan tipis umbi Solanum tuberosum (kentang)
dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan sedikit air lalu tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah amiloplas berikut bagian-bagiannya, perhatikan letak hillumnya.
B. Zat ergastik
Kristal
Kristal yang paling umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah Ca-Oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir dari pertukaran zat di dalam sitoplasma, tidak larut di dalam asam cuka tetapi larut dalam asam kuat. Bentuk kristal bermacam-macam antara lain bentuk kristal pasir, prisma, jarum dan drus.
Butir Protein
Pada beberapa tumbuhan protein disimpan dalam bentuk padat yang disebut butir-butir aleuron. Butir-butir tersebut terdiri dari beberapa komponen termasuk massa potein. Ada yang berbentuk globoid dan ada yang berbentuk kristaloid. Keduanya dibungkus oleh membran berbentuk lipoid. Pada biji-bijian dari gandum, jagung atau Richinus communis, butir-butir aleuron mudah didapatkan, protein disimpan dalam vakuola sel.
Amilium/ pati
Pati merupakan zat ergastik substance yang bentuknya bermacam-macam, ada yang tunggal dan ada yang majemuk. Kebanyakan pati disususn oleh dua komponen amylose dan amylopektin, dimana yang pertama merupakan unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan yang kedua merupakan unit glukosa yang bercabang. Pati tidak larut dalam air dan harus diubah dahulu sebelum digunakan/ diangkut dalam jaringan tumbuhan.
Percobaan 4. Pengamatan zat-zat ergastik
B1. Kristal
• Buatlah sayatan tipis dari tumbuhan berikut ini, letakkan di atas kaca objek, tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup.
• Amati dan gambarlah bentuk kristal yang terlihat di dalam sel.
1). Penampang melintang batang/ tangkai daun Amaranthus sp (bayam), untuk melihat kristal pasir
2). Penampang melintang tangkai daun Begonia sp, batang Richinus communis, dan batang Gnetum gnemon (melinjo) untuk melihat kristal druss
3). Daun Citrus sp (jeruk) untuk melihat kristal tunggal besar
4). Daun Mirabilis jalava (kembang pukul empat) dan batang Bougenville sp untuk melihat kristal rafida
Percobaan 5. Butir Protein dan Pati
B2. Butir protein
• Buatlah irisan melintang endosperm Richinus communis dan Zea mays
• Letakkan di atas kaca objek dan tambahkan sedikit air lalu tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop dan gambarlah apa yang saudara lihat.
B.3 Amilium/ pati
Buatlah sayatan tipis Oryza sativa, Curcuma domestika dan Musa sp dalam air
• Letakkan diatas kaca objek dan tambahkan beberapa tetes air kemudian tutup dengan kaca penutup
• Amati dibawah mikroskop dan gambar apa yang saudara lihat.
INFAQ UNTUK PENGELOLA
HISTOLOGI
Histologi tumbuhan adalah ilmu mengenai jaringan tumbuhan. Pada tumbuhan atau organisme tingkat rendah belum terdapat jaringan, bahkan banyak organisme tingkat rendah yang selama hidupnya tetap bersifat uniseluler misalnya ganggang. Makin tinggi tingkat perkembangan tumbuhan, semakin jelas adanya diferensiasi pada sel-selnya. Jaringan pokok penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi umumnya terdiri dari jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan sekretori, jaringan pengangkut yang meliputi xilem dan floem.
Percobaan 6. Mengamati Jaringan
a. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemui pada semua organ tumbuhan. Parenkim berperanan sesuai dengan posisinya, walaupun sewaktu-waktu fungsinya dapat berubah. Sifat ini disebabkan adanya protoplas yang kompleks di dalam selnya. Parenkim ada yang berfungsi untuk fotosintesis, penyimpan cadangan makanan, untuk pertukaran udara ataupun yang bersifat meristematik. Bentuk selnya bervariasi, ada yang isodiametris, memanjang dan berlobus. Dinding sel parenkim umumnya relatif tipis.
• Buatlah sayatan penampang melintang tangkai daun Canna indica.
• Letakkan di atas kaca objek dan tambahkan beberapa tetes air kemudian tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah preparat tersebut sesuai dengan yang saudara lihat
• Perhatikan bentuk sel-sel parenkim yang berfungsi dalam pertukaran udara yang mempunyai rongga interseluler yang banyak
• Lakukan juga pengamatan yang sama terhadap parenkim dari tangkai daun dan alat pengapung Eichornia sp.
a. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan peneguh utama pada tumbuhan. Tersusun dari sel-sel yang berdinding tebal dan keras karena mengalami lignifikasi yang merupakan penebalan sekunder. Menurut bentuknya sklerenkim dibedakan atas sklereid (sel batu) fiber (serat). Sklereid tersebar di dalam berbagai organ dan mempunyai bentuk yang bervariasi. Sklereid terdapat pada epidermis, jaringan pembuluh pada batang, daun, buah, dan biji. Begitu juga dengan fiber tersebar di dalam berbagai organ tumbuhan
• Buatlah sayatan tipis endocarp Cocos nucifera, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan sklerenkim terutama sklereid dan tentukan bentuk penebalan dinding selnya di bawah mikroskop
• Amati juga noktah yang terdapat pada dinding sel
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap kulit biji Phaseolus sp.
Percobaan 7. Mengamati jaringan Kolenkim
b. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim mempunyai dinding yang tebal dan berfungsi meneguhkan terutama pada jaringan yang muda. Biasanya jaringan ini terletak arah kepinggir (perifer) dari batang dan bagian daun. Jaringan ini merupakan jaringan yang hidup dan dapat juga meristematis. Sel-sel penyusun kolenkim bersifat seperti parenkim yang telah mengalami diferensiasi sederhana terutama dalam penebalan dinding selnya. Selnya bersifat plastis dan penebalan dinding terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin dengan kadar air cukup tinggi. Pada umumnya penebalan dimulai dari sudut-sudut sel yang kemudian berkembang kearah tertentu yang tergantung jenis tumbuhan. Berdasarkan bentuk penebalan dinding yang terjadi, dikenal tipe kolenkim sudut (angular), kolenkim lempeng (lamelar), dan kolenkim lakunar (tubular).
• Buatlah sayatan melintang dari batang Begonia sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan kolenkim dan tentukan bentuk penebalan dinding selnya di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap tangkai daun Solanum tuberosum , Sambucus javanica (awetan), batang Lactuca sp dan Cucurbita sp
Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis mempunyai berbagai fungsi dan struktur tertentu pada organ tumbuhan. Fungsinya terutama berhubungan dengan posisinya yang langsung kontak dengan bagian luar tumbuhan. Adanya kutin, lemak pada permukaan luar epidermis dapat berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Stomata dan trikoma mempunyai asal yang sama dengan epidermis. Pada Poaceae ditemui sel-sel epidermis yang lebih besar dari sel lainnya yang disebut dengan sel bulliform yang berhubungan dengan terjadinya penggulungan daun.
Percobaan 8. Pengamatan Bulliform Cell dan Stomata
D1. Bulliform Cell ( sel kipas)
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Zea mays , letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan epidermisnya, perhatikan sel bulliform yang ada di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
D2. Stomata
• Buatlah sayatan tipis epidermis bawah daun Zea mays letakkan diataskaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup, kemudian amati di bawah mikroskop tipe stomatanya
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Orthosiphon,Sida retusa, Sri rezeki dan Cucurbita sp.
Percobaan 9. Pengamatan Trichoma dan Penyusun Epidermis
D3. Trikoma
• Buatlah sayatan tipis epidermis daun Durio zibethinus, letakkan di atas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati di bawah mikroskop jenis trikhomnya
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Hibiscus tiliaceus, Orthosipon sp dan Sida retusa.
D4. Sel-sel penyusun epidermis
• Buatlah sayatan tipis epidermis batang Saccharum officinarum letakkan diatas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati di bawah mikroskop sel-sel penyusun epidermis.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara.
D5. Lapisan Epidermis
• Buatlah sayatan melintang daun Zea mays dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati dan perhatikan di bawah mikroskop berapa lapisan sel penyusun epidermisnya
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Ficus elastica, bandingkan antara kedua daun tersebut.
Percobaan 10. Jaringan Pengangkut
Berkas pengangkut pada tumbuhan terdiri dari jaringan xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pengangkut air dan mineral pada tumbuhan berpembuluh. Jaringan ini biasanya berasosiasi dengan floem. Sel-sel penyusun xilem berdinding tebal dan keras karena adanya lignifikasi. Jaringan xilem terdiri dari elemen xilem yang meliputi trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem.
Jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil assimilasi dari daun ketempat bagian tubuh yang membutuhkan dan tempat cadangan makanan. Sel-sel penyusun floem lebih lunak dan berdinding tipis karena penebalan dinding sekundernya terdiri dari selulosa. Jaringan floem terdiri dari elemen tapis, parenkim floem, sel pengiring dan sklerenkim.
Berdasarkan letak xylem terhadap floem berkas pengangkut dibedakan atas beberapa tipe yaitu:
1. Kolateral yaitu xilem berdampingan dengan floem, biasanya floem terletak di luar xilem. Di bedakan atas dua :
a. Kolateral terbuka yaitu : antara xilem dan floem terdapat kambium
b. Kolateral tertutup yaitu : xilem dan floem di kelililngi oleh sel-sel sklerenkim yang sering di sebut dengan sarung sklerenkim
2. Bikolateral yaitu sama dengan kolateral tetapii terdapat floem pada dua tempat sehingga ada floem dalam dan floem luar, bila di urutkan dari luar ke dalam akan ditemui floem luar, kambium, xilem dan floem dalam.
3. Konsentris yaitu xilem mengeliling floem atau sebaliknya, dibedakan atas :
a. Konsentris amfivasal yaitu : floem mengeliling xilem
b. Konsentris amfi kribral yaitu : xilem mengelilingi floem
4. Radial yaitu letak xilem dan floem berdampingan secara radial (menurut jari-jari).
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Ficus sp , letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan floem dan xilemnya, perhatikan bentuk dan ukuran selnya dan bandingkan antara kedua jaringan tersebut di bawah mikroskop.
• Tentukan tipe berkas pengangkutnya.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap penampang melintang batang Bambusa sp, Pinus merkusii , Cucurbita sp dan akar Arachis hipogea
Percobaan 11. Mengamati Struktur Sekresi
Sekresi menunjukkan suatu fenomena pemisahan substansi dari protoplas sel atau terpisahnya sekresi ini dari protoplas. Sekresi dapat berupa ion-ion yang dipisahkan berupa garam-garam, hasil assimilasi, senyawa-senyawa metabolit yang tidak berguna atau sebagian digunakan secara fisiologi seperti alkaloid, tanin, terpen, resin, dan berbagai kristal. Disamping itu juga dapat berupa substansi yang mempunyai fungsi khusus seperti hormon dan enzim. Struktur sekresi dapat ekternal misalnya glandular trikom, nektaries dan internal seperti latisifer (buluh lateks).
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Citrus sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati rongga schizogen atau lisigen yang merupakan struktur sekresi. di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
ORGANOLOGI
1. Akar
Akar pertama yang dibentuk dari embrio adalah akar primer. Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae akar pertama dan cabang-cabangnya (akar lateral) membentuk sistem akar tunggang. Selanjutnya akan terjadi pertumbuhan sekunder karena adanya aktivitas kambium pembuluh. Akar lateral biasanya berasal dari perisikel. Akar primer terdiri dari tiga sistem jaringan pokok yaitu sistem jaringan kulit (epidermis), sistem jaringan dasar (korteks), dan sistem jaringan pengangkut. Akar primer terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan silinder pusat. Di ujung akar terdapat bagian akar primer yang lain yaitu tudung akar yang berfungsi i untuk melindungi promeristem akar.
Percobaan 12. Pengamatan Anatomi Akar Dikotil
Buatlah sayatan tipis penampang membujur akar Allium cepa, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Amati bagian akar dari ujung (tudung akar) sampai ke arah pangkal, perhatikan struktur selnya.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang akar Ricinus communis dan Arachis hypogaea.
Percobaan 13. Pengamatan Anatomi Akar Monokotil dan Anomali
a. Struktur anatomi akar monokotil
• Buatlah sayatan tipis penampang membujur akar Zea mays, letakkan diatas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dangan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Amati juga penampang melintang dari Zea mays
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
b. Struktur anotomi akar yang anomali
Amati dan gambarlah struktur anatomi akar dari Cordyline sp
2. Batang
Struktur anatomi primer batang terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan pembuluh primer. Pada korteks biasanya terdapat jaringan parenkim, kadang-kadang ada kolenkim, serat dan sklereid. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan Gymnospermae, floem terletak disebelah luar xilem, tetapi pada beberapa jenis tumbuhan seperti Cucurbitaceae terdapat floem internal. Sedangakan pada beberapa Asteraceae terdapat endodermis. Struktur primer batang terdiri dari epidermis, kortek, dan jaringan pembuluh primer. Epidermis terdiri dari selapis sel, dinding luar dilapisi kutin sehingga sulit ditembus air namun dapat melindungi batang dari kekeringan. Pada kortek biasanya terdapat jaringan parenkim, kadang-kadang ada kolenkim, serat dan sklereid. Juga mempunyai ruang antar sel untuk pertukaran gas. Ikatan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Pada monokotil, ikatan pembuluh tersebar, sedangkan pada dikotil tersusun radial dan umumnya floem berada di luar xilem.
Percobaan 14. Pengamatan Anatomi Batang
B1. Struktur anatomi batang dikotil
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Richinus communis, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang batang Amaranthus sp, Hibiscus rosasinensis, dan Arachis hypogea.
B2. Struktur anatomi batang monokotil
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Bambusa sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop. Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang batang Zea mays
Percobaan 15. Pengamatan Struktur Anatomi Batang Gymnospermae dan Anomali
B3. Struktur anatomi batang Gymnospermae
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Pinus merkusii dan Cycas sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
B4. Struktur anatomi batang (anomali)
Amati dan gambarlah struktur anatomi batang dari Cordyline sp
3. Daun
Umumnya struktur daun terdiri dari epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Daun tidak mengalami pertumbuhan sekunder, tetapi sisik daun bisa mempunyai periderm. Struktur daun bervariasi sesuai dengan bentuk hidupnya yaitu daun xeromorphy, daun dikotil, dan daun monokotil.
Percobaan 16. Pengamatan Anatomi Daun
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Zea mays, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati struktur anatomi yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara dan tunjukkan bagian-bagiannya
• Lakukan juga pengamatan terhadap struktur anatomi daun Ficus elastica, Pinus merkusii, Rhoe discolor, Lilium sp, Citrus sp.
4. Bunga, Buah dan Biji
Bunga dianggap sebagai bagian pucuk yang mengalami modifikasi dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Sepal dan petal memiliki susunan anatomi yang mirip dengan daun tetapi lebih sederhana.
Percobaan 17. Pengamatan anatomi Bunga
• Amatilah anatomi anthera (kepala sari) dari Lilium sp gambar dan tunjukan bagian-bagiannya.
• Lanjutkan dengan pengamatan polen dari berbagai tumbuhan yang telah disediakan (preparat awetan)
• Amati juga anatomi ovari dari Lilium sp
• Gambar dengan lengkap dan tunjukkan bagian-bagiannya
• Lanjutkan dengan pengamatan anatomi ovule (bakal biji) dari Lilium sp
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Sj. 1986. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Andalas. (Tidak dipublikasi)
Woelaningsih, S. 1996. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bagian I, II, dan III. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. (Tidak dipublikasi)
Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan. Edisi ketiga. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Hidayat Estiti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung
Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Sitologi tumbuhan adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang sel, termasuk bentuk, susunan dan sifat-sifat fisik maupun kimia sel tumbuhan. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1667, melaluii pengamatan irisan gabus, Quercus suber di bawah mikroskop. Teori sel yang dikemukakan oleh M.J. Schleiden menyatakan bahwa Semua organisme terdiri dari sel atau sel-sel serta zat yang dihasilkan oleh sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional dari organisme.
Bentuk sel bermacam-macam antara lain seperti kubus, peluru, prisma, silindris ataupun memanjang. Panjang sel berkisar 0,01 – 0,1 mm atau 10 – 100 mikron, tetapi ada yang mencapai panjang sampai 25 cm atau lebih.
Adanya dinding sel merupakan karakteristik dari sel tumbuhan. Dinding sel berfungsi memberikan bentuk pada sel dan melindungi isi sel. Sel yang masih muda mempunyai dinding yang relatif tipis. Setelah terjadi pertumbuhan sel , dinding sel primer dapat mengalami penebalan atau membentuk dinding sekunder bahkan dinding tersier. Dengan demikian dinding sel bila diamati dari luar ke dalam terdiri dari lamela tengah, dinding primer, dan dinding sekunder dan atau dinding tersier.
Komposisi utama dinding sel tadalah selulosa, lainnya adalah hemiselulosa, lignin, suberin, dan pektin. Dinding primer dan sekunder bersifat anisotrop sedangkan lamela tengah bersifat isotrop.
Percobaan 1. Mengukur Sel Tumbuhan
• Pengukuran sel di bawah mikroskop menggunakan lensa okuler dan objektif yang terlebih dahulu ditera. Lensa objektif sudah memiliki skala yang sudah tertentu ukurannya. Cocokkan skala pada objektif dengan skala pada okuler. Misalnya satu skala objektif jaraknya 10 mikron. Apabila tiga skala objektif setara dengan lima okuler, maka lima skala okuler ukurannya adalah 30 mikron atau satu skala okuler berukuran enam mikron.
• Lakukan peneraan dengan mikroskop saudara dengan perbesaran yang berbeda.
• Buatlah sayatan melintang dan membujur empelur Manihot utilissima dan Umbi Allium cepa, kemudian amati di bawah mikroskop
• Gambar dan ukurlah beberapa sel yang saudara amati.
Percobaan 2. Mengamati Bentuk Sel
• Ambillah rambut buah Ceiba petandra dan letakkan di atas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah bentuk sel yang terlihat
• Lakukan hal yang sama terhadap penampang melintang Monihot utillissima, rambut biji Gossypium sp dan umbi lapis Allium cepa serta benang sari Rhoe discolor.
Percobaan 3. Mengamati Bagian-bagian Sel
A. Plastida
Plastida merupakan organel yang spesifik pada tumbuhan. Terdapat tiga bentuk plastida yaitu kloroplas, kromoplas dan leukoplas. Perbedaannya adalah ada atau tidak adanya pigmen dan jenis pigmen yang dikandungnya. Kloroplas merupakan plastida yang umum terdapat pada tumbuhan terutama pada daun dengan kandungan pigmen klorofil l yang menyebabkan warna hijau. Kromoplas merupakan plastida yang menyebabkan warna kuning, merah, atau jingga karena adanya pigmen karotenoid sedangkan leukoplas merupakan plastida yang tidak mengandung pigmen.
A1. Kloroplas
• Ambillah satu helai daun Hydrilla verticillata dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop, perhatikan kloroplas kemudian gambarlah bagian-bagian sel yang terlihat.
A2. Kromoplas
• Buatlah sayatan kulit buah Capsicum annum (cabe merah) kemudian letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop, perhatikan kromoplas yang ada kemudian gambarlah sel serta bagian-bagian yang terlihat. Amati juga noktah-noktah yang menghubungkan sel.
A3. Leukoplas
• Buatlah sayatan tipis umbi Solanum tuberosum (kentang)
dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan sedikit air lalu tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah amiloplas berikut bagian-bagiannya, perhatikan letak hillumnya.
B. Zat ergastik
Kristal
Kristal yang paling umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah Ca-Oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir dari pertukaran zat di dalam sitoplasma, tidak larut di dalam asam cuka tetapi larut dalam asam kuat. Bentuk kristal bermacam-macam antara lain bentuk kristal pasir, prisma, jarum dan drus.
Butir Protein
Pada beberapa tumbuhan protein disimpan dalam bentuk padat yang disebut butir-butir aleuron. Butir-butir tersebut terdiri dari beberapa komponen termasuk massa potein. Ada yang berbentuk globoid dan ada yang berbentuk kristaloid. Keduanya dibungkus oleh membran berbentuk lipoid. Pada biji-bijian dari gandum, jagung atau Richinus communis, butir-butir aleuron mudah didapatkan, protein disimpan dalam vakuola sel.
Amilium/ pati
Pati merupakan zat ergastik substance yang bentuknya bermacam-macam, ada yang tunggal dan ada yang majemuk. Kebanyakan pati disususn oleh dua komponen amylose dan amylopektin, dimana yang pertama merupakan unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan yang kedua merupakan unit glukosa yang bercabang. Pati tidak larut dalam air dan harus diubah dahulu sebelum digunakan/ diangkut dalam jaringan tumbuhan.
Percobaan 4. Pengamatan zat-zat ergastik
B1. Kristal
• Buatlah sayatan tipis dari tumbuhan berikut ini, letakkan di atas kaca objek, tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup.
• Amati dan gambarlah bentuk kristal yang terlihat di dalam sel.
1). Penampang melintang batang/ tangkai daun Amaranthus sp (bayam), untuk melihat kristal pasir
2). Penampang melintang tangkai daun Begonia sp, batang Richinus communis, dan batang Gnetum gnemon (melinjo) untuk melihat kristal druss
3). Daun Citrus sp (jeruk) untuk melihat kristal tunggal besar
4). Daun Mirabilis jalava (kembang pukul empat) dan batang Bougenville sp untuk melihat kristal rafida
Percobaan 5. Butir Protein dan Pati
B2. Butir protein
• Buatlah irisan melintang endosperm Richinus communis dan Zea mays
• Letakkan di atas kaca objek dan tambahkan sedikit air lalu tutup dengan kaca penutup
• Amati di bawah mikroskop dan gambarlah apa yang saudara lihat.
B.3 Amilium/ pati
Buatlah sayatan tipis Oryza sativa, Curcuma domestika dan Musa sp dalam air
• Letakkan diatas kaca objek dan tambahkan beberapa tetes air kemudian tutup dengan kaca penutup
• Amati dibawah mikroskop dan gambar apa yang saudara lihat.
INFAQ UNTUK PENGELOLA
HISTOLOGI
Histologi tumbuhan adalah ilmu mengenai jaringan tumbuhan. Pada tumbuhan atau organisme tingkat rendah belum terdapat jaringan, bahkan banyak organisme tingkat rendah yang selama hidupnya tetap bersifat uniseluler misalnya ganggang. Makin tinggi tingkat perkembangan tumbuhan, semakin jelas adanya diferensiasi pada sel-selnya. Jaringan pokok penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi umumnya terdiri dari jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan sekretori, jaringan pengangkut yang meliputi xilem dan floem.
Percobaan 6. Mengamati Jaringan
a. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemui pada semua organ tumbuhan. Parenkim berperanan sesuai dengan posisinya, walaupun sewaktu-waktu fungsinya dapat berubah. Sifat ini disebabkan adanya protoplas yang kompleks di dalam selnya. Parenkim ada yang berfungsi untuk fotosintesis, penyimpan cadangan makanan, untuk pertukaran udara ataupun yang bersifat meristematik. Bentuk selnya bervariasi, ada yang isodiametris, memanjang dan berlobus. Dinding sel parenkim umumnya relatif tipis.
• Buatlah sayatan penampang melintang tangkai daun Canna indica.
• Letakkan di atas kaca objek dan tambahkan beberapa tetes air kemudian tutup dengan kaca penutup
• Amati dan gambarlah preparat tersebut sesuai dengan yang saudara lihat
• Perhatikan bentuk sel-sel parenkim yang berfungsi dalam pertukaran udara yang mempunyai rongga interseluler yang banyak
• Lakukan juga pengamatan yang sama terhadap parenkim dari tangkai daun dan alat pengapung Eichornia sp.
a. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan peneguh utama pada tumbuhan. Tersusun dari sel-sel yang berdinding tebal dan keras karena mengalami lignifikasi yang merupakan penebalan sekunder. Menurut bentuknya sklerenkim dibedakan atas sklereid (sel batu) fiber (serat). Sklereid tersebar di dalam berbagai organ dan mempunyai bentuk yang bervariasi. Sklereid terdapat pada epidermis, jaringan pembuluh pada batang, daun, buah, dan biji. Begitu juga dengan fiber tersebar di dalam berbagai organ tumbuhan
• Buatlah sayatan tipis endocarp Cocos nucifera, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan sklerenkim terutama sklereid dan tentukan bentuk penebalan dinding selnya di bawah mikroskop
• Amati juga noktah yang terdapat pada dinding sel
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap kulit biji Phaseolus sp.
Percobaan 7. Mengamati jaringan Kolenkim
b. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim mempunyai dinding yang tebal dan berfungsi meneguhkan terutama pada jaringan yang muda. Biasanya jaringan ini terletak arah kepinggir (perifer) dari batang dan bagian daun. Jaringan ini merupakan jaringan yang hidup dan dapat juga meristematis. Sel-sel penyusun kolenkim bersifat seperti parenkim yang telah mengalami diferensiasi sederhana terutama dalam penebalan dinding selnya. Selnya bersifat plastis dan penebalan dinding terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin dengan kadar air cukup tinggi. Pada umumnya penebalan dimulai dari sudut-sudut sel yang kemudian berkembang kearah tertentu yang tergantung jenis tumbuhan. Berdasarkan bentuk penebalan dinding yang terjadi, dikenal tipe kolenkim sudut (angular), kolenkim lempeng (lamelar), dan kolenkim lakunar (tubular).
• Buatlah sayatan melintang dari batang Begonia sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan kolenkim dan tentukan bentuk penebalan dinding selnya di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap tangkai daun Solanum tuberosum , Sambucus javanica (awetan), batang Lactuca sp dan Cucurbita sp
Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis mempunyai berbagai fungsi dan struktur tertentu pada organ tumbuhan. Fungsinya terutama berhubungan dengan posisinya yang langsung kontak dengan bagian luar tumbuhan. Adanya kutin, lemak pada permukaan luar epidermis dapat berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Stomata dan trikoma mempunyai asal yang sama dengan epidermis. Pada Poaceae ditemui sel-sel epidermis yang lebih besar dari sel lainnya yang disebut dengan sel bulliform yang berhubungan dengan terjadinya penggulungan daun.
Percobaan 8. Pengamatan Bulliform Cell dan Stomata
D1. Bulliform Cell ( sel kipas)
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Zea mays , letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan epidermisnya, perhatikan sel bulliform yang ada di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
D2. Stomata
• Buatlah sayatan tipis epidermis bawah daun Zea mays letakkan diataskaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup, kemudian amati di bawah mikroskop tipe stomatanya
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Orthosiphon,Sida retusa, Sri rezeki dan Cucurbita sp.
Percobaan 9. Pengamatan Trichoma dan Penyusun Epidermis
D3. Trikoma
• Buatlah sayatan tipis epidermis daun Durio zibethinus, letakkan di atas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati di bawah mikroskop jenis trikhomnya
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Hibiscus tiliaceus, Orthosipon sp dan Sida retusa.
D4. Sel-sel penyusun epidermis
• Buatlah sayatan tipis epidermis batang Saccharum officinarum letakkan diatas kaca objek.
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati di bawah mikroskop sel-sel penyusun epidermis.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara.
D5. Lapisan Epidermis
• Buatlah sayatan melintang daun Zea mays dan letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup
• Amati dan perhatikan di bawah mikroskop berapa lapisan sel penyusun epidermisnya
• Lakukan hal yang sama terhadap daun Ficus elastica, bandingkan antara kedua daun tersebut.
Percobaan 10. Jaringan Pengangkut
Berkas pengangkut pada tumbuhan terdiri dari jaringan xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan pengangkut air dan mineral pada tumbuhan berpembuluh. Jaringan ini biasanya berasosiasi dengan floem. Sel-sel penyusun xilem berdinding tebal dan keras karena adanya lignifikasi. Jaringan xilem terdiri dari elemen xilem yang meliputi trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem.
Jaringan floem berfungsi sebagai pengangkut hasil assimilasi dari daun ketempat bagian tubuh yang membutuhkan dan tempat cadangan makanan. Sel-sel penyusun floem lebih lunak dan berdinding tipis karena penebalan dinding sekundernya terdiri dari selulosa. Jaringan floem terdiri dari elemen tapis, parenkim floem, sel pengiring dan sklerenkim.
Berdasarkan letak xylem terhadap floem berkas pengangkut dibedakan atas beberapa tipe yaitu:
1. Kolateral yaitu xilem berdampingan dengan floem, biasanya floem terletak di luar xilem. Di bedakan atas dua :
a. Kolateral terbuka yaitu : antara xilem dan floem terdapat kambium
b. Kolateral tertutup yaitu : xilem dan floem di kelililngi oleh sel-sel sklerenkim yang sering di sebut dengan sarung sklerenkim
2. Bikolateral yaitu sama dengan kolateral tetapii terdapat floem pada dua tempat sehingga ada floem dalam dan floem luar, bila di urutkan dari luar ke dalam akan ditemui floem luar, kambium, xilem dan floem dalam.
3. Konsentris yaitu xilem mengeliling floem atau sebaliknya, dibedakan atas :
a. Konsentris amfivasal yaitu : floem mengeliling xilem
b. Konsentris amfi kribral yaitu : xilem mengelilingi floem
4. Radial yaitu letak xilem dan floem berdampingan secara radial (menurut jari-jari).
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Ficus sp , letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati jaringan floem dan xilemnya, perhatikan bentuk dan ukuran selnya dan bandingkan antara kedua jaringan tersebut di bawah mikroskop.
• Tentukan tipe berkas pengangkutnya.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Lakukan hal yang sama terhadap penampang melintang batang Bambusa sp, Pinus merkusii , Cucurbita sp dan akar Arachis hipogea
Percobaan 11. Mengamati Struktur Sekresi
Sekresi menunjukkan suatu fenomena pemisahan substansi dari protoplas sel atau terpisahnya sekresi ini dari protoplas. Sekresi dapat berupa ion-ion yang dipisahkan berupa garam-garam, hasil assimilasi, senyawa-senyawa metabolit yang tidak berguna atau sebagian digunakan secara fisiologi seperti alkaloid, tanin, terpen, resin, dan berbagai kristal. Disamping itu juga dapat berupa substansi yang mempunyai fungsi khusus seperti hormon dan enzim. Struktur sekresi dapat ekternal misalnya glandular trikom, nektaries dan internal seperti latisifer (buluh lateks).
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Citrus sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati rongga schizogen atau lisigen yang merupakan struktur sekresi. di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
ORGANOLOGI
1. Akar
Akar pertama yang dibentuk dari embrio adalah akar primer. Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae akar pertama dan cabang-cabangnya (akar lateral) membentuk sistem akar tunggang. Selanjutnya akan terjadi pertumbuhan sekunder karena adanya aktivitas kambium pembuluh. Akar lateral biasanya berasal dari perisikel. Akar primer terdiri dari tiga sistem jaringan pokok yaitu sistem jaringan kulit (epidermis), sistem jaringan dasar (korteks), dan sistem jaringan pengangkut. Akar primer terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, perisikel, dan silinder pusat. Di ujung akar terdapat bagian akar primer yang lain yaitu tudung akar yang berfungsi i untuk melindungi promeristem akar.
Percobaan 12. Pengamatan Anatomi Akar Dikotil
Buatlah sayatan tipis penampang membujur akar Allium cepa, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Amati bagian akar dari ujung (tudung akar) sampai ke arah pangkal, perhatikan struktur selnya.
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang akar Ricinus communis dan Arachis hypogaea.
Percobaan 13. Pengamatan Anatomi Akar Monokotil dan Anomali
a. Struktur anatomi akar monokotil
• Buatlah sayatan tipis penampang membujur akar Zea mays, letakkan diatas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dangan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Amati juga penampang melintang dari Zea mays
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
b. Struktur anotomi akar yang anomali
Amati dan gambarlah struktur anatomi akar dari Cordyline sp
2. Batang
Struktur anatomi primer batang terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan pembuluh primer. Pada korteks biasanya terdapat jaringan parenkim, kadang-kadang ada kolenkim, serat dan sklereid. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan Gymnospermae, floem terletak disebelah luar xilem, tetapi pada beberapa jenis tumbuhan seperti Cucurbitaceae terdapat floem internal. Sedangakan pada beberapa Asteraceae terdapat endodermis. Struktur primer batang terdiri dari epidermis, kortek, dan jaringan pembuluh primer. Epidermis terdiri dari selapis sel, dinding luar dilapisi kutin sehingga sulit ditembus air namun dapat melindungi batang dari kekeringan. Pada kortek biasanya terdapat jaringan parenkim, kadang-kadang ada kolenkim, serat dan sklereid. Juga mempunyai ruang antar sel untuk pertukaran gas. Ikatan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Pada monokotil, ikatan pembuluh tersebar, sedangkan pada dikotil tersusun radial dan umumnya floem berada di luar xilem.
Percobaan 14. Pengamatan Anatomi Batang
B1. Struktur anatomi batang dikotil
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Richinus communis, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang batang Amaranthus sp, Hibiscus rosasinensis, dan Arachis hypogea.
B2. Struktur anatomi batang monokotil
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Bambusa sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop. Gambarlah hasil pengamatan saudara
• Amati juga penampang melintang batang Zea mays
Percobaan 15. Pengamatan Struktur Anatomi Batang Gymnospermae dan Anomali
B3. Struktur anatomi batang Gymnospermae
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang batang Pinus merkusii dan Cycas sp, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati bagian-bagian yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara
B4. Struktur anatomi batang (anomali)
Amati dan gambarlah struktur anatomi batang dari Cordyline sp
3. Daun
Umumnya struktur daun terdiri dari epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Daun tidak mengalami pertumbuhan sekunder, tetapi sisik daun bisa mempunyai periderm. Struktur daun bervariasi sesuai dengan bentuk hidupnya yaitu daun xeromorphy, daun dikotil, dan daun monokotil.
Percobaan 16. Pengamatan Anatomi Daun
• Buatlah sayatan tipis penampang melintang daun Zea mays, letakkan di atas kaca objek
• Tambahkan beberapa tetes air dan tutup dengan kaca penutup kemudian amati struktur anatomi yang terlihat di bawah mikroskop
• Gambarlah hasil pengamatan saudara dan tunjukkan bagian-bagiannya
• Lakukan juga pengamatan terhadap struktur anatomi daun Ficus elastica, Pinus merkusii, Rhoe discolor, Lilium sp, Citrus sp.
4. Bunga, Buah dan Biji
Bunga dianggap sebagai bagian pucuk yang mengalami modifikasi dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Sepal dan petal memiliki susunan anatomi yang mirip dengan daun tetapi lebih sederhana.
Percobaan 17. Pengamatan anatomi Bunga
• Amatilah anatomi anthera (kepala sari) dari Lilium sp gambar dan tunjukan bagian-bagiannya.
• Lanjutkan dengan pengamatan polen dari berbagai tumbuhan yang telah disediakan (preparat awetan)
• Amati juga anatomi ovari dari Lilium sp
• Gambar dengan lengkap dan tunjukkan bagian-bagiannya
• Lanjutkan dengan pengamatan anatomi ovule (bakal biji) dari Lilium sp
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Sj. 1986. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Andalas. (Tidak dipublikasi)
Woelaningsih, S. 1996. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bagian I, II, dan III. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. (Tidak dipublikasi)
Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan. Edisi ketiga. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Hidayat Estiti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung
Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.
Labels:
Makalah
Thanks for reading Contoh Makalah Perkembangan Tumbuhan. Please share...!
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Perkembangan Tumbuhan"
Yang sudah mampir wajib tinggalkan komentar